Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH

“PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Konsep Dasar IPA di SD”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Muhamad Dio Firmansyah (858570086)


2. Saelly Rahmah Maghfiroh (858568341)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2023

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas


rahmat Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
"Perkembangbiakan Makhluk Hidup".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah “Konsep Dasar IPA di SD”
yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna .Dan ini
merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Pasuruan, 23 Oktober 2023

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

1. LEMBAR JUDUL ................................................................ 1


2. KATA PENGANTAR .......................................................... 2
3. DAFTAR ISI ......................................................................... 3
4. BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 4
a. 1.1 Latar Belakang .................................................... 4
b. 1.2 Rumusan Masalah ............................................... 5
c. 1.3 Tujuan Penulisan ................................................. 5
5. BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 6
a. 2.1 Perkembangbiakan pada Tumbuhan ................... 6
b. 2.2 Perkembangbiakan pada Hewan ......................... 21
c. 2.3 Perkembangbiakan pada Manusia ........................ 31
d. 2.4 Pemuliaan Tanaman dan Hewan Ternak.............. 37
6. BAB III PENUTUP .............................................................. 50
a. 3.1 Kesimpulan ......................................................... 50
b. 3.2 Saran .................................................................... 51
7. Daftar Pustaka ....................................................................... 53

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seperti yang diketahui mahluk hidup adalah segala sesuatu yang bisa
bernafas dan bisa bergerak. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan (air maupun
darat) serta tumbuhan. Tidak hanya memiliki kemampuan untuk bernafas, bergerak,
makhluk hidup juga mempunyai kemamapuan untuk berkembangbiak yang dalam
hal ini tumbuh dan berkembang. Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai
induknya.

Berkembangbiak sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk


mendapatkan keturunan atau penerus dari spesies yang sama dengan orang tuanya
batau indukannya. Jika makhluk hidup tidak melakukan perkembangbiakan maka
spesies itu akan punah, maka dari itu berkembangbiak sangat diperlukan dalam
kehidupan makhluk hidup.

Seiring berjalannya waktu, proses perkembangbiakan pada makhluk hidup


terutama pada tumbuhan dan hewan dapat dilakukan dengan bantuan manusia
untuk menciptakan bibit-bibit yang lebih unggul dari induknya melalui kegiatan
pemuliaan tanaman dan hewan ternak.

Kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang


sengaja dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah
dilakukan orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan tanpa
dasar ilmu yang jelas. Sisa-sisa biji-bijian dari situs-situs peninggalan arkeologi
membantu menyingkap masa prasejarah pemuliaan tanaman. Catatan-catatan
pertama dalam jumlah besar mengenai berbagai jenis tanaman diperoleh dari karya
penulis-penulis Romawi, terutama Plinius.

4|Page
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis tertarik untuk membahas suatu
masalah dengan judul “Perkembangbiakan Makhluk Hidup”.

1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana Proses Perkembangbiakan pada Tumbuhan?
2. Bagaimana Proses Perkembangbiakan pada Hewan?
3. Bagaimana Proses Perkembangbiakan pada Manusia?
4. Bagaimana Cara Pemuliaan Tanaman dan Hewan Ternak?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Proses Perkembangbiakan pada Tumbuhan.
2. Untuk mengetahui Proses Perkembangbiakan pada Hewan.
3. Untuk mengetahui Proses Perkembangbiakan pada Manusia.
4. Untuk mengetahui Cara Pemuliaan Tanaman dan Hewan Ternak.

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Perkembangbiakan pada Tumbuhan

Setiap makhluk hidup pastinya melakukan perkembangbiakan untuk


meneruskan keturunannya. Berkembang biak berarti menciptakan makhluk baru
dari spesies yang sama. Makhluk hidup berkembang biak untuk memperbanyak
keturunan, mencegah spesies dan jenis mereka dari kepunahan keturunan mereka.
Makhluk yang bisa berkembang biak adalah makhluk yang sudah dewasa.

Tidak hanya manusia dan hewan, tumbuhan juga mengalami


perkembangbiakan. Mereka juga memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
memperbanyak spesies dari tumbuhan itu sendiri. Proses perkembangbiakan atau
pembentukan individu baru pada tumbuhan untuk menjaga kelangsungan keturunan
dari spesies tersebut. Perkembangbiakan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi
2, yaitu:

1. Perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) yaitu proses terbentuknya


individu baru tanpa melalui perkawinan. Perkembangbiakan aseksual
menghasilkan individu baru tanpa fusi gamet, sehingga individu baru yang
dihasilkan mewarisi karakteristik genetik yang sama dengan orang tuanya
(kecuali terjadi mutasi).
2. Perkembangbiakan secara generatif (seksual) yaitu terjadinya individu baru
melalui peleburan sel-sel kelamin. Perkembangbiakan seksual
menghasilkan keturunan baru melalui peleburan gamet dari orang tua.
Keturunan yang dihasilkan memiliki karakteristik genetik yang berbeda
dengan induknya.

6|Page
2.1.1 Perkembangbiakan pada Tumbuhan Tingkat Rendah

1. Perkembangbiakan Vegetatif

Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan rendah dilakukan


dengan berbagai cara, di antaranya membelah diri, bertunas, dan dengan
menghasilkan spora.

A. Membelah Diri

Seperti kita ketahui, cara perkembangbiakan dengan cara


membelah diri umum dilakukan oleh tumbuhan bersel satu, seperti
bakteri dan beberapa jenis ganggang. Materi genetik (kromosom)
bakteri berbentuk DNA sirkuler (bentuk lingkaran).

Pembelahan Biner pada Bakteri bermula dengan replikasi


(penggandaan) DNA menjadi dua buah yang menempel pada
membran sel (1-2). Selanjutnya, dinding sel bakteri menyempit di
bagian tengah di antara dua DNA hasil pembelahan dan membentuk
dinding pemisah (3) sehingga terbentuklah dua sel bakteri sebagai
individu baru (4).

B. Membentuk Tunas

Cara perkembangbiakan dengan bertunas pada tumbuhan


rendah dapat kita jumpai pada ragi dan lumut hati. Ragi yang sering

7|Page
kita gunakan dalam pembuatan tape adalah Saccaromyces
cerevisiae. Beberapa jenis ragi berkembang biak dengan cara
membelah diri, tetapi kebanyakan berkembang biak dengan cara
bertunas.

Pertunasan pada Ragi (Andrews et al., 1983). Mula-mula sel


ragi yang telah matang membentuk tonjolan pada dinding tubuhnya
disertai dengan proses mitosis (pembelahan inti/kariokinesis) yang
akan membentuk dua buah inti sel. Pada saat tunas telah terbentuk,
satu buah inti sel bergerak memasuki tunas tersebut. Akhirnya, tunas
akan memisahkan diri dari induknya dan terbentuklah individu baru
yang mandiri.

C. Membentuk Spora

Spora merupakan salah satu alat perkembangbiakan yang


dihasilkan oleh beberapa jenis tumbuhan rendah, seperti jamur,
ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Beberapa jenis bakteri dapat
membentuk spora, tetapi spora pada bakteri lebih bersifat untuk
mempertahankan diri dari lingkungannya yang kurang
menguntungkan daripada untuk perkembangbiakan. Spora dibentuk
melalui proses pembelahan meiosis. Dengan demikian, spora dari
jenis tumbuhan diploid (2n) akan bersifat haploid (n).

8|Page
Siklus Hidup Jamur Kelas Basidiomycetes Spora
(basidiospora) disebarkan oleh angin. Jika spora mencapai medium
yang sesuai, mereka akan berkecambah menjadi miselium primer
yang berbentuk tabung, seperti hipa. Jika dua buah hipa berbeda tipe
bertemu (+ dan -), mereka akan menyatu, tetapi intinya tidak berfusi
dan mereka membentuk miselium sekunder. Miselium sekunder
yang dikariotik (mempunyai dua inti), kemudian menjalar dalam
mediumnya dan akan membentuk jamur seperti yang sering kita
lihat.

2. Perkembangbiakan Generatif

Perkembangbiakan generative pada tumbuhan rendah dilakukan


dengan berbagai cara, seperti melalui isogami, anisogami, dan
konjugasi.

A. Isogami adalah proses perkawinan makhluk hidup dengan cara


penyatuan antara dua buah gamet (sel kelamin) yang bentuk dan
strukturnya sama. Clamydomonas dan Ulva merupakan jenis
ganggang yang melakukan perkembangbiakan dengan cara Isogami.

9|Page
Siklus hidup Chlamydomonas sp. Tumbuhan ini merupakan
alga hijau bersel tunggal yang haploid dan mempunyai dua jenis
kelamin, yaitu (+) dan (-), karena belum dapat dibedakan antara
jantan dan betinanya. Sel tersebut juga berfungsi sebagai gamet (+)
dan (-) yang apabila bertemu, akan berfusi membentuk zigot. Zigot
berkembang menjadi zigospora yang dengan cara meiosis akan
menghasilkan individu-individu baru yang berjenis kelamin (+) dan
(-) (I). Selain dapat melakukan perkawinan isogami, sel tersebut juga
dapat berkembang biak dengan cara vegetatif, yaitu membelah diri
(II).

B. Anisogami adalah proses perkembangbiakan makhluk hidup dengan


cara penyatuan dua buah gamet yang berbeda struktur, bentuk,
ataupun ukurannya. Gamet jantan disebut sperma, sedangkan gamet
betina disebut ovum. Pada tumbuhan rendah anisogami antara lain
terjadi pada sejenis ganggang, yaitu Oedogonium sp dan Fucus sp.

