Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLIDA

PENGARUH UKURAN PARTIKEL PADA FLUIDITAS GRANUL

Disusun Oleh :
Kelompok
Alda Sinthia 11194761920238
Djasendra 11194761920241
Ghina Zhahera 11194761920249
Ni Kadek Dewi Andhani 11194761920264
Taufik Kurrahman 11194761920280
Rizal 11194761920

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum.........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
A. Teori..............................................................................................................2
B. Deskripsi Bahan Praktikum..........................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................5
A. Alat dan Bahan..............................................................................................5
B. Formulasi......................................................................................................5
C. ProsedurKerja................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................7
A. Hasil Pengamatan/Perhitungan.....................................................................7
B. Pembahasan...................................................................................................9
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
JAWABAN PERTANYAAN................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Granul merupakan sediaan multiunit berbentuk aglomerat dari partikel
kecil serbuk. Granul merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan
untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi
bulatan-bulatan atau agregat-agregat dalam bentuk yang beraturan. Granulasi
adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan
tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul
terbagi, kapsul, maupun tablet. Proses granulasi dapat dilakukan dengan
metode granulasi kering atau granulasi basah.
Alasan granulasi yang paling umum adalah agar bahan memiliki sifat alir
yang baik sehingga mesin tablet dan pengisi kapsul terisi dengan baik dan
dapat dipertahankan bobot tablet atau kapsul yang seragam, agar kepadatan
serbuk meningkat dan agar penyebaran ukuran partikel berubah.
Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan
bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parentral, rektal, dan
topikal. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran
partikel sangat penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan
dalam pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Penurunan ukuran
partikel dapat meningkatkan laju absorpsi dan berpengaruh pada proses
pelarutan pengurangan ukuran partikel berperan tidak hanya pada laju
penyerapan tetapi juga pada kecilnya derajat kelarutaan suatu senyawa.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan percobaan pengaruh
ukuran partikel pada fluiditas granul.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada
fluiditas granul.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk
sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Metode granulasi basah
dilakukan dengan mencampurkam terlebih dahulu zat aktif dengan bahan
pengisi. Kemudian ditambah dengan bahan pengikat dan dicampurkan sanpai
homogen sehingga terbentuk masa yang kempal yang disebut granul. Setelah
itu diayak dengan ayakan yang sesuai nomer ayakan dinyatakan dengan
patokan MESH.

No Ayakan Ukuran besar lubang ayakan (mikron)


18 1000
25 710
35 500
40 420
50 297

 Granul dengan ukuran 18/25 Mesh artinya mempunyai diameter lebih


besar dari 710 lebih kecil dari 1000
 Granul dengan ukuran 25/35 Mesh artinya mempunyai diameter lebih
besar dari 500 lebih kecil dari 710
 Granul dengan ukuran 40/50Mesh artinya mempunyai diameter lebih besar
dari 297 lebih kecil dari 420
Pada umunya semakin besar ukuran granul air semakin baik pengukuran
sifat alir dilakukan dengan dua macam cara :
1. Cara langsung misal dengan metode corong.
2. Cara tidak langsung misal dengan mengukur sudut diam dan metode
pengepakan.
Metode sudut diam dapat diukur dengan mengamati tinggi kerucut yang
terbentuk di atas alas dengan diameter tertentu (r cm). Maka besarnya sudut
dihitung sebagai (Tg B = h/r).

2
Pengamatan sudut diam dapat dikerjakan antara lain dengan metode
silinder tetap dengan penyangga. Alatnya berupa sebuah tabung gelas yang
berlubang dibagian atasnya sedang dibagian bawah terbuka sebagian dan
dilengkapi penutup. Pada bagian silinder diletakkan disebuah penyangga yang
akan menghalangi serbuk pada saat mengalir keluar.
Pada umumnya serbuk granul dikatakan mengalir baik/fase flowing
apabila sudut diamnya lebih kecil dari 40 ̊. Jika sudut diam lebih besar dari
50˚ maka pada saat pencetakan tablet akan ditemui kesulitan sudut diam juga
dapat diukur dengan metode pengetapan, dengan mengamati pengurangan
volume granul yang terjadi selama pengamatan. Alat yang digunakan disebut
volumenometer pengurangan volume granul akibat pengetapan dicatat.
Indeks pengetapan granul ditentukan setelah penghentakan terhadap
sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada saat volume
konstan partikel serbuk berada pada kondisi paling mampat. Sifat fisik massa
granul yang baik memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20%

C. Deskripsi Bahan Praktikum


1. Laktosa
Nama latin : Laktosum, saccharum lactis
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berbau, rasa agak pahit
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, larut dalam 1 bagian air
mendidih, sukar larut dalam etanol 95% praktis tidak
larut dalam kloroform dan eter
Rumus molekul : C12H72O11. H2O
Berat molekul : 36,30
pH : 4,0 - 6,5
Partikel / serbuk : 1,52 mg / cm3
Ukuran partikel 20 % pada mesh 60. 50 % pada 100
mesh. 25-65 % pada 140 mesh
Kemampuan alir : Sedang
Desintegrasi : Baik
2. Amilum
Rumus molekul : (C₆H₁₀O₅)ₙ

3
pH : 5,5-6,5 untuk 2% b/v
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan
dalam air dingin
Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, serbuk warna putih,
ukuran bervariasi
Konsentrasi : Sebagai penghancur 3-15%
3. PGA 10 %
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, larut dalam 1 gram/
20 ml gliserin
Pemerian : Serpihan putih, bubuk kering, tidak berbau & rasa
hambar
Kegunaan : Emulsifying agent

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Silinder gelas pengukur sudut diam
b. Volumenometer
2. Bahan
a. Granulatura simplek dengan ukuran yang berbeda:
1) 18/25
2) 25/35
3) 40/40

D. Formulasi
1. Granulatura simplek………100 gram & 500 gram

E. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Sudut Diam

Timbang granul seberat 100 gram, masukan secara pelan-pelan lewat


lubang atas, sementara bagian bawah ditutup

Buka penutupnya dan biarkan serbuk mengalir keluar

Ukur tinggi kerucut yang terbentuk

Ulangi percobaan sebanyak tiga kali

*Catatan : Selama percobaan alat dijepit dengan klem, dan hindarkan dari
getaran

2. Uji Pengepakan

5
Timbang granul secara pelan-pelan kedalam gelas ukur sampai volume
100 ml catat sebagai Vo

Pasang gelas ukur pada alat, dan hidupkan motor

*Catatan : Perubahan Volume setelah (Vt) bila t = 5, 10, 25, 50 dan 100
menit teruskan pengetapan sampai pemulihan serbuk tidak turun lagi
( Volume sudah konstan dan sebagai Vk )
3. Uji Pengayakan

Dengan cara menyusun ayakan nomor 16, 18, 20, 25, 30, 35, 40, 50,
70, dan 100 secara berturut - turut dari atas kebawah, apabila
diperdagangan tidak ditemui ayakan dengan nomor ayakan yang cukup
lengkap mana dapay diambil lima nomor ayakan yaitu : 18, 25, 35, 50
dan 70

Sejumlah 500 gram granul dimasukkan kedalam ayakan paling atas,


kemudian pasang penguat susunan ayakan pada alat penggetar, lalu
motor dijalankan selama 10 menit

Timbang masing-masing granul yang tertahan pada tiap ayakan

Kemudian buat fraksi granul yang tertahan pada tiap ayakan

Buat kurva distribusi ukuran granul antara bobot granul yang tertahan
dengan nomor ayakan

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan/Perhitungan
1. Pengamatan Sudut Diam
Tabel 1. Hasil pengamatan sudut diam
Tinggi Diameter segitiga Sudut
Bahan Replikasi kerucut granul tgβ diam
(h) cm d r (β)º
Granul 1 4 12,5 6,25 0,64 30
2 3,5 15 7,5 0,46 30
100
3 4 15 7,5 0,26 30
gram Rata-rata 3,83 14,16 7,08 - 30

Perhitungan :
Rumus : tgβ = h/r
4 cm
 Replikasi 1 = =0,64
6,25 cm
3,5 cm
 Replikasi 2 = =0,46
7,5 cm
4 cm
 Replikasi 3 = =0,26
7,5 cm
2. Kecepatan Alir
Tabel 2. Hasil uji kecepatan alir
Nomor Berat Sampel Waktu Alir Kecepatan
Bahan
Ayakan yang Didapat (detik) Alir (g/dt)
20 452,38 2,46 183,89
Granul 500 40 38,36 11,10 3,45
gram 60 0,50 2,45 0,20
80 0,88 12,96 0,06

Perhitungan :
gram
Rumus :
detik
452,38
 Nomor ayakan 20 = =183,89 g/dt
2,46
38,36
 Nomor ayakan 40 = =3,45 g /dt
11,10
0,50
 Nomor ayakan 60 = =0,20 g/ dt
2,45

7
0,88
 Nomor ayakan 80 = =0,06 g/dt
12,96

Kurva Kecepatan Alir


200
180
160
Kecepatam alir (g/dt)

140
120
100
80
60
40
20
0
20 40 60 80
Nomor Ayakan

3. Uji Pengetapan
Tabel 3. Hasil uji pengetapan
Vt
Sampel Vo VK T%
5 10
Granul 100 100 99 98 97 3
ml 100 99 98 97 3

Perhitungan :
V o−V t
Rumus : T %= ( Vo )× 100 %

 Replikasi 1 : T %= ( 100−97
100 )
×100 %=3 %

100−97
T %=(
100 )
 Replikasi 2 : ×100 %=3 %

4. Nilai kompretabilitas
Tabel 4. Nilai kompretabilitas granul
Menit ke- Vo M Vk rk ro C (%)
5 100 55 97 0,56 0,55 1,78
10 100 53 97 0,56 0,54 1,85

Perhitungan :
Rumus :

8
rk−ro M M
C= ×100 % → rk = ro=
rk Vk Vo
55 gr 55 gr
 Menit ke-5 : rk = =0,56 ro= =0,55
97 100
0,56−0,55
C= ×100 %=1,78 %
0,56

53 gr 53 gr
 Menit ke-10 : rk = =0,54 ro= =0,53
97 100
0,54−0,53
C= ×100 %=1,85 %
0,54
F. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab
yang terdapat dalam granul terhadap waktu alirnya dan untuk mengetahui
pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul. Faktor-faktor yang
menentukan sifat alir serbuk atau granul adalah kerapatan jenis, porositas,
bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab.
Pengaruh MC terhadap kecepatan alir, yaitu semakin tinggi MC maka
semakin besar jadi waktu alir akan semakin lama, semakin rendah MC akan
terjadi elektrostatistika. Semakin besar ukuran partikel maka sifat alir,
semakin baik. Semakin bulat tekstur granulnya maka sifat alir semakin baik
sedangkan semakin tidak teratur bentuknya maka sifat alir semakin jelek.
Semakin rapat suatu partikel, sifat alirnya semakin baik. Semakin besar
porositas, kontak antar partikel semakin kecil sehingga fluiditas semakin baik.
Untuk kondisi percobaan dipengaruhi oleh dinding hopper, ukuran hopper,
bentuk hopper, semakin datar bentuknya akan semakin jelek fluiditasnya,
tetapi jika semakin curam bentuknya akan semakin baik fluiditasnya.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada fluiditas granul
dilakukan 3 macam uji, yaitu pengamatan sudut diam, pengamatan kecepatan
alir, dan uji pengetapan. Pada uji pengamatan kecepatan alir, pertama-tama
adalah menimbang masing-masing 100 gram granul sesuai ukuran. Dituang
pelan-pelan ke dalam corong ukur lewat tepi corong supaya partikel mengalir
dan merata. Tutup corong dibuka dan dicatat waktunya. Hasil dari percobaan

9
adalah untuk nomor ayakan 20 = 183,89 g/dt, nomor ayakan 40 = 3,45 g/dt,
nomor ayakan 60 = 0,20 g/dt, dan nomor ayakan 80 = 0,060 g/dt.
Pada pengamatan sudut diam diukur tinggi kerucut yang terbentuk,
kemudian diukur diameter kerucut yang terbentuk dengan jangka sorong
dengan replikasi sebanyak 3 kali. Hasil percobaan yang diperoleh adalah
replikasi 1 = 0,64, replikasi 2 = 0,46, replikasi 3 = 0,26 dan didapatkan nilai
sudut diam (β)º adalah 30º. Dari hasil percobaan granul mempunyai sifat alir
yang baik karena diperoleh sudut diam lebih dari 25º.
Untuk uji pengetapan, pertama-tama volumenometer kosong ditara,
kemudian dituangkan granul secara pelan pelan ke dalam gelas ukur samapai
100 ml. Dipasang gelas ukur pada alat dan dihidupkan motor. Kemudian
dicatat pada tiap 5 dan 10. Dari hasil T(%) yang diperoleh serbuk mempunyai
serbuk alir baik karena pemampatannya <20%, yaitu bernilai 3%. Semakin
besar harga T(%), maka sifat alirnya semakin kecil.
Perhitungan nilai kompresibilitas (C%), didapatkan hasil untuk t5 adalah
1,78% dan t10 adalah 1,85%. Dari hasil kompresibilitas diperoleh bahwa
serbuk bisa dikatakan mempunyai sifat alir yang tidak baik karena tidak
memenuhi indeks C%-nya yaitu 5-10 %.

10
11
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan, granul mempunyai sifat alir yang baik karena diperoleh
sudut diam lebih dari 25º. Dari hasil T(%) yang diperoleh serbuk mempunyai
serbuk alir yang baik karena pemampatannya <20%, yaitu bernilai 3%. Hasil
kompresibilitas diperoleh bahwa serbuk bisa dikatakan mempunyai sifat alir yang
tidak baik karena tidak memenuhi indeks C%-nya yaitu 5-10 %.

12
DAFTAR PUSTAKA

Lachman, L, Lieberman,H.A., dan Kanig, J.L. 1989. Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Jakarta: Universitas Indonesia.
Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Voight, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh
Soewandhi, S.N., Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

13
JAWABAN PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan sudut diam?


2. Jelaskan metode yang dapat mengukur sudut diam!
Jawaban :
1. Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horisontal bila sejumlah serbuk atau granul
dituang dalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
bentuk, ukuran, dan kelembaban granul atau serbuk. Granul atau serbuk akan
mengalir baik jika mempunyai sudut diam antara 25˚- 40˚ (Wadke et.
al., 1996)
2. Metode tidak langsung dengan mengukur paramenter sudut diam, atau
dengan metode pengetapan.

14

Anda mungkin juga menyukai