Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EMBRIOGENESIS

Di susun Oleh:

Kelompok I

1. MITTA KURNIAWATI ( NIM : P0712432069 )


2. ISTIQOMAH ( NIM : P07124322146 )
3. SUGIYANTI ( NIM : P07124322044 )
4. SRI HARTINI ( NIM : P07124322059 )
5. FITRI ANGGRAENI ( NIM : P07124322076 )
6. LIES KARWATI ( NIM : P07124322141 )

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN + PROFESI BIDAN

JURUSAN KEBIDANAN ALIH JENJANG C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Embriogenesis”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas
kelompok dalam mata kuliah Embriologi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliantisari selaku Dosen
mata kuliah Embriologi yang bersedia membimbing kami dalam proses belajar.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bantul, 27 Juli 2022


Penulis

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan
a) Tujuan Umum................................................................ 2
b) Tujuan Khusus............................................................... 2
D. Manfaat ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

A. Definisi Embrio........................................................................... 3

B. Tahapan Embriogenesis.......................................................... 3

1. Fertilisasi.......................................................................... 3

2. Cleavage (Pembelahan).................................................... 5

3. Pembentukan Blastokista................................................. 6

4. Implantasi....................................................................... 7

5. Embryonic Disk............................................................... 8

BAB III KESIMPULAN............................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Embriologi berasal dari kata embryo dan logos. Embryo yaitu


pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo.
Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio. Embriologi atau
ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme
multiseluler (Rohen & Drecoll, 2008)

Embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel embrio


yang terjadi selama tahap awal pengembangan. Dalam istilah biologi,
perkembangan manusia memerlukan pertumbuhan dari zigot bersel satu ke
manusia dewasa. Fertilisasi terjadi ketika sel sperma berhasil masuk dan menyatu
dengan sel telur (ovum). Bahan genetik dari sperma dan sel telur kemudian
bergabung membentuk sel tunggal yang disebut zigot dan berkembang ke tahap
germinal. Embriogenesis meliputi delapan minggu pertama perkembangan, dan
pada awal minggu kesembilan embrio disebut janin. Embriologi manusia adalah
studi tentang perkembangan selama delapan minggu pertama setelah pembuahan.
Tahap germinal, mengacu dari pembuahan, perkembangan embrio awal sampai
implantasi selesai dalam rahim. Tahap germinal memakan waktu sekitar 10 hari.
Selama tahap ini, zigot, yang didefinisikan sebagai embrio yang mengandung
materi genetik lengkap mulai membagi, dalam proses yang disebut pembelahan.
Sebuah blastokista kemudian dibentuk dan ditanamkan dalam rahim.
Embriogenesis berlanjut dengan tahap berikutnya yaitu gastrulasi ketika tiga
lapisan di bentuk dalam proses yang disebut histogenesis, dan proses neurulasi
dan organogenesis. Embrio disebut sebagai janin dalam tahap akhir
perkembangan prenatal, biasanya dimulai diawal minggu kesembilan.
Dibandingkan dengan embrio, janin memiliki fitur eksternal lebih dikenali, dan

1
organ berkembang lebih lengkap. Seluruh proses embriogenesis melibatkan
perubahan spasial dan temporal terkoordinasi dalam ekspresi gen, pertumbuhan
sel dan diferensiasi sel.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana tahap-tahap embriogenesis

C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Mengetahui tahap-tahap embriogenesis.
b) Tujuan Khusus
1. Menjelaskan apa itu embriogenesis
2. Menjelaskan tahap-tahap embriogenesis
D.Manfaat Penulisan makalah
Manfaat penulisan makalah ini untuk mendapatkan penjelasan dan
pemahaman mengenai embriogenesis dan tahapannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Embriologi

Embriologi berasal dari kata embryo dan logos. Embryo yaitu


pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo.
Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio. Embriologi atau
ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme
multiseluler (Rohen & Drecoll, 2003)

Menurut Dorland’s Illustrated Medical Dictionary, Embriogenesis adalah :


1. Produksi dari embrio; 2. Perkembangan dari individu yang baru yang terjadi
secara seksual yaitu dari zigot. Secara umum, embriogenesis adalah proses
pembelahan sel dan diferensiasi sel dari embrio manusia yang terjadi pada saat
tahap-tahap awal dari perkembangan manusia. Embriogenesis terjadi pada saat
spermatozoa bertemu dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai
akhir dari minggu ke-8 dari perkembangan manusia (Langman, 2009).

B. Tahapan Embriogenesis
1. Fertilisasi

Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi


di daerah ampula uterina. Fertilisasi mempunya dua fungsi utama yaitu:

1. Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik dari


orangtua kepada keturunan.
2. Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk
melanjutkan atau menyelesaikan proses pembelahan meiosis.

3
Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang tealah matang dan siap
dibuahi. Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang
disemprotkan kedalam liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500
spermatozoa yang berhasil mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang
akan membuahi ovum. Sebagaian besar sperma yang berjalan dari vagina menuju
uterus dan masuk ke tuba fallopi dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus
dan tuba. Untuk mendukung aktivitas sperma, ovum mengeluarkan senyawa
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi untuk : (1). Mengaktifkan
sperma agar bergerak lebih cepat, (2) menarik sperma secara kemotaksis positif
(3) mengumpulkan sperma disekeliling ovum.
Disisi lain, akrosom di bagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim
yang membantu sperma dalam menembus ovum, yaitu (1) hialuronidase, enzim
yang dapat melarutkan hialuronid pada sel-sel korona radiata, (2) akrosin, enzim
protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida dan (3) anti
fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga sperma dapat melekat
pada ovum.

Tahap Fertilisasi :
1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim hialurodinase
yang melarutkan senyawa hiauuronid pada korona radiata.
2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk
menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan senyawa tertentu yang
menyebabkan sel-sel di zona pelusida berikatan satu sama lain membentuk
suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh sperma lain. Proses ini
mencegah ovum dibuahi oleh lebih dari satu sperma (polispermia).
3. Fusi membran sel sprema dan oosit, setelah menembus zona pelusida
spermatozoa masuk ke ruang perivitelin (ruang antara zona pelusida dengan
membran vitelin/membran plasma, kemudian menempel dan terjadi fusi
(peleburan) membran spermatozoa dengan membran plasma oosit. Peleburan
ini memungkinan nukleus spermatozoa masuk ke sitoplasma, kemudian

4
berkondensasi dan membesar sehingga menjadi pronukleus pria (n). Sedangkan
ekor spermatozoa terlepas dan berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus
spermatozoa ini akan mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan
meiosis II menjadi oocit dan 2 polar body, sehingga nukleusnya berkondensasi
menjadi pronukleus wanita (n). Kedua pronukleus bergerak ke tengah, lalu
terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus pria (syngami).
Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid
dan sel baru hasil peleburan ini disebut zygot (2n) (Soenardihardjo &
Bambang, dkk. 2011).

2.Cleavage (Pembelahan)
Cleavage adalah pembelahan zygot menjadi unit-unit yang lebih kecil
yang disebut blastomer. Stadium clevage merupakan rangkaian mitosis yang
berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan
morula dan blastomer. Jika sudah mencapai stadium dua sel , zigot akan
mengalami serangkaian pembelahan mitosis sehingga selnya bertambah. Sel-sel
ini semakin kecil pada setiap kali pembelahan dikenal sebagai blastomer. Sampai
stadium delapan sel , sel-sel ini berkumpul membentuk gumpalan. Namun setelah
pembelahan ketiga , blastomer memaksimalkan kontak satu sama lain membentuk
suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses ini pemadatan
(compaction), memisahkan sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara

5
akstensif melalui taut celah (gap junction) ddari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah
pembuahan, sel-sel mudigah kembali membelah untuk membentuk morula (16
sel). Sel dibagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass) dan
sel-sel disekitarnya membentuk massa sel luar. Massa sel dalam menghasilkan
jaringan mudigah yang sebenarnya dan massa sel luar membentuk trofoblas yang
kemudian berkembang menjadi plasenta.

3. Pembentukan Blastokista
Pada saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai merembes
menembus zona pelusida ke dalam ruang antarsel massa sel dalam. Secara
bertahap ruang antarsel menjadi konfulen dan akhirnya terbentuk sebuah rongga
yang disebut blastokel. Pada saat ini, mudigah disebut blastokista. Sel-sel di
massa sel dalam yang sekarang disebut embrioblas, terletak disuatu kutub sel-sel
di massa sel luar atau trofoblas menggepeng dan membentuk dinding epitel

6
blastokista. 7 hari setelah fertilisasi blastikista akan mengalami implantasi di
dalam uterus.

Gambar. Morula Gambar. Blastokista

4. Impalntasi
Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah
dibuahi (pada tahap blastokista) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7
hari setelah pembuahan.
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekretorik, yaitu
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah
sehingga dikenali adanya 3 lapisan di endometrium yaitu : lapisan kompaktum di
bagian superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis.
Dalam keaadaan normal blastokista tertanam di endometrium di sepanjang
dinding anterior atau posterior korpus uteri (Ferial, 2013)

7
5. Embryonic Disk (Diskus Germinativum Bilaminar)

Hari ke-8

Pada hari ke-8 perkembangan, blastokista sudah setengah terbenam di


dalam stroma endometrium. Di daerah diatas embrioblas, trofoblas telah
berdiferensiasi menjadi dua lapisan : (a) lapisan dalam berupa sel mononukleus
disebut sitotrofoblas dan (b) zona luar berinti banyak tanpa batas sel yang jelas
disebut sinsitotrofoblas.

Hari ke-9

Blastokista semakin terbenam di dalam endometrium dan defak penetrasi di epitel


permukaan ditutupi oleh bekuan fibrin. Perkembangan trofoblas sangat pesat
terutama di kutub embrional, tempat muncul vakuola-vakuola di sinsitium.
Setelah menyatu, vakuola-vakuola ini membentuk lakuna (danau) besar dan fase
perkembangan trofoblas ini dikenal sebagai stadium lakunar. Sementara itul di
kutub embrional, sel-sel gepeng yang mungkin berasal dari hipoblas membentuk
suatu membran tipis, membran ekselom (Heuser) yang melapisi permukaan dalam
sitotrofoblas. Membran ini bersama dengan hipoblas membentuk lapisan rongga
eksoselom atau yolk sac primitif.

Hari ke-11 dan 12

Pada hari ke-11 dan 12 perkembangan blastokista telah terbenam seluruhnya di


dalam stroma endometrium dan epitel permukaan hampir menutupi seluruh defek
semula dinding uterus. Blastokista sekarang menghasilkan sedikit penonjolan ke
dalam lumen uterus. Secara bersamaan, sel-sel sinsitotrofoblast makin menembus
ke dalam stroma dan mengikis lapisan endotel kapiler ibu. Kapiler-kapiler ini
yang mengalami kongesti dan melebar, dikenal sebagai sinusoid. Lakuna trofoblas
di kutub embrional sudah berhubungan langsung dengan sunusoid ibu di stroma
endometrium. Meseoderm ekstraembrional berpoliferasi dan mengisi ruang antara
membran eksoselom dan bagian dalam trofoblas

8
Hari ke-13

Pada hari ke-13 defek permukaan di endometrium biasanya telah sembuh. Namun
kadang-kadang terjadi perdarahan di tempat implantasi akibat meningkatnya
aliran darah ke dalam ruang-ruang lakuna. Karena terjadi pada hari ke-28 siklus
haid, perdarahan ini dapat disangka perdarahan haid biasa karenya dapat
menyebabkan kesalahan perkiraan tanggal kelahiran.

Lakuna trifoblast terdapat baik di kutub embrional maupun di kutub abembrional


dan sirkulasi uteroplasenta telah dimulai. Sitotrofoblas membentuk kolom-kolom
sel yang menembus ke dalam dan dikelilingi oleh sinsitum. Kolom ini disebut
vilus primer. Pada akhir minggu kedua blastokista sudah tertanam seluruhnya dan
defek dimukosa permukaan telah sembuh.

9
 Gastrulasi

Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum (ektoderm,
mesoderm, endoderm) pada mudigah. Gastrulasi diawali oleh pembentukan
primitive streak (garis primitif) dipermukaan epiblast. Pada awalnya garis ini
tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada mudigah berusia 15-16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan bagian yang sedikit menonjol dikedua sisi.
Ujung garis ini disebut primitive node (nodus primitif), terdiri dari daerah yang
sedikit meninggi yang mengelilingi primitive pit (lubang primitif) kecil. Di daerah
nodus dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi) untuk
membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel yang tidak bermigrasi
melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk ektoderm. Karena itu, epiblas
menghasilkan ketiga lapisan germinativum mudigah.

Sel-sel pronotokord yang mengalami invaginasi di lubang primitif


bergerak maju sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel ini terselip diantara
endoderm sebagai lempeng notokord. Dengan perkembangan lebih lanjut,
lempengan terlepas dari endoderm dan terbentuk suatu genjel (korda) solid,
notokord. Notokord suatu sumbu garis tengah yang akan berfungsi sebagai dasar

10
bagi kerangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal mudigah ditentukan sebelum garis
primitif terbentuk. Karena itu, sel-sel di hipoblas (endoderm) di batas sefalik
diskus membentuk endoderm viseral anterior yang mengekspresikan gen-gen
pembentuk kepala.

Pada akhir minggu ketiga, tiga lapisan germinativum dasar yang terdiri
dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm telah terbentuk dibagaian kepala, dan
proses untuk menghasilkan lapisan germinativum ini berlanjut kebagian lebih
kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat. Diferensiasi jaringan dan organ
telah dimulai, dan hal ini terjadi dalam arah sefalokaudal seiring dengan
berlanjutnya gastrulasi. Sementara itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer
memperoleh inti mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus. Jika kapiler vilus
ini sudah berkontak dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai penghubung,
sistem vilus telah siap menyalurkan nutrien dan oksigen kepada mudigah (Hartini,
2008).

 Neurulasi
Neurulasi adalah pembentukan tabung saraf dari ektoderm embrio. Pada
periode mudigah yang berlamgsung dari minggu ke-3-8 perkembangan adalah
periode disaat ketiga lapisan germinativum, ekotoderm, endoderm dan mesoderm
membentuk jaringan dan sistim organ masing-masing. Dengan terbentuknya
organ-organ, tubuh mudigah mulai memperlihatkan bentuknya.

11
Lapisan germinativum ektoderm menghasilkan orrgan dan struktur yang
mempertahankan kontak dengan dunia luar : (a) sistem saraf pusat; (b) sistem
saraf tepi; (c) epitel sensorik telinga, hidung dan mata; (d) kulit, ternasuk rambut
dan kuku; (e) hipofisis, kelenjar mamaria, kelenjar keringat serta email gigi.
Induksi lempeng saraf diatur oleh inaktivasi faktor pertumbuhan BMP4 (Bone
Morphogenetic Protein 4). Di rego kranial, inaktivasi disebabkan oleh noggin,
kordin dan folistatin yang disekresi oleh nodus, notokord dan mesoderm
prekordal. Inaktivasi BMP4 di daerah otak belakang dan korda spinalis dilakukan
oleh WNT3a dan FGF. Tanpa inaktivasi, BMP4 menyebabkan ektoderm menjadi
epidermis dan endoderm mengalami ventralisasi untuk menjadi mesoderm
lempeng lateral dan intermediat.

Komponen-komponen penting lapisan germinativum mesoderm adalah


mesoderm lempeng lateral, paraksial, dan intermediat. Mesoderm paraksial
membentuk somitomer yang menghasilkan mesenkim kepala dan tersusun
menjadi somit disegmen oksipital dan kaudal. Somit menghasilkan miotom
(jaringan otot), skleretom (tulang rawan dan tulang), dan dermatom (jaringan
subkutis kulit) yang semuanya adalah jaringan penunjang tubuh. Sinyal untuk
diferensiasi somit berasal dari struktur sekitar, termasuk notokord, tabung saraf
dan epidermis. Notokord dan lempeng lantai tabung saraf mengeluarkan sonic
hedgehog yang memicu sklerotom. Protein WNT dari tabung saraf dorsal
menyebabkan bagian dorsomedial somit untuk membentuk otot epaksial,
sementara BMP4, FGF (Fibroblas Growth Factor) dari mesoderm lempeng lateral
dan WNT dari epidermis menyebabkan bagian dorsolateral untuk membentuk otot
ektremitas dan dinding tubuh. Bagian tengah dorsal somit berubah menjadi dermis
di bawah pengaruh neurotrofin 3 yang disekresikan oleh tabung saraf dorsal.
Mesoderm juga menghasilkan sistem vaskular, yaitu jantung, arteri, vena,
pembuluh limfe, dan semua sel darah dan limfe. Selain itu mesoderm juga
mengahsilkan sistem urogenital : ginjal, gonad dan saluran-salurannya (tetapi
bukan kandung kemih). Yang terakhir, limpa dan korteks kelenjar suprarenal juga
merupakan turunan mesoderm.

12
Lapisan germinativum endoderm memebentuk lapisan epitel untuk bagian
dalam saluran cerna, saluran napas, dan kandung kemih. Lapisan ini juga
membentuk parenkim tiroid, paratiroid, hati dan pankreas. Yang terakhir, lapisan
epitel kavitas timpani dan tuba auditiva berasal dari lapisan germanitivum
endoderm.

Akibat pembentukan sistem organ dan pertumbuhan pesat sistem saraf


pusat, diskus embrional yang semula datar mulai melipat secara sefalokaudal,
membentuk lipatan kepala dan ekor. Diskus juga melipat secara transversal
(lipatan lateral) sehingga tubuh berbentuk bulat. Hubungan dengan yolk sac dan
plasenta masing-masing dipertahankan melalui duktus vitelinus dan tali pusat
(Langman, 2009).

 Perkembangan Janin

14 Hari Pertama
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak
menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel
terus berkembang dan bertambah jumlahnya sehingga membantu blastokis terpaut
pada endometrium. Pembuluh darah primitif untuk embrio mulai berkembang
pada mesoderm. Blastokista mendapat makanan dari sitoplasmanya sendiri.

13
Hari ke 14-28
Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada vili korion
primitif plasenta. Sirkulasi embrio/maternal telah terbentuk dan darah dapat
beredar. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya. Tunas-tunas tungkai dan
lengan mulai tampak. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.

Hari 28-42
Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke 6. Lengan mulai
memanjang dan tangan mendapatkan bentuknya. Mata dan telinga mulai
terbentuk. Gerakan janin dapat terdeteksi dengan USG.

14
Minggu ke 8-10
Kepala fleksi ke dada dan mempunyai ukuran yang sama dengan tubuh. Leher
panjang sehingga tidak menyentuh dagu. Jari tangan dan kaki sudah terbentuk,
hidung dan telinga terbentuk. Kelopak mata terbentuk tetapi tertutup sampai
dengan minggu ke-25. Usus mengalami penonjolan samapai ke funikulis
ubilikalis karena tidak cukup ruang abdomen. Insersi funikulis sangat rendah pada
abdomen.

Minggu ke 10-12
Berat janin 14 gram. Telinga terlihat jelas, sirkulasi fetal telah berfungsi, terdapat
refleks mengisap dan menelan. Traktus renalis mulai berfungsi, kelopaka mata an
genitalia eksterna terbentuk.

15
Minggu ke 12-16
Berat janin 100 gram, genitalia lebih jelas terbentuk, kulit merah dan tipis
sehingga pembuluh darah terlihat. Timbunan lemak subkutan terjadi menjelang
minggu ke 16, rambut dan lanugo mulai tumbuh, tungkai lebih panjang daripada
lengan.

Minggu ke 20-24
Kulit sangat berkeriput karena lemak di subkutan terlalu sedikit. Lanugo menjadi
sangat gelap dan vernix kaseosa meningkat.

16
Minggu ke 24-28
Semua organ telah tumbuh dengan baik, mata terbuka, alis dan bulu mata
berkembang dengan baik. Lemak di subkutan lebih banyak sehingga kerutan di
kulit berkurang. Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum.

Minggu ke 28-32
Lanugo mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan testis,
testis telah turun.

17
Minggu 32-36
Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa. Tetstis
pada janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin perempuan
masih berada di sekitar kavitas pelviks. Umbilikus terletak lebih di pusat
abdomen.

Minggu 36-40
Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
merupakan keuntungan untuk memudahkan lewatnya janin melalui jalan lahir.
Terdapat cukup jaringan lemak subkutan. Berat badan mencapai 1kg. Gerakan
pernapasan janin dapat diidentifikasi dengan USG

18
19
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Embryo adalah proses pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan


dan perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu
ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan
perkembangan embrio. Embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang
mempelajari bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan
untuk membentuk organisme multiseluler. Proses pembelahan sel tersebut
dianamakan embriogenesis. Embriogenesis terjadi pada saat spermatozoa bertemu
dan menyatu dengan ovum yang disebut fertilisasi sampai akhir dari minggu ke-8
dari perkembangan manusia (Langman, 2009) dengan beberapa tahap : (1)
Fertilisasi, (2) Cleavage, (3) Blastulasi, (4) Implantasi, (5) Embryonic disk.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ferial, Eddyman. 2013. Biologi Reproduksi. Jakarta : Erlangga


Heffner, Linda & Schust Danny. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi. Jakarta:
Erlangga.

Langman, Sadler T. 2010. Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta: EGC


Rohen, Johannes & Drecoll, Elke. 2003. Embriologi Fungsional, Perkembangan
Sistem Fungsi Organ Manusia. Edisi 2. Jakarta : EGC
Soenardihardjo & Bambang, dkk. 2011. Buku Ajar Embriologi. Suarabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga.
Utami, Hartini. 2008. Embriologi genitalia.
https://www.academia.edu/9589380/Embriologi_Genetalia. diunduh 30 Agustus
2015.

21

Anda mungkin juga menyukai