Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA PASIEN

DENGAN HIV/AIDS
No. Kode: Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas Peureulak
Terbitan :

SPO No. Revisi :

Tgl Mulai Berlaku :


Mukhlis,SKM., M.Kes.
Halaman:1 /2 NIP. 19720709 199303 1 003

1. Pengertian
a. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang timbul karena
penurunan kekebalan tubuh, dimana pada orang normal
infeksi tersebut dapat dikendalikan oleh kekebalan tubuh,
contoh infeksi oportunistik adalah kandidiasis (infeksi jamur
kandida), infeksi Cytomegalovirus (CMV), virus Herpes
simpleks, Toksoplasmosis dam Tuberkulosis (TBC).

b. Pasien dengan HIV adalah pasien yang terinfeksi virus HIV


(Human Immuno-deficiency Virus) yang dapat menyebabkan
AIDS (Acquired Immuno-deficiency Syndrome).

c. Pasien dengan AIDS adalah pasien yang menderita suatu


gejala berkurangnya kemampuan pertahanan diri yang
disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh.

d. CD4 (Cluster of Differentiation 4) adalah suatu petanda pada


permukaan sel imunitas tubuh, terutama sel limfosit T yang
berfungsi mengirimkan sinyal/tanda kepada CD8 killer cell
(Cluster of Differentiation 8 killer cell) untuk membunuh dan
menghancurkan infeksi atau virus.

2. Tujuan a. Menurunkan angka kesakitan infeksi oportunistik pada


pasien dengan risiko tinggi HIV/AIDS melalui peningkatan
mutu pelayanan konseling dan testing HIV.
b. Memperbaiki keadaan umum pasien ODHA yang mengalami
infeksi oportunistik.

3. Kebijakan Keputusan Direktur Nomor 2674/SK-DIR/RSHT/VIII/2012


tentang Kebijakan Penanggulangan Pasien HIV Dan AIDS
(ODHA).
4. Referensi -
5. Langkah-langkah A. Penanganan infeksi oportunistik pasien terpajan HIV
a) Lakukan penilaian kemungkinan pasien terinfeksi HIV.
b) Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi
bila ada tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi
oportunistik “IO”.
c) Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.

d) Identifikasi kebutuhan untuk ARV (Anti RetroViral).


e) Lakukan uji diagnostik HIV.

B. Penanganan infeksi oportunistik pasien terpajan HIV


a) Lakukan penilaian kemungkinan pasien terinfeksi HIV.
b) Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi
bila ada tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi
oportunistik “IO”.
c) Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.
d) Identifikasi kebutuhan untuk ARV (Anti RetroViral).
e) Lakukan uji diagnostik HIV.

C. Penanganan infeksi oportunistik pasien dengan penyakit


berat tinggi HIV
a. Identifikasi faktor resiko HIV.
a) Status penyakit HIV pada ibu (jika pasien
bayi/anak).
b) Pernah melakukan tranfusi darah.
c) Penularan seksual (pernah melakukan seks bebas).
d) Pemakaian narkoba suntik.

e) Cara kelahiran dan laktasi (pada bayi).


b. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta evaluasi
bila ada tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi
oportunistik.
c. Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang spesifik
atau sesuai dengan penyakit yang ditemukan.
d. Identifikasi faktor resiko atau gejaal yang sesuai dengan
infeksi HIV atau infeksi oportunistik.
e. Lakukan uji diagnostik HIV.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


a. Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4
+ yang rendah pada ibu merupakan faktor resiko
penularan HIV dari ibu ke bayi selama kehamilan,
persalinan dan laktasi.
b. Pemberian ARV pada ibu dalam jangka waktu lama
mengurangi resiko transmisi HIV.
c. Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi, anak tetap
mempunyai resiko mendapat HIV selama mendapat
ASI.

d. Pada anak usia <18 bulan, uji antibodi HIV harus


dikerjakan

6. Hal-hal yang perlu


-
diperhatikan
7. Unit Terkait Bidang Keperawatan, Bidang Pelayanan Medis, Bidang
Penunjang Medis
8. DokumenTerkait -

Anda mungkin juga menyukai