Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN ENCOK (Plumbago zeylanica L.) DALAM
PENGOBATAN NYERI SENDI PADA TIKUS PUTIH JANTAN
ABSTRAK
Telah diteliti aktivitas analgetika ekstrak etanol daun encok (Plumbago zeylanica L.)
terhadap nyeri pada sendi tikus putih jantan yang diinduksi dengan larutan AgNO3 1% secara
intraartikular. Suspensi ekstrak etanol daun encok diberikan secara oral pada 18 jam setelah
penginduksian. Hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok I sebagai kontrol
negatif tanpa diberikan penginduksi. Kelompok II sebagai kontrol positif yang diberikan
penginduksi. Kelompok III, IV, dan V adalah kelompok hewan yang diberi ekstrak etanol
daun Encok dengan dosis 100 mg/kg BB, 300 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB. Kelompok VI
adalah kelompok hewan yang diberi pembanding natrium diklofenak dengan dosis 4,5 mg/ kg
BB. Parameter yang diukur adalah penurunan jumlah refleks nyeri saat dilakukan gerakan
fleksi dan waktu penurunan nyeri. Waktu pengamatan dilakukan pada 30 menit, 1 jam, 2 jam,
4 jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam, dan 14 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun encok dapat menurunkan nyeri pada sendi tikus secara signifikan (P<0,05).
Peningkatan dosis meningkatkan aktifitas analgetik dan mempercepat waktu mulai hilang
nyeri pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan larutan AgNO3 1%.
PENDAHULUAN
176
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
produk-produk alami termasuk dalam daun Encok sudah lama popular di Asia dan
kesehatan (pengobatan), karena produk alami Afrika sebagai obat untuk menyembuhkan
dianggap lebih aman, murah dan sedikit penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit
memiliki efek samping. Salah satu tumbuhan (Syahid dan Kristina, 2008).
yang dikenal sebagai tanaman obat yaitu Berdasarkan hal tersebut, maka
daun Encok (Poeloengan, 2009). Daun encok dilakukan penelitian dengan menggunakan
(Plumbago zeylanica L.) merupakan salah bagian daun dari tumbuhannya yang
satu tanaman tradisional yang sering diekstraksi dengan menggunakan pelarut
digunakan untuk pengobatan. Daun dan etanol untuk pengobatan nyeri sendi yang
akarnya berkhasiat sebagai obat pada diinduksi dengan larutan AgNO3 1%.
berbagai penyakit diantaranya daun
digunakan untuk obat encok atau rematik, Tujuan Penelitian
masuk angin, susah buang air kecil dan sakit Penelitian ini bertujuan untuk
kepala. Akarnya secara empiris digunakan mengetahui efek analgetik ekstrak etanol
untuk mengobati kurap atau gatal-gatal. daun Encok (Plumbago zeylanica L.)
Selain itu tanaman ini juga dapat terhadap penurunan nyeri pada sendi tikus
menghilangkan rasa sakit dan mampu putih jantan yang diinduksi dengan larutan
mengobati penyakit kanker darah. Tanaman AgNO3 1%.
METODE PENELITIAN
177
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
disaring, kemudian dipekatkan dengan rotary tersienne. Delapan belas jam kemudian
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental dilakukan pengamatan. Hewan yang
mencicit karena kesakitan bila dilakukan
Karakterisasi Ekstrak Etanol Daun Encok gerakan fleksi terhadap sendi yang
Ekstrak daun Encok dikarakterisasi bengkak sebanyak 10 kali dalam waktu 1
dengan beberapa parameter yaitu: Uji menit adalah hewan yang dapat digunakan
fitokimia, susut pengeringan dan kadar abu. untuk percobaan. Hewan yang telah
Hasil pemeriksaan fitokomia memberikan terseleksi ini secara acak dikelompokkan
hasil bahwa ekstrak etanol daun Encok menjadi 6 kelompok.
positif mengandung flavonoid, fenolik, a. Kelompok I sebagai kontrol negatif
saponin, terpenoid dan steroid. yang tidak diberikan sediaan uji
b. Kelompok II sebagai kontrol positif
Dosis Yang digunakan yang diberikan penginduksi larutan
Dosis ekstrak daun Encok yang AgNO3 1%
diberikan kepada hewan percobaan secara c. Kelompok III, IV, dan V sebagai
peroral adalah 100 mg/kg BB, 300 mg /kg kelompok uji diberi sediaan uji berturut-
BB, 1000 mg/kg BB serta pembanding yang turut dengan dosis 100, 300, 1000 mg/kg
digunakan adalah natrium diklofenak dengan BB.
dosis 4,5 mg/kg BB. d. Kelompok VI merupakan kelompok
pembanding yang diberi natrium
Pembuatan Larutan Pembanding diklofenak dengan dosis 4,5 mg/kg BB.
Pembuatan larutan pembanding 3. Kemudian tiap hewan dilakukan gerakan
natrium diklofenak sama dengan pembuatan fleksi pada sendi sebanyak 10 kali dalam
larutan uji diatas. Sebanyak 50 mg Na.CMC 1 menit. Sediaan uji dinyatakan bersifat
ditabur diatas air panas sebanyak 20 kalinya analgetik untuk nyeri sendi bila hewan
dalam lumpang, biarkan selama 15 menit, tidak mencicit kesakitan oleh gerakan
kemudian digerus menjadi massa yang fleksi yang dilakukan. Waktu pengamatan
homogenya tambahkan natrium diklofenak dilakukan pada 30 menit, 1 jam, 2 jam, 4
4,5 mg/kg BB lalu digerus homogen. jam, 6 jam, 8 jam, 10 jam, 12 jam, dan 14
Kemudian larutkan dalam 10 ml aquadest. jam setelah pemberian sediaan uji.
178
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
4. Setelah dilakukan perlakuan terhadap AgNO3 merupakan logam berat yang dapat
masing-masing kelompok maka mengendapkan protein pada yang terdapat
didapatkan hasil bahwa sudah ada pada sendi tikus sehingga menimbulkan rasa
penurunan refleks nyeri pada kelompok nyeri pada sendi tikus. AgNO3 juga dapat
III, IV, V, dan VI pada jam ke-1, terurai menjadi NO2 yang merupakan radikal
sedangkan pada kelompok II Penurunan bebas yang dapat memicu respon inflamasi
refleks nyeri terjadi pada jam ke-10. dan menyebabkan nyeri. Setelah 18 jam
5. Hilangnya rasa nyeri pada kaki tikus penginduksian dilakukan gerakan fleksi pada
ditandai dengan tidak adanya refleks nyeri kaki tikus yang telah diberi penginduksi.
setelah dilakukan gerakan fleksi. Pada Hewan yang menunjukkan refleks nyeri
kelompok III hilangnya rasa nyeri terjadi karena dilakukan gerakan fleksi adalah yang
pada jam ke-14, kelompok IV pada jam dapat dipakai dalam percobaan. Hewan
ke-12, kelompok V dan VI pada jam ke- percobaan dibagi menjadi 6 kelompok yaitu
10. kelompok I (kontrol negatif) tidak diberikan
perlakuan atau tidak diinduksi, kelompok II
(kontrol positif) yang hanya diberi
Pembahasan penginduksi, kelompok III, IV, dan V yang
Hewan percobaan yang digunakan diberi suspensi ekstrak dengan dosis 100 mg
dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan, / kg BB, 300 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg
karena hewan tersebut mudah BB, dan kelompok VI (pembanding) yang
penanganannya dan menunjukkan efek diberi suspensi natrium diklofenak dengan
farmakologi yang mudah diamati. Luas dosis 4,5 mg/kg BB. Sedangkan terhadap
permukaan sendi pada kaki tikus lebih besar Pengamatan dilakukan pada menit ke 30,
dibandingkan luas permukaan sendi pada pada jam ke 1, 2, 4, 6, 8, 10, 12, dan 14. Efek
kaki mencit sehingga lebih mudah dalam analgetik ditunjukkan dengan menghilangnya
memberikan induksi secara intraartikular. nyeri pada sendi hewan percobaan saat
Hewan percobaan tersebut diinduksi dengan dilakukan gerakan fleksi sebanyak 10 kali
menyuntikkan larutan AgNO3 1 % ke dalam dalam 1 menit pada tiap-tiap waktu
sendi kaki tikus bagian belakang. AgNO3 pengamatan, seperti terlihat pada gambar
digunakan sebagai penginduksi karena dibawah ini:
12
RATA-RATA JUMLAH REFLEKS NYERI
10 Kontrol
negatif
8
Kontrol
positif
6
Dosis
4 100 mg
/kg BB
2 Dosis
300 mg /
0 kg BB
WAKTU PENGAMATAN
Gambar 1. Diagram hubungan kelompok perlakuan dengan jumlah refleks nyeri pada
berbagai waktu pengamatan terhadap tikus putih jantan.
179
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Pada kelompok I yang tidak diberi sudah menghilang. Hasil pengamatan pada
penginduksi didapatkan tidak adanya refleks kelompok perlakuan menunjukkan bahwa
nyeri pada saat dilakukan gerakan fleksi dari pada kelompok I yang tidak diberi
menit ke-30 hingga jam ke-14. Kelompok II penginduksi sehingga tidak menimbulkan
yang hanya diberikan penginduksi tanpa refleks nyeri pada saat dilakukan gerakan
diberikan suspensi ekstrak, jumlah refleks fleksi. Hal ini dikarenakan pada kelompok I
nyeri akibat gerakan fleksi pada menit ke-30 hanya diberikan larutan Na.CMC sebagai
hingga jam ke-8 adalah 10 kali atau tidak pembawa yang tidak memiliki efek
mengalami penurunan. Namun pada jam ke- farmakologi sehingga tidak menimbulkan
10 jumlah refleks nyeri mulai berkurang rasa nyeri. Kelompok II adalah kelompok
menjadi 9 dan pada jam ke-12 dan jam ke-14 kontrol positif yang diberi penginduksi yaitu
jumlah refleks nyeri berkurang menjadi 8 larutan AgNO3 1% tanpa diberi sediaan uji
kali refleks nyeri. Pada kelompok III jumlah sehingga jumlah refleks nyeri saat dilakukan
refleks nyeri pada 30 menit pertama tidak gerakan fleksi pada kelompok ini lebih tinggi
mengalami penurunan. Pada jam ke-1 jumlah daripada kelompok lainnya pada tiap-tiap
refleks nyeri mulai berkurang dengan rata- waktu pengamatan. Hal ini disebabkan
rata jumlah refleks nyeri 9,3 kali. Pada jam karena pada kelompok tersebut hanya
ke-2 jumlah refleks nyeri berkurang menjadi diberikan penginduksi AgNO3 saja tanpa
7,6 kali. Pada jam ke-4 berkurang menjadi diberikan sediaan uji yang dapat menurunkan
7,3 kali. Pada jam ke-6 jumlah refleks nyeri rasa nyeri. Kelompok III, IV, dan V adalah
berkurang menjadi 6,3 kali. Jam ke-8 kelompok yang diberikan ekstrak etanol daun
berkurang menjadi 5 kali, Jam ke-10 Encok dengan dosis 100, 300, dan 1000
berkurang menjadi 4 kali, jam ke-12 mg/kg BB. Pada ketiga kelompok tersebut
berkurang menjadi 2 kali, dan jam ke-14 terlihat efek analgetika yang berbeda nyata
jumlah refleks nyeri hilang sama sekali. Pada dimana kelompok V (dengan dosis 1000
kelompok IV jumlah refleks nyeri pada menit mg/kg BB) memiliki efek analgetika yang
ke-30 adalah 10 kali refleks nyeri. Pada jam lebih baik dari kelompok III dan IV. Hal ini
ke-1 jumlah refleks nyeri berkurang menjadi dapat dilihat pada hasil pengamatan dimana
9,3 kali refleks nyeri. Jam ke-2 menjadi 8 pada jam ke-10 rasa nyeri pada tikus telah
kali refleks. Jam ke-4 menjadi 6,3 kali refleks menghilang sedangkan pada kelompok III
nyeri, Jam ke-6 6,3 kali refleks. Jam ke-8 dan IV rasa nyeri baru menghilang saat jam
menjadi 5 kali refleks. Jam ke 10 menjadi 2 ke-14 dan jam ke-12. Hal ini dikarenakan
kali refleks. Pada jam ke-12 refleks sudah adanya perbedaan dosis antara kelompok III,
menghilang. Pada kelompok V jumlah IV, dan V sehingga jumlah zat aktif
refleks nyeri tikus pada menit ke-30 belum yang terdapat pada ekstrak juga berbeda.
berkurang yaitu 10 kali refleks nyeri. Pada Semakin meningkatnya dosis maka jumlah
jam ke-1 berkurang menjadi 8,6 kali refleks zat aktif yang terkandung semakin banyak
nyeri. Jam ke-2 menjadi 7,6 kali refleks sehingga dapat lebih efektif dalam
nyeri. Jam ke-4 menjadi 6,3 kali refleks menurunkan rasa nyeri. Setelah dilakukan
nyeri. Jam ke-6 menjadi 6 kali refleks nyeri. perhitungan statistik analisa varian
Jam ke-8 menjadi 4 kali refleks nyeri dan (ANOVA) dua arah menggunakan program
jam ke-10 jumlah refleks nyeri menjadi 0. SPSS 17.0, didapatkan bahwa pemberian
Pada kelompok VI jumlah refleks nyeri pada suspense ekstrak etanol daun Encok dapat
menit ke-30 adalah 10 kali refleks nyeri. menurunkan jumlah refleks nyeri secara
Pada jam ke-1 menurun menjadi 9,3 kali signifikan (P<0,05). Ini artinya pemberian
refleks nyeri. Jam ke-2 menjadi 7,3 kali suspensi ektrak etanol daun encok pada tikus
refleks nyeri. Jam ke-4 menjadi 5,6 kali putih jantan yang diinduksi dengan larutan
refleks nyeri. Jam ke-6 menjadi 5,3 kali AgNO3 1% dapat menurunkan nyeri atau
refleks nyeri. Jam ke-8 menjadi 4 kali refleks memiliki aktivitas analgetik. Hasil analisa
nyeri. Pada jam ke-10 jumlah refleks nyeri statistik kemudian dilanjutkan dengan uji
180
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
Duncan yang menunjukkan bahwa berkurang pada jam tersebut. Rasa nyeri pada
kemampuan masing-masing dosis dalam hewan percobaan kelompok II masih terus
menurunkan jumlah refleks nyeri pada tikus berlanjut hingga 14 jam waktu pengamatan
putih jantan yang diinduksi dengan larutan dan hanya sedikit berkurang. Hal ini
AgNO3 1% berbeda. Semakin meningkatnya dikarenakan kelompok tersebut hanya diberi
dosis maka kemampuan dalam menurunkan penginduksi tanpa diberi sediaan yang dapat
refleks nyeri semakin baik dan semakin menurunkan rasa nyeri. Pengaruh waktu
mendekati pembanding. Ini artinya semakin pengamatan pada pemberian suspensi ekstrak
meningkatnya dosis aktifitas analgetik etanol daun encok dengan dosis 100 mg/kg
semakin baik. Hasil Uji lanjut Duncan BB terhadap kelompok III menunjukkan
terhadap waktu pengamatan pada kelompok bahwa refleks nyeri pada menit ke-30 tidak
II, III, IV, V, dan VI menunjukkan bahwa berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
terdapat perbedaan waktu penurunan jumlah jam ke-1. Refleks nyeri pada jam ke-1
refleks nyeri pada masing-masing kelompok. berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
Pada kelompok II (kontrol positif) jam ke-2. Refleks nyeri pada jam ke-2 tidak
menunjukkan bahwa penurunan refleks nyeri berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
pada waktu pengamatan menit ke-30 tidak jam ke-4. Refleks nyeri pada jam ke-4 tidak
berbeda nyata terhadap waktu pengamatan berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
pada jam ke-1. Refleks nyeri pada waktu jam ke-6. Refleks nyeri pada jam ke-6
pengamatan pada jam ke-1 juga tidak berbeda nyata terhdap refleks nyeri pada jam
berbeda nyata terhadap waktu pengamatan ke-8. Refleks nyeri pada jam ke-8 tidak
jam ke-2. Refleks nyeri pada waktu berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
pengamatan jam ke-2 tidak berbeda nyata jam ke-10. Refleks nyeri pada jam ke-10
terhadap waktu pengamatan jam ke-4. berbeda nyata terhadap refleks nyeri pada
Refleks nyeri pada waktu pengamatan jam jam ke-12 dan refleks nyeri pada jam ke-12
ke-4 tidak berbeda nyata terhadap waktu juga berbeda nyata terhadap refleks nyeri
pengamatan jam ke-6. Refleks nyeri pada pada jam ke-14. Secara statistik jumlah
waktu pengamatan jam ke-6 juga tidak refleks nyeri pada jam ke-4 tidak berbeda
berbeda nyata terhadap waktu pengamatan nyata terhadap waktu pengamatan jam ke-2
jam ke-8. Hal tersebut berarti pada waktu dan jam ke-6. Namun jumlah refleks nyeri
pengamatan dari menit ke-30 hingga jam ke- pada jam ke-2 berbeda nyata terhadap waktu
8 tidak terjadi penurunan rasa sakit akibat pengamatan jam ke-6. Hal tersebut
gerakan fleksi yang dilakukan terhadap sendi disebabkan karena signifakansi dari waktu
tikus yang telah diinduksi dengan larutan pengamatan jam ke-4 dan jam ke-2 berbeda
AgNO3 1%. Pada jam ke-10 terjadi dengan signifikansi waktu pengamatan jam
penurunan jumlah refleks nyeri yang berbeda ke-4 dan jam ke-6, dimana signifikansi pada
nyata terhadap waktu pengamatan pada menit waktu pengamatan jam ke-4 dan jam ke-6
ke-30 hingga jam ke-8. Pada jam ke-12 lebih besar dibandingkan waktu pengamatan
penurunan jumlah refleks nyeri berbeda jam ke-4 dan jam ke-2. Dari data tersebut
nyata terhadap waktu pengamatan pada jam menunjukkan 6 tingkat rasa sakit yaitu pada
ke-10, jam ke-14, dan menit ke-30 hingga menit ke-30 hingga jam ke-1, pada jam ke-2
jam ke-8. Pada jam ke-14 penurunan jumlah hingga jam ke-4, pada jam ke-4 hingga jam
refleks nyeri juga berbeda nyata terhadap ke- 6, pada jam ke-8 hingga jam ke-10, pada
waktu pengamatan pada jam ke-10, jam ke- jam ke-12 dan jam ke-14. Masing-masing
12,dan menit ke-30 hingga jam ke-8. Dari tingkat rasa sakit tersebut memiliki pengaruh
data tersebut dapat dilihat bahwa pada yang berbeda nyata. Penurunan jumlah
kelompok II (kontrol positif) penurunan rasa refleks nyeri setelah diberi penginduksi yang
sakit dimulai pada jam ke 10. Hal tersebut memberikan pengaruh yang nyata dimulai
dapat dilihat secara statistik berdasarkan pada waktu pengamatan saat jam ke-2 dan
jumlah refleks nyeri tikus yang telah hilangnya refleks nyeri dimulai pada jam ke-
181
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
14. Pada kelompok IV (dosis ektrak etanol Jumlah refleks nyeri pada jam ke-6 berbeda
daun encok 300 mg/ kg BB) jumlah refleks nyata terhdap jumlah refleks nyeri pada jam
nyeri pada waktu pengamatan menit ke-30 ke-8. Jumlah refleks nyeri pada jam ke-8
tidak berbeda nyata terhadap jumlah refleks berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri
nyeri jam ke-1, jumlah refleks nyeri jam ke-1 pada jam ke-10. Jumlah refleks nyeri pada
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri jam ke-10 tidak berbeda nyata terhadap
jam ke-2, jumlah refleks nyeri jam ke-2 jumlah refleks nyeri pada jam ke-12 dan
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri jumlah refleks nyeri pada jam ke-12 juga
jam ke-4, Jumlah refleks nyeri jam ke-4 tidak tidak berbeda nyata terhadap jumlah refleks
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri nyeri pada jam ke 14. Penurunan jumlah
jam ke-6, jumlah refleks nyeri jam ke-6 refleks nyeri dimulai pada jam ke-1 dan
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri hilangnya rasa nyeri dimulai pada jam ke-10.
jam ke-8, jumlah refleks nyeri jam ke-8 Hal ini menunjukkan bahwa semakin
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri meningkatnya dosis efek analgetik semakin
jam ke 10, jumlah refleks nyeri jam ke-10 baik. Hal tersebut ditunjukkan pada
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri kelompok V yang waktu penurunan refleks
jam ke-12 dan jumlah refleks nyeri jam ke-12 nyeri dan waktu hilangnya rasa nyeri lebih
tidak berbeda nyata terhadap jumlah refleks cepat dibandingkan kelompok III dan IV.
nyeri jam ke-14. Dari data tersebut Waktu hilangnya rasa nyeri pada kelompok
menunjukkan tingkat rasa sakit pada menit V juga menunjukkan hasil yang sama dengan
ke-30 hingga jam ke-1, pada jam ke-2, pada kelompok VI (kelompok pembanding). Pada
jam ke-4 hingga jam ke-6, pada jam ke-8, kelompok VI belum terjadi penurunan
pada jam ke-10, dan pada jam ke-12 hingga jumlah refleks nyeri saat menit ke-30 hingga
jam ke-14 masing-masing berbeda nyata. jam ke-1. Jumlah refleks nyeri pada menit
Penurunan jumlah refleks nyeri yang ke-30 tidak berbeda nyata terhadap jumlah
memberikan pengaruh bermakna dimulai refleks nyeri pada jam ke-1. Jumlah refleks
pada jam ke-2 dan hilangnya rasa nyeri nyeri pada jam ke-1 berbeda nyata terhadap
dimulai pada jam ke-12. Hilangnya rasa nyeri jumlah refleks nyeri pada jam ke-2. Jumlah
pada hewan percobaan kelompok IV lebih refleks nyeri pada jam ke-2 berbeda nyata
cepat dibandingkan pada hewan percobaan terhadap jumlah refleks nyeri pada jam ke-4.
kelompok III, hal ini dikarenakan dosis Jumlah refleks nyeri pada jam ke-4 tidak
ekstrak yang terdapat pada kelompok IV berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri
lebih tinggi daripada kelompok III sehingga pada jam ke-6. Jumlah refleks nyeri pada jam
hilangnya rasa nyeri semakin cepat. Pada ke-6 berbeda nyata terhadap jumlah refleks
kelompok V (dosis ekstrak etanol daun encok nyeri pada jam ke-8. Jumlah refleks nyeri
1000 mg/kg BB) terdapat 6 tingkat rasa sakit pada jam ke-8 berbeda nyata terhadap jumlah
yaitu pada menit ke-30, jam ke-1, jam ke-2, refleks nyeri pada jam ke-10. Jumlah refleks
jam ke-4 hingga jam ke-6, jam ke-8, jam ke- nyeri pada jam ke-10 berbeda nyata terhadap
10 hingga jam ke-14 yang masing-masing jumlah refleks nyeri pada jam ke-12 dan
memiliki pengaruh yang berbeda nyata. jumlah refleks nyeri pada jam ke-12 berbeda
Jumlah refleks nyeri pada menit ke-30 nyata terhadap jumlah refleks nyeri pada jam
berbeda nyata terhadap jumlah refleks nyeri ke-14. Penurunan rasa nyeri dimulai pada
pada jam ke-1. Jumlah refleks nyeri pada jam jam ke-2 dan hilangnya rasa nyeri pada
ke-1 berbeda nyata terhadap jumlah refleks hewan percobaan kelompok VI dimulai pada
nyeri pada jam ke-2. Jumlah refleks nyeri jam ke-10. Hal ini disebabkan karena hewan
pada jam ke-2 berbeda nyata terhadap jumlah percobaan pada kelompok VI diberi sediaan
refleks nyeri pada jam ke-4. Jumlah refleks pembanding yaitu suspensi natrium
nyeri pada jam ke-4 tidak berbeda nyata diklofenak.
terhadap jumlah refleks nyeri pada jam ke-6.
182
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat 3. Peningkatan dosis dapat mempercepat
diambil kesimpulan bahwa: waktu mulai hilang nyeri pada tikus
1. Ekstrak etanol daun encok (Plumbago putih jantan yang diinduksi dengan
zeylanica L.) dapat berkhasiat sebagai larutan AgNO3 1% .
analgetik pada tikus yang diinduksi
dengan larutan AgNO3 1% pada dosis Saran
100 mg/ kg BB, 300 mg/ kg BB, dan Disarankan pada peneliti selanjutnya
1000 mg/kg BB. untuk dapat melakukan pengembangan
2. Peningkatan dosis dapat meningkatkan farmasetik terhadap ekstrak etanol daun
aktifitas analgetik ekstrak etanol daun encok (Plumbago zeylanica L.) sebagai
encok. pengobatan nyeri sendi.
DAFTAR PUSTAKA
183