Anda di halaman 1dari 35

.

(Emulsi)

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau
surfaktan yang cocok. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang
tidak tercampur, biasanya air dan minyak, di mana cairan yang satu terdispersi
menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil,
butirbutir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan air dan minyak
yang terpisah.

Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling agar


memperoleh emulsa yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk
film (lapisan) di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini
berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen dan terpisahnya cairan dispers
sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu wemulsi tipe M/A
di mana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe A/M di mana fase intern
adalah air dan fase extern adalah minyak.

Zat pengemulsi adalah P.G.A., Tragacantha, Gelatin, Sapo, Senyawa Ammonium


kwartener, Cholesterol, Surfactan seperti Tween, Spaan dan lainlainnya. Untuk
menjaga stabilnya emulsi perlu diberi pengawet yang cocok.

Emulsa dapat dibedakan dalam:

1. Emulsa Vera (Emulsi alam) dan

2. Emulsa Spuria (Emulsi buatan)


Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya dibuat dengan emulgator gom arab,
dengan perbandingan untuk 10 bagian minyak lemak dibuat 100 bagian emulsi.
Gom arab yang digunakan adalah separo jumlah minyak lemak.
Sedangkan air yang digunakan adalah 1,5 x berat PGA.
Emulsi dengan emulgator lainnya

Selain PGA juga digunakan tragacantha sebagai emulgator, tetapi karena


tragacantha tidak larut dalam air tetapi mengembang, karena itu fase dari emulsi
menjadi kurang halus dan tidak stabil. Maka itu diperlukan kombinasi tragakan
dari PGA untuk menaikkan viskositas fase kontinu hingga dapat meningkatkan
stabilitas emulsi.

1. Pulvis Gummosus
Juga digunakan Pulvis gummosus sebagai emulgator. Cara
pembuatan emulsi dengan pulvis gummosus dilakukan seperti pada
pembuatan emulsi dengan tragakan, yaitu dibuat lendir dulu, lalu
diteteskan minyak lemak. Untuk membuat lender tragakan ditambahkan
air sebanyak 20 kali berat tragakan, sedang untuk pulvis gummosus
digunakan air sebanyak 7 kali berat pulvis gummosus.

2. Agar-agar
Sebagai emulgator agar-agar dilarutkan dulu dalam air panas dan
dibiarkan sehari semalam kali dididihkan lagi. Dalam air dingin agar-agar
sebagai emulgator, adalah karena viskositas larutannya yang tinggi, maka
itu penggunaannya sebagai emulgator adalah merupakan campuran dengan
emulgator lain seperti PGA, span dan tween, tragacantha. Setelah dibuat
larutan lalu dibuat emulsi dengan minyaknya dengan diaduk kuat-kuat
dengan mikser (alat penyampur)

3. CMC (Caboxymethylcellulosum)
Dalam perdangan terdapat 3 macamkualitas CMC yang berbeda
tentang viskositasnya yaitu ditandai dengan CMC. HV ( high Viscosity ),
CMC MV (medium viscosity) dan CMN LV (low viscosity). Penggunaan
sebagai emulgator kadar 0,5 – 1 %. Larutan CMC dapat campur dengan
asam maupun basa, juga larutan alkhohol sampai 40 % alkhohol. Cara
melarutkan CMC yang baik adalah ditaburkan dalam air dingin dan
dibiarkan beberapa lama jam lalu diaduk perlahan-lahan sampai larut.
Atau diaduk kuat-kuat dengan pengaduk cepat (mikser). Emulsi dibuat
dengan mencampur larutan CMC dengan paraffinum liquidum atau
minyak lemak dan diaduk dengan mikser (pengaduk cepat) atau
menggunakan alat homogenizer.

4. Sapo
Penggunaan sapo sebagai emulgator hamper seluruhnya adalah
pada sediaan untuk penggunaan luar. Biasanya sabun itu dibuat extempore
(baru) dengan mereaksikan asam dengan base, seperti pada pembuatan
cream yaitu mereaksikan asam stearat, asam palmitat dengan basa seperti
KOH, NaOH, trietanolamin. Penggunaan sapo kalinus adalah 5%, sapo
medicatus 2,5% dari berat emulsi seluruhnya. Emulsi dengan sapo kalinus
dan sapo medicatus dibuat dengan melarutkan sabun dalam air seberat 5
kali berat sapo, dilakukan dengan menggerus atau memanaskan dalam
botol di atas tangas air.

5. Vitellum Ovi
Telur yang masih segar, kulit telurnya dilubangi dan diletakkan di
atas corong, maka bagian telur yang bening putih akan keluar. Sedangkan
yang tinggal dalam kulit bungkus telur adalah kuning telurnya. Sebutir
kuning telur mempunyai daya emulsi sama dengan PGA seberat 10 g.
emulgator kuning telur dapat campur dengan zat yang bereaksi asam,
seperti pada linimentum terebinthinae acidum CMN. Cara pembuatan
emulsi dengan kuning telur dalam mortir yang luas dan digerus dengan
stamper kuat-kuat, setelah itu dimasukkan minyaknya sedikit demi sedikit
lalu diencerkan dengan air dan disaring dengan kasa.

6. Tween dan span (surfaktan)


Tween dan span merupakan senyawa derivate sorbitan, merupakan
surfaktan dari atlas company. Tween merupakan ester dari sorbitan dengan
asam lemak di samping mengandung ikatan eter dengan oksi etilen.

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Resep I

a. Resep asli
Dr. Andikha
APOTEK AKFARSAM
Jl. A.W. Syahrani no.51
Samarinda
Smd, 02-04-2012

R/ Cimetidine V
Polisorbat 80 qs
Na.Cmc qs
Colorant qs
Preservative qs
Flavou syr 20
Aqua ad 50 m.da.
s o 8h cth 1

Pro : Toni (8 Th)

b. Resep standar

c. Kelengkapan resep

- Paraf dokter tidak tertera


- Alamat pasien tidak ada
d. Penggolongan obat

O : -
G : Cemitidine
W :-
B :-

e.
Komposisi
7,5 tablet
Cimetidine
Polisorbat 0,5 ml
80
Na.CMC 0,5 g
Ol. II gtt
Menthae
15,4ml
Sir.Simplex
Aqua 100 ml
ad

II. Uraian
Bahan
1. ( FI Edisi IV,Hal
Cemitidine 223 )
a. Nama resmi : Cimetidine
b.Sinonim Simetidin
c. Pemerian Serbuk hablur putih
sampai hampir putih,
tidak
Berbau atau bau lemah.
d.Kelarutan Larut dalam etanol 95%
dalam polietilenglikol
400,
mudah larut dalam
methanol, Agak sukar
larut
dalam isopropanol,
sukar larut dalam air
dan dalam
kloroform.

e.Indikasi Tukak lambung


f.Farmakologi -
:
g.Dosis DL : 1x : 200 mg
DM : 1x : -
1h : 600 mg 1h : 1 - 2 g

2. Polisorbat 80 ( FI Edisi III,Hal 509 )


a. Nama resmi : Polysorbatum -80
b. Sinonim : Polisorbat 80
c. Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih kuning, bau
asam lemak, khas.
d.Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol ( 95% ), dalam

etilasetat dan dan dalam etanol, sukar larut dalam

paraffincair dan dalam minyak biji kapas.

e. Indikasi : Zat tambahan ( Pembasah )


f. Farmakologi : -
g. Dosis : -

3. Na.CMC ( FI Edisi III, Hal 401 )


a. Nama resmi : Natrii Carboxymethil Cellulosum
b. Sinonim : Natrium karboksimetil selulosa
c. Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning
gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau,
higroskopik.

d. Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk

suspensi kolordial, tidak larut dalam etanol (

95% ) dalam eter dan dalam pelarut organik

lain.

e. Indikasi : Suspending Agent

f. Farmakologi : -

g. Dosis : -

4. Sir. Simplex ( FI Edisi III,Hal 567)


a. Nama resmi : Sirupus Simplex
b. Sinonim : Sirop gula
c. Pemerian : Cairan jernih, tidak memiliki warna
d. Kelarutan : -
e. Indikasi : Zat tambahan
f. Farmakologi : -
g. Dosis : : -

5. Aqua ( FI Edisi III,Hal 96 )


a. Nama resmi : Aqua Destillata
b. Sinonim : Air suling
c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
d. Kelarutan : -
e. Khasiat : Zat tambahan ( Pelarut )
f. Farmakologi : -
g. Dosis : -

6. Oleum menthae ( FI Edisi III, Hal 459 )


a. Nama resmi : Oleum Menthae Piperitae
b. Sinonim : Minyak permen
c. Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning pucat, bau aromatik,
rasapedas dan hangat, kemudian dingin.
d. Kelarutan : Larut dalam 4 bagian volume etanol (70%) P,
opalesensi larut yang dibuat dengan penambahan

0,5 mlperak nitrat 0,1 N pada campuran 0,5 ml.

e. Indikasi : Zat tambahan


f. Farmakologi : -
g. Dosis : -
III. Perhitungan dosis
1) Cemitidine
DManak 1h : 8/20 x 1 g = 0,4 g
8/20 x 2 g = 0,8 g
1p :400 mg/3 = 133,3 mg
800 mg/3 = 266,7 mg

DLanak 1x :8/20 x 200 mg = 80 mg


1h :8/20 x 600 mg = 240 mg

Dosis dalam resep :


1x = 5ml/50 ml x 5 tab (1500 mg) = 150 mg

1h = 3 x 150 mg = 450 mg Kesimpulan :


Dosis terapi

IV. Penimbangan bahan

1. Cimetidine : 150 mg x jumlah sendok


: 150 mg x 50 ml/5 ml = 1500 mg / 200 mg

: 7,5 tab

2. Polisorbat 80 : 1% x50 ml = 0,5 ml

3. Na.CMC : 0,5% x 100 ml = 0,5 ml x 1 g/ml = 0,5 g

Air : 0,5 ml x 20 tetes = 10 ml


4. Ol. Menthae : II gtt

5. Sir,Simplex : 20 g/1,3 g/ml = 15,4 ml

6. Aqua ad : 50 ml
V. Cara kerja

1. Dikalibrasi botol 100 ml

2. Siapkan bahan – bahan dan alat yang diperlukan

3. Ditimbang bahan sesuai perhitungan penimbangan

• Diambil 7,5 tab cimetidine


• Diukur 0,5 ml polisorbat digelas ukur
• Ditimbang 0,5 g Na ditimbangan g halus
• Diambil II gtt ol.menthae
• Diukur 15,4 ml syr.simplex digelas ukur
• Diukur 24,1 ml aquades digelas ukur
4. Digerus cimetidine dalam mortir gerus ad halus, tambahkan polisorbat gerus

ad homogen (campuran 1)

5. Ditaburkan Na.CMC kedalam mortir yang berisi air sampai menutupi


permukaan air, kemudian diamkan menit ad mengembang.

6. Dimasukkan campuran 1 dalam mortir, gerus ad homogen.


7. Dimasukkan Sir.Simplex sedikit demi sedikit kedalam mortir lalu gerus
sampai homogen, tambahkan air ad volume gerus ad membentuk suspensi.

8. Dimasukkan sediaan kedalam botol, teteskan ol.menthae kedalam botol.


9. Ditutup botol, dikocok dan diberi etiket putih.

VI. Penandaan

Laboratorium Farmasetika 1
Akademi Farmasi Samarinda
Apt: Khansa Nabila Nuzband
No : 01 Tgl. 2 April
2012

Toni ( 8 th )
3 x sehari 1 sendok teh
Setiap 8 jam

KOCOK DAHULU

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII.Edukasi

1. Obat ini berkhasiat sebagai obat tukak lambung, dengan menghambat


sekresi asam lambung.
2. Obat ini diminum 3 x sehari 1 sendok teh sesudah makan, setiap 8 jam.
3. Kocok dahulu sebelum digunakan
4. Efek samping yang mungkin terjadi antara lain diare (sementara pusing,
nyeri otot dan reaksi kulit)
5. Sebaiknya obat ini disimpan pada tempat yang sejuk serta terlindung
daricahaya matahari langsung.
6. Resep ini tidak boleh diulang tanpa resep dokter

Resep 2
Dr. Andhika
APOTEK AKFARSAM
Jl. A.W.Syahrani NO.51
Samarinda
Samarinda, 2 April 2012

R / Sulfadiazine 5
Oleum citri gtt 1
Na Sitrat 5
Preservative qs
Sir. Simolex
Sol. Gummosus aa 25
m.d.s. t dd cth II

Pro. Anita ( 7 thn )

I. Resep Asli / Standar


a. Resep Standar
Sol. Gummosus
R/ Pulv. Gummosus 2
Aquadest 98

Pulvis Gummosus
R/ Gom arab 1
Tragakan 1
Saccharum album 1

b. Kelengkapan Resep
- Nomor telepon dan paraf dokter tidak tetera
- Alamat pasien tidak tetera
- NO. SIP dokter tidak tertera

c. Penggolongan Obat
O :
G : Sulfadiazine W
:
B :

d. Komposisi Bahan
Tiap 50 ml mengandung
Tetrasiklina HCl
Gliserin
PGS
Sirup Simplex
Nipagin
Aqua

II. Uraian Bahan


1. Sulfadiazinum
a. Sinonim : Sulfadiazin, sulfadiazida
b. Khasiat : Antibiotik, umumnya untuk infeksi saluran cerna
c. Pemerian : Serbuk hablur; kuning; tidak berbau atau sedikit
Berbau lemah
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol dan aseton, mudah larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida
e. Dosis : DL 1h : 150 mg / kg – 250 mg / kg (dibagi 4
dosis)
DM 1x : 2 g
DM 1 h : 8 g
2. Sirup simplex ( FI III, 567 )
a. Sinonim : Sirup gula
b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pemanis
c. Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna
3. Natrium Sitrat ( FI III, 406 )
a. Sinonim : Natrii Citras
b. Khasiat : Antikoagulan
c. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih,
tidak mempunyai rasa

d. Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam


air mendidih, praktis tidak larut dalam etanol.

4. Nipagin ( FI III, 378 )


a. Sinonim : Metil Paraben.
b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pengawet.
c. Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau,
Tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar
Diikuti rasa tebal.
d. Kelarutan : Larut dalam 50 bagian air, dalam 20 bagian air
Mendididh, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan
Dalam 3 bagian aseton, mudah larut dalam eter
Dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60
Bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak
Nabati panas.

5. Aqua Destillata ( FI III, 96 )


a. Sinonim : Air suling
b. Khasiat : Pelarut
c. Pemeriaan : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, Tidak
mempunyai rasa.

6. Gom Acaciae (FI III, 279)


a. Sinonim : gom arab, gom akasia
b. Khasiat : suspending agent
c. Pemerian : serbuk halus, putih kecoklatmudaan, tidak berbau,
tidak berasa, membentuk lender jika bercampur
dengan air
d. Kelarutan : mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang
kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam
etanol (95%)

7. Saccharum album (FI III, 725)


a. Sinonim : laktosum, laktosa, gula
b. Khasiat : zat tambahan (pemanis)
c. Pemerian : hablur serbuk berwarna putih, tidak berbau,
higroskopis dan berasa manis

d. Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam


air mendidih, larut dalam 376 bagian etanol (95%) P

8. Tragacantha (FI III, 645)


a. Sinonim : tragakan
b. Khasiat : suspending agent
c. Pemerian : hablus serbuk, tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak mempunyai bau

d. Kelarutan : agak sukar larut dalam air, tetapi mengembang


menjadi massa homogeny, lengket dan seperti
gelatin

9. Oleum Citri ( FI III, 452 )


a. Sinonim : Minyak jeruk
b. Khasiat : Pengaroma
c. Pemeriaan : Cairan kuning padat atau kuning
kehijauan,Bau khas rasa pedas dan agak pahit.
d. Kelarutan : Larut dalam 12 bagian volume etanol (95%) P,
larutan agak beropalesensi, dapat bercampur dengan
etanol mutlak P.
e. Konsentrasi : 0,2% - 0,3%.
III. Perhitungan Dosis
1. Sulfadiazinum
Berat badan anak perempuan umur 8 tahun = 18,82 kg.
DL anak = 1H = 150 mg / kg – 250 mg / kg (18,82 kg ) (dibagi
dalam 4 dosis)
= 2823 mg – 4705 mg

= 705 mg – 1176,25 mg

DM anak = 1X = 2 g = 0,8 g

8 g = 3,2 g

DDR = Banyaknya Sulfadiazine dalam 2 cth ( 10 ml )

1X = 1 0,8 g = 0,8 g
1H = 3 0,8 g = 2,4 g
Kesimpulan : Dosis menghasilkan efek Terapi

IV. Penimbangan Bahan


1. Sulfadiazine 5g
2. Natrium sitrat 5g
Air 5 g x 1 = 5 g : 1 g/ml = 5 ml
3. Sol. Gummosus 25 g

R/ PGS 2 →

Aquadest 98 →
4. PGS 0,5 g
PGS (PH V, 271)
R/ Gom arab 1 →
Tragakan 1 →

Saccharum album 1 →
5. Sirupus simplex 25 ml : 1,3 g/ ml = 19,23 ml ~ 19 ml

6. Oleum Citri

7. Nipagin
- Air panas 0,06 g x 20 = 1,2 ml
8. Aqua ad 50 ml

V. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Dikalibrasi botol sebanyak 60 ml
3. Ditimbang bahan sesuai dengan penimbangan
- Ditimbang sulfadiazine 5 g ditimbangan gram kasar.
- Ditimbang PGS 0,1 g ditimbangan mg halus.
- Ditimbang Na. sitrat 5 g ditimbangan gram kasar.
- Ditimbang nipagin 60 mg ditimbangan mg halus
4. Dibuat PGS dengan menggerus saccharum album, gom arab dan
tragakan hingga homogen
5. Dilarutkan nipagin dengan air di Erlenmeyer, dimasukkan ke
botol
6. Digerus sulfadiazin dan ditambahkan PGS, gerus ad homogen lalu
tambahkan air, gerus ad homogen
7. Ditambahkan air hingga dapat dituang ke botol, lalu tuang ke
dalam botol
8. Ditambahkan oleum citri 1 tetes
9. Ditambahkan air hingga tanda kalibrasi
10. Dikocok dan kemas serta diberi etiket
11.
VI. Penandaan
Etiket Putih
Laboratorium Farmasetika I
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Khansa Nabila Nuzband
NO: 03 Tgl. 2 Maret 2012

Tantri
3 sehari 2 sendok teh
Sesudah makan dihabiskan
KOCOK DAHULU

Tidak boleh diulang tanpa resep dokter

VII. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk antibiotik, mengobati infeksi bakteri
dan menghentikan pertumbuhannya. ( umumnya pada saluran
cerna )

2. Obat ini diminum 3 sehari 2 sendok teh sesudah makan,


sebelum diminum obat ini harus dikocok dahulu. Obat ini harus
dihabiskan, diminum secara teratur.
3. Efek samping dari obat ini adalah kemungkinan adanya
gangguan lambung.
4. Obat ini sebaiknya disimpan ditempat kering dan sejuk.
Resep 3
Dr.Andhika
APOTEK AKFARSAM
Jl. A. W.Syahrani No.51
Samarinda

Samarinda, 02 April 2012

R/ Loco Cosmetica 50
m.d.S.u.c

Pro.Nn.Tina

I. Resep Asli / Standar


Resep Asli
a. R / Loco Cosmetica 50 Resep Standar

Lotio Cosmetica ( Formin, 128 )


R / Resorsin 0,5

Belerang Endap 10

Titan Oksida 10

Talk 10

Gliserin 10

Bentonit 2

Lar. Asam Borat ad 100 ml


Lar. Asam Borat 100 ml ( Formin, 194 )

R/ Asam Borat 9

Air 300

b. Kelengkapan Resep
- Nomor telepon dan paraf dokter tidak tertera
- Alamat pasien tidak tertera
- No.SIP dokter tidak tertera
c. Penggolongan Obat
O :
G :
W:
B : Resorsin ( ISO 2007, 423 ), Bentonit ( ISO 2007, 368 )
d. Komposisi Bahan
Tiap 1 botol mengandung :
Resorsin 0,25
Belerang Endap 5
Titan Oksida 5
Talk 5
Gliserin 5
Bentonit 1
Larutan asam borat 28,45 ml

II. Uraian Bahan


1. Resorsin ( FI III, 556 )
a. Sinonim : Resorcinol, Resorsin
b. Khasiat : keratolitikum
c. Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur,
Putih atau hampir putih, bau khas, rasa
manis
Diikuti rasa pahit.
d. Kelarutan bagian : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 1

Etanol ( 95% ) P larut dalam eter, dalam


Gliserol P, dan dalam minyak lemak.

e. Konsentrasi : 2 % ( IMO, 76 )

2. Belerang Endap ( FI III, 591 )


a. Sinonim : Sulfur Praecintatum
b. Khasiat : Antiskabies
c. Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, makroskopik Serbuk
lemak,bebas butiran, kuning keabuan
Pucat atau kuning kehijauan pucat.
Makroskopik partikel hampir bulat
Berkelompok amorf, mudah larut dalam
Karbon disulfida, sukar larut.
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah Larut
dalam karbondisulfida, sukar larut dalam
Minyak zaitun, sangat sukar larut dalam
Etanol.
e. Konsentrasi : lebih dari 10 % ( MD 32th, 1093 )

3. Titan Oksida ( MD 32th, 1093 )


a. Sinonim : Titan Oxydum
b. Khasiat : Zat Tambahan
c. Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
d. Kelatutan : praktis tidak larut dalam air dan larut dalam
Asam mineral tidak larut dalam asam sulfur
Yang panas ; tidak larut dalam asam
Hydrofluoritic, titanium
memberikan larutan
Dengan penyatuan antara
pettaciumbisulphane,
Alkil hidroksida dan karbonat.

e. Konsentrasi : 10 %
4. Talcum ( FI III, 592 )
a. Sinonim : Talk, Talcum veenetum
b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pelekat pada kulit
c. Pemerian : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah Melekat
pada kulit, bebas dari butiran warna
Putih atau putih kelabu.
d. Kelarutan : Tidak larut dalam hampir dalam semua
Pelarut.

5. Glycerolum ( FI III, 271 )


a. Sinonim : Gliserin, Gliserol
b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pengental

c. Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna,


Tidak berbau.Manis diikuti rasa hangat
Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama
Pada suhu rendah dapat memadat
membentuk
Massa hablur yang tidak berwarna yang
tidak
Melebur himgga suhu mencapai lebih
kurang 20 .
d. Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan
etanol,
Praktis tidak larut dalam kloroform dalam
eter
P dan dalam minyak lemak.
e. Konsentrasi : 5 % ( Scoville’s, 326 )

6. Bentonitum ( FI III, 110 )


a. Sinonim : Bentonit
b. Khasiat : Pendispersi, pengental suspending agent
c. Pemerian : Serbuk sangat halus, coklat kuning muda atau
Kuning gading, tidak berbau, rasa mirip
tanah.
d. Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air tetapi Mengembang
menjadi massa homogen, praktis
Tidak larut dalam pelarut.
e. Konsentrasi :5%

7. Acidum Boricum ( FI III, 49 )


a. Sinonim : Asam Borat
b. Khasiat : Antiseptikum ekstern

c. Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik Mengkilap


tidak berwarna, kasar, tidak berbau,
Rasa agak manis dan pahit kemudian
manis.
d. Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air
Mendidih, dalam 16 bagian etanol ( 95 % )
P
Dan dalam 5 bagian gliserol.
8. Aqua Destillata ( FI III, 96 )
a. Sinonim : Air suling
b. Khasiat : Zat tambahan sebagai pelarut
c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
Tidak mempunyai rasa.

III. Perhitungan Dosis


-

IV. Penimbangan Bahan

1. Reseorsin

2. Belerang Endap

3. Titan Oksida =

4. Talk

5. Gliserin

6. Bentonit =
7. Larutan Asam Borat = 50 ml – ( 0,170 + 3,5 + 3,5 + 3,5 + 3,5 +
0,7 )
= 35,13 ml
Asam Borat

Air

V. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Dikalibrasi botol 50 ml.
3. Ditimbang semua bahan sesuai dengan penimbangan.
Ditimbang resorsin 0,17 g ditimbangan halus
Ditimbang bentonit 0,700 g ditimbangan halus
Ditimbang gliserin 3,5 ml dan air 34,10 digelas ukur
Ditimbang belerang endap 3,5 g, titan oksida 3,5 g, asam borat 1,02
g, talk 3,5 g ditimbangan kasar.
4. Diayak talk dengan ayakan no.120
5. Dibuat bentonit sehari sebelum praktikum selama 24 jam. Simpan
ditempat gelap agar dapat dibuat bentonit yang diinginkan.
6. Dilarutkan asam borat dengan air didalam Erlenmeyer ad larut,
sisihkaan.
7. Dilarutkan resorsin dengan air dalam beaker gelas ad larut, sisihkan
8. Digerus titan oksida ad halus, sisihkan
9. Digerus belerang endap ad halus, sishkan
10. Digerus belerang endap ad halus, sisihkan.
11. Digerus talk ditambahkan belerang endap dan titan oksida yang
telah digerus ad halus dan homogen.
12. Ditambahkan gliserin kedalam mortir, digerus ad halus dan
honogen kemudian ditambahkan larutan bentonit digerus ada
homogen.
13. Ditambahkan larutan asam borat dan resorsin, digerus ad homogen
lalu pindahkan ke dalam botol.
14. Ditambahkan air ad tanda batas kalibrasi.
15. Ditutup botol lalu beri etiket biru.

VI. Penandaan
Etiket biru
Laboratorium Farmasetika I
Akademi Farmasi Samarinda
Apt : Khansa Nabila Nuzband

NO.03 Tgl. 2 April 2012


Nn. Tina
Untuk pemakaian luar

OBAT LUAR

VII. Edukasi
1. Obat ini berkhasiat untuk obat jerawat.
2. Obat luar tidak untuk diminum.
3. Kocok dahulu sebelum digunakan.
4. Obat digosokkan pada pemukaan kulit.
BAB IV

