Anda di halaman 1dari 7

Makalah Formulasi Dasar I

SUSPENSI

Nama
NIM

: Luluk Agustin
: 201210410311122

BAB I

Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam bidang farmasi, perkembangan teknologi sangat berperan aktif dalam peningkatan
kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obatobatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan
peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus mengurangi
atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat. Salah satunya adalah pembuatan obat
dengan sediaan suspense.
Suspensi atau suspension menurut farmakope edisi IV adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut, yang terdispersi dalam fase cair. suspensi oral merupakan
sediaan suspensi yang ditujukan untuk penggunaan secara oral.
Suspensi menurut farmakope III adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat
dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.
Menurut formularium nasional, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat
padat, tidak melarut dan terdispersi sempurna dalam cairan pembawa.
Alasan bahan obat diformulasikan dalam bentuk sediaan suspensi yaitu bahan obat
mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk
sediaan cair, mudah diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menelan,
diberikan pada anak-anak, untuk menutupi rasa pahit atau aroma yang tidak enak pada
bahan obat.

BAB II
Pembahasan
1

Suspensi umumnya mengandung :

Zat aktif
Bahan pensuspensi (suspending agent)
Bahan pembasah (wetting agent/humektan)
Antioksidan bila perlu
Pemanis dan anticaking
Pewarna dan flavour
Pewangi dan floculating agent
Antibusa/ anti foaming dan pengawet

Macam-macam suspensi :

Suspensi oral : sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi


dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent yang cocok yang
dimaksudkan untuk pemberian oral. Contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin
Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang
terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada
kulit. Contoh : caladin losio
Suspensi otic : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan
maksud ditanamkan di luar telinga. Contoh : Suspensi Hidrokortison
Suspensi optalmik : sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
Contoh : suspensi hidrokortison asetat

Syarat suspensi
Menurut FI IV 1995 suspensi harus :

Tidak boleh dipakai melalui intra vena dan intratekal


Suspensi digunakan secara tertentu misal untuk mata, harus menggunakan pengawet
Suspensi harus dikocol sebelum digunakan
Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat

Menurut FI III 1979 suspensi harus :

Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap


2

Jika dikocok harus terdispersi kembali


Dapat menggunakan zat tambahan untuk menjamin stabilitas sediaan suspensi
Kekentalan sediaan tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang
Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran suspensoid tetap konstan
dalam waktu penyimpanan yang cukup lama

Suspending Agent
Suspending agent berfungsi untuk memperlama pengendapan, mencegah penurunan
partikel, mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak.
Penggolongan Suspending agent :
1. Golongan polisakarida
2. Turunan selulosa
3. Golongan clay
4. Polimer sintetik

: gom akasia, tragakan, Na-alginat, starch, karagen, gum


: metil selulosa, CMC-Na, avicel, hidroksi etil selulosa
: bentonit, veegum
: golongan carbomer

Bahan pembasah
Bahan pembasah (wetting agent) / humektan berfungsi untuk menurunkan tegangan
permukaan, memperkecil sudut kontak, meningkatkan dispersi bahan yang hidrofob.
Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
1. Bahan pensuspensi dari alam
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom /
hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilage atau lender . Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas
cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago
sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.
a. Termasuk golongan gom :
Contohnya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus , Tragacanth , Algin
b. Golongan bukan gom :
Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
2. Bahan pensuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
b. Golongan organ polimer

Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi :

Baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk
anak-anak
Memiliki homogenitas yang cukup tinggi
Lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan
permukaan saluran cerna tinggi
Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat
Dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi :

Memiliki kestabilan yang rendah


Jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya
menjadi buruk
Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang
Ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan
Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan
Pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila
terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan

Cara Pembuatan Obat Dalam Sediaan Suspensi


1. Metode pembuatan suspensi :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
Metode Dispersi
Metode Precipitasi
2. Sistem pembentukan suspensi :
Sistem flokulasi
Sistem deflokulasi
Secara umum sifat-sifat dari partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a.Deflokulasi
Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran
partikel adalah minimal.
4

Sediaan terbentuk lambat.


Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
- Keunggulannya : sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen
pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang lambat.
- Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena
terbentuk masa yang kompak.
Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak
dapat dipastikan apakah sistem akan tetap homogen pada waktu paruhnya.

b. Flokulasi
Partikel merupakan agregat yang basa
Sedimentasi terjadi begitu cepat
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat serta mudah terdispersi
kembali seperti semula.
Pembuatan suspensi sistem flokulasi ialah :
a.
Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.
b.
Lalu ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau
polimer.
c.
Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
d.
Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah
Structured Vehicle.
e.
Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle.
- Keunggulannya : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah
diredispersi.
- Kekurangannya : dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena kecepatan
sedimentasinya tinggi.
Flokulasi dapat dikendalikan dengan :
a.

Kombinasi ukuran partikel

b.

Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.

c.

Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel dalam suspensi.

BAB III
KESIMPULAN
5

Karakteristik, syarat serta cara pembuatan sangat perlu diperhatikan dalam pembuatan
suspensi. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan dari
kegagalan pembuatan sediaan suspensi yang cukup sering terjadi.
Selain itu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sediaan juga tidak kalah penting,
agar hasilnya sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tidak akan terjadi kesalahan penggunaan
sediaan.

Anda mungkin juga menyukai