Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ARIF WIDIANTO

NIM : 191217302

FAKULITAS : HUKUM (SORE)

1.

A. Dasar timbulnya perkara

Perkara perdata timbul karena terjadi pelanggaran terhadap hak seseorang seperti diatur dalam hukum
perdata. Sedangkan Perkara pidana timbul karena terjadi pelanggaran terhadap perbuatan pidana yang
telah ditetapkan dalam hukum pidana.

B. Inisiatif berperkara

Dalam perkara perdata, inisiatif berperkara berasal dari pihak yang merasa dirugikan. Sedangkan dalam
perkara pidana, inisiatif berperkara berasal dari pihak penguasa negara melalui aparaturnya yaitu Polisi
dan Jaksa Penuntut Umum.

C. Istilah yang digunakan

Dalam perkara perdata, pihak yang mengajukan perkara ke muka hakim disebut “Penggugat”,
sedangkan pihak lawannya adalah “Tergugat”. Dalam perkara pidana, pihak yang mengajukan perkara ke
muka hakim disebut Jaksa Penuntut Umum.

2.

Pertama, disebut substantierings theorie yang mengajarkan bahwa dalil gugatan tidak cukup hanya
merumuskan peristiwa hukum yang menjadi dasar tuntutan. Kedua, teori individualisasi
(individualisering theorie) yang menjelaskan bahwa peristiwa atau kejadian hukum yang dikemukakan
dalam gugatan harus dengan jelas memperlihatkan hubungan hukum (rechtsverhouding) yang menjadi
dasar tuntutan.

3.

Kewajiban dari sebuah pihak pada satu sisi dalam perselisihan atau masalah untuk memberikan bukti
yang cukup untuk mendukung posisi mereka.

4.

Buktinya adalah Berdasarkan pasal 1866 KUH Perdata/pasal 164 HIR, alat bukti yang diakui dalam
perkara perdata terdiri dari bukti tulisan, bukti saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah.
5.

Upaya hukum biasa terdiri dari : banding, kasasi dan verzet.

Upaya hukum luar biasa terdiri dari : peninjauan kembali PK (request civil) dan perlawanan pihak ketiga
(derden verzet)

Anda mungkin juga menyukai