Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh : kelompok 4

1. Gloria Wullur

2. Sri Dewinta Kurais

3. Ivani selangen

4. Bakry Titdoy

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya.
makalah dari tugas mata kuliah FISIOLOGI HEWAN pada semester V ini yang
berjudul “SISTEM REPRODUKSI” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu Jackin Stela S.s
Manoppo S.si,M. Si yang telah membimbing dan memberikan tugas ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami
dalam menyelesaikan Makalah Sistem reproduksi

dalam menulis makalah ini. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................

Daftar isir.........................................................................................................................

Bab I Pendahuluanr........................................................................................................

A. Latar Belakangr............................................................................................................

B. Rumusan Masalahr......................................................................................................

C. Tujuanr...........................................................................................................................

Bab II Pembahasanr..........................................................................................................

A. Sistem Reproduksi Pada Tumbuhan.........................................................................

B. Sistem Reproduksi Pada Hewanr...............................................................................

C. Sistem Reproduksi Pada Manusiar..............................................................................

Bab III Penutupr................................................................................................................

A. Kesimpulanr................................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................................

Daftar Pustakar...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Reproduksi adalah proses biologis suatu individu untuk menghasilkan individu baru. Reproduksi
merupakan cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan individu
organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya untuk menghasilkan
generasi selanjutnya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu, seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukan dua jenis kelamin
berbeda. Reproduksi pada manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum,
organisme yang lebih kompleks reproduksi secara seksual. Reproduksi aseksual, dalam reproduksi
aseksual suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang
sama dikatakan termasuk dalam satu klon sehingga anggota dari satu klon memiliki susunan genetik
yang sama. Pembelahan sel pada bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual.
Walaupun demikian reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organism bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

B. RUMUSAN MASALAH

1. memahami pengertian reproduksi.

2. memahami jenis dan contoh reproduksi.

3. memahami reproduksi tumbuhan, hewan, dan manusia.

4. memahami bagaimana reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan manusia.

C. Tujuan

1. memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang pengertian reproduksi.

2. memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang jenis dan contoh reproduksi.

3. memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.

4. memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana reproduksi pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

Reproduksi pada tumbuhan berlangsung melalui 2 cara yaitu vegetatif dan generatif. Namun, tidak
semua tumbuhan dapat melakukan reproduksi vegetatif. Ada tumbuhan yang hanya bereproduksi
secara generatif saja. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan sering disebut juga propagasi vegetatif.
Propagasi vegetatif dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia.

1. Reproduksi Secara Vegetatif Alami Ada beberapa cara tumbuhan melakukan propagasi vegetatif
alami, antara lain dengan umbi lapis, umbi batang, rizom, tunas liar (adventif), tunas, geragih, spora, dan
fragmentasi.

a) Spora Reproduksi dengan spora biasanya terjadi pada lumut dan tumbuhan paku. Spora tumbuhan
lumut dibentuk oleh generasi sporofitnya, yaitu di dalam sporangium (kotak spora). Spora tumbuhan
paku dihasilkan oleh daun fertile (sporofil) pada permukaan bawah daun fertile (sporofil) pada
permukaan bawah daun atau di tepi- tepi daun.

b) Fragmentasi Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan cara memisahkan diri dari koloni
induknya dan tumbuhan menjadi individu baru. Pada umumnya, fragmentasi terjadi pada ganggang
hijau yang berbentuk filament, misalnya Hydrodictin sp.

c) Tunas Biasanya tunas muncul pada tumbuhan yang telah dewasa (tua). Tunas ini dapat muncul dari
akar, batang, atau daun.Pembentukan tunas batang misalnya terjadi pada tumbuhan bambu, tebu, dan
pisang. Tunas akar misalnya pada tumbuhan cemara, sukun, kesemek. Tunas daun pada tumbuhan
cocor bebek. Tunas-tunas yang muncul selain pada batang dinamakan tunas adventif (liar).

d) Umbi lapis Umbi lapis adalah batang yang tumbuh dibawah tanah. Bentuk umbi lapis menggelembung
,berair dan memiliki sisik-sisik daun yang berfungsi sebagai cadangan makanan.Umbi lapis memiliki
tunas samping (anak umbi lapis) yang tumbuh di antara daun. Tunas samping akan tumbuh menjadi
individu baru danmemisahkan diri dari induknya.Tumbuhan yang membentuk umbi lapis antara lain
bawang merah Daffodil.

e) Umbi batang (Tuber) Umbi batang adalah batang yang menggelembung di bawah tanah. Umbi batang
berisi cadangan makanan. Pada umbi batang terdapat mata tunas-mata tunas yang kelak tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Umbi batang terdapat antara lain pada kentang.

f) Rizom Rizom adalah batang yang tebal dan tumbuh di bawah tanah. Pada rizom terdapat tunas, sisik-
sisik daun, dan antar ruas. Jika rizom terpisah dari induknya maka akan tumbuh menjadi individu baru.
Rizom terdapat pada tumbuhan Zingiberaceae, bambu, dahlia, dan beberapa jenis rumput.

g) Stolon (Geragih) Stolon sering kita lihat pada rumput-rumputan liar. Stolon merupakan batang yang
menjalar di permukaan atau di bawah tanah. Panjang stolon ini bisa bermeter- meter. Di sepanjang
stolon tumbuh tunas-tunas liar yang kelak akan tumbuh menjadi individu baru.Stolon yang menjulur di
atas tanah misalnya pegagan (Centella asiatic) dan stroberi (Fragraria fesca), sedangkan yang menjalar di
bawah tanah misalnya rumput teki (Cypcrus rotundus).

2. Reproduksi Vegetatif Secara Buatan Reproduksi secara buatan merupakan cara reproduksi dengan
campur tangan manusia. Reproduksi cara ini bertujuan agar tumbuhan segera menghasilkan buah yang
berkualitas dan dalam jumlah yang lebih banyak serta tahan terhadap serangan penyakit. Reproduksi
secara buatan ini dapat melakukan bermacam-macam cara, antara lain stek, cangkok, mengenten,
okulasi, dan merunduk.

a) Stek Stek adalah cara perkembangbiakan dengan menggunakan potongan-potongan batang atau
cabang, terutama pada daerah yang berbuku-buku, misalnya tanaman Hibiscus tiliaceus (waru) dan
Saccharum officinarum (tebu).

Cangkok adalah cara perkembangbiakan dengan membuang sebagian kulit dan kambium secara
melingkar pada cabang batang, lalu ditutup dengan tanah yang kemudian dibungkus dengan pembalut
(sabut atau pelastik). Setelah akar tumbuh , batang dipotong kemudian ditanam. Cangkok hanya dapat
dilakukan pada tumbuhan yang tergolong dikotil, terutama buah-buahan.

b) Mengenten Mengenten adalah menyambung dua jenis tumbuhan yang berbeda. Mula-mula biji
tumbuhan disemaikan. Setelah tumbuh sebesar yang diinginkan, lalu dipotong dan disambung dengan
potongan cabang/ranting jenis tumbuhan lain yang kualitasnya lebih baik dan diameter batangnya
kurang lebih sama, lalu dibalut dan diikat dengan kuat.

c) Okulasi Okulasi (menempel) pada dasarnya sama dengan mengenten, tetapi tumbuhan yang ditaruh
di atas hanya diambil mata tunasnya saja. Kedua macam tumbuhan yang diokulasi biasanya mempunyai
kelebihan-kelebihan tersendiri, misalnya tumbuhan jeruk yang perakarannya kuat, buahnya sedikit dan
kecil-kecil dengan tumbuhan jeruk yang perakaran lemah namun dapat berbuah banyak dan besar-
besar.

d) Merunduk Merunduk adalah menundukkan cabang/batang tumbuhan hingga masuk ke dalam tanah.
Pada bagian yang ditimbun tanah tersebut kemudian akan muncul akar. Setelah perakaran kuat, lalu
batang dipotong dan dipisahkan dengan induknya . Reproduksi vegetatif buatan yang memanfaatkan
kemajuan teknologi adalah dengan system kultur jaringan. Kultur jaringan adalah menanam/mengkultur
sel tumbuhan dalam medium buatan yang dilengkapi hormone. Dari sel tersebut akan tumbuh individu
baru yang sama dengan induknya. Keuntungan-keuntungan reproduksi secara vegetatif buatan antara
lain, sifat- sifat tumbuhan hasil reproduksi sama dengan sifat-sifat tumbuhan induknya dan cepat
menghasilkan buah. Kekurangan-kekurangannya antara lain system perakaran kurang kuat, terutama
yang dilakukan dengan stek atau cangkok; dan jika tanaman dipotong ranting-rantingnya maka dapat
menyebabkan menurunnya pertumbuhan.

3. Reproduksi Generatif Perkembangan khusus untuk tumbuhan Spermatophyta melalui dua peristiwa
penting, yaitu penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari di kepala putik
untuk tumbuhan gymnospermae. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan dapat dibedakan menjadi
beberapa macam, perhatikan tabel berikut ini : Jenis penyerbukan Asal serbuk sari Autogami
(penyerbukan sendiri) Dari satu bunga yang sama Geitonogami (penyerbukan tetangga) Dari bunga lain
dalam satu pohon Alogami (penyerbukan silang) Dari bunga pohon lain yang masih satu spesies Bastar
Dari bunga lain yang berasal dari varietas lain.Agar serbuk sari sampai ke kepala putik maka dalam
penyerbukan ada hal-hal yang menjadi perantaranya, antara lain angin, air, hewan,serangga,
burung,kelalawar,siput dan manusia.

1. Angin (Anemogami) Anemogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan angin.

Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya secara anemogami adalah sebagai berikut:

a) bunga tidak berwarna cerah.

b) biasanya hijau, dan tidak terdapat kelopak bunga.

c) bunga tidak berbau.

d) tidak memiliki kelenjar madu.

e) benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga.

f) putik melekat di tengah.

g) serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan permukaannya halus. h) struktur
bunga sederhana.

i) putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan yang lebih besar untuk
memudahkan menangkap serbuk sari.

j) Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan.

2. Air (Hidrogami) Hidrogami artinya sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan air.
Hidrogami lazim terjadi pada tumbuhan air, misalnya Hydrilla, eceng gondok, dan teratai.

3. Hewan (Zoidiogami) Penyerbukan dengan perantara hewan biasanya dilakukan oleh serangga,
burung, kelelawar, dan siput.Hewan-hewan yang berperan dalam penyerbukan disebut polinator dan
peristiwa penyerbukannya disebut polinasi.

4. Entomogami Entomogami adalah penyerbukan dengan perantara serangga. Entomogami biasanya


terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan madu dan serbuk sari. Contoh hewannya, antara lain kupu-
kupu, lalat, kumbang, dan lebah.

Saat mengisap madu, tubuh serangga tertempel serbuk sari, dan jika serangga beralih ke bunga lain atau
menyentuh kepala kepala putik tersebut sehingga terjadilah penyerbukan.

Ciri-ciri bunga yang diserbuki oleh serangga adalah sebagai berikut:

a) mahkota dan benang sari berwarna cerah.


b) memiliki kelenjar madu.

c) benang sari di dalam bunga.

d) anthera (kepala sari) bersatu di bagian dasar atau belakangnya.

e) serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung, berat, lengket, dan kadang-kadang permukaannya
berukir.

f) putik lengket dan kecil.

g) struktur bunga termodifikasi untuk tempat mendarat dan makan bagi serangga.

h) bunga berbau harum.

5. Ornitogami Ornitogami adalah penyerbukan dengan bantuan burung. Bunga yang dipolinasi oleh
burung biasanya mengandung madu dan air, serta berwarna merah atau mengandung unsure warna
merah karena burung peka terhadap warna ini. Selain itu, bentuk bunga yang diserbuki burung biasanya
khusus. Contohnya, bunga yang diserbuki oleh burung kolibri memiliki tabung nectar yang panjang dan
sempit. Burung kolibri menjilat madu dengan lidahnya yang tipis dan panjang.

6. Kelelawar (Kripterogami) Kripterogami adalah penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Bunga yang
dipolinasi oleh kelelawar biasanya mekar di malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya
tidaknya tersembunyi.

7. Siput (Malakogami) Malakogami adalah penyerbukan yang terjadi dengan bantuan siput. Malakogami
terjadi pada tumbuhan yang sering dikunjungi siput.

8. Manusia (Antropogami) Antropogami adalah penyerbukan yang sengaja dilakukan oleh manusia,
misalnya penyerbukan pada bunga tumbuhan vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan dengan
perantara manusia biasanya dilakukan karena bunga tersebut tidak dapat menyerbuk sendiri atau
karena manusia ingin melakukan persilangan buatan untuk mencari varietas-varietas baru.

B. SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN

Perkembangbiakan pada hewan juga terjadi baik secara aseksual maupun seksual. Hewan tingkat
rendah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Sedangkan hewan tingkat tinggi hanya
bereproduksi secara seksual saja.

1. Perkembangbiakan Aseksual pada Hewan Perkembangbiakan aseksual pada hewan umumnya terjadi
pada hewan tingkat rendah/avertebrata. Reproduksi aseksual artinya reproduksi yang terjadi tanpa
didahului dengan peleburan dua sel kelamin yang berbeda jenisnya.Reproduksi aseksual pada hewan
ada lima jenis, yaitu pembelahan biner, pembelahan ganda, pembentukan tunas, regenerasi, dan
partenogenesis.

a) Pembelahan biner, terjadi pada makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan Protista.
Pada pembelahan biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel anak.
Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks, melintang, membujur, miring, dan
strobilasi. Pembelahan biner secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari
golongan Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium. Pembelahan
dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring terjadi pada Dinoflagellata.
Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi menghasilkan individu baru dari bagian tubuh induk yang
lepas, contohnya pada cacing pita (Taenia sp).

b) Pembelahan ganda, yaitu pembelahan berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu individu
dapat dihasilkan lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan ganda
adalah Plasmodium.

c) Pertunasan atau budding, yaitu pembentukan tunas kecil yang serupa dengan induk. Tunas ini
kemudian memisahkan diri dan menjadi individu baru. Contohnya pada Hydra, ubur-ubur pada saat
berbentuk polip, dan hewan dari golongan Porifera. Selain bereproduksi dengan tunas, Porifera juga
dapat melakukan reproduksi secara seksual.

d) Fragmentasi, individu baru terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi- bagi/terputus baik
sengaja atau tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk bagian yang belum ada sehingga
menjadi individu baru yang utuh. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah
cacing tanah, bintang laut, dan Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara reproduksi yang utama,
karena dalam kondisi normal Planaria bereproduksi secara seksual. e) Partenogenesis, individu baru
terbentuk dari telur yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga,
misalnya lebah madu.

2. Perkembangbiakan Seksual pada Hewan Tingkat Tinggi Perkembangbiakan secara seksual pada
hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses
pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di
dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk
betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi
eksternal. Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak
dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar
peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: tipe
acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang
tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur,
sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi
dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina
melalui kopulasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh
testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses
pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin
jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis.
Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi
embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan
ovovivipar.

a. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam
uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, gajah, dan harimau.

b. Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini
dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari
cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga
menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir
atau bahkan membiarkan begitu saja.

c. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur,
tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam
tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik
termasuk hewan ovipar.

Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan:

1) Reproduksi pada Ikan

Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat
kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas
deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk
keluarnya urin dan sperma. Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan,

b. alat kelamin betina pada ikan

Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur
dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina
mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan
dengan mengeluarkan sperma.

2. Reproduksi pada Mamalia

Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung
di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu
kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya,
tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus). Semua hewan mamalia memiliki
alat reproduksi yang hampir serupa.Untuk mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam
tubuh hewan betina, digunakan penis. Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk
menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui
saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot
yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio.
Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan
oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas
dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.

C. SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina
(ovum) yang menghasilkan zigot. Berdasarkan kepemilikan alat kelaminnya, manusia dikelompokkan
menjadi organisme yang bersifat gonochoris (satu individu memiliki satu alat kelamin). Sistem
reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama dalam sistem
reproduksinya, yaitu:

a. Organ penghasil sel kelamin.

b. Saluran reproduksi.

. Kelenjar tambahan, dan

d. Alat kopulasi (senggama)

1. Sistem Reproduksi Laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sistem
reproduksi laki-laki terdiri dari: a. Alat kelamin luar: terdiri dari skrotum dan penis.

b. Alat kelamin dalam: terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus.

1) Testis Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon
testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut.:

a. Tubulus seminiferus: saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi spermatogenesis).

b. Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron.

c. Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa.

d. Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma.


Skrotum Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu
tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum akan
mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya, jika suhu
normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan karena
spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia. 2) Vas deferens Berfungsi
menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran ejakulasi sperma). Di
bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran ini, fungsinya sebagai muara dari
kantong semen (vesica seminalis).

3) Epididimis Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan
pematangan sperma.

4) Uretra Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh. 5)
Tubulus recti Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus.

6) Penis Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam vagina
untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma).

7) Kelenjar tambahan

a. Kantung semen (vesica seminalis) Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma). b.
Kelenjar prostat Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk
melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam vagina
sehingga sperma dapat bergerak aktif.

c. Kelenjar Cowper (Bolbouretra) Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan
semen.

2. Sistem Reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari: a. Alat kelamin luar (eksternal), meliputi klitoris, labia mayora dan
labia minora, lubang saluran kencing, lubang vagina, fundus (lipatan paha).

b. Alat kelamin dalam (internal), meliputi sepasang ovarium (gonad), tuba fallopi (oviduk), dan uterus
(rahim).

1) ovarium (indung telur) Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel
telur (ovum) dan hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus
selama 30 hari sekali dan disebut oogenesis, Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium.
Peristiwa ini disebut ovulasi.

2) tuba fallopi (oviduk) Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan
panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta
menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang
terdapat di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma.
3) rahim (uterus) Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio
(ovum yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu
lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium).

Pada saat ovulasi, dinding rahim menebal. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim
yang seharusnya menjadi tempat melekat (implan) embrio akan meluruh. Peristiwa ini disebut
menstruasi. Aktivitas ovulasi dan menstruasi memiliki empat tahapan:

a) Tahap menstruasi:tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh karena kurangnya kadar
hormon progesteron.

b) Tahap praovulasi: masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium karena dipicu oleh
hormon estrogen.

c) Tahap ovulasi :Keluarnya sel telur dari ovarium.

d) Tahap pascaovulasi :masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi pembuahan. Tahap ini terjadi
penambahan junlah hormon progesteron sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak terjadi pembuahan
maka dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon progesteron.

4) Vagina Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia.
Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding
endometrium yang meluruh saat menstruasi.

A. Sperma dan Ovum Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel
tubuh. Sel kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan, setiap sel membelah
dua kali berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan membentuk
empat sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu ovum fungsional
yang ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran sel telur jauh lebih besar dari
sel sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan sel sperma berebut uuntuk bisa
membuahi sebuah sel telur saja. 1. Proses pembentukan gamet Proses pembentukan sperma disebut
spermatogenesis dan pembentukan sel telur (ovum) disebut oogenesis. Gambar sel sperma yang
mencoba menembus dinding sel ovum
Gamabar spermatogenesis

Proses Spermatogenesis yang Berlangsung di Testis Spermatogonium (sel induk sperma), spermatosit
primer (diploid) mengalami meiosis I menjadi 2 spermatosit sekunder (haploid) mengalami meiosis II
menjadi spermatid (haploid) 4 spermatozoa (sel sperma).Spermatozoa mengalami pematangan di
epididimis, masuk ke vas deferens bercampur dengan produk kelenjar (dari vesikula seminalis, prostate,
cowper) yang berfungsi menjaga kehidupan sperma dan memberi suasana basa pada semen. Kemudian
masuk ke uretra dan siap dikeluarkan.

b. Gambar Oogenesis

Proses Oogenesis yang Berlangsung di Ovarium (Indung Telur) Oogonium (sel induk telur) oosit primer
mengalami meiosis I, oosit sekunder dan sel kutub/polar (polosit primer) oosit sekunder mengalami
meiosis II menjadi ootid dan sel polar/polosit primer membelah menjadi sel polosit sekunder, Ootid
berkembang menjadi 1 sel telur (haploid) à hasil akhirnya terbentuk satu sel telur fungsional dan 3
polosit nonfungsional à telur yang telah masak disalurkan melalui tuba fallopi melalui infundibulum.
Pembuahan terjadi di sepertiga bagian permulaan tuba fallopi atau oviduk.

Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma)
dengan gamet betina (ovum) menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh
satu sel sperma. Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifatdari dua individu. Sifat
induk jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi
embrio.

Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio:

a) zigot: hasil peleburan sel kelamin jantan dengan betina.


b) Morula: kumpulan sel berbentuk bola yang merupakan hasil pembelahan sel secara terus menerus
dari zigot.

c) blastula: kumpulan sel berbentuk bola yang berongga. Rongga ini disebut blastocoel dan semula berisi
cadangan makanan.

d) gastrula: kumpulan sel yang terdiri dari tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm). Ketiga
lapisan ini terbentuk dari hasil migrasi (pengkutuban) sel-sel blastula.

e) morfogenesis dan organogenesis: Tahap pembentukan organ dan morfologi tubuh. Ketika embrio
menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem membran yang terdiri dari:

a. amnion: membungkus embrio dan menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio
dari benturan.

b. korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme, antibodi antara
ibu dan embrio.

c. alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang kemudian akan
membentuk plasenta (tali pusar).

D. KELAINAN PADA ORGAN REPRODUKSI

1. Gangguan Menstruasi Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore
sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan
unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak proses
menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya.

2. Kanker Serviks Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks (leher rahim) yang hampir
semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada
vagina yang baru muncul saat memasuki stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular.
Penanganannya adalah dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan
kelenjar limfa panggul.

3. Kanker Ovarium Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin
wanita. Gejala penyakit ini tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul, perubahan
fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada vagina. Kanker ovarium dapat
ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan.

4. Endometriosis Endometriosis merupakan penyakit dimana jaringan endometrium wanita berada di


luar wilayah rahim yaitu ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejalanya adalah nyeri
pada bagian perut, pinggang sakit, dan rasa tidak nyaman berlebihan saat menstruasi.

5. Kanker Prostat Kanker prostat merupakan kanker yang berkembang di bagian kelenjar prostat pada
pria. Sel kanker prostat dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya terutama pada tulang Ciri-ciri kanker
prostat adalah kesulitan buang air kecil, rasa sakit di bagian prostat, impotensi, dan lainnya.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa reproduksi adalah


kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Yang bertujuan untuk mempertahankan
jenisnya dan melestarikannya agar tidak punah.

B. SARAN Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan baik penyusunan maupun penulisan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan
dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber reproduksi tumbuhan : https://gudangmakalah.blogspot.co.id/2014/09/MAKALAH- SISTEM-


REPRODUKSI-PADA-TUMBUHAN.html Reproduksi hewan :
https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-reproduksi/sistem- reproduksi-hewan/ Reproduksi
manusia : http://sisirahmawati09.blogspot.co.id/2013/03/sistem-reproduksi- manusia.html
http://genggaminternet.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-manusia-artikel-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai