Anda di halaman 1dari 34

S U S P E N S I

ANGGOTA KELOMPOK :
o Anita Dwi . P . S . (204010020) o Irma Elfiyanti (204010031)

o Syarifah Nabillah . Z . (204010021) o Melinda Putri (204010032)

o Natalia Arini Wilujeng (204010022) o Virliana Inka . Y . S . (204010033)

o Tarisa Adjijah . S . S (204010023) o Cholida Fauziah (204010035)

o Farimatus Sahroh (204010024) o Nuky Fikri Aliyah (204010036)

o Laily Febriana (204010026) o Lintang . N . R . (204010037)

o Indra Dwi Framono (204010027) o Lintang Fajar (204010038)

o Vika Alia Mustika (204010028) o Ayda Putri Marsela (204010039)

o Sri Lestari (204010029) o Adella Eka . B . (204010040)

o Fara Kusuma . W . (204010030) o Yohanes Riko . M . (204010041)


PENGERTIAN

 Menurut farmakope edisi IV , suspensi atau suspension adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase cair.

 Menurut farmakope edisi III, suspensi adalah sediaan yang mengandung


bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan
pembawa.
PENGERTIAN
 Menurut USP (United States Pharmacopeia) XXVII, 2004
• Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi
dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang
dimaksudkan untuk pemberian oral.
• Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel -partikel padat yang
terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada
kulit.
• Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan
maksud ditanamkan di luar telinga
PENGERTIAN

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Sistem terdispers terdiri dari partikel kecil yang dikenal
sebagai fase dispers, terdistribusi keseluruh medium kontinu atau medium dispersi.
Untuk menjamin stabilitas suspensi umumnya ditambahkan bahan tambahan
yang disebut bahan pensuspensi atau suspending agent
ADA 2 JENIS SUSPENSI

1. Suspensi yang siap digunakan


2. Suspensi yang konstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi (aqua pro injeksi)
atau pelarut lain yang sesuai, segera sebelum digunakan
TUJUAN DIBUAT SEDIAAN
SUSPENSI
Suspensi dibuat karena alasan utama yaitu
dimana zat aktifnya tidak larut dalam pelarutnya.
Namun, diformulasi sedemikian rupa sehingga zat
aktif tersebut berada dalam suatu sediaan yang
stabil .
JENIS – JENIS SUSPENSI

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral.
JENIS – JENIS SUSPENSI

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi
dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
JENIS – JENIS SUSPENSI

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan
untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang
sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
P E R S YA R ATA N S E D I A A N
SUSPENSI
Menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah :
• Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap
• Jika dikocok perlahan – lahan harus segera terdispersi kembali
• Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
• Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau dituang
• Untuk suspensi obat suntik, harus mudah disuntikkan dan tidak boleh menyumbat
jarum suntik
P E R S YA R ATA N S E D I A A N
SUSPENSI

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV adalah :


• Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal
• Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus mengandung
anti mikroba
• Suspensi harus dikocok sebelum digunakan.
KELEBIHAN SEDIAAN
SUSPENSI
1. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.
2. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai dari pada bentuk padat
3. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah memberikan dosis yang relatif lebih besar.
4. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuain
dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit.
KEKURANGAN SEDIAAN
SUSPENSI
1. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah
2. Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitas-
nya turun
3. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
4. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
5. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi
(caking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan suhu
6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis
yang diinginkan.
STABILITAS SUSPENSI

Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara

memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara

tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.


BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STABILITAS SUSPENSI
1. Ukuran partikel
Hubungan antara ukuran partikel merupakan
berbandingan terbalik dengan luas penampangnya.
Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil
Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan
luas penampangnya. (dalam volume yang sama) .
keatas merupakan hubungan linier.
Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya
tekan keatas cairan akan semakin memperlambat
gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk
memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.
BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STABILITAS SUSPENSI

2. Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi kecepatan aliran, semakin kental suatu cairan
kecepatan alirannya makin kecil. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “
STOKES “.
BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STABILITAS SUSPENSI

3. Jumlah partikel (konsentrasi)


Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka partikel
tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat.
BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STABILITAS SUSPENSI
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suspensi terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama.
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan. Karena
sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka tidak dapat mempengaruhinya yang dapat diubah atau
disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid
mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat
pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
PENGERTIAN SUSPENDING AGENT

Suspending agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel tidak

larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat.

Mekanisme kerja suspending agent adalah untuk memperbesar kekentalan (viskositas),

tatapi kekentalan yang berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan.


SUSPENDING AGENT DIKELOMPOKKAN MENJADI 2

1. Bahan pensuspensi dari alam

Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau
mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago.
Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan
menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, pH dan proses
fermentasi bakteri .
GOLONGAN GOM

ACASIA ( pulvis gummi arabici) CHONDRUS


• Didapat sebagai eksudat tanaman akasia sp, • Dari tanaman chondrus crispus atau gigartina
• Dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkohol, bersifat mamilosa,
asam. • Dapat larut dalam air, tidak larut dalam alkihol, bersifat
• Viskositasnya antara pH 5 – 9. alkali.
• Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam • Ekstrak dari chondrus disebut caragen. Caragen
suspensi harus ditambahkan bahan pengawet. merupakan derivat dari saccharida, mudah dirusak oleh
bakteri, perlu penambahan bahan pengawet
GOLONGAN GOM

ALGIN TRAGACANTH
• Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. • Eksudat dari tanaman astragalus gumnifera.
• Algin merupakan senyawa organik yang mudah • Tragacanth sangat lambat mengalami hidrasi, cara
mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi cepatnya dengan pemanasan.
dengan algin memerlukan bahan pengawet. • Mucilago ini lebih kental dari mucilago dari gom arab.
• Kadar yang dipakai sebagai suspending agent • Mucilago tragacanth baik sebagai stabilisator suspensi
umumnya 1-2 %. bukan sebagai emulgator
BUKAN GOLONGAN GOM
Suspending agent dari alam bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering dipergunakan untuk tujuan
menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonite, hectorite dan veegum.
Apabila tanah liat dimasukkan ke dalam air mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan
penggojokan, peristiwa ini disebut tiksotrofi. Sifat ketiga tanah liat tersebut tidak larut dalam air, sehingga
penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkannya pada campuran suspensi.
Kelebihan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu / panas dan fermentasi dari bakteri,
karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik.
2. Bahan pensuspensi sintetis

DERIVAT SELULOSA

Termasuk dalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksi metil
selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa. Dibelakang dari nama tersebut biasanya terdapat
angka/nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan menambah
viskositas dari cairan yang dipergunakan untuk melarutkannya. Semakin besar angkanya berarti
kemampuannya semakin tinggi.
Golongan ini tidak diabsorbsi oleh usus halus dan tidak beracun , sehingga banyak
dipakai dalam produksi makanan.
GOLONGAN ORGANIK POLIMER

Yang paling terkenal dalam golongan ini adalah Carbophol 934 , merupakan serbuk putih

bereaksi asam, sedikit larut dalam air,tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit

pemakaiannya.

Sehingga bahan tersebut banyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh

viskositas yang baik diperlukan kadar kurang lebih 1 %.


CARA PEMBUATAN
Suspensi dapat dibuat secara
a. Metode dispersi
Dengan cara ditambahkan bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk, kemudian
diencerkan.
b. Metode presipitasi
Zat yang hendak didispersikan dibasahi / dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang
hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik larutan zat ini kemudian
di encerkan dengan latrutan pensuspensi dalam air sehingga akan terjadi endapan halus
dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah : etanol,
propilenglikol, dan polietilenglikol
SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI

Sistem Flokulasi
• Dalam sistem flokulasi, partikel terflokulasi terikat lemah,cepat mengendap dan pada
• Penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali
Sistem Deflokulasi
• Dalam sistem deflokulasi partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya
• Membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi akhirnya terbentuk cake yang keras dan
• Sukar tersuspensi kembali
SIFAT – SIFAT DARI PARTIKEL FLOKULASI & DEFLOKULASI
SISTEM FLOKULASI : SISTEM DEFLOKULASI :

1. Partikel merupakan agregat yang bebas. 1. Sedimen terbentuk lambat akhirnya sedimen akan membentuk
2. Sedimentasi terjadi cepat. cake yang keras dan sukar terdispersi lagi
3. Sedimen terbentuk cepat. 2. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
4. Sedimen tidak membentuk cake yang keras 3. Sedimentasi yang terjadi lambat masing - masing partikel
dan padat dan mudah terdispersi kembali mengendap terpisah dan partikel berada dalam ukuran yang kecil
seperti semula 4. Wujud suspensi bagus karena zat tersuspensi dalam waktu relatif
5. Wujud suspensi kurang bagus sebab lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas berkabut.
sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya
terdapat cairan jernih
FORMULASI SUSPENSI

Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :


• Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured
vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lainlain.
• Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan,
tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.
BAHAN PENGAWET

Untuk menambah stabilitas suspensi, diperlukan penambahan bahan pengawet. Bahan ini
sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini
sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1 : 1250), etil p. benzoat (1 :
500 ), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin  1 % . Disamping itu banyak pula digunakan
garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik
PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

• Volume sedimentasi
Salah satu syarat dari suatu suspensi adalah endapan yang terjadi harus mudah terdispersi dengan
pengocokan yang ringan sehingga perlu dilakukan pengukuran volume sedimentasi.
Volume sedimentasi adalah suatu rasio dari volume sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula-
mula dari suspense (V0) sebelum mengendap. Volume sedimentasi dapat mempunyai harga dari < 1
sampai > 1
• Derajat flokulasi
Derajat flokulasi adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspense flokulasi (Vu) terhadap
volume sedimen akhir suspense deflokulasi (Voc)
PENILAIAN STABILITAS SUSPENSI

• Metode reologi
Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan
perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
• Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara freeze – thaw cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu
dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal,
Yang pokok yaitu menjaga tidak akan terjadi perubahan ukuran partikel, distribusi ukuran
dan sifat kristal.
LABEL SUSPENSI
Sedian suspensi merupakan partikel padat
yang terdispersi. Partikel-partikel tersebut
memiliki kecenderungan untuk bersatu dan
membentuk suatu gumpalan sehingga
mengendap di dasar botol. Maka dianjurkan
dengan mengocok terlebih dahulu sediaan
suspensi sebelum digunakan agar kandungan
obat yang didalamnya tercampur merata

Anda mungkin juga menyukai