10 | P a g e
Siklus Hidup Fucus. Fucus matang dengan penggembungan
pada ujung-ujung cabangnya (1); irisan ujung cabang yang
memperlihatkan konseptakel yang menunjukkan tempat
mikrogametofit dan makrogametofit berada (2-3); makrogametofit
(4) dan mikrogametofit (5); makrosporangium pecah mengeluarkan
sel telur (6) dan sperma keluar dari mikrosporangium yang telah
matang (7); fertilisasi terjadi jika se telur bertemu dengan sperma
dan menghasilkan zigot

C. Konjugasi adalah proses perkembangbiakan makhluk hidup melalui


perkawinan antara dua individu yang belum dapat dibedakan jenis
kelaminnya. Contoh yang paling umum pada tumbuhan ganggang
Spyrogyra sp.

2.1.2 Perkembangbiakan pada Tumbuhan Tingkat Tinggi

Tumbuhan tinggi adalah sekelompok tumbuhan yang sudah


dapat dibedakan antara akar batang dan daun serta umumnya
berkembang biak dengan biji. Karena itu, tumbuhan tinggi sering
disebut tumbuhan berbiji. Seperti halnya tumbuhan rendah, tumbuhan
tinggi pun dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dan atau
generatif.

11 | P a g e
A. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tinggi dapat terjadi
secara alami ataupun buatan. Vegetatif alami terjadi di alam tanpa
campur tangan manusia, sedangkan vegetatif buatan sengaja dilakukan
oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya.
1. Vegetatif Alami
Perkembangbiakan vegetatif secara alami artinya tumbuhan
berkembang biak tanpa adanya bantuan manusia.
Perkembangbiakan ini juga tidak melalui perkawinan atau
penyerbukan. Namun, perkembangbiakan ini dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri dan juga tumbuhan lain. Berikut adalah
beberapa cara dari perkembangbiakan vegetaif alami.
a) Tunas
Tunas adalah perkembangbiakan tanaman yang
menggunakan bagian tunas atau tanaman yang baru tumbuh.
Tunas berada di bawah tanaman induk dan tunas muncul di atas
permukaan tanah. Tunas biasanya berasal dari batang, daun
muda, buah/bunga yang menjanjikan. Contoh
perkembangbiakan tumbuhan bertunas terjadi pada tanaman
pisang, tebu, dan bambu.
b) Tunas Adventif
Tunas adventif memiliki kemiripan dengan tunas biasa,
namun tunas adventif merupakan tumbuhan yang tumbuh dari
bagian tumbuhan seperti akar atau daun. Contoh tumbuhan yang
berkembang biak menggunakan tunas adventif di antaranya
cocor bebek, cemara, dan sukun.
c) Umbi Lapis
Umbi lapis adalah organ reproduksi yang dihasilkan dari
sekelompok daun tebal berlapis dengan susunan seperti roset.
Polisakarida pada umbi lapis bukan merupakan akumulasi
karbohidrat. Biasanya di dasar serat. Contoh tanaman yang

12 | P a g e
menggunakan umbi lapis untuk pembibitan antara lain bawang
merah, bawang putih, bawang bombay, bunga bakung, bunga
tulip, bunga lili hujan, bunga amarilis, dan bunga narsis.
d) Umbi Batang
Umbi batang merupakan alat perkembangbiakan berupa
batang atau modifikasi struktur batang yang terdapat di dalam
tanah dan biasa digunakan sebagai cadangan makanan bagi
tanaman. Saat ditanam di tanah, umbi ini bisa tumbuh menjadi
tanaman baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
umbi batang adalah kentang, ubi jalar, talas, bengkuang, gadun,
dan genbiri.
e) Umbi Akar
Umbi akar merupakan perkembangbiakan vegetatif alami
yang memanfaatkan akar, termasuk cadangan makanan. Umbi
akar ada dua jenis, yaitu berserat dan akar tunggang. Contoh
tanaman yang berkembang biak pada umbi akar berserat adalah
singkong, sedangkan umbi akar tunggang antara lain lobak dan
wortel.
f) Akar Tinggal
Akar tinggal ini, biasa disebut rimpang, berarti
perkembangbiakan tumbuhan yang tumbuh dan menyebar di
bawah permukaan tanah. Rimpang menghasilkan akar baru atau
tunas baru yang tumbuh menjadi tanaman baru.
Rimpang digunakan untuk menyimpan stok makanan atau
hasil metabolisme tanaman. Rimpang juga mengandung banyak
minyak atsiri dan alkaloid. Contoh tumbuhan yang berkembang
biak dengan menggunakan rimpang adalah jahe, lengkuas,
kunyit, dan temulawak.
g) Geragih
Geragih adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan
memodifikasi batang yang tumbuh di samping atau bisa disebut

13 | P a g e
cabang di batang. Di batang ini akan ada ruas-ruas yang akan
tumbuh menjadi tanaman baru. Umumnya ditemukan di banyak
spesies terna. Terna adalah tumbuhan berbatang tidak berkayu
(lunak). Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
menggunakan geragih atau stolon antara lain stroberi, rumput
teki, dan pegagan.

2. Vegetatif Buatan

Perkembangbiakan secara vegetatif buatan adalah proses


reproduksi tanaman tidak melalui perkawinan tetapi menggunakan
campur tangan manusia (dengan bantuan manusia).
Perkembangbiakan tumbuhan tanpa kawin dengan bantuan manusia
disebut perkembangbiakan vegetatif buatan. Berikut adalah
beberapa cara dari perkembangbiakan vegetatif buatan.

a) Cangkok
Cangkok adalah proses mengembangbiakan tanaman
dengan cara merusak bagian batang. Cangkok ini akan
membuat batang akan memiliki akar. Karena tumbuhan tidak
bisa melakukan hal ini sendirian maka ia membutuhkan
bantuan manusia.
Setelah cabang batang terluka, tutup dengan tanah
dengan bungkus plastik. Gunakan plastik bening untuk
memudahkan kalian dalam mengamati perkembangbiakan
tumbuhan. Setelah tanaman tumbuh, akarnya bisa dipotong.
Lalu, ketika pemotongan selesai, tanaman dapat ditanam
di dalam pot atau di tempat lain. Tanaman yang dapat
ditanam dengan cara cangkok biasanya yang memiliki biji
dikotil. Dikotil adalah tumbuhan yang memiliki unsur kayu.
Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
cangkok adalah mangga, jambu air, sawo, jeruk,
Kelengkeng, rambutan, dan jambu biji.

14 | P a g e
b) Okulasi
Okulasi adalah mengembangbiakan tanaman dengan
menempelkan potongan pucuk dari batang satu tanaman ke
batang tanaman lain. Metode okulasi membantu
meningkatkan kualitas dan mutu dari tanaman.
Okulasi dilakukan untuk menghasilkan sifat tanaman
yang terbaik dan memperoleh benih yang berkualitas.
Contoh tanaman yang diperbanyak dengan cara okulasi
adalah kakao, karet, mangga, kelengkeng, alpukat, jeruk
nipis, dan kamboja.
c) Kopulasi
Kopulasi adalah kegiatan menggabungkan batang
bawah dan batang atas tanaman. Kegiatan ini tentu
membutuhkan bantuan manusia, jadi pengikatan melibatkan
perbanyakan buatan. Namun, penyambungan hanya bisa
dilakukan dengan tanaman sejenis.
Teknik kopulasi hampir sama dengan teknik okulasi
karena memerlukan tanaman yang baik. Oleh karena itu,
hubungkan antara tanaman yang memiliki satu keunggulan
dan tanaman yang memiliki yang lain. Tanaman yang dapat
berkembang biak dengan cara kopulasi meliputi kopi,
durian, singkong, tomat, terong, dan mangga.
d) Stek
Stek adalah proses perkembangbiakan tanaman
dengan menggunakan bagian tubuh tanaman seperti akar,
daun dan batang. Tumbuhan bersifat totipoten, yaitu
memotong untuk membentuk sel lain. Sel-sel lainnya
lengkap dan menyerupai orang tuanya. Cara stek ini dapat
dilakukan dengan tiga cara lain seperti berikut.

15 | P a g e
1) Stek Batang
Cara ini banyak digunakan karena paling mudah
dipahami dan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat
tinggi. Cara perkembanbiakan menggunakan stek batang
dengan cara memotong bagian batang yang mempunyai
ruas atau mata.
Caranya dengan memilih bagian tanaman yang dapat
dipotong harus sudah tua. Pastikan ada 3-4 simpul pada
batang. Lalu, pastikan jarak potong antara ruas bawah
0,5 cm dan jarak atas 1 cm. Setelah memotongnya
dengan tajam, kalian bisa menancapkannya ke dalam
tanah. Contoh tanaman yang dapat dibudidayakan
dengan stek batang antara lain sukun, singkong,
kelengkeng, rosemary, delima, cabe, tomat, kopi, pohon
kelor, kangkung, anggur, dan mawar.
2) Stek Daun
Jika stek batang menggunakan batang untuk
mengembangbiakan tanaman maka stek daun
menggunakan daun untuk mengembangbiakan tanaman.
Caranya adalah dengan memetik daun yang sudah tua
dan memotongnya beserta batang di bawahnya agar
lebih mudah tumbuh.
Selain itu, daunnya harus direndam terlebih dahulu
dalam larutan auksin. Setelah itu, memasuki tahap
pembibitan stek daun. Pada tahap ini, daun ditancapkan
di tanah dan ditutup dengan plastik berlubang. Tanaman
yang berkembang biak dengan menggunakan stek daun
adalah tanaman wijayakusuma, sri rejeki, kaktus, lidah
buaya, cocor bebek, dan juga begonia.

16 | P a g e
3) Stek Akar
Cara perkembangbiakan stek akar ini adalah dengan
menggunakan bagian tubuh tumbuhan yaitu akar.
Biasanya digunakan untuk mengangkat akar tanaman.
Rahasianya adalah mencabut akar yang tumbuh dan
memotong akar dengan diameter 5 hingga 10 cm.
Setelah memotong akar, tahap selanjutnya adalah
disemai, akar dikubur di dalam campuran tanah dan
pupuk organik. Selama proses penimbunan akar,
perawatan harus dilakukan agar tidak merusak akar.
Kemudian menyirami tanaman secara teratur. Contoh
tumbuhan yang diperbanyak dengan stek akar antara lain
stroberi, jambu biji, cemara, apel, albasia, dan sukun.

B. Perkembangbiakan Generatif

Perkembangbiakan secara generatif adalah proses


perkembangbiakan tumbuhan dengan cara pembuahan dan penyerbukan.
Perkembangbiakan secara generatif tumbuhan hanya terjadi pada tumbuhan
yang memiliki organ reproduksi seperti serbuk sari dan kepala putik.

Serbuk sari adalah alat reproduksi jantan dan kepala putik adalah
alat reproduksi betina pada tumbuhan. Artinya perkembangan generatif
tanaman dapat terjadi melalui perkawinan. Jika tanaman tidak memiliki
organ reproduksi, ia tidak dapat mengalami perkembangbiakan generatif.

Perkembangbiakan secara generatif pasti dimulai dengan


penyerbukan. Penyerbukan adalah proses jatuhnya serbuk sari atau
menempel pada kepala putik tanaman. Jika prosesnya berhasil, maka akan
menghasilkan serbuk sari. Biasanya terjadi pada tumbuhan berbiji.
Kemudian butir-butir serbuk sari akan masuk ke bakal biji. Pada bakal biji
akan terjadi proses pembuahan. Pembuahan adalah proses meleburnya sel

17 | P a g e
jantan atau serbuk sari dengan sel betina atau kepala putik. Setelah selesai
proses penyerbukan maka akan menghasilkan bakal buah.

Selain itu, ada beberapa cara dalam proses penyerbukannya. Berikut


adalah cara dalam penyerbukan perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan.

1. Penyerbukan Sendiri

Penyerbukan sendiri ini akan terjadi hanya jika serbuk sari dan
kepala putik berada pada satu tanaman atau bunga yang sama.

2. Penyerbukan Tetangga

Penyerbukan tetangga merupakan penyerbukan yang terjadi


jika serbuk sari dan kepala sari berasal dari pohon yang sama. Serbuk
sari terbang ke ke kepala putik di bunga yang lain.

3. Penyerbukan Silang

Penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi ketika


serbuk sari dan kepala sari berasal dari bunga dan tanaman lain. Tetapi
pohon atau pohon itu selalu dalam jenis yang sama. Dengan adanya
penyerbukan ini dapat membuat karakteristik yang lebih kuat dari
yang sebelumnya.

4. Penyerbukan Bastar

Jenis penyerbukan yang terakhir adalah penyerbukan bastar


atau hibridisasi, artinya penyerbukan terjadi ketika serbuk sari dan
kepala sari berasal dari bunga lain, serta tanaman lain dengan spesies
tanaman yang berbeda.

Ada beberapa hal yang memengaruhi proses penyerbukan


pada tumbuhan. Faktor tersebut biasanya datang dari makhluk hidup
lainnya dan juga alam. Berikut adalah hal yang membantu proses
penyerbukan tumbuhan.

18 | P a g e
1. Hewan

Hewan yang dapat membantu penyerbukan, seperti kupu-


kupu, kelelawar, burung, lebah, dan kumbang. Contoh tumbuhan
yang diserbuki oleh hewan antara lain bunga melati, mawar,
durian, dan kembang sepatu.

2. Manusia

Manusia juga dapat menjadi faktor dalam penyerbukan


perkembangbiakan vegetatif. Tumbuhan yang biasanya harus
dibantu proses penyerbukannya oleh manusia adalah pohon salak
dan vanili.

3. Angin

Dalam hal ini angin juga dapat membantu proses


penyerbukan dengan tiupan angin yang membuat serbuk sari
mengenai kepala putik. Tumbuhan yang proses penyerbukannya
dapat dibantu oleh angin adalah jagung, gandum, dan padi.

4. Air

Air juga dapat membantu dalam proses penyerbukan


tumbuhan. Dalam hal ini, yang dapat dibantu oleh air adalah
tumbuhan yang berada di dalam air. Tumbuhan tersebut adalah
tanaman ganggang maupun hydrilla.

Selain itu, tumbuhan tinggi atau tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi


dua golongan, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gimnospermae) dan tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae).

1. Perkembangbiakan Generatif pada Gimnospermae

Alat kelamin jantan dan betina pada Gimnospermae umumnya


terpisah. Sebagai contoh pada tumbuhan pinus, sel telur dibentuk pada

19 | P a g e
konus betina dan sperma dibentuk pada konus jantan. Konus jantan
ukurannya lebih kecil dibandingkan konus betina. Fertilisasi terjadi jika inti
sperma dari serbuk sari bersatu dengan sel telur dan membentuk zigot. Zigot
selanjutnya membentuk embrio yang terdapat dalam biji. Pembuahan pada
Gimnospermae disebut pembuahan tunggal karena satu inti sperma
membuahi satu sel telur.

Siklus Hidup pada Gimnospermae

Pada konus jantan, dibentuk sperma yang dikemas dalam serbuk


sari, sedangkan pada konus betina dibentuk telur di dalam ovulum. Serbuk
sari yang telah matang akan disebarkan dengan perantaraan angin menuju
konus betina. Sel sperma di dalam serbuk sari akan berfusi dengan sel telur
yang ada di dalam ovulum dan membentuk zigot yang terdapat di dalam
biji. Setelah biji mencapai tanah yang subur, biji akan tumbuh menjadi
tumbuhan baru.

2. Perkembangbiakan generatif pada Angiospermae

Alat perkembangbiakan pada Angiospermae berupa bunga yang


terdiri atas benang sari sebagai alat perkembangbiakan jantan dan putik
sebagai alat perkembangbiakan betina. Bunga berperan penting dalam
proses perkembangbiakan tumbuhan Angiospermae.

20 | P a g e
Siklus Hidup pada Angiospermae

Ovarium mengasilkan sel telur yang terdapat di dalam ovulum,


sedangkan kepala sari akan membentuk serbuk sari. Jika serbuk menempel
pada kepala putik, serbuk sari akan membentuk buluh serbuk dan akan
menembus tangkai putik menuju ovulum. Di dalam buluh serbuk terdapat
satu inti vegetatif dan dua buah inti sperma. Ketika kedua inti sperma
sampai di ovulum, terjadilah pembuahan ganda yang menghasilkan embrio
dari penyatuan sel sperma dengan sel telur dan menghasilkan endosperma
dari penyatuan antara sel sperma dan dua buah inti polar di dalam biji. Biji
biasanya terbentuk di dalam buah dan ketika biji jatuh ke permukaan tanah
akan terbentuklah individu baru.

Pembuahan pada Angiorpermae disebut pembuahan ganda karena


inti sperma tidak hanya satu, melainkan ada dua buah. Inti yang satu
membuahi inti sel telur, sedangkan yang lainnya membuahi dua buah inti
kandung lembaga sekunder (inti polar) yang membentuk jaringan
endosperma dan bersifat triploid dan berfungsi sebagai cadangan makanan
bagi embrio.

2.2 Perkembangbiakan Pada Hewan

Setiap makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan pasti


melakukan perkembang biakan dengan cara reproduksi. Salah satu tujuan utama
dari makhluk hidup berkembang biak adalah untuk mempertahankan jenisnya,
agar tidak punah. Untuk beberapa jenis makhluk hidup, agar dapat melakukan

21 | P a g e
reproduksi dibutuhkan pasangan. Mencari pasangan hakikatnya tidak hanya
dilakukan oleh manusia, hampir seluruh jenis hewan pun melakukan hal yang
sama.

Secara umum hewan akan perkembangbiakan dengan cara aseksual


atau vegetatif dan seksual atau generatif. Perkembangbiakan hewan adalah salah
satu karakteristik dasar yang akan dimiliki oleh setiap hewan sebagai makhluk
hidup. Tujuan dari perkembangbiakan yang dilakukan oleh hewan adalah agar
terhindar dari kepunahan.

2.2.1 Perkembangbiakan Vegetatif


Berikutnya ada cara perkembangbiakan vegetatif atau aseksual.
Dimana perkambang biakan ini akan terjadi tanpa perlu proses perkawinan
atau tanpa adanya proses pembuahan sel kelamin betina oleh sel kelamin
jantan. Kebanyakan perkembangbiakan vegetatif akan terjadi pada hewan
tingkat rendah atau avertebrata.
Dalam proses perkembangbiakan vegetatif ini akan dilakukan
dengan cara membelah diri, pertunasan dan fragmentasi. Dalam prosesnya,
perkembangbiakan vegetatif akan dilakukan secara alami dan buatan. Nah,
untuk lebih paham lagi, berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis yang
ada di dalam perkembangbiakan vegetatif.
A. Membelah Diri
Jenis yang pertama adalah pekembangbiakan membelah diri.
Dimana jenis pekembangbiakan ini akan dilakukan oleh hewan dengan
sel satu seperti amoeba dan paramaecium. Keduanya kerap disebut
sebagai organisme eukariotik.
Selain itu organisme tersebut juga memiliki selaput inti. Ukuran
hewan seperti amoeba dan paramaecium sendiri tergolong kecil dan
hanya bisa dilihat menggunakan bantuan alat seperti mikroskop. Cara
induk hewan seperti amoeba dan paramaecium sendiri adalah dengan
membagi tubuhnya menjadi dua ukuran yang sama besar.