PEMBAHASAN

Resep 1

Pada resep pertama dalam praktikum ke empat ini dibuat sediaan cair berupa
suspense. Suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa. Sediaan suspense
ini mengandung Cimetidine 7,5 tablet, Na CMC 500 mg, plosirbat 1 ml, sirupus
simplex 20 ml, nipagin 50 mg, oleum menthae 1 tetes dan pembawanya yaitu air.
Cimetidine adalah suatu antagonis histamin yang bekerja secara kompetitif dan
bersifat reversible pada reseptor histamine H2 di sel-sel parietal sehingga efektif
menghambat sekresi asam lambung. dan reseptor histamine H2 di sel-sel gaster
(lambung), tetapi tidak mempunyai efek sebagai antikolinergik.Cimetidine bekerja
dengan menghambat sekresi asam lambung baik pada kondisi basal maupun pada
malam hari (nocturnal), dengan jalan secara kompetitif menghambat aktifitas
histamine yang menuju ke reseptor H2 di sel-sel parietal. Cimetidine juga
menghalangi sekresi asam lambung yang dirangsang oleh makanan, histamine,
asetilkoline, pentagastrin, caffeine dan insulin. Natrium Karboksimetilselulosa
(Na. CMC ) adalah garam natrium polikarboksimetil eter selulosa. Mengandung
tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 % Na, dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan. Kekentalan larutan 2 gram dalam 100 mL air, untuk zat yang
mempunyai kekentalan 100 cP atau kurang, tidak kurang dari 80 % dan tidak lebih
dari 120 % dari ketentuan yang tertera pada etiket; untuk zat yang mempunyai
kekentalan lebih dari 100 cP, tidak kurang dari 75 % dan tidak lebih dari 140 %
dari ketentuan yang tertera pada etiket. Polisorbat-80 adalah hasil kondensasi oleat
dari sorbitol dan anhidridanya dengan etilenoksida. Tiap molekul sorbitol dan
anhidridanya berkondensasi dengan lebih kurang 20 molekul etilenoksida.
Polisorbat berupa airan kental seperti minyak, jernih, berwarna kuning, berbau
asam lemak dan berbau khas. Oleum citri berupa cairan berwarna kuning pucat
atau kuning kehijauan, mempunyai bau khas dan agak pahit, dalam resep ini
oleum berkhasiat sebagai pengaroma jeruk. Sirupus simplex merupaka sediaan
kental yang terdiri dari 66% gula dalam 100 ml air. Sirupus simpleks atau sering
disebut dengan sirup gula banyak digunakan dalam pembuatan sirup umumnya
digunakan sebagai pemanis. Nipagin (Methyl parahydroxybenzoate) adalah bahan
pengawet makanan yang dipakai di berbagai jenis makanan. Penggunaannya
diatur dalam Codex Alimentarius Commission. Nipagin memiliki nama lain,
yakni methylparaben dengan rumus kimia CH 3(C6H4(OH)COO). Jenis paraben
lain yang juga banyak digunakan adalah propylparaben dan butylparaben.
Menurut FDA, untuk suatu produk biasanya paraben yang digunakan berjumlah
lebih dari satu jenis. Pengawet ini biasanya digabung dengan pengawet lain untuk
memberikan perlindungan terhadap berbagai jenis mikroorganisme.
Adapun pembuatan sediaan ini. Hal pertama yang dilakukkan adalah
disiapkan alat dan bahan serta ditimbang bahan-bahan sesuai perhitungan. Botol
dikalibrasi sebanyak 50 ml. dibuat CMC dengan cara ditaburkan di atas air panas
hingga merata, dan dibiarkan kurang lebih ½ jam hingga mengembang. Selama
menunggu paracetamol digerus bersama polisorbat. Na CMC yang telah
mengembang digerus hingga menjadi sediaan lender atau mucilage lalu
ditambahkan cimetidine yg telah digerus dan telah basah oleh polisorbat kemudian
gerus cepat. Kemudian tambahkan sirupus diaduk dan terakhir ditambahkan
oleum citri sebagai pengaroma. Digerus sediaan dan ditambahkan air hingga dapat
dimasukkan ke dalam botol. Masukkan ke dalam botol dan ditambahkan air
hingga tanda kalibrasi. Kemas, kocok dan diberi etiket putih.

Obat ini berkhasiat sebagai antasida golongan H 2 Blocker dalam menghambat


sekresi asam lambung yang berlebihan. Obat diminum 3 kali sehari 1 sendok teh
setiap 8 jam sekali saat mau makan. Dikocok dahulu sebelum obat diminum.
Simpan obat di tempat yang terlindung dari cahaya langsung

Resep 2

Pada resep yang ketiga ini dibuat sediaan cair berupa suspensi. Suspense adalah
sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut ,
terdispersi dalam cairan pembawa. dalam resep tersebut hanya terdapat
sulfadiazine sebagai zat aktif, tetapi dalam pengerjaan suspense zat aktif tersebut
perlu ditambahkan bahan-bahan tambahan agar menjadi sediaan yang diinginkan.
Zat tambahan tersebut berupa PGS sebagai suspending agent. Dalam pembuatan
suspense suspending agent sangat penting digunakan. Terdapat juga sirupus
simplex sebagai pemanis, seperti yang kita ketahui sediaan suspense berupa
sediaan cair yang kontak langsung dengan lidah sehingga rasa dari sediaan
tersebut akan lebih terasa daripada sediaan langsung telan seperti kapsul dan
tablet. Penggunaan sirupus simplex sebagai untuk menutupi rasa zat aktif obat
yang tidak enak atau pahit. Sirupus simplex juga dapat menambah viskositas
cairan sehingga dapat pula diebut suspending agent tetapi pengerjaannya tidak
sebaaik suspending agent pada umumnya. Suspense merupakan sediaan cair yang
umumnya zat pembawanya adalah air. Air merupakan media yang gampang
terdapat mikroba dan bakteri lainnya untuk berkembangbiak, karenanya dalam
pembuatan sediaan cair perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah tumbuhnya
bakteri pada sediaan tersebut. Pada resep kali ini pengawet yang digunakan
adalah nipagin yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air panas. Berikut rincian
dari masing-masing bahan. Sulfadiazine merupakan zat aktif dalam resep ini.
Sulfadiazine berupa serbuk putih sampai agak kuning, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, stabil di uadara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya perlahan –
lahan menjadi hitam. Sulfadiazine bekerja dengan jalan menghambat sintesis
protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan
sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses sintesis
protein kuman. Sirupus simplex merupakan sediaan kental yang terdiri dari 66%
gula dalam 100 ml air. Sirupus simpleks atau sering disebut dengan sirup gula
banyak digunakan dalam pembuatan sirup umumnya digunakan sebagai pemanis..
Natrium Karboksimetilselulosa adalah garam natrium polikarboksimetil eter
selulosa. Mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5 % Na,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kekentalan larutan 2 gram dalam
100 mL air, untuk zat yang mempunyai kekentalan 100 cP atau kurang, tidak
kurang dari 80 % dan tidak lebih dari 120 % dari ketentuan yang tertera pada
etiket; untuk zat yang mempunyai kekentalan lebih dari 100 cP, tidak kurang dari
75 % dan tidak lebih dari 140 % dari ketentuan yang tertera pada etiket. PGS
adalah singkatan dari pulvis gummosus yang merupakan campuran dari gom
akasia, tragakan, dan saccharum album. Dibuat dengan cara dicampur dengan
masing-masing bahan dan digerus halus. PGS dalam resep ini berkhasiat sebagai
suspending agent yang bekerja menambah kekentalan pada larutan. . Nipagin
(Methyl parahydroxybenzoate) adalah bahan pengawet makanan yang dipakai di
berbagai jenis makanan. Penggunaannya diatur dalam Codex Alimentarius
Commission. Nipagin memiliki nama lain, yakni methylparaben dengan rumus
kimia CH3(C6H4(OH)COO). Jenis paraben lain yang juga banyak digunakan
adalah propylparaben dan butylparaben. Menurut FDA, untuk suatu produk
biasanya paraben yang digunakan berjumlah lebih dari satu jenis. Pengawet ini
biasanya digabung dengan pengawet lain untuk memberikan perlindungan
terhadap berbagai jenis mikroorganisme. Polisorbat-80 adalah hasil kondensasi
oleat dari sorbitol dan anhidridanya dengan etilenoksida. Tiap molekul sorbitol
dan anhidridanya berkondensasi dengan lebih kurang 20 molekul etilenoksida.
Polisorbat berupa airan kental seperti minyak, jernih, berwarna kuning, berbau
asam lemak dan berbau khas.

Berikut cara pembuatan sediaan tersebut. Disiapkan alat dan bahan serta
ditimbang bahan sesuai perhitungan. Botol dikalibrasi sebanyak 60 ml. dibuat
PGS dengan menggerus saccharum album, tragakan, dan gom arab hingga
homogen. Cimetidine tablet digerus hingga halus dan ditambahkan PGS lalu
ditambahkan air. Ditambahkan sirupus simplex diaduk hingga homogen.
Ditambahkan air ked lam campuran dimortit hingga dapat dituang ke dalam botol,
lalu tuang ke dalam botol. Natrium sitrat dilarutkan dengan air dan dimasukkan ke
dalam botol. Diteteskan oleum citri ke dalam botol. Tambahkan air hingga tanda
kalibrasi, kocok, kemas dan beri etiket.

Obat ini berkhasiat sebagai antibiotic yang membunuh mikroba dalam tubuh
khusunya pada saluran cerna. Obat diminum 3 kali sehari 2 sendok teh. Karena
obat ini adalah antibiotic obat dihabiskan dan diminum setelah makan.
Sebelum diminum obat dikocok dahulu.

Resep 3

Resep ke dua ini akan dibuat sediaan lotio Cosmetica. Lotio adalah larutan
atau suspensi yang digunakan secara topical. Lotio dalam resep tersebut resorcin
0,5 g, balerang endap , titan oxida, talk, gliserin masing-masing 10 g, bentonit 2 g
dan larutan asam borat 100 g. Adapun rinian dari sediaan-sediaan tersebut.
Resorcin bekerja sebagai bakterisid dan fungisisd. Dalam klinik digunakan untuk
mengobati infeksi jamur di kulit, eksem, psoriasis dan dermatitis seboroik.
Resorsinol bersifat keratolitik dan iritan .Secara eksternal Resorcin dipakai
sebagai suatu antiseptik dan disinfektan, dan digunakan 5 hingga 10% dalam salep
dalam pengobatan penyakit kulit kronis, seperti psoriasis dan eksim dari sub-akut
karakter. Resorcinol hadir dalam over-the-counter pengobatan jerawat topikal
pada konsentrasi 2% atau kurang, dan dalam resep pengobatan pada konsentrasi
yang lebih tinggi. Larutan resorcinol (25-35 g / kg) berguna dalam menghilangkan
gatal-gatal eksim erythematous. Resorcinol dapat dimasukkan sebagai agen
antiketombe di sampo atau kosmetik tabir surya. Senyawa ini juga telah
digunakan dalam pengobatan ulkus lambung dalam dosis 125-250 mg dalam pil,
dan sebagai analgesik dan haemostatic. Resorcinol adalah salah satu bahan aktif
utama dalam produk seperti Resinol dan Vagisil. Sulfur praecipitatum fungsi
utamanya adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat
menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan
keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah.
titanium dioxide merupakan bahan tabir surya yang banyak digunakan, karena
mereka tak berbahaya bagi kulit dan merupakan tabir surya yang sangat bagus,
baik dari radiasi UVA maupun UVB. Titan oksida dalam mekanismenya dapat
menumbat pori=pori sehingga masih memiliki kekurangan. Talcum merupakan
magnesium polisiikat murni dan dianggap sebagai bahan kimiawi yang sangat
ringan dan mempunyai daya slip cukup besar dan daya lekat. Selain itu, dapat
menyerap cairan sehingga bersifat mendinginkan. Talk adalah mineral yang
sangat lunak dengan komposisi kimia 3Mg.4SiO4H2O, dan biasanya terjadi
sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan pembawa magnesium (magnesium
bearing rock), seperti peridotit, gabro, dan dolomit. Endapan talk umumnya
hampir sama di setiap daerah, sebagian besar batuan induk untuk formasi talk
merupakan batuan dolomit (kemurnian talk tinggi) dan ultramafik (kemurnian talk
rendah). Talk mempunyai sifat halus, licin, penghisap minyak dan lemak,
konduktivitas listrik rendah, penghantar panas tinggi, dan electric strength tinggi.
Gliserin adalah polisakarida kental manis yang larut dalam air dan alkohol dan
merupakan produk sampingan dari saponifikasi (proses pembuatan sabun).
Gliserin merupakan humektan (menarik uap air dari udara ke kulit Anda), dan
sering ditambahkan ke lotion dan produk perawatan kulit untuk melembabkan.
Gliserin, juga dikenali sebagai gliserol, tidak berbau dan berbentuk cecair kental
yang digunakan sebagai bahan dalam pelbagai produk. Gliserin merupakan salah
satu bahan utama dalam kosmetik dan produk kecantikan dan sangat popular
kerana mempunyai berbagai manfaat yang dapat digunakan untuk semua jenis
kulit. Gliserin diperoleh dengan kombinasi lemak yang diperoleh dari minyak
nabati dan air. Gliserin digunakan untuk kulit kerana sifatnya, sehingga sangat
ideal digunakan sebagai produk perawatan kulit. Gliserin merupakan produk
rumah tangga yang sangat praktis, murah dan mudah didapati. Selain itu, gliserin
juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan, dan sebagai suplemen
diet. Bentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan
mengembang. Sifat-sifat tersebut menjadikan bentonit memiliki banyak kegunaan.
Bentonit merupakan hasil endapan hasil aktivitas vulkanik jatuhan berukuran
sangat halus yang kemudian mengalami proses pengerjaan oleh air dan
terendapkan kembali di daerah lain, kemungkinan pada lingkungan laut dalam.
Kenampakan yang terdapat pada daerah Gunung Kidul menunjukkan warna putih
kotor, warna lapuk coklat cerah, struktur berlapis (laminasi), tekstur klastik, agak
keras, agak kompak, ringan tersusun oleh butiran gelas vulkanik, pumis tuff serta
material piroklastik yang lain dengan ukuran sangat halus. Asam borat merupakan
suatu senyawa yang stabil, tidak mudah terbakar, bereaksi cepat dengan kalium,
asam anhidrat. Senyawa ini tidak cocok dengan air, basa kuat, logam alkali,
sensitif terhadap embun, dan hidroskofis. Asam Borat merupakan antiseptik
lemah, tidak mengiritasi jaringan. Zat ini dapat digunakan secara optimum saat
dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:20.

Adapun cara pembuatan resep ini. Disiapkan alat dan bahan-bahan yang
diperlukan serta ditimbang bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai perhitungan.
Botol dikalibrasi hingga 50 ml. dibuat bentonite dengan ditaburkan diatas air
panas dan dibiarkan hingga mengembang. Dilarutkan asam borat dan pindahkan
ke dalam beaker glass. Dilartukan juga resorcin dan dimasukkan ke dalam botol.
Digerus dan diampur sulfur praecipitatum, titan oxyda, dan sulfur digerus hingga
homogen dan dibasahi dengan gliserin. Dimasukkan campuran ke dalam bentonit
yang yelah mengembang, diaduk hingga homogen dan terbentuk mucilage yang
homogen. Ditambahkan air ke dalam campuran di mortir hingga dapat dituang ke
dalam botol, lalu tuang ke dalam botol. Ditambahkan air hingga tanda kalibrasi.
Dikemas sediaan, dikocok dan diberi etiket biru.

Obat ini berkhasiat sebagai anti jerawat, anti bakteri dan tabir surya pada wajah.
Cara pemakaian dikocok dahulu sebelum digunakan dan di oleskan pada
permukaan kulit sehabis mandi.

BAB V

PENUTUP

A. kesimpulan
Resep 1
Dari praktikum kemarin di dperoleh suspensi berupa sediaan kental
yang berwarna putih, beraroma minyak permen mempunyai rasa yang manis
sebanyak 50 ml.

Resep 2
Dari praktikum kemarin diperoleh suspense berupa sediaan kental
berwarna putih beraroma minyak jeruk dengan rasa manis sebanyak 60 ml.

Resep 3
Dari praktikum kemarin diperoleh lotio cosmetic berwarna putih
dengan bau dingin sebanyak 50 ml
B. Saran
Sebelum praktek hendaknya menara botol terlebih dahulu, sehingga
dalam praktikum botol siap digunakan dan tidak mengulur waktu untuk
kalibrasi botol.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Muhammad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.

Ansel, H.C.1987. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Universitas


Indonesia Press: Jakarta.

Boylan James.C, dkk.2003. Handbook of Pharmaceutical Exicipients : USE.

Gunawan, Sulistia Gan, dkk. 1971. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen
Farmaklogi Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Parafit, Khatleen. 1999. Martindale, The Complete Drug Reference. Edisi 28.
Pharmaceutical Press: London.

Prawirosujanto, Sunarto, dkk. 1966. Formularium Indonesia. Depkes RI: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai