AMOXICILLIN
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair [FI IV hal 17]. Suspensi adalah sediaan yang setidaknya mengandung satu bahan
aktif yang tidak terlarut dalam pembawa sehingga dalam pemakaiannya dibutuhkan pengocokan
sebelum dosis diberikan. [Pharmacetical compounding and dispending hal 43].
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditunjukan untuk pemakaian oral.
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat
antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi, jamur. Dengan beberapa
pertimbangan penggunaan pengawet antimikroba juga berlaku untuk suspense. Sesuai sifatnya
partikel yang terdapat dalam suspense dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan.
Pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan sehingga sulit
terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat
ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan bentuk gel suspense seperti
tanah liat, surfraktan, poliol, polimer atau gula. Yang sangat penting adalah bahwa suspensi
harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata
dalam pembawa, sehingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat. Suspense harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat. [FI IV hal 18].
1. Suspensi Oral
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus
yang terdisfersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai ditunjukkan untuk
penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal
Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus
yang terdisfersi dalam pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan pada kulit.
4. Suspensi Optalmik
Suspensi optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
1. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta
daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan
perbandingan terbalik dengan luas penampang. Sedangkan antara luas penampang
dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran
partikel semakin luas penampangnya [dalam volume yang sama]. Sedangkan semakin
luas penampang partikel daya tekan keatas cairan semakin memperlambat gerakan
partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel tersebut.
2. Kekentalan [Viskositas]
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,
semakin kental suatu cairan semakin turun atau kecil. Kecepatan aliran dari cairan
tersebut akan mempengaruhi gerakan turunnya partikel yang terdapat di dalamnya.
Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel
yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi
tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hukum “STOKES”.
V = d2 [ρ-ρ0] g
keterangan :
V : kecepatan aliran
d : diameter dari partikel
ρ : berat jenis dari partikel
ρ0 : berat jenis cairan
g : gravitasi
η : viskositas cairan
4. Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antara bahan-bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam
cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita
tidak dapat mempengaruhinya. [Ilmu Resep Hal 136]
1. Kadar air serbuk boleh melebihi batas maksimum. Selama penyimpanan serbuk harus
stabil secara fisik seperti tidak terjadi perubahan warna, bau, bentuk partikel dan stabil
secara kimia seperti tidak terjadi perubahan kadar zat aktif dan tidak terjadi perubahan
pH yang drastis.
2. Pada saat disuspensikan, serbuk harus cepat terdispersi secara merata diseluruh cairan
pembawa dengan hanya memerlukan sedikit pengocokan atau pengadukan.
3. Bila suspesi kering telah dibuat suspense kering dapat diterima bila memiliki kriteria dari
suspense.
o Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat
terlepasnya obat.
o Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
o Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan,
karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.
o Mencegah agregasi campuran serbuk
I.3.6 Komponen
1. Bahan Berkhasiat
Bahan berkhasiat merupakan bahan yang mampu memberikan efek terapi, pada suspensi
disebut fase terdispersi, bahan ini mempunyai kelarutan yang tidak larut di dalam
pendispersi
2. Bahan Tambahan
Bahan Pensuspensi atau Suspending Agent
Bahan pensuspensi yaitu bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan partikel
tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan
sedimentasi diperlambat.
Bahan Pembasah
Fungsi : menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan
meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut.
Bahan pembasah yang biasa digunakan adalah: surfaktan yang dapat memperkecil
sudut kontak antara partikel zat padat dan larutan pembawa.
Pemanis
Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa pada suatu sediaan.
Pengawet
Pengawet berfungsi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba dalam sediaan
sehingga dapat menstabilkan sediaan dalam masa penyimpanan yang lama.
Bahan Pembawa
Sebagai bahan pembawa untuk suspensi adalah air dan minyak.
Pendapar
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet, meningkatkan
kelarutan.
Acidifier
Fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet, meningkatkan
kelarutan.
I.4 Amoxicillin
I.4.1 Definisi
Amoksisilin adalah turunan penisilin semi sintetik dan stabil dalam suasana asam
lambung. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan, tidak
tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di
dalam urin. Ekskresi dihambat saat pemberian bersamaan dengan Probenesid, sehingga
memperpanjang efek terapi. Amoksisilin aktif terhadap organisme gram-positif dan gram-
negatif.
Amoxicillin
I.4.3 Indikasi
I.4.4 Farmakologi
a. Farmakodinamika
Efek analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan
atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti pada salisilat. Efek antiinflamasi
nya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol dan fenasetin tidak digunakan sebagai anti-
reumatik. Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan
pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian jugagangguan pernapasan dan
keseimbangan
b. Farmakokinetika
1. Absorpsi
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran pencernaan
pada penggunaan dosis tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC meningkat
sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai setelah 1-2 jam
setelah pemberian per oral. Meskipun adanya makanan di saluran pencernaan dilaporkan dapat
menurunkan dan menunda tercapainya nilai puncak konsentrasi serum amoxicillin, namun hal
tersebut tidak berpengaruh pada jumlah total obat yang diabsorpsi (McEvoy and Gerald, 2002).
2. Distribusi
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar plasenta,
tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat
tertentu seperti tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di daerah
tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut (hari pertama), meningen terinflamasi lebih
permeable terhadap amoxicillin, yang menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obat dalam
susunan saraf pusat dibandingkan rasionya dalam serum. Bila infefksi mereda, inflamasi
menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali (Mycek et al., 2001).
3. Eliminasi
Jalan utama eliminasi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama
seperti melalui filtrat glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang
diberikan harus disesuaikan (Mycek et al., 2001).
Hipersensitivitas
Merupakan efek amoxicillin yang paling penting. Determinan antigenik utama dari
hipersensitivitas amoxicillin adalah metabolitnya yaitu asam penisiloat yang dapat
menyebabkan reaksi imun. Sekitar 5% pasien mengalami hal ini, berkisar dari kulit
kemerahan berupa makulopapular sampai dengan angioderma (ditandai dengan bengkak
di bibir, lidah, areaperiorbital) serta anapilaktik. Reaksi alergi silang terjadi diantara
sesama antibiotika β-laktam (Mycek et al., 2001).
Diare
Efek diare disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme intestinal dan sering
terjadi (Mycek et al., 2001).
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
II.1 Alat
- Amoxicillin Trihidrat
- PVP
- PGA
- Methyl Paraben
- Aqua dest
- Sukrosa
- Amylum Manihot
- Mg. Stearat
- Natrium Sitrat
- Asam Sitrat
Bahan
- Mortir
- Gelas Ukur
- Beaker Glass
- Perkamen
- Botol
- Label
III.2 Pembahasan
Dari uji yang dilakukan pada uji pH hasilnya sesuai dengan yang ........