“Suspensi Attapulgit ”
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latat Belakang
1.2 Tujuan
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel
yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Metode dispersi
System flokulasi
a. Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat
terlepasnya obat .
b. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan.
c. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam
larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya.
2. Metil Paraben
Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak berasa,
kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, 20 bagian air mendidih, 3,5 bagian
etanol (95%) P dan 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam
40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Khasiat dan penggunaan sebagai pengawet (Depkes RI, 1979).
3. Sorbitol
Warna : Putih
Rasa : rasa manis
Bau : tidak berbau
Pemerian : serbuk, butiran dan kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, dalam metanol P, dan dalam asetat P.
Titik didih : suhu lebur hablur antara 174⁰C – 179⁰C.
Stabilitas : terhadap udara higroskopis.
7. Etanol
Nama kimia : Etil alkohol
Rumus kimia : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Kemurnian : Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3 % b/b
dan tidak lebih dari 93,8 % b/b, setara dengan tidak kurang dari 94,9 % v/v
dan tidak lebih dari 96,0 % v/v C2H5OH, pada suhu 15,56⁰
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna.
Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah.Mudah menguap
walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78°.Mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur
dengan semua pelarut organik.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
8. Attapulgit
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Formula
Sacharin 0,1%
ET alkohol 1%
Aquades qs
A. Alat
1. Kertas perkamem
2. Sendok tanduk
3. Mortir dan stamper
4. Gelas beaker 100ml
5. Gelas Kimia 250ml
6. Gelas ukur 50ml
7. Batang pengaduk
8. Neraca Analitis
9. Botol
B. Bahan
1. Antapulgit koloidal
2. Larutan sorbito
3. Kalium sitrat
4. Methyl Paraben
5. Prophyl Paraben
6. Sacharin
7. Minyak pepermint
8. ET alkohol
9. Aquades
Rumus : BJ =
4. Uji pH
Dilakukan dengan menggunakan kertas pH indikator universal.
Rumus : ηcairan
Keterangan : - ηair : kekentalan air pada suhu penetapan
- tair : waktu alir dalam detik
- tcairan : waktu alir cairan dalam detik
- dair : bobot per ml air dalam g / ml
- dcairan : bobot per ml cairan dalam g / ml
BAB IV
4.1 Hasil
A. Perhitungan Bahan
14
1. Antapulgit koloidal 14% = mg x 100% = 14 mg
100
2. Larutan sorbito 70% 10= 10 ml
0,6
3. Kalium sitrat 0,6% = mL x 100% = 0,6 mL
100
0,2
4. Methyl Paraben 0,2% = ml x 100% = 0,2 mL
100
0,02
5. Prophyl Paraben 0,02% = ml x 100% = 0,02 mL
100
0,1
6. Sacharin 0,1% = ml x 100%= 0,1 mL
100
0,005
7. Minyak pepermint 0,005% = ml x 100% = 0,005 mL
100
1
8. ET alkohol 1% = ml x 100% = 1 mL
100
9. Aquades qs = seperlunya/secukupnya
2. Uji Volume
Volume Suspensi yang diukur adalah 100 ml.
BJ
41,7500 g−13,836 g
= = 1,1041 g/ml
39,067 g−13,836 g
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anief M., 2000, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press,
Yogyakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Ansel, C.H. 1999. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,
Philadelphia.
Lieberman, H.A.1996. Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, Ne
w York.
Mollet, H. 2001. Formulation Technology, NewYork.
Winfield, A.J.,2004. Pharmaceutical Practice, London.
Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001
LAMPIRAN KEMASAN
PACKAGING