Anda di halaman 1dari 26

JURNAL FORMULASI SUSPENSI

PARACETAMOL

KELOMPOK 1
ANGGOTA :
1. ANGGA SETIAWAN (AKF22007)
2. AULIA AZZAHRA RAMADHANTI (AKF22010)
3. NANANG SAPUTRA LALANG (AKF22049)
4. PRISKA RASYA TIFANI (AKF22059)

POLTEKKES PUTRA INDONESIA MALANG


PRODI D3 FARMASI
2023
BAB 1

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan produksi obat-
obatan.Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sediaan yang disesuaikan dengan karakteristik
zat aktif obat sehingga obat dapat dibuat tanpa mengurangi fungsinya.Berdasarkan bentuk
sediaannya,obatdapat digolongkan menjadi tiga macam,yaiyu bentuk sediaan
padat/solida,bentuk sediaan semipadat/semisolida,Dan bentuk sediaan cair/liquida.Contoh
dari bentuk sediaan cair/liquida yaitu suspensi,larutan,Dan emulsi.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair. Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai fase dispers,
terdistribusi kesekuruh medium kontinu atau medium dispersi. Untuk menjamin stabilitas
suspense umumnya ditambahkan bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau
suspending agent. Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu suspensi oral, suspense topical,
suspense optalmik, suspense tetes telinga, suspensi untuk injeksi, dan suspense untuk injeksi
terkontinyu.
Syarat-syarat suspensi yang terdapat dalam Farmakope Indonesia Edisi III yaitu : zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan
endapan harus segera terdispersi Kembali, kekentalan suspense tidak boleh terlalu tinggi agar
sediaan mudah dikocok dan dituang. Sedangkan factor yang mempengaruhi stabilitas
suspensi yaitu ukuran partikel, kekentalan, jumlah partikel, sifat atau muatan partikel. 
Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-para-aminofenol adalah obat analgesik Dan
antipiretik yang banyak digunakan.Parasetamol mempunyai daya kerja analgetik
danantipiretik sama dengan asetosal, meskipun secara kimia tidak berkaitan. Obat ini
mampumeringankan atau meredakan rasa nyeri tanpa mempengaruhi atau menurunkan
kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Parasetamol tergolong obat yang agak sukar
larut dalamair, kelarutannya dalam air 1:70 sehingga paracetamol cocok untuk dibuat dalam
bentuksediaan suspens

B. TUJUAN
1.untuk membuat sediaan suspemsi dari paracetamol yang sukar larut dalam air
2.untuk mengetahui formula dalam pembuatan suspensi paracetamol
3.untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan suspensi
4.unruk mengetahui cara pembuatan suspensi paracetamol
5.untuk mengetahui dosis suspensi paracetamol
6.untuk menjabarkan evaluasi apa saja dalam pembuatan suspensi paracetamol
C. MANFAAT
1.dapat mengetahui pelarut untuk paracetamol
2.dapat mengetahui formula yang digunakan dalam pembuatan suspensi
3.dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan suspensi
4.dapat mengetahui cara pembuatan suspensi paracetamol
5.dapat mengetahui dosis suspensi paracetamol
6.dapat menjebaarkan evaluasi apa saja dalam pembuatan suspensi paracetamol
BAB II

A. TINJAUAN TEORI DAN KAJIAN BAHAN(FORMULASI)

1.1 DEFINISI

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak
larut yang terdisperdi dalam fase cair.Sistem terdispersi terdiri dari partikel kecil
yang dikenal sebagai fase dispersi,terdistibusi keseluruh medium kontinu atau
medium dispersi.Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan
bahan tambahan yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent.
Suspensi terdiri dari beberapa jenis,yaitu:
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk
pemakaian oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada mata.
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus
yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair
yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan
pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan
untuk suspensi steril seteah penambahan bahan pembawa yang sesuai

Syarat-syarat suspensi yang ada dalam Farmakope Indonesia edisi III adalah: zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap,jika dikocok perlahan-lahan endapan
harus segera terdispersi kembali,kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
1. Ukuran Partikel
Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya.Sedangkan antara ukuran luas penampang dengan daya tekan keatas
merupakan hubungan linier,artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas
penampangnya(dalam volume yang sama).Sedangkan semakin besar luas penampang
partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk
mengendap,sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut,makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun(kecil).Kecepatan
aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi bila gerakan turunnya partikel yang
terdapat didalamnya.Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan,gerakan
turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat.Tetapi perlu diingat bahwa
kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang.
3. Jumlah Partikel
Apabila disuatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar,maka partikel tersebut
akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut.Benturan itu akan menyebabkan terjadinya endapan dari zat
tersebut,oleh karena itu semakin besar konsentrasi partikel,maka semakin besar
kemungkinan terjadinya endapan partikel pada waktu yang singkat.
4. Sifat atau muatan partikel
Faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap,artinya tidak
dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep
dan sifat partikel merupakan sifat alam.Yang dapat diubah atau disesuaikan adalah
ukuran partikel dan viskositas.

Paracetamol digunakan sebagai analgesik dan antipiretik.(British Farmakope 2009,hal


4548)hakekatnya obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran,juga tidak menimbulkan
ketagihan,kebanyakan zat ini berdaya antipiretik dan atau anti radang,oleh karena itu tidak
hanya digunakan sebagai anti nyeri,melainkan juga pada demam(infeksi
virus/kuman,selesma,pilek)dan peradangan seperti rematik dan encok,obat ini banyak
diberikan dari nyeri ringan sampai sedang yang menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri
kepala,gigi,otot atau sendi(rematik atau encok),perut,nyeri haid(dysmenorroe),nyeri akibat
benturan atau kecelakaan(trauma),untuk kedua nyeri trakhir,NSAID lebih layak pada nyeri
yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh.
1.2 METODE PEMBUTAN SUSPENSI
Dalam pembuatan suspensi ada beberapa metode diantaranya metode dispersi dan metode
pengendapan.
1.2.1 Metode Dispersi
Pembuatan dengan cara menambahkan serbuk bahan obat ke dalam mucilago yang
telah terbentuk,kemudian baru diencerkan.Serbuk yang halus sangat mudah kemasukan udara
sehingga sukar dibasahi.Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut
kontak antara zat terdispersi dengan medium.Bila sudut kontak ± 90° serbuk akan
mengambang di atas cairan.Serbuk yang demikian disebut memiliki sifat hidrofob karena
serbuk tersebut sulit dibahasi oleh air.Sedangkan serbuk yang mengembang dibawah cairan
mempunyai sudut kontak yang lebih kecil dan bila tenggelam,menunjukkan tidak adanya
sudut kontak.(Farmasetika,165)
1.2.2 Metode Pengendapan (Presipitasi)
Metode ini dibagi menjadi 3 macam,yaitu:
1.Presipitasi dengan pelarut organik
Obat-obat yang tidak larut air dapat diendapkan dengan melarutkannya dalam
pelarut-pelarut organik yang bercampur dengan air,dan kemudian menambahkan fase organik
ke air murni dibawah kondisi standar.Contoh pelarut yang digunakan adalah
etanol,metanol,propilenglikol,dan polietilen glikol serta gliserin.Yang perlu dengan metode
ini adalah kontrol ukuran partikel ,yaitu terjadinya bentuk polimorf atau hidrat dari kristal.
2,Presipitasi dengan perubahan pH dari media
Metode pengubahan Ph medium bisa jadi lebih membantu dan tidak menimbulkan
kesulitan yang serupa dengan endapan pelarut organik.Tetapi teknik ini hanya dapat
diterapkan ke obat-obat yang kelarutannya tergantung pada harga pH.Sebagai
contoh,suspensi estradiol dapat dibuat dengan mengubah pH larutan airnya,estradiol lebih
mudah larut dalam alkali seperti larutan kalium dan natrium hidroksida.
3.Presipitasi dengan dokomposisi (penguraian) rangkap
Melibatkan proses kimia yang sederhana,walaupun beberapa faktor fisika yang
disebutkan sebelumnya juga berperan.(Farmasetika,165)
1.3 KEUNTUNGAN SEDIAAN SUSPENSI
1.Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo,yang dapat memperlambat terlepasnya
obat.
2.Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam benruk larutan.
3.Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam laritan,karena rasa
obat yang tergantung kelarutannya.
1.4 KERUGIAN SEDIAAN SUSPENSI
1.Rasa obat dalam larutan lebih jelas
2.Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaanlain,misalnya pulveres,tablet,dan
kapsul.
3.Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan
dalam larutan dimana terdapat air sebagai katalisator.
1.5 SIFAT FISIK UNTUK FORMULASI SUSPENSI YANG BAIK
Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu bentuk suspensi
yaitu:
 Suspensi harus tetap homogen pasa suatu priode,paling tidak pada priode pengocokan
dan penuangan sesuai dengan dosis yang dikehendaki.
 Pengendapan yang terjadi saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali pada
saat pengocokan
 Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang
terdispersi,tapi viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga menyulitkan saat
penuangan.
 Partikel suspensi harus kecil dengan serangam sehingga memberikan penampilan
hasil jadi yang baik dan tidak kasar.

1.6 KAJIAN BAHAN ZAT AKTIF


Nama Resmi : Paracetamol
Nama Latin : Asetaminophenum
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau ; rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)p,
dalam 13 aseton p, dalam 40 bagian gliserol p dan dalam 9 bagian
propilengkol p ; larut dalam larutan alkali hidroksida.
Bentuk kimia : C8H9NO2

1.7 RANCANGAN FORMULA


Paracetamol 120 mg/5ml

CMC-Na 1%

Na Benzoat 0,1%

Propilenglikol 10%

Saccarin-Na 0,3%

Oleum citri q.s

Sunset Yellow FCF q.s

Aqua ad 100ml

1.8 KARAKTERISTIK BAHAN

BAHAN KARAKTERISTIK
Paracetamol a) Pemerian : hablur atau serbuk
(FI III Hal 37) hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit
b) Kelarutan : larut dalam 70 bagian air. Dalam 7
bagian etanol 95 %, dalam 13 bagian aseton,
dalam 40 bagian gliserol, dan dalam 9
propilenglikol, larut dalam larutan alkali
hidroksida.
c) Suhu lebur : 169°−¿ 172°
d) Khasiat : Analgesik dan Antipiretik
e) inkompatibilitas : Tidak bercampur dengan
senyawa yang memiliki ikatan hidrogen dan
beberapa antasida.

Propilenglikol a) Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak


(FI III Hal 534) berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
(HPE 5 hal 624) higroskopis.
b) Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan
etanol 95% dan dengan kloroform P; larut dalam 6
bagian eter P; tidak dapat campur dengan eter
minyak tanah P dan dengan minyak lemak
c) Stabilitas : Propilenglikol secara kimiawi stabil
bila dicampur dengan etanol (95%),gliseri, atau
air; larutan berair dapat disterilkan dengan
autoklaf
d) Konsentrasi : 10-25%
e) Khasiat : Pengawet,humektan,pelarut,
desinfektan, penstabil untuk vitamin, kosolven
yang dapat bercampur dengan air.
e) Inkompatibilitas : Propilenglikol tidak
kompatibel dengan reaken pengoksidasi seperti
kalium permanganate.
f) Bobot per ml 1,035 g sampai 1,037 g

Natrium Benzoat a) Pemerian : butiran atau serbuk hablur; putih ;


(FI III Hal 395) tidak berbau atau hampir tidak berbau
(HPE eds 6 hal 627) b) Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam
90 bagian etanol (95%) p.
c) Stabilitas : Larutan berair dapat disterilkan
dengan autoklaf atau filtrasi. Bahan curah harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat
yang sejuk dan kering.
d) Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan
senyawa kuaterener,gelatin, garam besi, garam
kalsium, dan garam dari logam berat, termasuk
perak, timah, dan air raksa. Aktivitas pengawet
dapat dikurangi dengan kaolin atau surfaktan
nonionik.
e) Konsentrasi : 0,02-0,5%
f) Khasiat : Pengawet

Saccarin Na a) Pemerian : Serbuk hablur ; putih ; tidak berbau


(FI III Hal 561) atau agak aromatik ; sangat manis
(HPE eds 6 Hal 605) b) Kelarutan mks larut dalam 1,5 bagian air dan
dalam 50 bagian etanol (95%) p.
c) Konsentrasi : 0,02%-0,5%
d) Stabilitas : Stabilitas air sakarin sangat baik.
Sakarin harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat di tempat yang kering
e) Inkompatibilitas : Sakarin dapat bereaksi
dengan molekul besar, menghasilkan endapan.
Tidak mengalami pencoklatan Maillard.
f) Khasiat : Pemanis

CMC-Na a)Pemerian :Serbuk/granul,putih sampai


(FI III krem,higroskopis.
(HPE eds 5 Hal 120) b)Kelarutan :Mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloida,tidak larut dalam
etanol,eter,Dan bahan organik lainnya.
c)Stabilitas :Larutan stabil pada pH 2-
10,pengendapan terjadi pada pH dibawah
2.Viskositas larutan berkurang dengan cepat jika
pH diatas 10.Menunjukkan viskositas Dan
stabilitas maksimum pada pH 7-9.Bisa disterilisasi
dalam kondisi kering pada suhu 160 selama
1jam,tapi terjadi penurunan viskositas
d)Konsentrasi : 3-6%
e) Inkompatibilitas :Larutan asam kuat Dan
dengan larutan garam besi Dan beberapa logam
seperti aluminium,merkuri Dan zink juga dengan
gom xanthan; pengendapan terjadi pada ph
dibawah 2 Dan pada saat pencampuran dengan
etanol 95%;membentuk kompleks dengan gelatin
Dan pekatin.
f)khasiat :Suspending agent,bahan penolong tablet
,peningkat viskositas

Oleum Citri a)Pemerian : Cairan kuning pucat atau kuning


(FI III Hal 455) kehijauan,bau khas,rasa pedas agak pahit.
b)Kelarutan : Larut dalam 12 bagian volume
etanol 90% P.Larutan agak beropalesensi ,dapat
bercampur dengan etanol mutlak P(Depkes
RI,1979)
c)Stabilitas : Disimpan dalam wadah tertutup
rapat
d)Konsentrasi : q.s

Sunset Yellow FCF a)Pemerian : Serbuk kuning kemerahan,didalan


larutan memberi warna orange terang
b)Kelarutan :Mudah larut dalam
air,gliserin,propilenglikol(50%),sedikit larut
dalam propilenglikol
c)Ikompatibilitas :Kurang kompatibel dengan
asam sitrat larutan sukrosa Dan larutan saturasi
natrium bikarbonat.Tidak kompatibel dengan
asam askorbat,gelatin Dan glukosa
d)Konsentrasi : 0,075%-0,6%
Aqua Destilata Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak
(FI III Hal 96) berbau, tidak mempunysi rasa.

1.9 EVALUASI SEDIAAN SUSPENSI PARACETAMOL


 UJI ORGANOLEPTIS
Uji organoleptis ini bertujuan untuk mengetahui warna,rasa,dan bau
dari sediaan suspensi paracetamol,sehingga diketahui tampilan dari sediaan
tersebut dalam keadaan baik.Dilakukan dengan cara melihat warna,mencium
bau,dan merasakan rasa dari suspensi paracetamol.
 UJI VOLUME SEDIMENTASI
Uji volume sedimentasi bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya pengendapan pada suspensi paracetamol yang dihasilkan.Langkah
kerja yang dilakukan yaitu sediaan suspensi yang dihasilkan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi berukuran yang sama(panjang dan diameter) sebanyak
10ml,dan ditutup dengan aluminiumfoil.Pengamatan dilakukan setiap minggu
dan dicatat apakah terjadi endapan atau tidak.Dilakukan pengukuran tinggi
endapan apabila terjadi penurunan sedimen.
 REDISPERSIBILITAS
Uji redispersibilitas ini merupakan lanjutan dari uji volume
sedimentasi uji redispersi bertujuan untuk mengetahui lama waktu yang
dibutukan oleh sedimen yang berbentuk(jika terjadi pengendapan selama
penyimpanan) unyuk terdispersi kembali sehingga keseragaman dosis dapat
tercapai kembali.uji ini dilakukan dengan cara memasukan10ml suspensi
paracetamol dalam tabung reaksi berukuran sama (panjang dan diameter),dan
alat di putar 360° dengan dengan kecepatan 20 rpm. Waktu yang di butuhkan
untuk endapan terdispersi kembali dicatat sebagai hasil uji redispersi

 VISKOSITAS
Tujuannya memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan. Alat yang digunakan Rhion VT 04F, syarat nilai
viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.Cara
kerjanya,Siapkan bahan atau cairan di dalam beaker glass 500 mL
(pastikan bahan tersebut terisi dengan penuh di dalam baker),Pasang
spindel pada alat,Kemudian putar revolver untuk menurunkan spindel
sampai terendam seluruhnya di dalam cairan,Pilih kecepatan RPM untuk
perputarannya.

 UJI pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui pH sedian suspensi paracetamol.
Secara fisiologis larutan obat harus diformulasikan sedekat mungkin ke pH
stabilitas optimumnya. Hasil uji pH pada suspensi paracetamol dihasilkan pH
6,hal tersebut sesuai dengan persyaratan nilai pH pada suspensi yang baik
yaitu dengan pH 4-7. Diliat dari parameter pH, maka suspensi paracetamol
dapat dikatakan stabil karena pH suspensi paracetamol ini masuk dalam range
pH suspensi
 UJI HOMOGENITAS
Uji ini dilakukan secara visual apakah sediaan terdistribusi merata atau
tidak dan meliat apakah ada bagian yang masih mrnggumpal atau tidak
terdistibusi secara merata ketika di kocok. Dengan catatan suspensi dikocok
terlebih dahulu.
 EVALUASI BOBOT JENIS
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°c
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bobot jenis suatu zat
adalah hasil yang di peroleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air
dalam piknometer, kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya
ditetapkan pada suhu 25°c(FI IV hal 1030.
Alat yang digunakan untuk mengukur bobot jenis suatu antara
lain:piknometer (untuk zat padat dan zat cair), aerometer(untukzat
cair),densimeter(untuk menentukan bobot jenis zat cair secara langsung ).
Piknometer di gunakan untuk mengukur bobot jenis suatu zat cair dan zat
padat. Kapasitas volumenya 10-25ml. bagian tutup mempunyai lubang
berbentuk saluran kecil.
Bobot jenis dapat digunakan untuk: mengetahui kepekaan suatu zat
mengetahui kemurnian suatu zat,mengetahui jenis zat.bobot jenis = 1→air,
bobot jenis<1→zat yang mudah menguap, bobot jenis >1→sirup-
pulvis.Neraca mohr westphal: untuk mengukur bobo jenis zat cair.
 VOLUME TERPINDAHKAN
Uji volume terpindahkan dilakukan sebagai jaminan bahwa sediaan yang
dikemas dalam wadah,jika dipindahkan dari wadah aslinya,akan memberikan
volume sediaan seperti yang tertera pada etiket(Depkes RI,1995).Hasil uji
volume terpindahkan dapat dibandingkan dengan standar menurut Farmakope
Indonsia edisi IV halaman1089 yang mempersyaratkan tidak satupun volume
yang kurang dari 95%.
BAB III
A. FORMULA

Paracetamol 120 mg/5ml


CMC-Na 1%
Na Benzoat 0,1%
Propilenglikol 10%
Saccarin Na 0,3%
Oleum citri q.s
Sunset Yellow FCF q.s
Aqua ad 100ml

B. ALASAN PEMILIHAN BAHAN

NO BAHAN ALASAN
1. Paracetamol Dalam aspek farmakologis,paracetamol memiliki khasiat
sebagai analgesik(anti nyeri) dan antipiretik (anti demam)
yang sangat sesuai untuk digunakan dalam formula ini.
2. CMC-Na CMC-Na merupakan kelompok emulgator sintesis yang
stabil dalam penyimpanan
3. Na Benzoat Natrium benzoat dipilih sebagai pengawet pada formula
ini karena mampu menjaga sediaan dari mikroba dalam
penyimpanan agar tidak mengalami kerusakan atau
pembusukan,mudah larut dalam air ,dan harganya
terjangkau.
4. Propilenglikol Digunakan sebagai pembasah pada serbuk paracetamol
agar lebih mudah didispersikan saat dicampur dengan
mucilago CMC-Na.
5. Saccharin Na Pemanis yang digunakan pada sediaan ini adalah
saccharin Na,karena saccharin mudah larut dalam air
6. Oleum Citri Oleum Citri atau minyak jeruk disini digunakan sebagai
pengaroma
7. Sunset yellow FCF Karena larutan yang dibuat menggunakan pengaroma
jeruk maka akan lebih cocok diberi pewarna kurning
8. Aquadest Aqua destilata digunakan sebagai pelarut dan pengencer
pada formulasi ini.Selain itu,Aqua merupakan pelarut
paling aman yang dapat digunakan untuk melarutkan
bahan-bahan obat.
C. Alat
1. Timbangan
2. Botol 100ml
3. Beakerglass 150ml
4. Kertas perkamen
5. Kertas label
6. Pipet tetes
7. Gelas ukur 100ml

D. Perhitungan
 Perhitungan bahan

NO NAMA PERHITUNGAN JUMLAH


BAHAN

1. Parasetamol 120mg/5ml x 100ml = 2400 mg 2,4gram

2. CMC-Na 1% 1gram/100ml x 100ml = 1 gram 1gram

Air panas 10ml 1gram x10 ml =10ml 10ml

3. NaBenzoat 0,1gram/100ml x 100ml = 0,1gram 0,1gram


0,1%

Pelarut 0,1gram x 2 = 0,2ml 1ml


aquadest 1:2

4. Propilenglikol 10ml/100ml x 100ml = 10ml 10ml


10%

5. Saccarin Na 0,3gram/100ml x 100ml = 0,3gram 0,3gram


0,3%

Pelarut 0,3gram x 1,2= 0,36ml 1 ml


aquadest 1:1,2

6. Aqua Destillata 100ml-(2,4gram+1gram+10ml+0,1gram+1ml+10ml+0,3gram+1ml)=74,2ml 74,2ml

E. Dosis
Diminum 3-4x sehari
0-2 tahun = 2,5ml
2-6 tahun = 5ml
6-12 ahun = 10ml

F. Penimbangan
1. Parasetamol : 2,4 gram
2. CMC-Na : 1 gram
3. Na Benzoat : 0,1gram
4. Propilenglikol : 10 ml
5. Saccarin Na : 0,3 gram
6. Oleum Citri : q.s
7. Sunset Yellow FCF: q.s (secukupnya)
8. Aqua Destillata : hingga 100 ml

G. Prosedur kerja :
1. Disetarakan timbangan, Timbang semua bahan
2. Dikalibrasi botol 100 ml dengan aquadest,kemudian ditandai
3. Ditimbang CMC-Na sebanyak 1gram kemudian dibuat mucilago dengan ditabur di atas
10ml aquadest panas ditunggu sampai mengembang, jika sudah mengembang
kemudian diaduk kuat ad membentuk mucilago.
4. Timbang paracetamol dan basahi paracetamol dengan Propilinglikol, kemudian
tambahkan ke mucilago gerus ad homogen (massa1)
5. Ditambahakan Na Benzoat yang sudah dilarutkan kedalam (massa 1) aduk ad homogen
(massa 2)
6. Ditambahkan Saccarin Na yang sudah dilarutkan kedalam (massa 2) aduk ad homogen
7. Ditambahkan Sunset Yellow FCF dan Oleum Citri secukupnya, aduk ad homogen
8. Dimasukkan kedalam botol obat, ditambahkan Aquadest hingga tanda kalibrasi
9. Beri label.
Contoh label:
H. Rancangan kemasan pimer

I. Evaluasi Sediaan

1. Evaluasi Mutu Fisika


 Uji Organoleptik
Tujuan : memeriksa kesesuaian bau, rasa, dan warna sediaan sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan
Alat : Pancaindra

Uji Organoleptik Syarat Hasil


Bau Bau jeruk Dari hasil praktikum kami,sediaan memiliki
aroma jeruk karena kami menggunkan
essence jeruk.Hal ini sesuai dengan apa yang
kami inginkan.

Rasa - Rasa jeruk Dari hasil praktikum kami, sediaan memiliki


- Manis rasa jeruk dan rasa manis
Warna Kuning Dari hasil praktikum kami,sediaan memiliki
warna kuning karena kami menggunakan
FCF yellow sebagai pewarna.Jadi sesuai
dengan bau dan rasa yang kami inginkan
 Uji Homogenitas
Tujuan: memastikan sediaan bebas dari pengotor dan partikel padat
Alat : tabung reaksi alas datar dengan diameter 12 mm-25 mm, tidak berwarna,
transparan dan terbuat dari kaca netral
Syarat: kejernuhan sediaan sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila
diamati pada kondisi pengujian.

Uji Organoleptik Hasil


Homogenitas

Kesimpulan : Dari hasil uji homogenitas yang kami lakukan kami mendapatkan hasil yang
homogen, karena pada saat pencampuran semua tercampur merata.
 Uji pH
Tujuan : melihat tingkat keasaman sediaan untuk menjamin keamanan
Alat : pH universe
Syarat : persyaratan nilai pH pada suspensi yang baik yaitu dengan pH 4-7

Nama Hasil
Angga

pH yang dihasilkan 6
Aulia

pH yang dihasilkan 6
Nanang

pH yang dihasilkan 6
Priska

pH yang dihasilkan 6

Kesimpulan :Hail uji pH yang kami dapatkan semuanya memiliki pH 6 sesuai dengan syarat
dan yang kami inginkan .pH 6 berarti sediaan tersebut bersifat asam.pH didapatkan sesuai
dengan syarat karena proses pembuatan tidak ada yang dapat merusak Ph.

 Uji Viskositas
Tujuan : memeriksa kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan
Alat : viskometer hoppler/bola jatuh
Syarat : nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
NO Sample Spindel dPa’s Viskositas Hasil
(cP)
1. Suspensi 3 2 2dPa’s x Hasi lmenunjukkan 200cP
Paracetamol 100 =200cP

Kesimpulan: Dari hasil suspensi yang telah kami buat viskositas atau kekentalan
suspensi dari sediaan kami sudah memenuhi syarat yaitu 200dPa.S

 V olume Terpindahkan
Tujuan : memastikan bahwa larutan oral yang dikemas dalam wadah dosis
ganda, dengan volume yang tertera di etiket tidak lebih 100 mL, jika
dipindahkan dari wadah asli akan memberikan volume sediaan seperti yang
tertera pada etiket
Alat : gelas ukur
Syarat : Volume terpindahkan tidak boleh kurang dan lebih dari 15 mL

NAMA HASIL
Angga

100ml
Aulia

96ml
Nanang

95ml
Priska

98ml
Kesimpulan : Dari hasil uji volume terpindahkan yang telah kami lakukan kami mendapatkan hasil
yang berbeda beda,dan tidak semua sediaan kami terpindahkan 100% dikarenakan pelarutnya yaitu
aqudest kurang saat di ad kan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Paracetamol merupakan obat yang memiliki efek terapeutik untuk menurunkan suhu tubuh
dan tidak digunakan sebagai antiinflamasi karena efek inflamasinya yang lemah atau tidak
ada. Efek yang ditimbulkan paracetamol adalah analgesic antipiretik, tidak seperti analgesic
yang lain seperti aspirin atau ibuprofen, paracetamol tidak menimbulkan iritasi lambung atau
mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau ductus arterious pada janin. Pada praktikum kali
ini, kelompok kami membuat sediaan suspensi dengan bahan zat aktif Paracetamol.
Menurut Farmakope Indonesia eds III (1979:32) Suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus Dan tidak larut, terdispersi dalam fase
cairan pembawa.Paracetamol memiliki rasa yang pahit Dan agak sukar larut sehingga dapat
dibuat dalam sediaan suspensi agar mudah diberikan kepada pasien yang mengalami
kesulitan untuk menelan,diberikan kepada anak-anak yang mengalami demam untuk
menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada bahan obat.
Permasalahan dalam pembuatan sediaan suspensi paracetamol yaitu sifatnya yang sukar larut
dalam air. Maka dari itu kami menggunakan propilenglikol sebagai pembasah pada
paracetamol sebelum paracetamol dicampurkan dengan mucilago. Pada proses pembuatan
suspensi paracetamol ini, kami membuat mucilago dengan menggunakan CMC-Na terlebih
dahulu kemudian basahi paracetamol dengan propilenglikol, masukkan paracetamol yang
sudah dibasahi kedalam mucilago yang sudah jadi aduk rata ad homogen kemudian
menambahkan zat lain. Zat lain yang dimaksud yaitu perasa manis dan pengawet. Disini kami
menggunakan saccharin na untuk perasa manis, dan natrium benzoate sebagai pengawet.
Untuk meningkatkan akseptabilitas dari obat, kami menggunakan oleum citri dan sunset
yellow FCF sehingga memberikan warna dan aroma yang segar dan nyaman dikonsumsi .
Kali ini kami membuat sediaan suspensi dengan pengujian organoleptis yang
memperoleh hasil sediaan cair, berwarna kuning , berbau dan berasa jeruk. Namun
warna dari sediaan kami berbeda beda, ada yang berwarna kuning tua dan ada juga
yang memiliki warna hijau muda. Hal ini disebabkan dari banyaknya pewarna yang
kami gunakan. Rasa yang didapat manis . Selanjutnya menguji pH yang terdapat pada
sediaan suspensi, pH yang diperoleh adalah 6 yang berarti sediaan bersifat asam. Hal
ini sesuai dengan apa yang kami inginkan dan sesuai syarat. Uji homogenitas
dilakukan dengan meneteskan sediaan di atas plat kaca. Pada pengujian viskositas
menggunakan viskometer RION VT 04F diuji dengan menggunakan spindle dengan
ukuran No 3 viskositas berpengaruh pada kemudahan dalam penuangan serta
kecepatan sedimentasi. Bila viskositas tinggi maka akan sulit untuk dituang dan sulit
untuk terjadi sedimentasi, sedangkan bila viskositas rendah maka sediaan akan
menjadi encer dan mudah terjadi sedimentasi.
Yang terakhir adalah uji volume terpindahkan, uji volume terpindahkan memiliki persyaratan
yaitu apabila volume saat memindahkan sediaan kurang dari 95% maka sediaan tersebut tidak
memenuhi persyaratan sediaan yang baik. Dari hasil uji volume terpindahkan yang telah kami
lakukan kami mendapatkan hasil yang berbeda beda,dan tidak semua sediaan kami terpindahkan
100% dikarenakan pelarutnya yaitu aqudest kurang saat di ad kan.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh selama praktikum suspensi paracetamol dapat
disimpulkan yaitu :
1. Uji organoleptis yang diperoleh adalah sediaan berwarna kuning, beraroma jeruk, rasa
manis.
2. Uji homogenitas yang diperoleh yaitu sediaan homogen atau zat tercampur sempurna
3.Uji pH yang diperoleh adalah 6, yang berarti sediaan bersifat asam. Hal ini sesuai dengan
syarat dan yang kami inginkan.
4. Uji viskositas Dari hasil suspensi yang telah kami buat viskositas atau kekentalan suspensi
dari sediaan kami sudah memenuhi syarat yaitu 200dPa.S

5.Uji volume terpindahkan yang diperoleh yaitu tidak semua sediaan 100% terpindahkan
tetapi sesuai dengan syarat.

Daftar Pustaka
ANONIM. (1979). FARMAKOPE INDONESIAA EDISI III. JAKARTA: DEFARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
ANONIM. (1995). FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. JAKARTA: DEPARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
ANONIM. (2014). FARMAKOPE INDONESIA EDISI V . JAKARTA: DEPARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.
ARISKA, C. A. (2015). LAPORAN PRAKTIKUM SUSPENSI PARACETMOL. TASIKMALAYA:
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN.
KARTIKASARI, D., RAHMAN, I. R., HAIRUNISA, & RIDHA, A. (2021). POTENSI SUSPENSI
CANGKANG TELUR AYAM(Gallus domesticus)SEBAGAI ANTASIDA. JURNAL INSAN
FARMASI INDONESIA .
SAVITRI , F. (2011). FORMULASI SEDIAAN PARACETAMOL DALAM BENTUK SUSPENSI
DENGAN MENGGUNAKAN KOLIDON. YOGYAKARTA: FAKULTAS MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai