Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

Percobaan II

UJI SIFAT FISIK GRANUL & PENTABLETAN

Nama : Shaffanisa Noor Haqqani

NIM : 1900023017

Kelas/Golongan/Kelompok : 3A/1/4

Hari/Tanggal Pratikum : Kamis, 2 Desember 2020

Dosen : Dr. apt. Arif Budi Setianto, M.Si

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
Hal 1

A. CATATAN ( PRAKTIKUM ) PENGOLAHAN BETS

Percobaan / Prosedur Pengolahan Bets No :2

Di susun oleh Di setujui oleh

Shaffanisa Noor Haqqani Nibbana Karaamika Faizah Nariswari


Mahasiswa Asisten dosen Asisten mahasiswa
Tgl: 30/09/2020 Tgl: 30/09/2020 Tgl: 30/09/2020
Kode produk Nama produk No. Bets Besar bets Bentuk Tgl pengolahan
sediaan
TZ27-0920 Paracetamol 27057 4/10/2020
Tablet
I. KOMPOSISI II. SPESIFIKASI
a. Satuan dasar 1. Paracetamol (FI III hal 23)
Nama Resmi, Acetaminophenum
Parasetamol 500 g Nama Lain, Acetaminophen,
parasetamol
Laktosa 100 g Rumus Molekul, C8H9NO2
Warna, putih
Sol. Gelatin 5% q.s. 65 mL X 5% = 3,25 g Rasa, sedikit pahit
Bau, tidak berbau
Amilum kering 30 g
Pemeriaan, serbuk hablur,
Talk 10 g putih,tidak berbau,rasa sedikit
pahit
Berat teoritis= 500+100+3,25= 603,25 g Kelarutan, larut dalam 70 bagian
air, dalam 7 bagian etanol (95%) P,
Granul kering 570 g dalam 13 bagian aseton P, dalam
40 bagian gliserol P dan dalam 9
b. Jumlah Bahan yang Diperlukan bagian propilenglikol P, larut
dalam larutan alkali hidroksida.
Paracetamol = 500 g Titik lebur, antara 1680 dan 1720
pKa 9,5 pada 25°C
Laktosa = 100 g Bobot jenis, 271,4
pH larutan, 5,2 dan 6,5
Sol. gelatin 5% = 3,25 g Stabilitas, peningkatan suhu dapat
mempercepat degradasi obat
Amilum kering = berat granul yang dihasilkan/berat granul Inkompatibilitas, tidak bercampur
teoritis x jumlah amilum yg ditambahkan dengan senyawa yang memiliki
ikatan hidrogen dan beberapa
= 570/603,25 x 30 = 28,35 g antasida
Talk = berat granul yang dihasilkan/berat granul Khasiat, Analgetikum,
Antipiretikum
teoritis x jumlah talk yg ditambahkan
= 570/603,25 x 10 = 9,45 g 2. Laktosa (FI III hal 338 &
HOPE hal 252-261)
Berat tablet= 500+100+3,25+30+10=643,25 g/1000=643,25 mg
Nama Resmi, Lactosum
Nama Lain, Saccharum Lactis, SL
Rumus Molekul,
C12H22O11.H2O
Pemerian, Serbuk atau hablur;
putih; tidak berbau; rasa agak
mani.
Kelarutan, larut dalam 6 bagian
air, larut dalam 1 bagian air
mendidih; sukar larut dalam etanol
(95%) P; praktis tidak larut dalam
kloroform P, dan dalam eter P.

Stabilitas, pada kondisi lembab


(RH > 80%) dapat terjadi
pertumbuhan kapang. Selama
disimpan, laktosa dapat berubah
warna menjadi kecoklatan. Reaksi
ini dipercepat oleh panas dan
kondisi lembab. Harus disimpan
dalam wadah tertutup baik pada
tempat sejuk dan kering.
Inkompatibilitas, laktosa dapat
berubah warna menjadi coklat jika
bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus amin primer
(reaksi maillard). OTT: asam
amino, aminofilin, amfetamin,
lisinopril.
Fungsi, pengisi tablet (konsentrasi
65-85% b/b)

