PENDIDIKAN
BIOLOGI
DOSEN PENGAJAR :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNUVERSITAS NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bertkat
pertolongannya sehingga kami masih diberikan kesehatan maupun kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini, walaupun banyak halangan dan rintangan yang kami hadapi, namun
kami selalu tetap semangat untuk meyelesaikan makalah ini.
Karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata kuliah , yang dibimbing oleh
Prof. Dr. Arijani, MS dan Dr. F. Kawuwung, MPd selaku dosen mata kuliah tersebut.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan juga tentunya
bermanfaat bagi kami kelompok.
I
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR....................................................................................................................I
DAFTAR ISI..................................................................................................................................II
BAB I.............................................................................................................................................III
PENDAHULUAN........................................................................................................................III
1.1. Latar Belakang..............................................................................................................III
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................III
1.3. Tujuan................................................................................................................................IV
BAB II.............................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
2.1. Pengertian Pengendalian Mikroba..................................................................................1
2.2. Metoda pengendalian Mikroba........................................................................................1
2.2.1 Pengendalian Mikroba Secara Kimia.........................................................................2
2.2.2. Pengendalian Mikroba Secara Fisik..........................................................................3
BAB III...........................................................................................................................................6
PENUTUP......................................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................6
3.2. Saran...................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................7
II
BAB I
PENDAHULUAN
III
1.3. Tujuan
a. Mengenal dan mengetahui tentang pengendalian mikroba
b. Menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam pengendalian mikroba
IV
BAB II
PEMBAHASAN
Cara pengendalian pertumbuhan mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: 1)
dengan membunuh mikroba, 2) menghambat pertumbuhan mikroba. Pengendalian
mikroba, khususnya bakteri dapat dilakukan baik secara kimia maupun fisik, yang
keduanya bertujuan menghambat atau membunuh mikroba yang tidak dikehendaki.
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah populasi bakteri
pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan
yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sekaligus
membunuh sebagian besar populasi mikroba.
2. Desinfeksi
1
3. Aniseptis
4. Sterilisasi
b) Kelarutan, artinya senyawa ini bisa larut dalam air atau pelarut lain, sampai pada
taraf yang diperlukan secara efektif.
c) Stabilitas, artinya memiliki stabilitas yang tinggi bila dibiarkan dalam waktu
yang relatif lama dan tidak boleh kehilangan sifat antimikrobanya.
d) Tidak bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain, artinya senyawa ini
bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan
lain.
e) Tidak bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain, artinya senyawa ini
bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan
lain.
f) Tidak bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain, artinya senyawa ini
bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan
lain.
2
g) Sifat bahan harus serasi , yaitu zat kimia yang digunakan untuk disinfeksi alat-
alat yang terkontaminasi tidak baik digunakan untuk kulit karena dapat merusak
sel kulit.
3. Agen kimia yang mendenaturasi protein, yaitu agen kimiawi yang menyebabkan
terjadinya koagulasi dan presipitasi protoplasma, seperti alkohol, gliserol dan
bahan-bahan asam dan alkalis.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas agen kimia di dalam mengendalikan
mikroba, yaitu :
2. Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang
disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
3. Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih resisten
dibandingkan yang tidak berkapsul dan tidak berspora.
5. pH atau derajat keasaman. Efektivitas bahan kimia dapat berubah seiring dengan
perubahan pH. Hanya ada beberapa zat bahan kimia secara hukum diterima
untuk digunakan dalam pengawetan makanan. Diantaranya yang paling efektif
adalah asam benzoat, sorbat, asetat, laktat dan propionat, kesemuanya ini adalah
3
asam organic. Asam sorbet dan propionat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan kapang pada roti. Nitrat dan nitrit digunakan untuk mengawetkan
daging terutama untuk mengawetkan warna dan bersifat menghambat
pertumbuhan beberpa bakteri anaerobic, terutama clostridium botulinum.
c) Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada suhu
100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel vegetatif bakteri yang
patogen maupun non patogen. Namun spora dan beberapa virus masih dapat
hidup. Biasanya dilakukan pada alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll.
d) Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)
sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat yang
sederhana seperti jarum ose.
4
e) Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar bunsen
dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran
1. Sinar UV : Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan permukaan
suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
2. Sinar Ionisasi : yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar beta
dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi memerlukan biaya yang besar
dan biasanya hanya digunakan pada industri farmasi maupun industri
kedokteran.
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi : Ada dua filter, yaitu filter udara dan
filter bakteriologis.
1) Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High
Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA) memungkinkan dialirkannya udara
bersih ke dalam ruang tertutup dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air
Flow)
5
Pengendalian Mikroba dengan Bahan Kimia
Agen kimia yang baik adalah yang memiliki kemam-puan membunuh mikroba
secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa merusak bahan atau alat yang didisinfeksi.
Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :
1) Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.
• Golongan fenol.
2) Agen kimia yg merusak enzim mikroba
• Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang
disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
• Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora resisten
dibandingkan yang tidak berkapsul dan berspora.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Cara pengendalian pertumbuhan mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: 1)
dengan membunuh mikroba, 2) menghambat pertumbuhan mikroba. Pengendalian mikroba,
khususnya bakteri dapat dilakukan baik secara kimia maupun fisik, yang keduanya bertujuan
menghambat atau membunuh mikroba yang tidak dikehendaki.
Banyak zat-zat kimia yang dewasa ini digunakan untuk membunuh atau mengurangi
jumlah mikroba, terutama yang patogen. Pengendalian secara kimia umumnya lebih efektif
digunakan pada sel vegetatif bakteri, virus dan fungi, tetapi kurang efektif untuk
menghancurkan bakteri dalam bentuk endospora.
7
3.2. Saran
kami d a r i p e n y u s u n m e n g u c a p k a n t e r i m a k a s i h b a n y a k , a p a
b i l a a d a y a n g d a p a t membantu menyempurnakan makalah ini dengan banyak sara itu
akan lebih baik lagi.
Semoga dengan materi ini, kita lebih memperoleh banyak pengetahuan dan akan
selalu bermanfaat bagi kita sebagai calon pendidik. Amin. . . .
DAFTAR PUSTAKA
Garry. 2002. Tobacco Mosaic Virus. In: Plant disease Facts. Departemen of Plant Phatologhy.
University of Pennsyvania State University. 152 Hal
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 163 hal
Madigan et al. 2017. Brock Biologi Mikroorganisme. 14th edition. Penerbit Buku kedokteran
EGC
8
9