Oleh,
NIM : 1943050001
Macam-macam emulsi
a. Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak
dapat tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam
tetesan-tetesan kecil lebih mudah dicerna.
b. Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya
sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang
penggunaannya di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
c. Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir.Contoh : Vit. A diserap cepat melalui jaringan,
bila diinjeksi dalam bentuk emulsi.
Tipe-tipe emulsi
a. Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang
tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air
sebagai fase eksternal.
b. Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang
tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal,
minyak sebagai fase eksternal.
Komponen emulsi
Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di
dalam emulsi, terdiri atas :
a. Fase dispersi : zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam
zat cair lainnya.
b. Fase pendispersi : zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan
dasar ( bahan pendukung ) emulsi tersebut.
c. Emulgator : bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan
emulsi. Contoh emulgator :
1. Gom Arab : Cara Pembuatan air 1,5 kali bobot GOM
2. Tragacanth : Cara Pembuatan air 20 kali bobot tragacanth
3. Agar-agar : Cara Pembuatan 1-2% agar-agar yang digunakan
4. Condrus : Cara Pembuatan 1-2% condrus yang digunakan
5. CMC-Na : Cara Pembuatan 1-2% cmc-na yang dihunakan
Metode Pembuatan Emulsi
a. Menurut (Ansel, Howard. 2005)
1. Metode GOM kering 4:2:1
a) GOM dicampur minyak sampai homogeny
b) Setelah homogen ditambahkan 2 bagian air,
campur sampai
homogeny
2. Metode GOM basah
a) GOM dicampur dengan air sebagian
b) Ditambahkan minyak secara perlahan, sisa
air ditambahkan lagi
3. Metode botol
a) GOM dimasukkan ke dalam botol + air,
dikocok
b) Sedikit demi sedikit minyak ditambahkan
sambil terus dikocok.
b. Menurut (Prof. Dr. supriyatna, Msc, 2009)
1. Metode kontinental (Gom kering)
Pembuatan emulsi primer/awal/utama atau kospus emulsi
terlebih dahulu dengan perbandingan minyak : air : emulgator =
4:2:1
2. Metode inggris (gom basah)
Cocok untuk membuat emulsi dari minyak-minyak yang sangat
kental. Dalam cara ini terlebih dahulu dibuat mucilago yaitu 1
bagian gom dengan 2 bagian air lalu ditambahkan minyak
sedikit-sedikit sambil digerus cepat.
3. Metode botol
Cocok membuat emulsi minyak yang mudah menguap (minyak
atsiri) dan mempunyai viskositas rendah (minyak yang tidak
kental) karena peracikan/semburan dapat dicegah. Satu bagian
emulgator keringdimasukan dalam botol dan tambahkan 2
bagian minyak atsiri, lalu kocok hingga terbentuk emulsi.
Tambahkan fase luar sisa sedikit-sedikit, kocok setiap
penambahan.
Stabilitas Emulsi
a. Jika didiamkan tidak membentuk agregat.
b. Jika memisah antara minyak dan air jika dikocok akan membentuk
emulsi lagi.
c. Jika terbentuka gregat, jika dikocok akan homogen kembali.
2. Penggunaan Sediaan
Sediaan Oleum Iecoris yang akan dibuat adalah emulsi peroral. Emulsi
adalah system dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain
dalam bentuk tetesan kecil.
III. Formula
Resep standar (Fornas : 217)
Emulsi Minyak Ikan
IV. Monografi
a) Oleum Iecoris Aselli/Minyak Ikan (FI III hal. 457) 1.
Pemerian
Cairan; kuning pucat; baukhas, agak manis, tidak tengik; rasa khas.
2. Kelarutan
Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P.
3. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
4. Khasiat dan penggunaan
Sumber vitamin A dan vitamin D.
VII. Penimbangan
1. Oleum Iecoris Aselli : 46,5 g
2. Glycerolum : 4,65 g
3. Gummi Arabicum : 14 g
Aquadest untuk PGA : 21 ml
4. Oleum Cinnamomi : 2 gtt
5. Aqua destilata : ad 100 ml
VIII. Teknik Pembuatan 1.
Disiapkan alat dan
bahan.
2. Disetarakan timbangan.
3. Ditimbang semua bahan yang digunakan.
4. Ditara/dikalibrasi botol 100 ml, beri tanda.
5. Dipanaskan aquadest untuk melarutkan Gomarab (PGA).
6. Setelah aquadest panas, masukan aquadest tersebut ke dalam mortir bersamaan
dengan Gomarab (PGA). Gerus hingga terbentuk mucilago yang kental.
7. Ditambahkan Minyak ikan sedikit demi sedikit, hingga terbentuk corpus
emulsi.
8. Ditambahkan Glycerolum, gerus homogen.
9. Ditambahkan Oleum Cinnamomi, gerus homogen.
10. Dimasukan ke dalam botol.
11. Ditambahkan aquadest hingga tanda batas. Kocok homogen.
12. Diberi etiket.
13. Dilakukan uji sediaan.
EFEK SAMPING
Menyebabkan pendarahan internal dalam usus dan otak. Overdosis minyak ikan
dapat menghasilkan reaksi alergi dan menyebabkan masalah pernafasan.
ATURAN PAKAI
1-6 tahun : 1 x sehari 1 sendok makan (15 ml)
7-12 tahun : 2x sehari 1 sendok makan (15ml)
>12 tahun : 3x sehari 1 sendok makan (15 ml)
CARA PENYIMPANAN
Simpan pada suhu 30O C
a) Etiket
KOMPOSISI Netto 100 ml INDIKASI
Tiap 15 ml mengandung : Membantu memenuhi kebutuhan
Emulsion
Oleum lecoris vitamin A dan D untuk memelihara
kesehatan tubuh.
Aselli..................46,5 g
Glycerolum...............................
Minyak Ikan Memebantumemelihara
perkembangan kesehatan anak dan
..4,65 g pertumbuhan tulang dan gigi.
Gummi
Arabicum.......................14 g KONTRA INDIKASI,
OleumCinnamomi..................... PERINGATAN, PERHATIAN,
.6tetes EFEK SAMPING DAN
Aqua destilata INTERAKSI OBAT: Lihat di brosur
ad.......................100 ml
No. Reg DKL150302001B26
ATURAN PAKAI HET : RP 19.300
1-6 tahun : 1 x sehari (15 ml) No.Bacth : 4557B8
7-12 tahun : 2x sehari (15ml) Tgl.produksi : March 16
>12 tahun : 3x sehari (15 ml)
KOCOK DAHULU
XIV. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Sediaan yang dibuat dalam praktikum kali ini dalam bentuk emulsi Minyak
ikan.
2. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat
dicampukan, biasanya fase minyak dan fase air dan perlu adanya penambahan
emulgator untuk mendispersikannya.
DAFTAR PUSTAKA