3. Gelatin (FI V Jilid 1 hal 487)


Pemerian, lembaran, kepingan
atau potongan, atau serbuk kasar
sampai halus; kuning lemah atau
coklat terang; warna bervaniasi
tergantung ukuran partikel.
Larutannya berbau lemah seperti
kaldu. Jika kering stabil di udara,
tetapi mudah terurai oleh mikroba
jika lembab atau dalam bentuk
larutan. Gelatin Tipe A
menunjukkan titik isoelektrik
antara pH 7 dan pH 9, gelatin Tipe
B menunjukkan titik isoelektrik
antara pH 4,7 dan pH 5,2.
Kelarutan, tidak larut dalam air
dingin; mengembang dan lunak
bila dicelup dalam air; menyerap
air secara bertahap sebanyak 5 - 10
kali beratnya; larut dalam air
panas, dalam asam asetat 6 N dan
dalam campuran panas gliserin dan
dalam air; tidak larut dalam etanol,
dalam kioroform, dalam eter,
dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap.
4. Amilum Kering (Handbook of
Pharmaceutical Excipient Edisi V
hal 685-690)
Pemerian, serbuk halus,
kadang-kadang berupa gumpalan
kecil, putih, tidak berbau
Kegunaan, pengikat, penghancur
fase luar, karena amilum kering
sebagai pengikat antara fase dalam
dan fase luar, dan juga sebagai
penghancur dalam proses
memasuki saluran cerna
Kelarutan, praktis tidak larut
dalam air dingin dalam etanol 95%
pH, 4.0-7.0
Densitas, 1478 g/cm3
Kelembaban, higroskopis dan
menyerap kelembaban atmosfer
sebesar 12%
Stabilitas, dalam keadaan kering
stabil terhadap bahan kimia lain
dan oleh mikroorganisme dalam
bentuk pasta/basah mudah rusak
terhadap mikroba

5. Talk (FI V Jilid 2 hal 1247)


Pemerian, serbuk hablur sangat
halus, putih atau putih kelabu.
Berkilat, mudah melekat pada kulit
dan bebas dari butiran.

III. PERALATAN
1. Timbangan analitik
2. Timbangan elektrik
3. Mortir dan Stemper
4. Ayakan no. 12 mesh
5. Ayakan no. 14/30 mesh
6. Ayakan bertingkat no.
16, 20,30, 50 mesh dan
pan
7. Mesin tablet
8. Cawan petri dan
penutup
9. Corong
10. Stopwatch
11. Gelas ukur
12. Ampul
13. Volumenometer
14. Sieving machine
15. Alat uji sudut diam
Hal 2

IV. PENIMBANGAN
Tgl: 2 Desember 2020
Kode bahan Nama bahan Jumlah yg Jumlah yg Ditimbang Diperiksa
di butuhkan di timbang oleh oleh
PCT005 Paracetamol 500 g
LKTS3 Laktosa 100 g
SOLG5 Solutio gelatin 5% 3,25 g
AMLM6 Amilum kering 28,35 g
TALK9 Talk 9,45 g

V. PROSEDUR PENGOLAHAN
Uji Sudut Diam Paraf
a. Masukkan granul seberat 50 gram secara perlahan dengan Mahasiswa Asisten
arah memutar ke dalam alat (lubang bagian bawah ditutup).
b. Buka penutup lubang bagian bawah, sehingga granul akan
mengalir.

c. Ukur tinggi kerucut yang dihasilkan.

d. Lakukan pengukuran selama 3 kali.

e. Hitung sudut diam granul dengan rumus persamaan :



Tgα=

Waktu Alir
a. Masukkan granul sebanyak 25 g ke dalam corong yang
sebelumnya sudah ditutup bagian bawahnya.

b. Tarik tutup bagian bawah dan hidupkan stop watch bersamaan.

c. Catat waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir dan


hitung kecepatan alir granul dalam gram per detik (kecepatan alir
granul yang baik yaitu kurang dari 100 g/10 detik)\

Daya Serap Granul


a. Hubungkan alat dengan timbangan elektrik yang di atasnya

terdapat ampul.

b. Sebelumnya, ampul telah diisi air sehingga permukaannya rata


dengan air yang ada dalam tabung pada alat uji daya serap
(mengikuti prinsip tabung U).

c. Atur posisi ampul sedemikian rupa sehingga ampul diatas


timbangan bersentuhan dengan kapiler yang disambung ke tempat
bahan.
d. Letakkan kertas saring di atas permukaan tabung alat uji daya
serap

e. Bersihkan sisa air disekitar kertas saring.

f.Letakkan granulsebanyak 300 mg di atas kertas saring dan atur


timbangan pada posisi nol.

g.Perhatikan angka yang ditunjukkan oleh


timbangan,berkurangnya air yang terdapat pada ampul di atas
timbangan menunjukkan jumlah air yang terserap oleh bahan.

h. Lakukan pengamatan selama 15 menit.

i. Hasil dinyatakan sebagai kecepatan penyerapan air, yaitu


banyaknya air yang diserap per satuan waktu

Pengetapan
a. Masukkan sejumlah granul ke dalam gelas ukur yang dimiringkan
b. Tegakkan gelas ukur dan tambahkan lagi granul sampai volume 100
ml (catat sebagai V0)

c. Pasang gelas ukur pada alatnya, kemudian nyalakan rotor

d. Catat perubahan volume pada menit: ke- 5, 10, 25, 50 dan 100 menit,
(catat sebagai Vt).

e. Apabila belum diperoleh volum konstan maka lanjutkan sampai


diperoleh volume konstan(catat sebagai Vk).

f. Hitung nilai T% (setelah diperoleh volum konstan)

g. Catat berat granul yang digunakan.

h. Indeks pengetapan dapat dihitung dengan rumus : T % = V0 - Vt /


V0X 100%

Diameter Rata-rata Granul

a. Timbang 25 gram granul, kemudian masukkan dalam ayakan


bertingkat yang disusun mulai dari yang kasar sampai yang halus yaitu
no.14, 16, 20, 30, 50 mesh dan pan.

b. Pasang ayakan bertingkat ke sieving machiene, jalankan mesin50


amplitudo selama 15 menit.

c. Timbang granul yang tertinggal pada masing-masing ayakan dan


hitung persentasenya.

d. Hitung diameter rata-rata granul dengan rumus (Lachman dkk, 1989):

dr = (besarnya rata-rata lubang x % tertinggal) / 100


Kerapuhan Granul
a. Timbang 30 gram granul

b. Masukkan kedalam ayakan bertingkat dengan ayakan teratas

no. 30 mesh dan terbawah pan.

c. Ayak granul dengan menggunakansieving machine.

d. Jalankan mesin dengan kecepatan 50amplitudo selama 30 menit.

e. Hitung kerapuhan granul dengan rumus:


‫݋ ݋‬ ‫ܽ ݓ‬ ‫݋ ݋‬ ݁ ‫ݐ‬ ܽ
‫݋ ݋‬ ‫ܽ ݓ‬
x 100%

Hal 3

VI. REKONSILIASI HASIL


Hasil nyata Hasil teoritis

Waktu Alir Granul (100 g)  Waktu alir :


Sampel 1=6,8 detik - 2,5 gram = 2,5 detik
Sampel 2=8,0 detik - Waktu alir yang baik untuk tiap 100 g
Sampel 3=7,5 detik granul dengan waktu alirnya tidak lebih
Rata-rata=7,4 detik dari 10 detik.
Sudut Diam (derajat)  Sudut Diam : α = 20°- 40°
Sampel 1=26  Granul atau serbuk dengan indeks
Sampel 2=26 pengetapan < 20 % mempunyai sifat alir
Sampel 3=28 yang baik.
Rata-rata=26,6  Kerapuhan : 0,8 – 1 %
Kompresibilitas  Kompresibilitas : 4-8 kg
T%=V0-Vt / Vt X 100%
V0=100
Sampel 1
100 ketuk=100-95 / 100 X 100% = 5%
200 ketuk=100-90 / 100 X 100% = 10%
300 ketuk=100-89 / 100 X 100% = 11%
400 ketuk=100-89 / 100 X 100% = 11% (Vk)
Sampel 2
100 ketuk=100-96 / 100 X 100% = 4%
200 ketuk=100-89 / 100 X 100% = 11%
300 ketuk=100-87 / 100 X 100% = 13%
400 ketuk=100-87 / 100 X 100% = 13% (Vk)
Sampel 3
100 ketuk=100-98 / 100 X 100% = 2%
200 ketuk=100-91 / 100 X 100% = 9%
300 ketuk=100-89 / 100 X 100% = 11%
400 ketuk=100-88 / 100 X 100% = 12% (Vk)

Diperiksa oleh Pengecekan kebersihan alat/ tempat


Asisten Laboran

Azizah Azzahra Khapita Nurin


B. PEMBAHASAN

Pada percobaan uji sifat granul dan pentabletan kali ini, praktikan diminta untuk
mengamati video dan menganalisisnya, tujuan percobaan kali ini yaitu mengetahui dan
memahami proses uji sifat granul dan pentabletan. Uji fisik granul dan pentabletan dapat
berupa uji sudut diam, waktu alir, pengetapan, kompaktibilitas, daya serap air, diameter
rata-rata granul, serta uji kerapuhan granul. Pada praktikum kali ini praktikan diberikan video
untuk dilakukan analisis terhadap uji sudut diam granul yang dilakukan dengan menghitung
kotangen dari tinggi kerucut yang dibentuk serbuk atau granul maka akan didapat besar sudut
yang membentuknya, ketika sudutnya 25-45 derajat maka menunjukkan sifat alir yang bagus.
Uji waktu alir, setiap 100 gram yang mengalir kurang dari 10 detik maka sifat alirnya bagus.
Lalu uji pengetapan, granul dengan indeks pengetapan kurang dari 20% memiliki sifat alir
yang bagus.
Uji sudut diam granul dilakukan dengan memasukkan granul seberat 50 gram secara
perlahan dengan arah memutar ke dalam alat (lubang bagian bawah ditutup). Buka penutup
lubang bagian bawah, sehingga granul akan mengalir. Ukur tinggi kerucut yang dihasilkan.
Lakukan pengukuran selama 3 kali. Hitung sudut diam granul dengan rumus. Setelah itu
diperoleh sudut, jika diantara 25-45 derajat, maka dapat disimpulkan sifat alir granul tersebut
baik. Data yang diperoleh dari hasil praktikum kali ini dengan rata-rata sebesar 26,6 derajat.
Dan dapat disimpulkan bahwa semua sampel granul uji sudut diam memiliki sifat alir yang
baik.
Uji waktu alir granul dilakukan dengan memasukkan granul sebanyak 25 g ke dalam
corong yang sebelumnya sudah ditutup bagian bawahnya. Tarik tutup bagian bawah dan
hidupkan stop watch bersamaan. Catat waktu yang diperlukan untuk semua granul mengalir
dan hitung kecepatan alir granul dalam gram per detik (kecepatan alir granul yang baik yaitu
kurang dari 100 g/10 detik). Data yang diperoleh dari hasil praktikum kali ini dengan
rata-rata 7,4 detik, dan yang paling cepat ditempati oleh sampel 1 yaitu 6,8 detik, jadi dapat
disimpulkan bahwa semua sampel granul uji waktu alir mempunyai sifat alir yang baik.
Uji pengetapan, dilakukan dengan memasukkan sejumlah granul pada labu ukur, pada
video dimasukkan sebesar 100 mL (V0), dengan memiringkan gelas ukur tersebut dan isikan
secukupnya, namun pada video terdapat kesalahan yaitu tidak memiringkan gelas ukur dan
langsung memasangnya pada alat pengempa, seharusnya diisi terlebih dahulu dengan
dimiringkan lalu baru dipasang ke alat dan dipenuhi sampai 100mL, setelah itu nyalakan
rotor, catat perubahan tiap 5, 10, 25, 50, dan 100 menit (sebagai Vt), ketika belum konstan
maka dilanjutkan sampai volumenya konstan. Lalu hitung dengan rumus indeks pengetapan.
Data indeks pengetapan yang diperoleh dari hasil praktikum kali ini diperoleh pada sampel 1
saat konstan sebesar 11%, sampel 2 sebesar 13%, dan sampel 3 sebesar 12%, dan semuanya
konstan saat 400 ketukan. Dapat disimpulkan bahwa semua sampel granul pada uji
pengetapan memiliki sifat alir yang baik.

Terlihat dari kurva diatas, yaitu hubungan antara V0/Vt dengan jumlah ketukan, terbukti
bahwa semakin banyak ketukan serta semakin lama pengetapan, besar volume yang terketap
akan semakin banyak, dimana waktu dan jumlah ketapan terakhir volume tersebut tidak bisa
berkurang lagi, dan artinya telah mencapai volume konstan. Volume konstan yang didapat
dari data menunjukkan saat terlama yaitu 400 ketukan, terbukti dengan kurva diatas.

Perlunya ketelitian, kesabaran, serta penguasaan ilmu tentang proses uji fisik granul
sangatlah penting saat praktikum dilaksanakan, yang akan menentukan keberhasilan dan
kemaksimalan proses uji ini.

C. KESIMPULAN

1. Berdasarkan data diperoleh hasil dari uji sudut diam, semua sampel mempunyai sifat alir
yang baik, karena sudutnya masuk kedalam range 25-45 derajat, yaitu 26,26, dan 28
derajat.

2. Berdasarkan data diperoleh hasil dari uji waktu alir, semua sampel mempunyai sifat alir
yang baik, karena kecepatan alur granulnya kurang dari 10 detik, yaitu 6,8 8,0 dan 7,5
detik.

3. Berdasarkan data diperoleh hasil dari uji pengetapan, semua sampel mempunyai sifat alir
yang baik, karena hasil indeks pengetapan yang kurang dari 20%, yaitu 11%, 13%, dan
12%, semua sampel mencapai volume konstannya saat ketukan 400, terbukti bahwa
semakin lama dan banyaknya ketukan akan meningkatkan volume ketapan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta

Anonim, 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta

NCBI, 2013. Pubcem Compound Summary

Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey Dan Marian E Quinn, 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipient 6th Edition. UK: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai