DI SUSUN OLEH :
Dwiyani (190208021)
Dani Ramdani (190208014)
Susy Wasilah (190208076)
Susy Aryanti (190208075)
Titin Wartini (190208078)
Yanti Lestari (190208082)
Yeni Purnamasari (190208083)
Kelompok D
II. PRINSIP
Pembuatan suspensi dengan menggunakan suspending agent tragakan dengan
membuat sediaan yang stabil dalam jangka waktu yang lama serta mengevaluasi
sediaan suspensi yang didasarkan pada penampakan fisik dari suspense tersebut
misalnya perubahan volume ,perubahan warna dan system pembentukan suspensi.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel
yangdikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa
kekentalansuspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan
dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan Sifat :
1. Suspensi Deflokulasi
Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila kecepatan
sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, maka kecepatannya
akan lambat. Gaya tolak-menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-
masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.
Supernatan sistem deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan
sedimentasi partikel yang halus sangat lambat.
Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif
homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang
lambat.
Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali
diredispersikarena terbentuk masa yang kompak. Sistem deflokulasi dengan
viskositas tinggi akan mencegah sedimentasitetapi tidak dapat dipastikan
apakah sistem akan tetap homogen padawaktu paronya.
2. Suspensi Flokulasi
Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepatterjadinya
sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikeldibentuk oleh
kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif besar. Cairan supernatan
pada sistem deflokulasi cepat sekali bening yangdisebabkan flokul-flokul
yang terbentuk cepat sekali mengendap denganukuran yang bermacam-
macam.
Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besardan
mudah diredispersi.
Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karenakecepatan
sedimentasinya tinggi.
Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
a) Kombinasi ukuran partikel
b) Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.
c) Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikeldalam
suspensi.
Syarat Suspensi :
1. FI IV, 1995, hal 18
a) Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara iv dan intratekal
b) Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus
mengandung zat antimikroba.
c) Suspensi harus dikocok sebelum digunakan
d) Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
6. Acidifier
Berfungsi mengatur pH, meningkatkan kestabilan suspense,memperbesar
potensial pengawet, meningkatkan kelarutan. Acidifier yang biasa digunakan
pada suspensi adalah asam sitrat.
7. Pendapar
Berfungsi mengatur pH, memperbesar potensial pengawet,meningkatkan
kelarutan. Dapar yang dibuat harus mempunyai kapasitasyang cukup untuk
mempertahankan pH. Pemilihan pendapar yaitudengan pendapar yang pKa
nya berdekatan dengan pH yang diinginkanPemilihan pendapar harus
mempertimbangkan inkompatibilitas dantoksisitas. Dapar yang biasa
digunakan antara lain dapar sitrat, dapar posfat, dapar asetat.
8. Antioksidan (Diktat Teknologi Farmasi Sediaan Liquida dan Semisolid,
Antioksidan jarang digunakan pada sediaan suspensi, kecuali untuk zataktif
yang mudah terurai karena teroksidasi. Antioksidan bekerja efektif pada
konsentrasi rendah. Cara kerja dengan memblokir reaksi oksidatifyang
berantai pada tahap awal dengan memberikan atom hidrogen. Halini akan
merusak radikal bebas dan mencegah terbentuknya peroksida.Hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih antioksidan :
a. Efektif dalam konsentrasi rendah
b. Tidak toksik, tidak merangsang dan tidak membentuk hasil
antara(sediaan) yang berbahaya
c. Segera larut atau terdispersi pada medium
d. Tidak menimbulkan warna, bau, dan rasa yang tidak dikehendaki.
e. Dapat bercampur (compatible) dengan konstituen lain padasediaan.
Beberapa antioksidan yang lazim digunakan :
a. Golongan kuinol (ex: hidrokuinon, tokoferol, hidroksikroman, hidroksi
kumeran, BHA, BHT).
b. Golongan katekhol (ex : katekhol, pirogalol, NDGA, asam galat)
c. Senyawa mengandung nitrogen (ex: ester alkanolamin turunanamino dan
hidroksi dari fenilamin diamin, difenilamin, kasein,edestin)
d. Senyawa mengandung belerang (ex: sisteina hidroklorida)
e. Fenol monohidrat (ex: timol)
9. Pengawet
Pengawet sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan
alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karenamerupakan tempat
tumbuh mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan
dipergunakan untuk pemakaian berulang.
Pengawet yang sering digunakan antara lain :
a) Metil / propil paraben ( 2 : 1 ad 0,1–0,2 % total)
b) Asam benzoat / Na benzoat
c) Chlorbutanol / chlorekresol (untuk obat luar / mengiritasi)
d) Senyawa amonium(amonium klorida kuarterner) → OTT denganmetil
selulosa.
10. Pemanis
Berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Masalah yang perlu
diperhatikan pada perbaikan rasa obat adalah :
a) Usia dari pasien. Anak
b) anak lebih suka sirup dengan rasa buah-buahan, orang dewasa lebih
suka sirup dengan rasa asam, orang tualebih suka sirup dengan rasa
agak pahit seperti kopi, dsb.
c) Keadaan kesehatan pasien, penerimaan orang sakit tidak samadengan
orang sehat. Rasa yang dapat diterima untuk jangka pendekmungkin
saja jadi tidak bisa diterima untuk pengobatan jangka panjang.
d) Rasa obat bisa berubah dengan waktu penyimpanan. Pada saat
barudibuat mungkin sediaan berasa enak, akan tetapi sesudah
penyimpanan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan dapat
berubah.
e) Zat pemanis yang dapat menaikkan kadar gula darah ataupun yang
memiliki nilai kalor tinggi tidak dapat digunakan dalam
formulasisediaan untuk pengobatan penderita diabetes
11. Flavor
Pewarna dan pewangi harus serasi.
a) Asin : Butterscoth, Mafile, Apricot, Peach, Vanili, Wintergreenmint.
b) Pahit : Wild cherry, Walnut, Chocolate, Mint combination, Passionfruit,
Mint spice anisi
c) Manis : Buah-buahan berry, Vanili.
d) Asam : Citrus, Licorice, Root beer, Raspberry
Aquades
Warna : Jernih
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tidak berbau
Pemerian : Cairan jernih
Ph :7
Titik didih : 100°C
Bobot Jenis : 18,02
Stabilitas : Stabil di udara
Parasetamol (C8H9NO2)
Nama Kimia : N-asetil-4-aminofenol
Berat Molekul : 151, 16 gram/mol
Titik Lebur : 169 – 172oC (Farmakope Indonesia III, 37)
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa
pahit (Farmakope Indonesia III,37)
Kandungan : parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan.
Kelarutan : Larut dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9
bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida (Farmakope Indonesia III, 37)
Inkompatibiltas : tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen dan beberapa antasida.
Stabilitas : Peningkatan suhu dapat mempercepat degradasi.
Terhidrolisis pada pH minimal 5-7, stabil pada
temperatur 45oC (dalam bentuk serbuk).
Polimorfisme : Tiga bentuk metastabil dari parasetamol yaitu
Osthorombik acetamoluntuk pembuatan tablet dan
monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil
dan termodinamik yang stabil.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari cahaya
Propilenglikol
Rumus molekul : C3H802
Berat molekul : 76,10 g/mol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
rasa agak manis, dan higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P
dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P,
tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan
dengan minyak lemak.
Khasiat : Antimikroba (menghambat atau membunuh bakteri)
dan desinfektan (membunuh mikroorganisme pada
benda mati.
Kegunaan : Zat tambahan dan pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Sorbitol
Warna : putih
Rasa : rasa manis
Bau : tidak berbau
Pemerian : serbuk, butiran dan kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, dalam metanol P, dan dalam asetatP.
Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC – 179oC
Stabilitas : terhadap udara higroskopis.
Alasan : Sebagai pemanis sekaligus mencegah kristalisasi pada tutup
botol
C. Formula sediaan
Paracetamol 125mg
Sorbitol 15 %
PPG 20 %
Tragakan 2%
Asam sitrat 5%
Essence q.s
Pewarna q.s
Aquades ad 5 ml
m.f suspensi 300 ml
D. Penimbangan bahan
1. Paracetamol = 125/5 x 300 = 7,5 gr
2. Sorbitol =15/100 x 300 = 45 gr
3. PPG = 20/100 x 300 = 60 gr
4. Tragakan = 2/100 x 300 = 6 gr
5. Asam sitrat = 5/100 x 300 = 15 gr
5. Essense q.s
6. Pewarna q.s
7. Aquades = 300-(7,5+45+60+6+15) = 164,25
2. Pemeriksaan PH
Indikator PH universal dimasukkan ke dalam sediaan sirup selama 1 menit
,kemudian di ukur nilai PH nya. PH yang dihasilkan adalah 2 yang berarti
sirup ini bersifat sangat asam
3. Bobot jenis
Piknometer kosong (a) = 10,838
Piknometer + air (b) = 21,364
Piknometer + sirup (c) = 21,836
c−a 21,836−10,838
p= ¿ x 1 mg/ml = 0,515 mg/ml
b−a 21,364−10,838
4. Viskositas
Spindel 3 : 29
Spidel 6 : 31
Spindel 12 : 39
5. Volume terpindahkan
Volume botol 60 ml dipindakan ke dalam gelas ukur hasil nya volume menjadi
61 ml. Masih memenuhi syarat ±10 % .
6. Pengukuran volume sedimentasi
Waktu 0 menit : 60 ml
Waktu 30 menit : tidak terjadi endapan
VIII. PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair yang ditunjukan untuk
penggunaan oral, topikal, tetes telinga, ophtalmik, dan sebagainya. Pada
praktikum ini sediaan yang dibuat adalah suspensi jenis oral. Suspensi oral
merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
cairan dengan bahan pengaroma yang sesuai untuk pengobatan oral. Zat yang
dapat larut dalam suasana asam, basa, atau netral, pemilihan pH kelarutan suatu
zat tidak boleh bertentangan dengan zat lain dalam sediaan tersebut. Untuk pH
kritis, untuk menjaga kelarutan oabat, sistemnya harus didapar (ditambahkan
dengan buffer ). Bahan yang digunakan antara lain : Paracetamol, PPG, sorbitol,
tragakan, asam sitrat dan aquadest.
Zat aktifnya yaitu Paracetamol, Paracetamol mengandung aktivitas sebagai
analgetik dan antipiretik. Paracetamol sebagai analgetik bekerja dengan
meningkatkan ambang rasa sakit sehingga mengurangi keluhan nyeri, dan sebagai
antipiretik bekerja langsung pada pusat pengatur panas hipotalamus, sehingga
menurunkan suhu tubuh. Paracetamol dimetabolisme dihati dan dikeluarkan
melalui ginjal. Paracetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau
menimbulkan pendarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerja
paracetamol adalah menghambat pembentukan prostaglandin. sorbitol sebagai anti
cap – locking, tragakan sebagai suspending agent agar sediaan yang tidak
terlarutkan dapat terdispersi secara sempurna, propylenglikol sebagai zat
pembasah, asam sitrat berfungsi mengatur pH, meningkatkan kestabilan
suspense,memperbesar potensial pengawet, meningkatkan kelarutan. dan
aquadest sebagai pelarut.
Pada uji pengukuran sendimentasi waktu 30 menit tidak terjadi endapan .
Uji ph yang didapat adalah 2 berarti sediaan dalam suasana agak asam. Ini
menunjukan sediaan kurang memenuhi syarat karena PH syarat suspensi adalah 5-
7 . Volume yang dipindahkan volume mula mula adalah 60ml ketika dipindahkan
menjadi 61 ml ,masih dalam batas wajar karena ± 10% .
Bobot jenis yang diperoleh adalah 0,515 mg/ml .
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
pembuatan sediaan larutan berupa suspensi terdapat kelebihan dan kekurangan.
Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan mengatasi kekurangan
tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi
1. Bentuk sediaan suspensi yang dibuat adalah berwarna kuning muda dan
beraroma jeruk .
2. Suspensi tidak terjadi pertumbuhan mikroba dan pengkristalan pada leher
botol
X. DAFTAR PUSTAKA
Mihaila B, Ellis D, Rozek T, Milne R. 2012. Chiral Stability Study of Oral Liquid
Clopidogrel Formulations for Infants. J Pharm Prac Res. Volume
42(2):106-10.
Rowe, Raymond C, dkk.2009.Handbook of pharmaceutical Excipients.USA:RPS
Publishing
Walker SE, Baker D, Law S. 2005. Stability of clozapine stored in oral suspension
vehicles at room temperature. Can J Hosp Pharm. Volume 58(5):279-84.
XI. LAMPIRAN