ANGGOTA KELOMPOK :
o Anita Dwi . P . S . (204010020) o Irma Elfiyanti (204010031)
Menurut farmakope edisi IV , suspensi atau suspension adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispers terdiri dari partikel kecil yang dikenal
sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi.
Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan
yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent
ADA 2 JENIS SUSPENSI
1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
JENIS – JENIS SUSPENSI
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi
dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
JENIS – JENIS SUSPENSI
4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang
sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
P E R S YA R ATA N S E D I A A N
SUSPENSI
Menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah :
• Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
• Jika dikocok perlahan – lahan harus segera terdispersi kembali
• Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
• Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau dituang
• Untuk suspensi obat suntik, harus mudah disuntikkan dan tidak boleh menyumbat
jarum suntik
P E R S YA R ATA N S E D I A A N
SUSPENSI
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
2. Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi kecepatan aliran, semakin kental suatu cairan
kecepatan alirannya makin kecil. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “
STOKES “.
BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STABILITAS SUSPENSI
Suspending agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel tidak
larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat.
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago.
Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses
fermentasi bakteri .
GOLONGAN GOM
ALGIN TRAGACANTH
• Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. • Eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.
• Algin merupakan senyawa organik yang mudah • Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, cara
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi cepatnya dengan pemanasan.
dengan algin memerlukan bahan pengawet. • Mucilago ini lebih kental dari mucilago dari gom arab.
• Kadar yang dipakai sebagai suspending agent • Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi
umumnya 1-2 %. bukan sebagai emulgator
BUKAN GOLONGAN GOM
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan
menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum.
Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan, peristiwa ini disebut tiksotrofi. Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi.
Kelebihan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu / panas dan fermentasi dari bakteri,
karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik.
2. Bahan pensuspensi sintetis
DERIVAT SELULOSA
Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat
angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan menambah
viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti
kemampuannya semakin tinggi.
Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak
dipakai dalam produksi makanan.
GOLONGAN ORGANIK POLIMER
Yang paling terkenal dalam golongan ini adalah Carbophol 934 , merupakan serbuk putih
bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit
pemakaiannya.
Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh
Sistem Flokulasi
• Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada
• Penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
Sistem Deflokulasi
• Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya
• Membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan
• Sukar tersuspensi kembali
SIFAT – SIFAT DARI PARTIKEL FLOKULASI & DEFLOKULASI
SISTEM FLOKULASI : SISTEM DEFLOKULASI :
1. Partikel merupakan agregat yang bebas. 1. Sedimen terbentuk lambat akhirnya sedimen akan membentuk
2. Sedimentasi terjadi cepat. cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
3. Sedimen terbentuk cepat. 2. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
4. Sedimen tidak membentuk cake yang keras 3. Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel
dan padat dan mudah terdispersi kembali mengendap terpisah dan partikel berada dalam ukuran yang kecil
seperti semula 4. Wujud suspensi bagus karena zat tersuspensi dalam waktu relatif
5. Wujud suspensi kurang bagus sebab lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya
terdapat cairan jernih
FORMULASI SUSPENSI
Untuk menambah stabilitas suspensi, diperlukan penambahan bahan pengawet. Bahan ini
sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini
sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1 : 1250), etil p. benzoat (1 :
500 ), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin 1 % . Disamping itu banyak pula digunakan
garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik
PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI
• Volume sedimentasi
Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang terjadi harus mudah terdispersi dengan
pengocokan yang ringan sehingga perlu dilakukan pengukuran volume sedimentasi.
Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-
mula dari suspense (V0) sebelum mengendap. Volume sedimentasi dapat mempunyai harga dari < 1
sampai > 1
• Derajat flokulasi
Derajat flokulasi adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspense flokulasi (Vu) terhadap
volume sedimen akhir suspense deflokulasi (Voc)
PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI
• Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan
perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
• Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal,
Yang pokok yaitu menjaga tidak akan terjadi perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran
dan sifat kristal.
LABEL SUSPENSI
Sedian suspensi merupakan partikel padat
yang terdispersi. Partikel-partikel tersebut
memiliki kecenderungan untuk bersatu dan
membentuk suatu gumpalan sehingga
mengendap di dasar botol. Maka dianjurkan
dengan mengocok terlebih dahulu sediaan
suspensi sebelum digunakan agar kandungan
obat yang didalamnya tercampur merata