Anda di halaman 1dari 15

PENGAJUAN PENGAJUAN PERMOHONAN DAN

PENGAJUAN PERKARA GUGATAN DI PENGADILAN NEGERI

PERKARA VALUNTAIR DAN PERKARA KONTENTIOSA

Ada dua macam perkara atau tuntutan hak di ling Peradilan Perdata
pada PN (termasuk di P.A), yaitu :

1. Perkara Valunter (Valuntair-Voluntair-voluntaire)


2. Perkara Kontentius (Contentiosa-Contentious)
PERKARA VALUNTAIR dan CIRI-CIRI-NYA
Perk Valuntair adalah perk perdata yang tidak mengandung
sengketa, diajukan dalam bentuk permohonan oleh pemohon atau
kuasanya, yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
Ciri dari Perk. Valuntair:
a. Masalah yang diajukan bersifat kepentingan sepihak;
b. Masalah yang dimohonkan tidak mengandung sengketa;
c. Hanya ada satu pihak yaitu Pemohon;
d. Masalah yang diajukan dalam bentuk Permohonan; dan
e. Produk hukum pengadilan/hakim berupa penetapan.
Contoh Perk. Valuntair:

 Permohonan Penetapan ahli waris;

 Permohonan pengangkatan anak;

 Permohonan dispensasi kawin;

 Permohonan Pencegahan Perkawinan;

 Permohonan poligami;

 Permohonan Menjadi Warganegara suatu Negara.


 Dll.
BENTUK PERMOHONAN
1. Permohonan Tertulis
Perk. Permohonan yang diajukan secara tertulis oleh Pemohon atau
Kuasanya kepada Ketua Pengadilan yang berwenang untuk
memperoleh suatu penetapan menurut atas masalah yang
dimohonkan
2. Permohonan tidak Tertulis
Perk. Permohonan yang diajukan secara lisan oleh Pemohon kepada
Ketua Pengadilan yang berwenang oleh untuk memperoleh suatu
penetapan atas masalah yang dimohonkan oleh Pemohon;
Permohonan secara lisan berlaku bagi Pemohon yang tidak tahu
membaca dan menulis, dan tidak diwakilkan/dikuasakan kepada
orang lain.
ISI PERMOHONAN
Suatu permohonan tertulis harus memuat:
1. Tempat dan waktu pembuatan/pengajuan Pemohonan
2. Pokok Permohonan;
3. Pengadilan yang dituju;
4. Identitas Pemohon/Para Pemohon;
5. Dasar & Alasan Permohonan
6. Petitum Permohonan.
7. Tanda Tangan Pemohon (Meterai jika disyaratkan).
PETITUM (TUNTUTAN) PERMOHONAN
Perk. Valuntair bertujuan menyelesaikan kepentingan pemohon
sendiri tanpa melibatkan pihak lain.
Karena itu petitum permohonan diajukan dengan acuan:
a. Isi petitum merupakan permintaan yang bersifat deklaratif.
b. Petitum tidak boleh melibatkan pihak lain yang tidak ikut sebagai
pemohon.
c. Tidak boleh memuat petitum yang bersifa condematoir
(mengandung hukuman)
d. Petitum permohnan harus dirinci satu persatu tentang hal-hal yang
dikehendaki pemohon untuk ditetapkan pengadilan kepadanya.
e. Petitum tidak boleh bersifat compositur atau ex aequo et bono.
PERKARA KONTENTIOSA (GUGATAN)
Perkara Kontentiosa disebut pula perkara gugatan, yaitu perkara
yang mengandung sengketa antara dua pihak atau lebih, diajukan
dengan surat gugatan oleh Penggugat atau kuasanya kepada Ketua
Pengadilan yang berwenang untuk memperoleh putusan;
Ciri-Ciri-nya:
a. Perkara mengandung sengketa;
b. Diajukan dengan gugatan;
c. Lebih dari satu pihak (Penggugat & Tergugat)
d. Yang berkepentingan lebih dari satu pihak;
e. Produk hukum Pengadilan berupa penetapan.
PERBEDAAN PERKARA VALUNTAIR & CONTENTIOUS
a. Perk Valuntair tidak mengandung sengketa sedangkan contentious
mengandung sengketa.
b. Perkara valuntair diajukan dengan permohonan sedangkan perkara
contentious diajukan dengan gugatan
c. Perk valuntair hanya ada satu pihak (Pemohon) sedangkan perk.
Contentious lebih dari satu pihak (ada Penggugat & Tergugat)
d. Kepenting yang diajukan dlm perkara Valuntair bersifat sepihak
sedangkan dlm perkara Contentious bersifat kepentingan dua pihak.
e. Produk hukum pada perk Valuntair berupa Penetapan sedangkan perk
Contentious berupa Putusan.
f. Petitum Permohonan hanya bersifat declaratoir sedangan perk gugatan
bersifat declaratoir, condemnatoire maupun konstitutif
GUGATAN
Apa yang dimaksud dengan gugatan…?.
HIR/RBg tidak memberikan definisi tentang gugatan sehingga
definisi gugatan dapat ditelisik dari pendapat-pendapat pakar.

Yulia
Gugatan adalah surat yang diajukan oleh penggugat terhadap
tergugat ke Pengadilan Negeri/ Mahkamah Syari’ah, yang memuat
tuntutan hak yang di dalamnya mengandung suatu sengketa dan
merupakan landasan dasar pemeriksaan perkara dan suatu
pembuktian kebenaran suatu hak.
(Dr. Yulia, 2018, Hukum Acara Perdata,
Unimal Press, Lhokseumawe, Aceh, hlm. 19).
FORMAT DAN ISI GUGATAN
Format & Isi surat gugatan tidak diatur secara normatif dalam
peraturan Hukum Acara Perdata.
Prakteknya,, format & isi surat gugatan mengacu pada Psl. 8 ayat
(3) RV dimana disebutkan surat gugatan harus memuat:

1. Identitas Para Pihak


Keterangan yang lengkap dari pihak-pihak yang berperkara,
yaitu nama, pekerjaan, tempat tinggal (domisili)
(Sebagian mencantumkan pula umur, agama, dan status
perkawinan).
2. Posita/Fundamentum petendie (dasar & alasan gugatan)
Yaitu dasar atau dalil gugatan yang berisi tentang peristiwa dan
hubungan hukum antara pihak-pihak yang berperkara, terdiri
atas:
a. uraian tentang kejadian-kejadian atau peristiwa- peristiwa
(eitelijke gronden); dan
b. uraian tentang hukumnya (rechtsgronden).
TEORI PERUMUSAN FUNDAMENTUM PETENDI
1. Substantierings Theorie
Dalil gugatan tidak cukup hanya merumuskan peristiwa hukum
yang menjadi dasar tuntutan, tetapi juga harus menjelaskan fakta
yang mendahului peristiwa atau Sejarah terjadinya peristiwa
hukum tersebut.
2. Individualisering Theorie
Peristiwa atau kejadian hukum yg dikemukakan dalam gugatan
harus dengan jelas memperlihatkan hubungan hukum yang menjadi
dasar tuntutan.
Tidak perlu dikemukakan dasar dan Sejarah terjadinya hubungan
hukum karena hal itu dapat diajukan berikutnya dalam persidangan.
3. Petitum Gugatan
Petitum atau Tuntutan adalah hal-hal yg diinginkan dan
dimohonkan untuk diputuskan oleh pengadilan.
Petitum akan mendapatkan jawaban dalam Amar Putusan
Pengadilan.
Penggugat harus merumuskan petitum gugatan dengan jelas &
tegas serta tidak kontradiktif dengan posita gugatan.
MACAM-MACAM TUNTUTAN:
a. Tuntutan Pokok/Primer
merupakan tuntutan yang sebenarnya diminta oleh penggugat,
dan hakim tidak boleh mengabulkan lebih dari apa yang diminta
Contoh :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan Penggugat;
3. Menyatakan Penggugat telah menderita kerugian materiil
sebesar….;
b. Tuntutan Tambahan
 Menghukum Tergugat membayar biaya perkara;
 Menyatakan putusan dapat dilaksanakan lebih dahulu
meskipun ada banding & kasasi;
 Menghukum Tergugat membayar uang paksa;
 Dll.
C. Tuntutan Subsider/Pengganti
Contoh :
Ex aequo et bono.

Anda mungkin juga menyukai