Anda di halaman 1dari 34

“PEMBENTUKAN JARINGAN SEL -SEL EMBRIO ”

KELOMPOK 3 :

1. WA HASNAWATI (4201021012)
2. ASRAWATI NURMUMTAZ R. (4201021014)
3. MADURIA AYU (4201021013)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

BAUBAU TAHUN 2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Ucapan Puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah


SWT. Hanya kepadaNya lah kami memuji dan hanya
kepadaNya lah kami bersyukur, kami meminta ampun dan kami
meminta pertolongan.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk


junjungan nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang
telah menyampaikan petunjuknya Allah SWT untuk kita semua
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dengan hormat serta pertolongannya, puji syukur, pada akhirnya


Kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul
"PEMBENTUKAN JARINGAN SEL-SEL EMBRIO"
dengan lancar. Kami pun menyadari dengan sepenuh hati bawah
tetap terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu,
Kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun dari
setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan
makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk lebih mengutamakan kualitas makalah
di masa yang selanjutnya.

Bau -bau, Desember 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Judul..................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang.....................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................5

C. Tujuan..................................................................................................5

Bab II. Pembahasan

A. Pengertian embrio...............................................................................6
B. Pertumbuhan dan perkembangan embrio pada manusia....................6
Bab III. Penutup

A. Kesimpulan.........................................................................................32
B. Saran...................................................................................................32
Daftar Pustaka...................................................................................................33

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sadler (2012:xii) mengilustrasikan embriologi dengan sebuah contoh adanya


perubahan sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu,
yaitu suatu proses yang menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena
besar dan kompleks. Sadler (2012:xii) menamakan kajian tentang fenomena ini
dengan embriologi. Pada proses ini termasuk juga kajian tentang aspek-aspek
molekuler, seluler, dan struktural yang saling berkontribusi untuk membentuk
organisme. Spratt (1971) dalam Lufri dan Helendra (2009:1) mendefinisikan
perkembangan sebagai suatu aksi gen dalam: (1) pembentukan organisme baru
dari beberapa bagian organisme in induk, (2) pemeliharaan atau peningkatan
ukuran dari organisme dewasa yang terbentuk secara sempurna, dan (3) perbaikan
terhadap kerusakan akibat kecelakaan atau kehilangan bagian anggota tubuh dari
suatu orgsnisme. Sehingga bisa dituliskan perkembangan merupakan suatu
perubahan (transformasi) dari suatu keadaan, komposisi atau fungsi dari bagian
atau keseluruhan organisme atau bakal organisme yang terjadi secara progresif
dan relatif permanen pada kondisi alami. Pendapat lain menyebutkan embriologi
menjadi bagian dari ruang lingkup biologi perkembangan. Karena Biologi
perkembangan ruang lingkupnya lebih luas, sampai kepada perkembangan pasca
lahir dengan penekanan kepada masalah, konsep dan prinsip perkembangan.
Beberapa ruang lingkup biologi perkembangan adalah (1) Embriologi, yaitu
mempelajari mengenai pembentukan embrio; (2) Proses stadium pasca lahir; (3)

4
Perkembangan tingkat sel, baik perkembangan normal ataupun abnormal
(neoplastik) seperti tumor dan kanker; (4) Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa
sel; (5) Regenerasi; (6) Perbaikan sel, misalnya pada waktu luka dan (7) Genetika
perkembangan.

Dalam salah satu cabang ilmu Biologi perkembangan (Developmental Biology),


terdapat satu bahasan yang menyangkut tentang proses perkembangan embrio
yang mengalami gangguan perkembangan maupun kelainan pada morfologinya.
Cabang ilmu yang mempelajari hal tersebut dinamakan Teratologi, dan proses
atau kelainannya dinamakan Teratogenesis. Hal ini dapat disebabkan oleh
gangguan Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan
(developmental of biology). Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari
tentang perubahan progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk
hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan penekanan
kepada polapola perkembangan embrio. Untuk membedakan pemahaman anda
tentang embriologi dengan biologi perkembangan, di bagian berikut ini akan
dituliskan beberapa pemikiran dan pendapat ahli embriologi.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian embrio ?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio pada manusia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian embrio.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan embrio.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Embrio

Embrio (bahasa Yunani: έμβρυον) yaitu, merupakan sel atau organisme


yang hidup pada masa di awal pertumbuhan yang tidak bisa bertahan hidup
sendiri. Sebenarnya definisi tentang embrio itu bervariasi, tergantung pada
organisme masing-masing. Misal pada manusia, yaitu organisme yang
berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya
adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang
tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai
membelah untuk menghasilkan organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut
embrio. Pada manusia, terbentuk embrio (mudhghah) antara umur 3-5 minggu
masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio Manusia


Manusia terbentuk diawali oleh pertemuan sebuah sel telur (ovum) dengan
sebuah sel sperma (spermatozoa). Pertemuan ini menghasilkan noktah yang
disebut zigot. Di dalam perut ibu, zigot lama-kelamaan akan tumbuh berkembang
menjadi janin. Pada manusia, proses pertumbuhan janin di dalam perut ibu dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu pertumbuhan janin trimester pertama, trimester kedua,
dan trimester ketiga. Satu trimester itu adalah selama 13 minggu atau kurang lebih
tiga bulan.

1. Tahapan Perkembangan janin Trimester Pertama

Trimester pertama merupakan waktu pembentukan dan perkembangan pesat


dari semua sistem dan organ tubuh bayi. Semua cikal bakal organ penting janin

6
terbentuk di trimester ini. Yang harus diperhatikan benar, kurun waktu ini amat
rawan terhadap kemungkinan terjadi kecacatan fatal

a. Bulan Pertama

Minggu ke-1 merupakan tahap perkembangan awal janin. Kurang lebih satu
jam setelah proses peleburan sel telur dan sel sperma, semua aspek pendukung
kehidupan, berupa materi genetic yang disebut gen, saling dipertukarkan. Minggu
ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi.
Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi
kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Selama masa ini, yang
dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada
didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini
akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel
sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka, yaitu menuju sel telur
yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat
banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian
tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun
menerobos dinding indung telur.

Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah
dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel
telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali
sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu
blastocyst terpaut pada endometrium.

Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum


sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi

7
ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat
kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
Pada minggu ke-4, Darah mulai mengalir dari plasenta ke janin. Plasenta adalah
organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu memberi
nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki,
paha, dan organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung.
Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk beberapa
hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk. Muka,
organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk, dengan ukuran embrio sekitar
2 hingga 3,5mm, jantung mulai berdenyut dan sistem peredaran darah sudah
melaksanakan fungsinya meski masih dalam taraf yang sangat sederhana. Fungsi
plasenta bagi janin sangat banyak. Dari menyediakan hormon-hormon yang
diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedaan sesuai jenis kelamin
janin, sampai mensuplai nutrisi dan oksigen. Di samping itu, ia juga berfungsi
sebagai alat pernapasan dan pembuangan sisa-sisa metabolism janin.
Tahap ini merupakan fase gastrula yaitu tahap pertumbuhan embrio berbentuk
mangkuk yang terdiri atas dua sel atau masa embrio dini setelah masa blastula
yaitu struktur bulat, hasil pembelahan zigot. Tahap kedua, yang disebut tahap
embrio, berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah
tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini, sistem dan organ
dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh
berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan,
bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.8
Bentuk gastrula Bentuk blastula

b. Bulan Kedua

Pada minggu ke-5, embrio diperkirakan berukuran antara 5-7 mm. Pembentukan
organ-organ tubuh seperti telinga dan alat pencernaan makin sempurna.

8
Pada minggu ke-6, persentase perkembangan embrio sudah lebih besar dibanding
dari minggu2 sebelumnya, yaitu 5 mm. Bentuknya melengkung seperti udang.
Pada minggu ini kepala dan leher sudah mulai muncul, dan mata yang letaknya
masih berjauhan juga sudah ada. Selain itu hidung yang masih berbentuk tonjolan
sudah mulai terlihat walaupun masih kecil. Pada minggu ini juga peredaran darah
dan organ2 penting tubuh seperti ginjal, hati sistem pencernaan sudah mulai
terbentuk.

Gambar janin minggu ke-6

Gambar janin minggu ke-7

Pada minggu ke-7, di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari kelingking
atau 1 cm, tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat. Tonjolan-
tonjolan yang di minggu sebelumnya masih tampak pada rangka, pada minggu ini
sudah jelas.

9
Gambar janin minggu ke-8
Pada akhir minggu ke-8, ukuran embrio mencapai kisaran 2731 mm. Secara
keseluruhan embrio makin menyerupai bayi dengan taksiran berat sekitar 13-15
gram. Semua organ tubuh juga mulai bekerja, meski belum sempurna.

Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika
dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam satu jam. Janin di usia dua
bulan. Tubuh embrio semakin menyerupai bayi. Cikal bakal mata janin tampak
berupa dua bintik hitam.

c. Bulan ke tiga

Minggu ke-9, perkembangan janin di minggu ini, si embrio ganti nama, jadi janin.
Panjang si janin ini sekarang adalah 3 cm dengan berat sekitar 2 gr, dia sudah
punya tangan yang besarnya sekacang kapri dan jari sudah mulai terbentuk. Kaki
sudah membentuk lutut dan jari. Di minggu ini organ genital sudah mulai terlihat
jelas.14
Minggu ke-10, Panjang janin 4,5 cm dengan berat 5 gr. Rahang atas dan bawah
sudah terbentuk dan janin sudah mulai memproduksi air seni. Bentuk janin sudah
hampir menyerupai manusia. Darah dan sel-sel tulang mulai terbentuk.

10
Gambar janin minggu ke-9 dan 10
Minggu ke-11, organ tubuh sudah terbentuk dengan lengkap dan mulai berfungsi.
Panjang sekitar 6 cm, dengan berat 10 gr.Rambut, kuku pada jari tangan dan kaki
sudah tumbuh. Janin sudah mulai bergerak dan bisa meluruskan tubuhnya, bahkan
mengubah posisinya.

Gambar janin minggu ke-11


Di minggu ke-12, struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan
berkembang kian sempurna.

Di usia 3 bulan, sistem saraf dan otot janin mencapai tingkat kematangan. Selain
bernapas, kini janin juga mulai mampu mencerna makanan.

11
2. Pertumbuhan Janin Trimester Kedua

Pertumbuhan janin di trimester kedua ditandai dengan percepatan pertumbuhan


dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.

d. Bulan Keempat

Pada minggu ke-13 panjang janin (dari puncak kepala sampai bokong) ditaksir
sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20 gram. Pada minggu ini, seluruh tubuh
janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo.
Pada minggu ke-16, panjang janin mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira
100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana,
biasanya terasa sebagai kedutan. Di usia ini, janin juga mulai mampu mengenali
dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban. Termasuk detak jantung
ibu bahkan suarasuara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau teriakan maupun
sapaan lembut.

Pada bulan keempat, janin sudah peka terhadap suara-suara dari luar perut
ibunya.

e. Bulan Kelima

12
Pada bulan kelima, berat dan panjang janin semakin semakin meningkat. Pada
minggu ke-18 taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram.
Pada minggu ke-21,beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18cm.
Pada minggu ke-21 ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan
fungsi dan perkembangan.
Pada bulan kelima, janin mulai aktif mencari tahu sekelilingnya. Di usia ini janin
mulai aktif mencari tahu apa saja yang terdapat di sekelilingnya, bahkan bagian
dari kehidupannya. Dia sering meraba-raba kantonq amnion (ketuban) dengan
kedua tanganmungilnya. Kalau bosan bermain dengan kantong amnion, janin
akan mencoba menyentuh tubuhnya sendiri.

3. Pertumbuhan Janin Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga, masing-masing fungsi organ tubuh semakin matang.


Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut
jantungnya pun kian mudah didengar.

g. Bulan Ketujuh

Pada minggu ke-29, berat janin sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37
cm. Kelahiran bayi prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan
keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Pada minggu ke-32, berat
bayi berkisar 1800-2000 gram dengan panjang tubuh 42 cm.

h. Bulan Kedelapan

Pada minggu ke-33 berat janin lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43
cm. Pada minggu ke-35, secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat
2450 gram, Namun yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah
matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru
sangat menentukan kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.

13
Di usia 8 bulan, fungsi paru-paru bayi sudah matang.

i.Bulan Kesembilan

Pada minggu ke-36,berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan


panjang 46 cm. Pada minggu ke-37, dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram,
di usia ini bayi dikatakan siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya
bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir
dengan posisi siap lahir, kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi
sungsang. Pada minggu ke38, berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48
cm. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-
rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu. Di usia kehamilan 38 minggu, bayi
mencapai berat sekitar 3250 gram dengan panjang sekitar 49 cm. Pada minggu ke-
40, panjang bayi mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram dan siap
dilahirkan.

14
Posisi bayi di usia 9 bulan sudah di depan mulut rahim ibu

4. Perkembangan embrio manusia

Perkembangan embrio manusia , atau embriogenesis manusia , mengacu pada


perkembangan dan pembentukan embrio manusia . Ini ditandai dengan proses
pembelahan sel dan diferensiasi seluler embrio yang terjadi selama tahap awal
perkembangan. Secara biologis, perkembangan tubuh manusia memerlukan
pertumbuhan dari zigot bersel satu menjadi manusia dewasa . Pembuahan terjadi
ketika sel sperma berhasil masuk dan menyatu dengan sel telur(telur). Materi
genetik dari sperma dan sel telur kemudian bergabung untuk membentuk satu sel
yang disebut zigot dan tahap perkembangan germinal dimulai. [1] Perkembangan
embrio pada manusia, mencakup delapan minggu pertama perkembangan; pada
awal minggu kesembilan embrio disebut janin . Embriologi manusia
mempelajari
perkembangan ini selama delapan minggu pertama setelah pembuahan. Masa
gestasi normal (kehamilan) adalah sekitar sembilan bulan atau 40 minggu.

 Tahapan awal perkembangan embrio manusia

15
Tahap germinal mengacu pada waktu dari pembuahan hingga perkembangan
embrio awal hingga implantasi selesai di dalam rahim . Tahap germinal
membutuhkan waktu sekitar 10 hari. [2] Selama tahap ini, zigot mulai membelah,
dalam proses yang disebut pembelahan . Sebuah blastokista kemudian dibentuk
dan ditanamkan dalam rahim . Embriogenesis berlanjut dengan tahap gastrulasi
berikutnya , ketika tiga lapisan kuman dari embrio terbentuk dalam proses yang
disebut histogenesis , dan proses neurulasi dan organogenesis mengikuti.
Dibandingkan dengan embrio, janin memiliki ciri-ciri eksternal yang lebih mudah
dikenali dan seperangkat organ berkembang yang lebih lengkap. Seluruh proses
embriogenesis melibatkan perubahan spasial dan temporal yang terkoordinasi
dalam ekspresi gen , pertumbuhan sel , dan diferensiasi seluler . Proses yang
hampir identik terjadi pada spesies lain, terutama di antara chordata .

 Tahap germinalSunting

1. Pemupukan
Pembuahan terjadi ketika spermatozoa berhasil memasuki sel telur dan dua set
materi genetik yang dibawa oleh gamet bergabung bersama, menghasilkan zigot
( sel diploid tunggal ). Ini biasanya terjadi di ampula salah satu tuba falopi . Zigot
mengandung materi genetik gabungan yang dibawa oleh gamet jantan dan betina
yang terdiri dari 23 kromosom dari inti sel telur dan 23 kromosom dari inti
sperma. 46 kromosom mengalami perubahan sebelum pembelahan mitosis yang
mengarah pada pembentukan embrio yang memiliki dua sel. Pembuahan yang
berhasil dimungkinkan oleh tiga proses, yang juga bertindak sebagai kontrol
untuk memastikan kekhususan spesies.
Yang pertama adalah kemotaksis yang mengarahkan pergerakan sperma menuju
sel telur.
Kedua, ada kompatibilitas perekat antara sperma dan sel telur. Dengan sperma
melekat pada sel telur, proses ketiga reaksi akrosom terjadi; Bagian depan kepala
spermatozoa ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim pencernaan untuk
memecah zona pelusida dan memungkinkan masuknya zona tersebut . Masuknya

16
sperma menyebabkan kalsium dilepaskan yang menghalangi masuknya sel sperma
lain. Reaksi paralel terjadi di sel telur yang disebutreaksi zona. Ini melihat
pelepasan butiran kortikal yang melepaskan enzim yang mencerna protein
reseptor sperma, sehingga mencegah polispermia . Butiran juga menyatu dengan
membran plasma dan memodifikasi zona pelusida sedemikian rupa untuk
mencegah masuknya sperma lebih lanjut.

2. Pembelahan

Embrio 8-sel, pada 3 hari

Awal dari proses pembelahan ditandai saat zigot membelah melalui mitosis
menjadi dua sel. Mitosis ini berlanjut dan dua sel pertama membelah menjadi
empat sel, lalu menjadi delapan sel dan seterusnya. Setiap divisi membutuhkan
waktu 12 hingga 24 jam. Zigot berukuran besar dibandingkan dengan sel lain dan
mengalami pembelahan tanpa peningkatan ukuran secara keseluruhan. Ini berarti
bahwa dengan setiap subdivisi yang berurutan, rasio bahan nuklir dan sitoplasma
meningkat. Awalnya, sel-sel yang membelah, disebut blastomer ( bahasa Yunani
blastos untuk tunas), tidak berdiferensiasi dan digabungkan menjadi bola yang
tertutup di dalam membran glikoprotein (disebut zona pelusida) sel telur. Saat
delapanblastomer telah membentuk mereka mulai mengembangkan persimpangan
celah , memungkinkan mereka untuk berkembang secara terintegrasi dan
mengoordinasikan respons mereka terhadap sinyal fisiologis dan isyarat
lingkungan. Ketika sel berjumlah sekitar enam belas bola padat sel dalam zona
pelusida disebut sebagai morula Pada tahap ini sel mulai mengikat kuat bersama

17
dalam proses yang disebut pemadatan, dan pembelahan berlanjut sebagai
diferensiasi seluler.

3. Blastulasi

Blastokista dengan massa sel bagian dalam dan trofoblas .


Pembelahan itu sendiri merupakan tahap pertama dalam blastulasi ,
prosespembentukan blastokista . Sel berdiferensiasi menjadi lapisan luar sel
(secara kolektif disebut trofoblas ) dan massa sel bagian dalam . Dengan
pemadatan lebih lanjut, blastomer luar individu, trofoblas, menjadi tidak dapat
dibedakan. Mereka masih terkurung dalam zona pelusida . Pemadatan ini
berfungsi untuk membuat struktur kedap air, mengandung cairan yang nantinya
akan disekresikan oleh sel. Massa bagian dalam sel berdiferensiasi menjadi
embrioblas dan berpolarisasi di salah satu ujungnya. Mereka berdekatan dan
membentuk persimpangan celah, yang memfasilitasi komunikasi seluler.
Polarisasi ini meninggalkan rongga, blastocoel , menciptakan struktur yang
sekarang disebut blastokista. (Pada hewan selain mamalia, ini disebut blastula .)
Trofoblas mengeluarkan cairan ke dalam blastocoel.

Peningkatan ukuran blastokista menyebabkannya menetas melalui zona


pelusida, yang kemudian hancur. Massa sel dalam akan menimbulkan pra-embrio,
yang amnion , kantung kuning telur dan allantois , sementara bagian janin dari
plasenta akan membentuk dari
lapisan trofoblas luar. Embrio ditambah selaputnya disebut konseptus, dan pada
tahap ini konseptus telah mencapai rahim . Zona pelusida akhirnya menghilang

18
sepenuhnya, dan sel-sel trofoblas yang sekarang terbuka memungkinkan
blastokista menempel pada endometrium , di mana ia akan berimplantasi .

Pembentukan hypoblast dan epiblast, yang merupakan dua lapisan utama


dari cakram kuman bilaminar, terjadi pada awal minggu kedua. Baik embrioblas
atau trofoblas akan berubah menjadi dua sub-lapisan. Sel bagian dalam akan
berubah menjadi lapisan hipoblas, yang akan mengelilingi lapisan lain, yang
disebut epiblas, dan lapisan ini akan membentuk cakram embrio yang akan
berkembang menjadi embrio. Trofoblas juga akan mengembangkan dua
sublapisan: sitotrofoblas , yang berada di depan syncytiotrophoblast , yang pada
gilirannya terletak di dalam endometrium. Selanjutnya, lapisan lain yang disebut
membran eksoselomik atau membran Heuserakan muncul dan mengelilingi
sitotrofoblas, serta kantung kuning telur primitif. Syncytiotrophoblast akan
tumbuh dan akan memasuki fase yang disebut tahap lacunar, di mana beberapa
vakuola akan muncul dan terisi oleh darah pada hari-hari berikutnya.
Perkembangan kantung kuning telur dimulai dengan sel datar hipoblastik yang
membentuk membran eksoselomik, yang akan melapisi bagian dalam
sitotrofoblas untuk membentuk kantung kuning telur primitif. Erosi lapisan
endotel kapiler maternal oleh sel-sel syncytiotrophoblastic dari sinusoid akan
terbentuk dimana darah akan mulai menembus dan mengalir melalui trofoblas
untuk menimbulkan sirkulasi uteroplasenta. Selanjutnya sel-sel baru yang berasal
dari kantung kuning telur akan terbentuk di antara membran trofoblas dan
eksoselomik dan akan menimbulkan mesoderm ekstra embrionik yang akan
membentuk rongga korionik .

Pada akhir minggu kedua perkembangan, beberapa sel trofoblas menembus


dan
membentuk kolom bulat ke dalam syncytiotrophoblast. Kolom ini dikenal sebagai
vili primer . Pada saat yang sama, sel-sel lain yang bermigrasi membentuk rongga
eksokelomik sebuah rongga baru bernama kantung kuning telur sekunder atau
definitif, lebih kecil dari kantung kuning telur primitif.

19
4. Penanaman

Setelah ovulasi , lapisan endometrium berubah menjadi lapisan sekretori


sebagai persiapan untuk menerima embrio. Itu menjadi menebal, dengan kelenjar
sekretorisnya menjadi memanjang, dan semakin menjadi vaskular . Lapisan
rongga rahim ini (atau rahim) sekarang dikenal sebagai desidua , dan
menghasilkan sejumlah besar sel desidua dalam jaringan antarglandularnya yang
meningkat. Blastomer dalam blastokista tersusun menjadi lapisan luar yang
disebut trofoblas . Trofoblas kemudian berdiferensiasi menjadi lapisan dalam,
sitotrofoblas , dan lapisan luar, syncytiotrofoblas .

Sitotrofoblas mengandung sel epitel kuboid dan merupakan sumber


pembagi sel , dan syncytiotrophoblast merupakan lapisan syncytial tanpa batas
sel. Syncytiotrophoblast menanamkan blastokista di epitel desidua dengan
proyeksi vili korionik , membentuk bagian embrio dari plasenta. Plasenta
berkembang setelah blastokista ditanamkan, menghubungkan embrio ke dinding
rahim. Desidua di sini disebut desidua basalis; itu terletak di antara blastokista dan
miometrium dan membentuk bagian ibu dari plasenta . Penanaman dibantu oleh
enzim hidrolitik yang mengikis epitel . The sinsitiotrofoblas juga menghasilkan
human chorionic gonadotropin , sebuah hormon yang merangsang
pelepasanprogesteron dari korpus luteum .
Progesteron memperkaya rahim dengan lapisan tebal pembuluh darah dan
kapiler sehingga dapat mengoksidasi dan menopang embrio yang sedang
berkembang. Rahim membebaskan gula dari glikogen yang disimpan dari selnya
untuk memberi makan embrio . Vili mulai bercabang dan berisi pembuluh darah
embrio. Vili lainnya, disebut vili terminal atau vili bebas, bertukar nutrisi. Embrio
bergabung dengan cangkang trofoblas oleh batang penghubung sempit yang
berkembang menjadi tali pusat untuk menempelkan plasenta ke embrio.Arteri di
desidua direnovasi untuk meningkatkan aliran darah ibu ke ruang intervillous

20
plasenta, memungkinkan pertukaran gas dan transfer nutrisi ke embrio. Produk
limbah dari embrio akan berdifusi melintasi plasenta.
Saat syncytiotrophoblast mulai menembus dinding rahim, massa sel
bagian dalam (embryoblast) juga berkembang. Massa sel bagian dalam adalah
sumber sel induk embrionik , yang berpotensi majemuk dan dapat berkembang
menjadi salah satu dari tiga sel lapisan kuman, dan yang berpotensi memunculkan
semua jaringan dan organ.

5. Cakram embrio

Embrioblas membentuk cakram embrionik , yang merupakan cakram


bilaminar dua lapisan, lapisan atas disebut epiblas ( ektoderm primitif ) dan
lapisan bawah disebut hipoblas ( endoderm primitif ). Diskus tersebut
direntangkan di antara apa yang akan menjadi rongga ketubandan kantung kuning
telur. Epiblas berdekatan dengan trofoblas dan terbuat dari sel kolumnar; hipoblas
paling dekat dengan rongga blastokista dan terbuat dari sel kuboid. Epiblas
bermigrasi menjauh dari trofoblas ke bawah, membentuk rongga ketuban, yang
lapisannya terbentuk dari amnioblas yang berkembang dari epiblas. Hipoblas
didorong ke bawah dan membentuk lapisan kantung kuning telur (rongga
eksoselomik). Beberapa sel hipoblas bermigrasi di sepanjang lapisan dalam
sitotrofoblas dalam blastocoel, mengeluarkan matriks ekstraseluler di sepanjang
jalan. Sel-sel hipoblas dan matriks ekstraseluler ini disebut membran Heuser(atau
membran exocoelomic), dan mereka menutupi blastocoel untuk membentuk
kantung kuning telur (atau rongga exocoelomic). Sel-sel hipoblas bermigrasi di
sepanjang tepi luar retikulum ini dan membentuk mesoderm ekstraembrionik; ini
mengganggu retikulum ekstraembrionik. Segera kantong terbentuk di retikulum,
yang akhirnya bergabung membentuk rongga korionik ( selom ekstraembrionik).

6.Gastrulasi

21
The primitif beruntun , sebuah band linear sel dibentuk oleh migrasi
epiblast, muncul, dan ini menandai awal gastrulasi , yang berlangsung sekitar hari
ketujuh belas (minggu 3) setelah pembuahan. Proses gastrulasi mengatur ulang
embrio dua lapis menjadi embrio tiga lapis, dan juga memberi embrio orientasi
kepala-ke-ekor, dan depan-ke-belakang yang spesifik, melalui coretan primitif
yang membentuk simetri bilateral . Sebuah simpul primitif (atau simpul primitif)
terbentuk di depan beruntun primitif yang merupakan penyelenggara neurulasi .
Bentuk lubang primitif sebagai depresi di tengah simpul primitif yang terhubung
ke notochordyang terletak tepat di bawahnya. Simpul muncul dari epiblas dasar
rongga ketuban, dan simpul inilah yang menginduksi pembentukan lempeng saraf
yang berfungsi sebagai dasar sistem saraf. Plat saraf akan terbentuk berlawanan
dengan goresan primitif dari jaringan ektodermal yang menebal dan mendatar ke
dalam lempeng saraf. Epiblast di wilayah tersebut bergerak ke bawah menuju
goresan di lokasi pit primitif dimana proses yang disebut ingression , yang
mengarah pada
pembentukan mesoderm berlangsung. Proses ingresi ini melihat sel-sel dari
epiblast bergerak ke garis primitif dalam transisi epitel mesenkim ; sel epitel
menjadi sel induk mesenchymal, stroma multipoten sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel. Hypoblast didorong keluar dan membentuk amnion .
Epiblast terus bergerak dan membentuk lapisan kedua, mesoderm. Epiblast
sekarang telah berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal embrio, sehingga
cakram bilaminar sekarang menjadi cakram trilaminar, gastrula .

Tiga lapisan kuman adalah ektoderm , mesoderm dan endoderm , dan


terbentuk sebagai tiga cakram datar yang tumpang tindih. Dari ketiga lapisan
inilah semua struktur dan organ tubuh akan diturunkan melalui proses
somitogenesis , histogenesis , dan organogenesis . Endoderm embrionik dibentuk
oleh invaginasi sel epiblastik yang bermigrasi ke hipoblas, sedangkan mesoderm
dibentuk oleh sel-sel yang berkembang antara epiblast dan endoderm.

22
Secara umum semua lapisan germinal akan berasal dari epiblast. Lapisan
atas ektoderm akan memunculkan lapisan kulit terluar, sistem saraf pusat dan
perifer , mata , telinga bagian dalam , dan banyak jaringan ikat.

Lapisan tengah mesoderm akan membentuk jantung dan awal dari sistem
peredaran darah serta tulang , otot , dan ginjal . Lapisan dalam endoderm akan
berfungsi sebagai titik awalperkembangan paru - paru , usus , tiroid , pankreas ,
dan kandung kemih . Setelah ingresi, blastopori berkembang di mana sel-sel telah
masuk, di satu sisi
embrio dan semakin dalam menjadi archenteron , tahap formatif pertama dari usus
. Seperti di semua deuterostom , blastopori menjadi anus sementara usus
menembus embrio ke sisi lain di mana lubang menjadi mulut. Dengan saluran
pencernaan yang berfungsi, gastrulasi sekarang selesai dan tahap neurulasi
berikutnya dapat dimulai.

7.Neurulasi

Setelah gastrulasi, ektoderm memunculkan jaringan epitel dan saraf , dan gastrula
sekarang disebut sebagai neurula . The pelat saraf yang telah terbentuk sebagai
piring menebal dari ektoderm, terus memperluas dan ujung-ujungnya mulai
melipat ke atas sebagai lipatan saraf . Neurulasi mengacu pada proses pelipatan di
mana pelat saraf diubah menjadi tabung saraf , dan ini berlangsung selama
minggu keempat. Mereka melipat, di sepanjang alur saraf dangkal yang telah
terbentuk sebagai garis median pemisah di pelat saraf. Ini semakin dalam saat
lipatan terus bertambah tinggi, saat mereka akan bertemu dan berdekatan di
puncak saraf. Sel-sel yang bermigrasi melalui bagian paling kranial dari bentuk
garis primitif mesoderm paraksial , yang akan menimbulkan somitomeres bahwa
dalam proses somitogenesis akan berdiferensiasi menjadi somit yang akan
membentuk sclerotomes , yang syndetomes , yang miotom dan yang dermatom ke
bentuk tulang rawan dan tulang , tendon , dermis (kulit), dan otot . Mesoderm
menengah memunculkan saluran urogenitaldan terdiri dari sel-sel yang bermigrasi

23
dari wilayah tengah garis primitif. Sel-sel lain bermigrasi melalui bagian ekor dari
garis primitif dan membentuk mesoderm lateral, dan sel-sel yang bermigrasi
melalui bagian paling ekor berkontribusi pada mesoderm ekstraembrionik.
Cakram embrio mulai datar dan bulat, tetapi akhirnya memanjang untuk memiliki
bagian cephalic yang lebih lebar dan ujung ekor berbentuk sempit. Pada awalnya,
garis primitif memanjang ke arah kepala dan 18 hari setelah pembuahan kembali
secara ekor sampai menghilang. Pada bagian cephalic, lapisan germinal
menunjukkan diferensiasi spesifik pada awal minggu
ke-4, sedangkan pada bagian ekor terjadi pada akhir minggu ke-4.
Neuropori kranial dan kaudal menjadi semakin kecil sampai menutup
sepenuhnya (pada hari ke-26) membentuk tabung saraf .

5. Perkembangan organ dan sistem organ

Organogenesis adalah perkembangan organ yang dimulai pada minggu


ketiga hingga kedelapan, dan berlanjut hingga lahir. Terkadang perkembangan
penuh, seperti di paru-paru, berlanjut setelah lahir. Organ yang berbeda
mengambil bagian dalam pengembangan banyak sistem organ tubuh.

1. Darah

Sel induk hematopoietik yang memunculkan semua sel darah


berkembang dari mesoderm. Perkembangan pembentukan darah terjadi dalam
kelompok sel darah, yang dikenal sebagai pulau darah , di kantung kuning telur .
Pulau darah berkembang di luar embrio, pada vesikula pusar, allantois, batang
penghubung, dan korion, dari hemangioblas mesodermal . Di tengah pulau darah,
hemangioblas membentuk sel induk hematopoietik yang merupakan prekursor
semua jenis sel darah. Di pinggiran pulau darah, hemangioblas berdiferensiasi
menjadi angioblas , prekursor pembuluh darah.

2. Sistem jantung dan peredaran darah

24
Jantung adalah organ fungsional pertama yang berkembang dan mulai
berdenyut serta memompa darah sekitar 22 hari. Mioblas jantung dan pulau darah
di mesenkim splanchnopleuric di setiap sisi lempeng saraf, menimbulkan daerah
kardiogenik . Ini adalah area berbentuk tapal kuda di dekat kepala embrio. Pada
hari ke-19, mengikuti pensinyalan sel , dua untai mulai terbentuk sebagai tabung
di wilayah ini, saat lumen berkembang di dalamnya. Kedua tabung endokard ini
tumbuh dan pada hari ke-21 telah bermigrasi satu sama lain dan menyatu untuk
membentuk satu tabung jantung primitif,jantung tubular . Ini dimungkinkan oleh
pelipatan embrio yang mendorong tabung ke dalam rongga dada . Juga pada saat
yang sama ketika tabung endokard terbentuk, vaskulogenesis (perkembangan
sistem peredaran darah) telah dimulai. Ini dimulai pada hari ke-18 dengan sel-sel
di mesoderm splanchnopleuric berdiferensiasi menjadi angioblas yang
berkembang menjadi sel endotel yang diratakan. Ini bergabung untuk membentuk
vesikula kecil yang disebut angiocysts yang bergabung untuk membentuk
pembuluh panjang yang
disebut tali angioblastik. Kabel ini berkembang menjadi jaringan pleksus yang
meresap dalam pembentukan jaringan vaskular. Jaringan ini tumbuh dengan
penambahan tunas dan pertumbuhan pembuluh baru dalam proses angiogenesis.
Setelah vaskulogenesis dan perkembangan pembuluh darah awal, tahap renovasi
pembuluh darah terjadi.

Jantung tubular dengan cepat membentuk lima wilayah berbeda. Dari kepala
ke ekor, ini adalah infundibulum , cordis bulbus , ventrikel primitif , atrium
primitif , dan sinus venosus . Awalnya, semua darah vena mengalir ke sinus
venosus, dan didorong dari ekor ke kepala ke trunkus arteriosus . Ini akan
membelah untuk membentuk aorta dan arteri pulmonalis; bulbus cordis akan
berkembang menjadi ventrikel kanan (primitif); ventrikel primitif akan
membentuk ventrikel kiri; atrium primitif akan menjadi bagian depan dari
atrium kiri dan kanan beserta pelengkapnya, dan sinus venosus akan

25
berkembang menjadi bagian posterior atrium kanan , nodus sinoatrial, dan sinus
koroner .

Perulangan jantung mulai membentuk jantung sebagai salah satu


proses morfogenesis , dan ini selesai pada akhir minggu keempat. Kematian sel
terprogram ( apoptosis ) pada permukaan sambungan memungkinkan terjadinya
fusi. Pada pertengahan minggu keempat, sinus venosus menerima darah dari tiga
vena utama: vena vitelline , vena umbilikalis dan vena kardinal umum .

Selama dua bulan pertama perkembangannya, septum interatrial mulai


terbentuk. Septum ini membagi atrium primitif menjadi kanan dan kiri atrium .

Pertama dimulai sebagai jaringan berbentuk bulan sabit yang tumbuh ke bawah
sebagai septum primum . Bentuk bulan sabit mencegah penutupan lengkap atrium
yang memungkinkan darah dialirkan dari atrium kanan ke kiri melalui lubang
yang dikenal sebagai ostium primum . Ini menutup dengan perkembangan lebih
lanjut dari sistem tetapi sebelum itu terjadi, pembukaan kedua ( ostium
secundum ) mulai terbentuk di atrium atas yang memungkinkan aliran darah terus
menerus.

Septum kedua ( septum secundum ) mulai terbentuk di sebelah kanan septum


primum. Ini juga menyisakan lubang kecil, foramen ovale yang berlanjut dengan
pembukaan sebelumnya dari ostium secundum. Septum primum direduksi
menjadi flap kecil yang bertindak sebagai katup foramen ovale dan ini tetap ada
sampai penutupannya saat lahir. Di antara ventrikel , septum inferius juga
terbentuk yang berkembang menjadi septum interventrikular otot .

3. Sistem pencernaan

Sistem pencernaan mulai berkembang sejak minggu ketiga dan pada minggu
kedua belas, organ-organ telah memposisikan diri dengan benar.

26
4. Sistem pernapasan

Sistem pernapasan berkembang dari kuncup paru - paru , yang muncul di dinding
ventral dari foregut sekitar empat minggu setelah berkembang. Tunas paru-paru
membentuk trakea dan dua pertumbuhan lateral yang dikenal sebagai tunas
bronkial, yang membesar pada awal minggu kelima membentuk bronkus utama
kiri dan kanan . Bronkus ini pada gilirannya membentuk bronkus sekunder
(lobar); tiga di kanan dan dua di kiri (mencerminkan jumlah lobus paru-paru).
Bentuk bronkus tersier dari bronkus sekunder. Sementara lapisan internal laring
berasal dari kuncup paru - paru , tulang rawan
dan ototnya berasal dari lengkungan faring keempat dan keenam .

5. Sistem saluran kencing

 Ginjal
Tiga sistem ginjal yang berbeda terbentuk pada embrio yang sedang
berkembang: pronephros , mesonephros dan metanephros . Hanya metanefros
yang berkembang menjadi ginjal permanen. Ketiganya berasal dari mesoderm
menengah .
 Pronephros
The pronefros atau diperoleh dari mesoderm menengah di daerah leher rahim. Itu
tidak berfungsi dan merosot sebelum akhir minggu keempat.
 Mesonephros
The Mesonefros atau diperoleh dari mesoderm menengah di dada atas untuk
segmen lumbal atas. Tubulus ekskresi terbentuk dan masuk ke saluran mesonefrik
, yang berakhir di kloaka . Duktus mesonefrik atrofi pada wanita, tetapi
berpartisipasi dalam pengembangan sistem reproduksi pada pria.
 Metanephros
Metanephros muncul pada minggu kelima perkembangannya. Pertumbuhan
saluran mesonefrik, tunas ureter , menembus jaringan metanephric untuk

27
membentuk pelvis ginjal primitif , kelopak ginjal dan piramida ginjal . The ureter
juga terbentuk.
 Kandung kemih dan uretra
Antara minggu keempat dan ketujuh perkembangan, septum
urorektal membagi kloaka menjadi sinus urogenital dan saluran anus . Bagian atas
sinus urogenital membentuk kandung kemih , sedangkan bagian bawah
membentuk uretra .

6. Sistem reproduksiSunting

a. Sistem integral
Lapisan kulit superfisial , epidermis , berasal dari ektoderm . Lapisan yang lebih
dalam, dermis , berasal dari mesenkim . Pembentukan epidermis dimulai pada
bulan kedua perkembangan dan memperoleh pengaturan definitifnya pada akhir
bulan keempat. Ektoderm membelah untuk membentuk lapisan sel datar di
permukaan yang disebut periderm. Pembagian lebih lanjut membentuk lapisan
individu epidermis .

Mesenkim yang akan membentuk dermis berasal dari tiga sumber:

 Mesenkim yang membentuk dermis di tungkai dan dinding tubuh berasal dari
mesoderm pelat lateral
 Mesenkim yang membentuk dermis di bagian belakang berasal
dari mesoderm paraxial
 Mesenkim yang membentuk dermis di wajah dan leher berasal dari sel krista
saraf.

7. Sistem saraf

Perkembangan otak pada embrio berumur 8 minggu

28
Di akhir minggu keempat, bagian superior dari neural tube menekuk ke arah
ventral sebagai fleksura cephalic setinggi otak tengah masa
depan — mesencephalon . Di atas mesencephalon adalah prosencephalon (otak
depan masa depan) dan di bawahnya adalah rhombencephalon (otak belakang
masa depan).

Sel-sel krista saraf kranial bermigrasi ke lengkungan faring sebagai sel induk saraf
, di mana mereka berkembang dalam proses neurogenesis menjadi neuron . The
vesikel optik (yang akhirnya menjadi saraf optik , retina dan iris ) bentuk di piring
basal prosencephalon tersebut. The piring alar dari prosencephalon mengembang
untuk membentuk belahan otak (telencephalon) sementara yang piring basal
menjadi diencephalon. Akhirnya, vesikel optik tumbuh membentuk pertumbuhan
optik.

8.Pengembangan fitur fisik

 Wajah dan leher


Artikel utama: Perkembangan wajah dan leher embrio
Dari minggu ketiga hingga kedelapan wajah dan leher berkembang .
 Telinga
The telinga bagian dalam , telinga tengah dan telinga luar memiliki asal-usul
embriologis yang berbeda.
a. Bagian dalam telinga
Pada sekitar 22 hari perkembangannya, ektoderm di setiap
sisi rhombencephalon mengental untuk membentuk plasoda otic . Placodes ini
invaginate untuk membentuk lubang otic , dan kemudian vesikel otic . Vesikel
otic kemudian membentuk komponen ventral dan dorsal. Komponen ventral
membentuk sakula dan saluran koklea . Pada minggu keenam perkembangan,
duktus koklea keluar dan
menembus mesenkim sekitarnya , bergerak dalam bentuk spiral sampai
membentuk 2,5 putaran pada akhir minggu kedelapan. Saccule adalah bagian sisa

29
dari komponen ventral. Itu tetap terhubung ke saluran koklea melalui duktus
reuniens sempit . Komponen punggung membentuk kanal utricle dan setengah
lingkaran .

b. Telinga tengah
Rongga dan tuba eustachius yang berasal dari kantong faring pertama (rongga
dilapisi oleh endoderm ). Bagian distal celah, reses tubotimpani, melebar untuk
membuat rongga timpani. Bagian proksimal celah tetap sempit dan membentuk
tuba eustachius.
Tulang telinga tengah, yang ossicles , berasal dari kartilago dari lengkungan
faring . maleus dan inkus berasal dari tulang rawan dari lengkungan faring
pertama , sedangkan stapes atau diperoleh dari tulang rawan dari lengkungan
faring kedua .

c. Bagian luar telinga


The meatus auditori eksternal berkembang dari bagian dorsal pertama sumbing
faring . Enam bukit kecil aurikuler, yang merupakan proliferasi mesenkim pada
aspek dorsal lengkung faring pertama dan kedua, membentuk daun telinga telinga.
 Mata
Mata mulai berkembang dari minggu ketiga hingga minggu kesepuluh.
Pergerakan embrio pada usia kehamilan 9 minggu.

9. Anggota badan
Pada akhir minggu keempat perkembangan anggota tubuh dimulai. Tunas tungkai
muncul di aspek ventrolateral tubuh. Mereka terdiri dari lapisan luar ektoderm dan
bagian dalam terdiri dari mesenkim yang berasal dari lapisan parietal mesoderm
pelat lateral . Sel ektodermal di ujung distal kuncup membentuk punggungan
ektodermal apikal , yang menciptakan area sel mesenkim yang berkembang biak
dengan cepat yang dikenal sebagai zona kemajuan . Tulang rawan (beberapa di
antaranya akhirnya menjadi tulang ) dan
otot berkembang dari mesenkim.

30
8. Signifikansi klinis

Paparan racun pada periode embrio dapat menjadi penyebab malformasi


kongenital mayor , karena prekursor sistem organ utama kini berkembang. Setiap
sel embrio praimplantasi memiliki potensi untuk membentuk semua jenis sel yang
berbeda dalam embrio yang sedang berkembang. Potensi sel ini berarti bahwa
beberapa sel dapat dikeluarkan dari embrio praimplantasi dan sel-sel yang tersisa
akan mengimbangi ketidakhadiran mereka. Hal ini memungkinkan pengembangan
teknik yang dikenal sebagai diagnosis genetik praimplantasi , di mana sejumlah
kecil sel dari embrio praimplantasi yang dibuat oleh IVF , dapat diangkat dengan
biopsi dan menjalani diagnosis genetik. Hal ini memungkinkan embrio yang tidak
terpengaruh oleh penyakit genetik tertentu untuk dipilih dan
kemudian dipindahkan ke rahim ibu . Teratoma sakrokoksigeal , tumor yang
terbentuk dari berbagai jenis jaringan, yang dapat terbentuk, diperkirakan terkait
dengan sisa-sisa goresan primitif,
yang biasanya menghilang. Sindrom lengkung pertama adalah kelainan kelainan
bentuk wajah bawaan , yang disebabkan oleh kegagalan sel krista saraf untuk
bermigrasi ke lengkung faring pertama. Spina bifida sebuah kelainan bawaan
adalah hasil dari penutupan lengkap dari tabung saraf.

Infeksi yang ditularkan secara vertikal dapat ditularkan dari ibu ke janin
pada setiap tahap perkembangannya . Hipoksia, suatu kondisi suplai oksigen yang
tidak memadai dapat menjadi konsekuensi serius dari kelahiran prematur atau
prematur

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:


1. Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat
berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus.prosesnya dimulai dari persiapan sel ovum dan spermatozoa;
penetrasi; penggabungan inti; dan pembelahan awal zigot.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot
selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu
pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
3. Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya
embrio yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium)
untuk
selanjutnya mengalami perkembangan.

32
B.Saran

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu
kami membutuhkan berbagai masukan-masukan atupun saran yang bersifat
konstruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2008. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuahan. pada


tanggal 27 November 2014.
Anonymous, 2008. Diakses dari http://Harunyahya.merenungi penciptaan.html.
pada tanggal 27 November 2014
Anonymous, 2008. Diakses dari http://Biologi kehamilan dan persalinan.html.
pada
tanggal 27 November 2014.

33
34

Anda mungkin juga menyukai