22 | P a g e
Adapun contoh dari hewan yang melakukan pekembangbiakan
secara membelah diri adalah sebagai berikut ini.
a) Amoeba
Seperti yang dijelaskan sebelumnya jika amoeba adalah
salah satu jenis hewan yang melakukan proses pekembangbiakan
secara membelah diri. Dimana amoeba sendiri merupakan protista
yang bergerak dengan bantuan pseudopodia atau kaki semu yang
lebih merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak
dengan proses mekanisme tersebut.
Amoeba sendiri hidup di darat maupun di air atau bahkan di
berbagai habitat lainnya. Cara berkembang biak yang akan
dilakuan oleh pekembangbiakan adalah dengan cara membelahdiri
dalam kurun waktu yang begitu cepat.
Perlu diketahui juga jika sebagian perubahan geografi atau
atmosfer memungkinkan terjadinya pemusnahan sebagian besar
organisme hidup. Namun untuk amoeba yang termasuk organisme
uniseluler mampu bertahan karena memiliki kemampuan
reproduksi dengan begitu cepat.
b) Protozoa
Protozoa memiliki ukuran yang begitu kecil hingga hanya
mampu dilihat dengan bantuan alat seperti mikroskop. Meski
begitu beberapa kondisi menyebabkan protozoa dengan alga sulit
dibedakan walaupun sudah dilihat dengan bantuan alat mikroskop.
Contoh protozoa sendiri seperti alga hijau Euglenophyta.
Dimana alga hijau Euglenophyta memiliki kondisi seperti adanya
sel berflagela, sel tunggal yang bisa berklorofil, adanya kondisi
kehilangan klorofil dan memiliki kemampuan untuk
berfotosintesis.
Protozoa bisa dibedakan dari jamur yang dapat bergerak
secara aktif tanpa adanya dinding sel dari alga karena tidak

23 | P a g e
berklorofil beserta bisa dibedakan dari jamur lendir karena tidak
akan membentuk badan buah.
c) Paramecium
Paramecium sendiri adalah protista yang terlihat mirip
dengan hewan yang memiliki dua inti dalam satu sel. Dua sel
tersebut adalah inti besar yang kerap disebut sebagai Makronukleus
yang bisa digunakan untuk mengawasi kegiatan pertumbuhan serta
metabolisme dan juga regenerasi.
Lalu, untuk inti sel kerap disebut sebagai mikronukleus yang
digunakan sebagai pengendalian kegiatan reproduksi. Paramecium
mendapatkan makanannya dengan cara menggetarkan silianya.
Selain itu paramecium juga memiliki vakuola makan yang mampu
berfungsi sebagai pencerna serta mengedarkan makanan. Lalu
untuk vakuola berdenyut memiliki fungsi untuk mengeluarkan sisa
makanan yang ada.
B. Pertunasan
Bertunas merupakan salah satu cara berkembang biak hewan
ketika organisme baru tumbuh. Tunas kecil akan muncul pada tubuh
induk hewan dan ketika sudah mencapai cukup umur, maka tunas
tersebut akan berpisah dengan tubuh induk hingga membentuk individu
baru.
Contoh paling mudah untuk hewan yang melakukan
perkembanbiakan bertunas adalah hydra, porifera dan coelenterata.
Pembentukan tunas pada hydra akan diawali dengan adanya tonjolan
yang muncul pada bagian dinding tubuh bagian tengah.
Dimana tonjolan tersebut nantinya akan mengalami proses
memanjang hingga membentuk mulut serta tangan. Hydra dengan
bentuk tunas dalam kondisi belum dewasa akan mendapatkan makanan
dari induk dewasa. Dan ketika sudah memasuki usia dewasa, nantinya
hydra tersebut akan mulai menangkap makanannya secara mandiri.

24 | P a g e
Selanjutnya hydra tersebut akan melepaskan diri dari tubuh induk
dewasa.
a) Hydra
Sebelumnya telah kita bahas secara singkat mengenai
perkembangbiakan bertunas pada hydra. Nah dalam poin ini akan
dijelaskan kembali secara lebih detail mengenai hydra itu sendiri.
Hydra merupakan hewan yang memiliki karakteristik tidak
adanya tulang belakang serta akan hidup ada habitat air tawar. Hydra
juga termasuk sebagai hewan pemangsa yang hidup di air tawar
dengan suhu tropis serta tidak tercemar.
Sama seperti amoeba, hydra juga termasuk kedalam hewan
mikroskopis. Dimana hydra hanya bisa dilihat dengan bantuan alat
seperti mikroskop. Hydra sendiri memiliki ukuran tubuh kecil
dengan panjang sekitar 10 milimeter dan untuk bentuknya
menyerupai tabung.
Agar bisa melindungi diri dari adanya ancaman, hydra akan
melakukan kontraksi pada tubuhnya hingga membentuk atau
menyerupai gumpalan kecil. Proses pekembangbiakan yang
dilakukan oleh hydra akan dimulai dari munculnya benjolan pada
tubuh hydra dewasa.
Dimana nantinya tonjolan tersebut akan terus berkembang
hingga membesar dan ketika sudah pada kondisi cukup besar, maka
hydra akan mampu mendapatkan makanan secara mandiri. Tunas
hydra juga akan melepaskan diri dari induknya hingga bertumbuh
dan berkembang menjadi individu baru sejenis.
b) Porifera
Porifera atau bisa disebut sebagai spon merupakan hewan
multiseluler seperti hydra. Dimana porifera merupakan spesies
hewan air yang mampu hidup di dalam laut pada kedalaman 8000
meter dan tidak akan pernah melakukan perpindahan.

25 | P a g e
Porifera memiliki karakteristik tubuh berpori banyak.
Sedangkan untuk perkembangbiakan porifera sendiri akan dilakukan
dengan membentuk sebuah kuncup di dalam koloni. Potongan yang
terlepas tersebut nantinya akan mudah untuk tumbuh dan
berkembang menjadi porifera baru.
c) Coelenterate
Selanjutnya ada coelenterata. Dimana proses
perkembangbiakan coelenterata hampir menyerupai dengan yang
dilakukan oleh porifera yaitu secara aseksual dengan membentuk
tunas atau kuncup yang akan melekat pada hewan induk. Nantinya
kuncup tersebut akan tumbuh menjadi lebih besar hingga berubah ke
bentuk individu baru sejenis.
C. Fragmentasi
Lalu ada juga pekembangbiakan frakmentasi yang akan
dilakukan oleh hewan tertentu. Fragmentasi sendiri merupakan cara
pekembangbiakan hewan yang dilakukan dengan cara memotong atau
memutus bagian tubuhnya. Contoh hewan yang mengalami
perkembangbiakan fragmentasi adalah seperti planaria dan beberapa
jenis cacing.
Cacing pilih adalah salah satu jenis hewan yang akan
berkembang biak dengan cara fragmentasi. Keberadaan dari cacing
pipih lebih mudah ditemukan di bawah bebatuan yang ada di sungai.
Cacing pipih memiliki karakteristik ukuran tubuh yang cukup kecil.
Ketika salah satu bagian tubuhnya di potong, maka potongan
tubuh tersebut akan mengalami pertumbuhan sehingga menjadi
individu baru sejenis.
D. Partenogenesis
Partenogenesis merupakan pertumbuhan serta perkembangan
telur yang dapat terjadi tanpa adanya proses pembuahan dari sel
kelamin induk jantan. Sebagai contohnya adalah ketika sel kelamin
induk betina lebah tidak dibuahi oleh sel kelamin jantan, maka tetap

26 | P a g e
bisa menghasilkan telur dan ketika menetas akan bisa menghasilkan
lebah jantan baru. Namun ketika ada pembuahan dengan sel kelamin
jantan, maka lebah yang dihasilkan nantinya merupakan lebah betina.

2.2.2 Perkembangbiakan Generatif


Perkembangbiakan generatif atau bisa kita sebut dengan istilah
perkembangbiakan seksual akan terjadi ketika sel kelamin jantan atau
spermatozoa bertemu dengan sel kelamin betina atau sel telur. Dimana
jenis perkembangbiakan generatif ini secara umum akan dibedakan
menjadi tiga jenis.
Mulai dari perkembangbiakan ovipar, vivipar dan ovovivipar.
Tujuan dari adanya perkembangbiakan generatif adalah untuk
membentuk individu baru. Adapun penjelasan mengenai jenis
perkembangbiakan generatif adalah sebagai berikut ini.
A. Ovipar (Bertelur)
Ovipar adalah salah satu jenis perkembangbiakan generatif
binatang dengan cara bertelur. Dimana perkembangbiakan tersebut akan
dilakukan oleh unggas dan reptil. Setelah proses pembuahan terjadi,
maka embrio yang dihasilkan akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pada cangkang telur.
Embrio tersebut nantinya akan mendapatkan asupan nutrisi dan
cadangan makanan dari dalam telur yang telah dikeluarkan oleh tubuh
induk. Karena hal tersebut embrio hewan ovipar akan melakukan proses
perkembangan di dalam telur dan berada di luar tubuh induk.
Hewan ovipar memiliki beberapa ciri seperti tidak adanya
kelenjar susu, tidak memiliki daun telinga, mengengkrami telur, tidak
melakukan proses menyusui anaknya. Sedangkan untuk contoh hewan
yang melakukan perkembangbiakan ovipar atau bertelur adalah seperti
bebek, ayam dan angsa.
Sebelumnya telah dijelaskan beberapa contoh dari hewan yang
mengalami perkembangbiakan ovipar. Hewan yang mengalami

27 | P a g e
perkembangbiakan ovipar akan dibagi menjadi beberapa kelompok.
Dimana setiap kelompok hewan ovipar ini memiliki pengertian yang
berbeda dengan contoh yang berbeda pula.
Oleh karena itu, kita juga perlu mengelompokkan hewan ovipar.
Berikut ini kelompok hewan ovipar.
a) Kelompok Unggas
Setelah induk mengalami proses bertelur, nantinya induk
tersebut akan melakukan proses mengerami telur yang keluar. Dimana
ketika telur sudah dierami dalam kurun waktu tertentu, maka telur
tersebut akan menetas menjadi anak. Kondisi ini akan dialami oleh
kelompok unggas seperti ayam, itik, angsa dan burung.
b) Kelompok Ikan
Induk ikan akan mengeluarkan telur dan biasanya jumlah yang
dihasilkan terlihat cukup banyak. Telur yang keluar tersebut tentunya
sudah dibuahi dan akan bersiap untuk menetas menjadi anak ikan.
Sebagai contoh kelompok ikan yang mengalami proses tersebut adalah
seperti ikan lele, ikan mas dan ikan nila.
c) Kelompok Reptile
Reptil dapat hidup pada kondisi tertentu. Maksudnya adalah
hewan yang tergolong dalam kelompok reptil ada yang hidup di area air
dan ada juga yang hidup di area darat. Lalu, untuk cara berkembang
biak dari hewan kelompok reptil adalah diawali dengan proses
perkawinan antara induk betina dengan induk jantan.
Berikutnya, induk betina akan mengalami proses bertelur.
Dimana setelah beberapa hari selanjutnya telur tersebut akan
mengalami kondisi menetas dan menjadi anak reptile. Contoh
kelompok reptil yang mengalami kondisi tersebut adalah seperti ular,
cecak, kadal, tokek, bunglon, biawak, buaya dan kura-kura.
d) Kelompok Amfibi
Katak atau kodok adalah contoh dari kelompok hewan amfibi.
Dimana hewan tersebut telah melewati proses metamorphosis pada

28 | P a g e
siklus hidupnya. Amfibi sendiri akan bereproduksi dengan fertilisasi
eksternal. Dimana kata betina akan melepaskan telur di dalam air dan
katak jantan akan melepaskan sperma di dalam air sebagai bentuk
proses pembuahan sel telur tersebut.
B. Vivipar (Melahirkan)
Vivipar adalah jenis perkembangbiakan yang akan dilakukan
dengan cara melahirkan. Dalam hal ini tentunya hewan akan mengalami
masa kehamilan. Dimana kehamilan tersebut bisa terjadi setelah adanya
pembuahan, embrio akan tumbuh dan mengalami perkembangan di dalam
rahim induk betina.
Selanjutnya, akan ada yang namanya proses pertumbuhan hingga
pada akhirnya akan dilahirkan membentuk individu baru sejenis. Perlu
diketahui juga ketika embrio berada di dalam kandungan, embrio tersebut
akan mendapatkan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi oleh induk betina
melalui plasenta.
Dibandingkan dengan jenis pada hewan ovipar, janin yang ada
hewan vivipar cenderung lebih lambat. Lalu untuk ciri hewan vivipar adalah
adanya kelenjar susu, adanya daun telinga, tubuh hewan tersebut akan
ditutupi oleh bulu atau rambut, secara umum akan menyusui atau mamalia.
Sedangkan untuk contoh dari hewan vivipar adalah seperti kucing,
anjing, singa, kelinci, sapi, kambing, paus, lumba-lumba dan lain
sebagainya.
C. Ovovivipar (Bertelur dan Melahirkan)
Pada perkembangbiakan generatif ada yang namanya jenis
ovovivipar. Secara mudahnya ovovivipar merupakan kombinasi antara du
acara pebangbiakan yaitu ovipar atau bertelur dan vivipar atau melahirkan.
Hewan yang berkembang biak secara ovovivipar akan diawali
dengan adanya pembuahan menjadikan embrio yang dihasilkan bertumbuh
dan berkembang di dalam telur. Kondisi ini memang terlihat mirip dengan
perkembangbikan ovipar.

29 | P a g e
Namun khusus pada perkembangbiakan ovovivipar, telur tersebut
pada akhirnya tidak akan dikeluarkan dari dalam tubuh induknya namun
akan tetap berada di dalam tubuh induknya hingga proses mentas. Setelah
mentas itulah calon akan akan dilahirkan oleh induk betina.
Jumlah hewan yang memiliki perkembangbiakan ovovivipar tidak
sebanyak jenis perkembangbiakan lainnya seperti ovipar atau vivipar.
Meski hewan ovovivipar tidak memiliki ciri khusus. Namun untuk
membedakan hewan ovovivipar dengan jenis hewan lainnya adalah dari
proses pembuahan hingga melahirkan.
Secara fisik ciri hewan ovovivipar memang lebih mirip dengan
hewan ovipar. Adapun contoh dari hewan ovovivipar adalah seperti ikan
pari, kadal, hiu, bunglon, kuda laut, platypus dan lain sebagainya.

2.2.3 Cara Reproduksi Generatif Pada Hewan


Hewan mampu melakukan proses perkembangbiakan dengan cara
generatif atau dengan proses pembuahan terlebih dahulu dengan alat
perkembangbiakan hewan. Dalam hal ini sel kelamin jantan akan
dinamakan sebagai sel sperma dan untuk sel kelamin betina akan dinamakan
sebagai sel telur.
Dalam proses reproduksi generatif ini proses pembuahan akan dibagi
menjadi dua yaitu di dalam dan di luar. Keduanya memiliki pengertian dan
cara yang berbeda. Nah, untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di bawah
ini.
1. Pembuahan Luar
Hewan yang melakukan pembuahan di luar merupakan hewan
yang hidup di area air seperti ikan dan katak. Hal ini bisa terjadi karena
hewan tersebut tidak memiliki alat yang digunakan untuk memasukkan
sel kelamin jantan ke sel kelamin betina.
2. Pembuahan Dalam
Secara umum hewan mamalia akan melakukan proses reproduksi
dengan cara pembuahan dalam. Pembuahan tersebut akan berlangsung di

30 | P a g e
dalam tubuh induk betina. Hewan jantan harus memiliki sel kelamin agar
dapat memasukkan sperma ke hewan betina. Sebagai contoh hewan yang
melakukan pembuahan dalam adalah reptile, burung dan jenis hewan
mamalia lainnya.

2.3Perkembangbiakan Pada Manusia

Manusia merupakan makhluk yang berkembang biak melalui proses


generatif atau secara kawin. Perkembangbiakan manusia ditandai dengan
adanya proses pembuahan.

Tubuh manusia mempunyai sejumlah organ yang bekerja pada sistem


reproduksi. Sistem reproduksi sendiri merupakan sebuah rangkaian dan
interaksi organ dan zat dalam organisme (manusia) yang dipergunakan untuk
berkembang biak.

Reproduksi pada manusia terjadi secara seksual yang mana individu


terbentuk melalui proses pembuahan, yakni dengan bersatunya sel kelamin
laki-laki (sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur).

2.3.1 Sistem Reproduksi Manusia


Sistem reproduksi manusia biasanya melibatkan fertilisasi
internal dengan hubungan seksual. Dalam proses ini, laki-laki
memasukkan penis ke dalam vagina dan berejakulasi semen yang
mengandung sperma. Sebagian kecil dari sperma melewati leher
rahim ke dalam rahim, kemudian ke saluran telur untuk
pembuahan ovum. Hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk
membuahi ovum. Setelah berhasil pembuahan, ovum dibuahi
atau zigot, berjalan keluar dari tuba falopi ke rahim, di mana ia
berimplan di dinding rahim. Ini merupakan tanda-tanda
awal kehamilan, yang berlangsung selama sekitar sembilan bulan
bagi janin untuk berkembang. Ketika janin telah berkembang ke titik
tertentu, kehamilan, dan diakhiri dengan proses persalinan.

31 | P a g e
Fertilisasi pada manusia. Sperma dan ovum bersatu melalui proses fertilisasi.

A. Sistem Reproduksi pada Laki-Laki

Sistem reproduksi laki-laki adalah serangkaian organ


yang terletak di luar tubuh dan di sekitar panggul seorang laki-
laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi utama
langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk
menghasilkan sperma untuk fertilisasi ovum.

Organ reproduksi laki-laki yang utama dapat


dikelompokkan ke dalam tiga kategori.

Kategori pertama memproduksi dan menyimpan sperma


(spermatozoa). Hal ini diproduksi di testis, yang disimpan
di skrotum yang dapat mengatur suhu; sperma yang belum
matang kemudian berjalan ke epididimis untuk pengembangan
dan penyimpanan.

Kategori kedua adalah cairan ejakulasi yang


memproduksi kelenjar, yang meliputi kelenjar Cowper, vesikula
seminalis, prostat, dan vas deferens.

Kategori terakhir adalah bagian yang digunakan


untuk kopulasi dan deposisi sperma dalam wanita. Bagian yang
termasuk di dalamnya adalah penis, uretra, vas deferens.

32 | P a g e
Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh
lebih besar dan berotot, suara menjadi keras, tumbuh rambut di
wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan tumbuhnya jakun.
Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen,
terutama testosteron.

Testis memproduksi hormon yang mengontrol


perkembangan sperma. Hormon ini juga berfungsi dalam
pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut,
wajah dan suara yang lebih dalam.

B. Sistem Reproduksi Wanita


Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang
terletak di dalam tubuh dan di sekitar panggul perempuan, yang
bertugas terhadap proses reproduksi. Sistem reproduksi wanita
terdiri dari tiga bagian utama: vulva, yang mengarah ke vagina,
lubang vagina, rahim; rahim, yang menahan janin yang sedang
berkembang; dan ovarium. Payudara terlibat dalam tahap
reproduksi pengasuhan, tetapi dalam sebagian besar klasifikasi
payudara tidak dianggap sebagai bagian dari sistem reproduksi
wanita.
Vagina terletak di luar vulva, meliputi
labia, klitoris dan uretra. Selama hubungan seksual daerah ini
dilumasi oleh lendir yang disekresikan oleh kelenjar Bartholin.

33 | P a g e
Vagina melekat ke dalam rahim melalui leher rahim,
sedangkan rahim melekat pada ovarium melalui tuba falopi.
Masing-masing ovarium mengandung ratusan sel telur atau
ovum.
Kira-kira setiap 28 hari, kelenjar
pituitari melepaskan hormon yang merangsang beberapa sel telur
untuk berkembang dan tumbuh. Satu ovum dilepaskan dan
melewati tuba falopi ke rahim. Hormon yang dihasilkan oleh
ovarium membuat uterus dapat menerima ovum. Lapisan rahim,
yang disebut endometrium, dan ovum tidak dibuahi adalah
gudang setiap siklus melalui proses menstruasi. Jika ovum
dibuahi oleh sperma, ia akan menempel pada endometrium dan
membuat janin berkembang.

C. Produksi Gamet

Gamet diproduksi dalam gonad melalui sebuah proses


yang dikenal sebagai gametogenesis. Hal ini terjadi ketika jenis
tertentu dari sel-sel germinal menjalani meiosis untuk membagi
diploid normal dengan jumlah kromosom (n=46) menjadi sel
haploid yang hanya berisi 23 kromosom.

34 | P a g e
1. Anatomi Testis

Pada laki-laki, proses ini dikenal


sebagai spermatogenesis, dan hanya terjadi setelah masa
pubertas dalam tubulus seminiferus
testis. Spermatozoa dewasa atau sperma kemudian dikirim ke
epididimis, di mana mereka mendapatkan ekor, sehingga
mengaktifkan motilitas. Setiap sel germinal diploid asli atau
spermatocytes primer membentuk empat gamet fungsional
yang masing-masing selamanya muda.[butuh klarifikasi]
Produksi
dan kelangsungan hidup sperma membutuhkan suhu di bawah
normal suhu tubuh inti. Skrotum, yang terletak di luar rongga
tubuh, menyediakan suhu sekitar 3 °C di bawah suhu tubuh
normal.
2. Anatomi Ovarium

Pada wanita, gametogenesis dikenal


sebagai oogenesis; hal ini terjadi di ovarium folikel ovarium.

35 | P a g e
Proses ini tidak menghasilkan sel telur matang sampai masa
pubertas. Berbeda dengan laki-laki, masing-masing sel-sel
germinal diploid asli atau oosit primer akan membentuk hanya
satu sel telur matang, dan tiga badan polar yang tidak mampu
berbuah. Hal ini telah lama diketahui bahwa pada wanita,
seperti laki-laki, semua oosit primer yang pernah ditemukan
pada wanita yang akan tercipta sebelum kelahiran, dan tahap
akhir dari produksi sel telur tidak akan melanjutkan sampai
masa pubertas.

2.3.2 Proses Pembuahan pada Manusia


A. Hormon Produksi Sperma

Ada dua jenis hormon utama yang bekerja bersama dalam


proses pembentukan sperma ini. Pertama adalah hormon yang berupa
protein yang dilepaskan oleh otak. Hormon ini menyebabkan sel-sel
leydig yang ada di dalam testis aktif menghasilkan hormon testosteron.
Testosteron beserta hormon otak lainnya merangsang perkembangan
sel sperma. Jumlah testosteron yang meningkat di dalam darah akan
mencapai otak dan menghambat pengeluaran hormon otak. Akibatnya,
jumlah hormon testosteron di dalam darah akan menurun secara
perlahan-lahan. Jika testosteron mencapai jumlah minimal, hormon
otak akan dihasilkan lagi. Mekanisme seperti ini berfungsi untuk
menjaga keseimbangan hormon di dalam darah.

36 | P a g e
B. Hormon Produksi Sel Telur

Sel telur dihasilkan di dalam ovarium. Pematangan sel telur


pada ovarium diatur oleh hormon otak. Pembentukan sel telur
berhubungan erat dengan siklus menstruasi pada seorang wanita. Siklus
menstruasi pada manusia umumnya sekitar 28 hari.

Pada setiap siklus, dinding uterus (endometrium) mengalami


penebalan sebagai persiapan untuk kehamilan. Selanjutnya, ovarium
melepaskan sel telur yang dikenal dengan istilah ovulasi. Jika sel telur
yang dilepas ke oviduct tadi tidak dibuahi, terjadilah peluruhan dinding
uterus yang disertai pendarahan yang disebut menstruasi.

Jika sel telur yang telah diovulasikan itu dibuahi oleh sperma,
terbentuklah zigot. Zigot akan mengalami pembelahan sambil bergerak
menuju rahim. Pada hari ketujuh, embrio mulai berimplantasi
(menanamkan diri pada dinding uterus). Selanjutnya, embrio tumbuh
menjadi fetus yang dihubungkan ke tubuh ibu dengan perantaraan
plasenta.

2.4Pemuliaan Tanaman dan Hewan Ternak

2.4.1 Pemuliaan Tanaman

Pemuliaan adalah usaha-usaha yang dilakukan manusia dengan


mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara
bersama-sama (populasi) untuk tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman

37 | P a g e
kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan
memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian,
pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari
pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha
memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih
bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan
pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hayang paling
menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks
seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu
memperbaiki keturunan tanaman demi keselamatan manusia.

Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap


sebagai cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika
terapan, karena sifat multidisiplinernya. Pelaku pemuliaan tanaman
disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang pemulia
tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas
pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih
baik : memiliki ciri-ciri khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.
Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu
komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan
teknologi modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan
dunia khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut
pandang agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari
usaha perbenihan yang menempati posisi awal/hulu dari keseluruhan
mata rantai industri pertanian. Pemuliaan adalah usaha memperoleh
bibit unggul dengan merakit keanekaragaman genetik(plasma nutfah)
organisme.

Organisme yang dikategorikan bibit unggul bercirikan:

1. Masa pertumbuhan pendek (cepat menghasilkan)


2. Tahan hama dan penyakit
3. Produksi tinggi dan rasanya enak

38 | P a g e
4. Adaptif terhadap kondisi lingkungan
5. Masa produksi lama

Usaha yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit unggul :

A. Seleksi Massa

Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau


seleksi individu (dalampemuliaan hewan) adalah salah satu
metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang
lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan,
seleksi ini juga merupakan yang paling sederhana dan
banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam
menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiah untuk
pelaksanaannya sudah tersedia.

Dalam praktik sehari-hari, pemulia mengamati


penampilan fenotipe setiap individudalam suatu populasi
lalu memilih individu yang akan dipelihara keturunannya
kelak. Praktik yang demikian juga disebut seleksi massa
positif. Seleksi massa negatif (disebut juga roguing) juga
dapat dilakukan, terutama untuk memelihara kemurnian sifat
suatu populasi: individu-individu yang menyimpang dari
penampilan normal dibuang.

Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi


massa karena biasanya cara seleksi ini dilakukan terhadap
ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di ladang.
Pemuliaan hewan mengistilahkan sebagai seleksi individu
karena seleksi didasarkan atas dasar penampilan individu,
bukan kerabat dari individu tersebut. Kemajuan seleksi
dalam seleksi massa adalah yang terbesar dari semua metode
seleksi yang ada, namun harus memerhatikan beberapa hal.
Latar belakang lingkungan harus dipertimbangkan dalam

39 | P a g e
melakukan seleksi massa karena seleksi didasarkan dengan
fenotipe. Masalah lainnya adalah apabila suatu sifat tidak
dapat diamati langsung pada suatu individu, seperti produksi
susu per hari dari sapi pejantan. Untuk mengatasinya,
metode seleksi berbasis kerabat perlu dilakukan.
Penggunaan seleksindengan penanda (marker-assisted
selection) berpotensi menghilangkan masalah-masalah ini.

B. Hibridisasi

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang


antara berbagai jenis spesies pada setiap tanaman. Yang
mempunyai tujuan untuk memperoleh organisme dengan
sifat- sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pad
peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi
genetikyang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih
tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering
disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada
kelamin jantan agar tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam
proses pengambilan tepung sari tersebut dilakukan pada saat
sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan
memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan.

Dalam dunia pertanian dan dalam sub ilmu pemuliaan


tanaman khususnya ada yang di namakan dengan kastrasi
dan hibridisasi tanaman. Kastrasi dan hibridisasi adalah
teknik yang digunakan oleh para pemulia yaitu orang yang
berusaha untuk memperbanyak tanaman dalam lingkup
pemuliaan tanaman untuk meningkatkan produktifitas dari
tanaman yang dimuliakan, kastrasi disinimerupakan proses
untuk menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada
tanaman untuk menghindari atau mencegah terjadinya
penyerbukkan sendiri. Kastrasi digunakan agar tanaman itu

40 | P a g e
tidak menyerbuk sendiri, jika suatu tanaman menyerbuk
sendiri secara terus menerus mungkin dari filal juga tidak
bisa optimal dalam hal produksinya. Pemuliaan adalah suatu
cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi
suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses
ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik
(plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan
tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan
bibit unggul adalah sangat penting.

C. Mutasi

Pada dasarnya proses evolusi pada tanaman


berlangsung secara terus menerus di alam. Oleh karena itu
banyak orang yang beranggapan bahwa keragaman dari
tanaman pada saat ini merupakan hasil proses mutasi. Mutasi
merupakan perubahan materi genetic sel tunggal upun
kumpulan kromosom. Proses mutasi ini dapat terjadi di
semua bagian pada tumbuhan, terutama pada bagian yang
sedang aktif untuk tumbuh (mengalami pembelahan sel).

Mutasi gen dapat terjadi dua arah, yakni dari dominan


ke resesif maupun sebaliknya. Namun mutasi gen ini lebih
sering terjadi disbanding gen dominan. Bila gen dominan
heterozigot mengalami mutasi, maka akan langsung dapat
diketahui perubahannya. Namun unutk gen dominan
heterozigot yang hanya satu mengalami mutasi, baru dapat
dilihat perubahan yang akan terjadi, dan dapat dilihat
perubahannya pada keturunannya.

D. Kultur jaringan

Kultur jaringan tanaman adalah suatu metode atau


teknik mengisolasi bagian tanaman (protoplasma, sel,

41 | P a g e
jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media
buatan dalam kondisi aseptik di dalam ruang yang terkontrol
sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman lengkap.

Penggunaan teknik kultur jaringan pada awalnya


hanya untuk membuktikan teori "totipotensi" ("total genetic
potential") yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann
(1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit
terkecil dapat tumbuh dan berkembang apabila dipelihara
dalam kondisi yang sesuai. Saat ini teknik kultur jaringan
digunakan bukan hanya sebagai sarana untuk mempelajari
aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi
sudah berkembang menjadi metoda untuk berbagai tujuan
seperti:

1. Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)

Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam


membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui
mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai
jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang
sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman
secara terus menerus. Teknik ini telah digunakan dalam
skala industri di berbagai negara untuk memproduksi
secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman
hias (anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-
buahan (seperti pisang), tanaman industri dan kehutanan
(kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metoda kultur
jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama
dapat diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata
tunas. Oleh karena itu metoda ini menjadi salah satu
alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.

42 | P a g e
2. Perbaikan tanaman

Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda


pemuliaan secara konvensional, untuk mendapatkan
galur murni diperlukan waktu enam sampai tujuh
generasi hasil penyerbukan sendiri maupun persilangan.
Melalui teknik kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman
homosigot dalam waktu singkat dengan cara
memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen,
antera atau ovari yang diikuti dengan penggandaan
kromosom. Tanaman homosigot ini dapat digunakan
sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka
perbaikan sifat tanaman.

3. Produksi tanaman yang bebas penyakit (virus)

Teknologi kultur jaringan telah memberikan


kontribusinya dalam mendapatkan tanaman yang bebas
dari virus. Pada tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-
sel pada tunas ujung (meristem) merupakan yang tidak
terinfeksi virus. Dengan cara mengkulturkan bagian
meristem akan diperoleh tanaman yang bebas virus.

4. Transformasi Genetik

Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian


penting dalam membantu keberhasilan rekayasa
genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh transfer
gen bakteri (seperti gen cry dariBacillus thuringiensis)
ke dalam sel tanaman akan terekspresi setelah regenerasi
tanaman transgeniknya tercapai.

Secara umum, tujuan pemuliaan tanaman dititikberatkan dalam dua


hal berikut :

43 | P a g e
a) Melakukan peningkatan terhadap kualitas tanaman yang akan
dihasilkan, umumnya diarahkan pada perbaikan ukuran, warna,
kandungan bahan tertentu, membuang sifat-sifat yang tidak diinginkan,
tahan disimpan, serta keunikan dari tanaman tersebut.
b) Melakukan peningkatan terhadap hasil, umumnya diarahkan pada
peningkatan daya hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit serta
lingkungan yang tidak mendukung, daya tumbuh tanaman yang kuat,
dan kesesuain terhadap teknologi pertanian yang lain.

Pemuliaan tanaman dibedakan menjadi pemuliaan klasik


(konvensional) dan pemuliaan monokuler. Salah satu contoh pemuliaan
konvensional adalah melalui kawin silang sedangkan salah satu contoh
pemuliaan monokuler adalah melalui mutase buatan (radiasi).

1. Kawin silang (bastar)

Kawin silang merupakan penerapan teknologi di bidang


reproduksi yang paling sederhana, karena kita tinggalkan mengawinkan
indukan unggul yang seperti kita inginkan. Contoh hasil penerapan
teknologi dengan metode kawin silang yang sering kita jumpai yaitu
jagung hibrida, sapi potong dll.

2. Mutasi Buatan (radiasi)

Pemuliaan dengan menggunakan teknik mutasi buatan ini


dikenal sebagai pemuliaan mutasi. Selain mutasi, teknik perluasan latar
genetik juga menggunakan teknik poliploidisasi buatan menggunakan
kolkisin, yang dasar-dasarnya diperoleh dari berbagai percobaan oleh
Karpechenko pada tahun 1920-an. Tanaman poliploid biasanya
berukuran lebih besar dan dengan demikian memiliki hasil yang lebih
tinggi.

44 | P a g e
2.4.2 Pemuliaan Hewan Ternak

Seperti pada pemuliaan tanaman, pemuliaan hewan pun


mempunyai prinsip yang sama, yaitu hibridisasi atau penyilangan,
radiasi, dan rekayasa genetik. Walaupun demikian, teknik dan
prosedurnya agak berbeda karena sifat dari keduanya berbeda pula.

A. Hibridisasi/Kawin Silang

Proses perkawinan silang pada hewan dapat dilakukan dengan


cara tradisional, yaitu menyatukan hewan jantan dan betina pada suatu
habitat kandang tertentu. Selain itu, dapat dilakukan dengan cara
inseminasi buatan, yaitu dengan cara kawin suntik dan fertilisasi in
vitro. Melalui teknik kawin silang ini, telah dihasilkan berbagai hewan
unggul, seperti sapi brangus, domba merino, sapi gertrudi, ayam broiler,
ayam petelur, dan lain-lain.

1. Perkawinan Silang dengan Cara Tradisional

Teknik perkawinan silang secara tradisional dengan mudah


kita lakukan dan hal ini telah dilakukan oleh nenek moyang kita.
Caranya sangat sederhana, yaitu dengan menyatukan hewan jantan
yang diketahui mempunyai sifat unggul dengan betina tertentu
yang juga mempunyai keunggulan tertentu sehingga diharapkan
keturunannya akan lebih baik lagi. Melalui teknik ini dan dibarengi
dengan proses seleksi, akan diperoleh temak yang unggul. Tentu
saja, teknik ini akan berhasil dengan baik jika kita memahami sifat-
sifat hewan yang akan dikawinkan silang.

2. Perkawinan Silang dengan Teknik Kawin Suntik

Kawin suntik merupakan teknologi yang kini banyak


dilakukan setelah diperoleh teknik pengawetan sperma dengan cara
pendinginan dalam tabung pendingin dengan menggunakan
nitrogen cair. Dengan cara pendinginan seperti ini, sperma dapat

45 | P a g e
diawetkan dan tetap hidup walaupun disimpan lama dan dibawa ke
segala penjuru dunia.

Teknik pendinginan sperma sendiri menjadi peluang bisnis


bagi negara-negara maju yang mempunyai banyak hewan ternak
unggul, seperti Amerika dan Australia. Teknik kawin suntik yang
kini banyak digunakan dilakukan pada beberapa hewan komersial,
seperti sapi dan kuda.

Teknik kawin suntik yang biasa dilakukan yaitu :

a. Siapkan sperma dari pejantan unggul dan sapi betina sehat dan
mempunyai keunggulan tertentu pula.
b. Perhatikan siklus estrus dari sapi betina yang akan kita jadikan
induk sampai kita mengetahui masa berahinya. Masa berahi
ditandai dengan perilaku betina yang lebih jinak dan
mendekati pejantannya serta bagian vagina yang tampak
memerah. Selain itu, teknik laboratorium dapat dilakukan
untuk mengetahui masa berahi hewan tersebut.
c. Apabila masa berahi hewan tersebut sudah diketahui, proses
kawin suntik dapat dilakukan dengan mentransfer sperma
(semen) melalui alat suntik khusus. Lalu, hal itu akan melalui
lubang vagina dan sperma tersebut disemprotkan pada rongga
uterus.
d. Peliharalah hewan betina tersebut dan perhatikan apakah
terjadi kehamilan atau tidak. Jika terjadi kehamilan, proses
kawin suntik tersebut berhasil. Apabila tidak, proses tersebut
perlu dievaluasi apakah prosedurnya atau spermanya yang
kurang baik.
3. Perkawinan Silang dengan Teknik In Vitro

Perkawinan dengan teknik in vitro sangat umum


dilakukan terhadap hewan yang melakukan pembuahan di

46 | P a g e
luar, seperti ikan. In vitro secara harfiah berarti di dalam
tabung. Oleh karena itu, ada istilah teknik bayi tabung yang
berarti teknik pembuahan di dalam tabung, tetapi bukan berarti
membuat bayi di dalam tabung.

Pada manusia, teknik bayi tabung dilakukan oleh


pasangan suami istri yang menginginkan keturunan, tetapi
tidak memungkinkan terjadi secara alami karena adanya
kelainan tertentu. Misalnya, salah satu pasangan kurang subur
atau si istri secara fisik tidak memungkinkan untuk hamil.
Teknik ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

(1) Menyuntikkan hormon perangsang pertumbuhan folikel


telur kepada wanita yang akan menjadi donor telur.
(2) Mengambil beberapa sel telur yang sudah matang dari
ovarium wanita tersebut dengan teknik tertentu.
(3) Memasukkan telur-telur tersebut ke dalam tabung yang
sudah diberi medium tertentu dan dicampur dengan
sperma sang suami.
(4) Zigot yang terbentuk dikultur di dalam tabung sampai fase
morula atau blastosis.
(5) Mentrasfer embrio (blastosis) tersebut ke dalam uterus
sang calon ibu yang sedang dalam masa subur.

Calon ibu yang akan mengandung bayi bisa saja


menyewa wanita lain jika si ibu pasangan program bayi
tabung tidak memungkinkan untuk mengandung. Dengan
adanya bank sperma yang kini mulai dikembangkan di dunia
Barat, seorang ibu yang menikah dengan pria mandul atau
seorang wanita yang tidak menikah dapat memperoleh
seorang anak dengan teknik bayi tabung ini. Bahkan, sperma
yang akan membuahi pun dapat dipilih, yaitu sperma dari
orang-orang terkenal atau mempunyai kepandaian tertentu

47 | P a g e
dengan membelinya dari bank sperma. Ini suatu hal yang luar
biasa dari segi ilmu pengetahuan, tetapi mungkin
bertentangan dengan etika agama.

B. Teknik Radiasi

Seperti pada tumbuhan, teknik radiasi pada dasarnya dapat


dilakukan pada hewan. Dengan cara radiasi sinar radioaktif dan sinar x,
akan terjadi mutasi pada makhluk hidup. tak terkecuali hewan. Karena
mutasi yang terjadi tidak selalu menguntungkan dan dapat
menimbulkan makhluk yang tidak diinginkan, teknik radiasi untuk
mendapatkan bibit unggul pada hewan relatif jarang dilakukan, apalagi
pada manusia.

Teknik radiasi ini telah dilakukan untuk menghasilkan jantan


mandal pada serangga. Cara mendapatkan jantan mandul dari serangga
adalah meradiasi sejumlah besar pupa serangga dengan menggunakan
sinar g. Dengan demikian, akan diperoleh serangga jantan yang mandul.
Pupa dari serangga jantan yang telah diiradiasi tersebut dikirim ke
segala penjuru tempat pertanian yang sedang dilanda bama. Setelah
pupa-pupa serangga jantan mandul itu menjadi imago, mereka akan
segera mengawini serangga betina normal di lapangan. Hal ini
menyebabkan banyak telur hasil perkawinan tersebut tidak mampu
menetas sehingga tidak akan menghasilkan keturunan. Dengan
demikian. Populasi hama tersebut akan turun secara drastis tanpa
menggunakan insektisida yang mungkin berbahaya bagi kesehatan
lingkungan.

Teknik pemberantasan serangga dengan jantan mandul ini telah


dilakukan terhadap beberapa jenis serangga, seperti lalat tsetse, yang
merupakan vektor penyakit tidur pada ternak di Afrika; lalat hama
semangka di Jepang, serta lalat screw worm yang larvanya hidup parasit
pada hewan ternak di Meksiko, Curacao, dan Amerika Serikat. Di

48 | P a g e
Indonesia, teknik ini telah dilakukan terhadap hama penggerek tanaman
tebu dan hama tanaman kubis/kol (Plutella sp).

C. Rekayasa Genetik untuk Menghasilkan Bibit Unggul pada Hewan

Teknik rekayasa genetik sangat populer dengan telah


dihasilkannya hewan transgenik yang telah memberi harapan baru.
Namun, hal itu menimbulkan kecemasan terhadap kemungkinan
timbulnya dampak negatif yang tidak diinginkan. Prinsip dasar
rekayasa genetik adalah mengubah susunan genetik suatu individu
sehingga individu yang akan dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Seperti pada tumbuhan, rekayasa genetik pada hewan dapat dilakukan
dengan cara menyisipkan DNA dari hewan lain yang mungkin
berlainan jenis, bahkan lintas filum.

Kini, telah banyak hewan transgenik yang dihasilkan, antara lain


domba yang menghasilkan air susu yang mengandung faktor pembeku
darah, sapi yang air susunya mengandung banyak kasein, dan ikan
salem yang tahan beku.

49 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semua makhluk hidup melakukan perkembangbiakan guna kelangsungan


hidup jenisnya. Perkembangbiakan pada tumbuhan dibagi menjadi dua golongan,
yaitu perkembangbiakan vegetatif dan generatif.

Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan rendah, antara lain dengan cara


membelah diri, bertunas, dan membentuk spora. Sementara itu, perkembangbiakan
generatifnya dengan cara isogami, anisogami, dan konjugasi.

Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tinggi dapat terjadi secara


alami dan buatan. Secara alami, misalnya dengan rhizoma, umbi lapis, umbi batang,
geragih, tunas, dan tunas adventif. Perkembangbiakan vegetatif buatan pada
tumbuhan tinggi dapat dilakukan dengan cara setek, mencangkok, okulasi,
merunduk, dan kultur jaringan. Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan tinggi
didahului dengan proses penyerbukan, kemudian diikuti dengan proses pembuahan.
Pembuahan pada Gimnospermae disebut pembuahan tunggal, sedangkan pada
Angiosmermae disebut pembuahan ganda.

Perkembangbiakan pada hewan dapat terjadi baik secara vegetative maupun


generatif. Cara perkembangbiakan vegetatif pada hewan dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain membelah diri (amoeba, paramaecium, dan euglena), bertunas
(hydra), dan fragmentasi (planaria dan linckia). Perkembangbiakan generative pada
hewan dapat dilakukan dengan cara konjugasi (paramaecium) dan heterogami
(hydra dan cacing tanah).

Selain itu, perkembangbiakan pada hewan digolongkan menjadi dua, yaitu


pembuahan di luar (ikan dan amfibi) dan pembuahan di dalam (burung, reptil, dan
mamalia).

50 | P a g e
Perkembangbiakan pada manusia terjadi secara seksual yang mana individu
terbentuk melalui proses pembuahan, yakni dengan bersatunya sel kelamin laki-laki
(sperma) dan sel kelamin wanita (sel telur).

Pemuliaan tanaman dan hewan adalah teknik-teknik yang digunakan


manusia untuk mendapatkan bibit tanaman dan hewan ternak yang lebih unggul
untuk kesejahteraan manusia. Ada tiga teknik dasar untuk pemuliaan, yaitu
hibridisasi, radiasi, dan rekayasa genetik.

Hibridisasi menggunakan prinsip-prinsip penyilangan yang dilakukan


Mendel. Menurut Mendel, materi genetik anak merupakan perpaduan materi
genetik dari kedua induknya.

Teknik radiasi menggunakan prinsip mutasi karena materi genetik dari suatu
individu dapat mengalami mutasi akibat adanya pengaruh faktor lingkungan,
seperti radiasi. Radiasi sinar pengion, seperti a, b, dan g dapat menyebabkan mutasi
pada tingkat gen dan kromosom.

Rekayasa genetik pada prinsipnya adalah mengutak-atik materi genetik dari


suatu individu, bisa dengan cara menambah atau mengurangi gen yang tidak
berguna. Dengan teknik ini, dapat diperoleh perpaduan materi genetik lintas spesies
yang disebut makhluk transgenik.

3.2 Saran

Berdasarkan dari pengkajian hasil penelitian di lapangan maa penulis


bermaksud untuk memberikan saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
lembaga maupun peneliti selanjutnya.

1. Sarana prasarana merupakan salah satu sumber daya yang penting dan
utama dalam menunjang proses pembelajaran. Untuk itu, perlu dilakukan
peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

51 | P a g e
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan sarana prasarana pendidikan, maupun
efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitianya dapat lebih baik lagi.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses
pengambilan dan pengumpulan data, sehingga penelitian bisa dilakukan
dengan lebih baik lagi.

52 | P a g e
Daftar Pustaka

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6248220/perkembangbiakan-vegetatif-
dan-generatif-pada-tumbuhan-ini-
contohnya#:~:text=Cara%20berkembang%20biak%20tumbuhan%20terbagi,bantu
an%20manusia%20adalah%20perkembangbiakan%20buatan.

https://www.gramedia.com/literasi/vegetatif-generatif/

https://www.gramedia.com/literasi/perkembangbiakan-hewan-generatif-dan-
vegetatif/

https://mediaindonesia.com/humaniora/458834/mengenal-perkembangbiakan-
hewan-secara-vegetatif-dan-generatif

https://kumparan.com/kabar-harian/cara-perkembangbiakan-makhluk-hidup-
manusia-hewan-dan-tumbuhan-1xeiT7Dapv2/2

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_reproduksi_manusia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_hewan

https://lindungihutan.com/blog/pemuliaan-tanaman/

53 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai