1. Tahap Persiapan
Sebelum mengajukan permohonan atau gugatan ke pengadilan perlu
diperhatika hal-hal sebagai berikut:
a. Pihak yang berpekara : Setiap orang yang mempunyai kepentingan dapat
menjadi pihak dalam berpekara di pengadilan.
b. Kuasa : Pihak yang berpekara di pengadilan dapat menghadapi dan
menghadiri pemeriksaan persidangan sendiri atau mewakilkan kepada
orang lain untuk menghadiri persidangan di pengadilan.
c. Kewenangan Pengadilan : Kewenangan relative dan kewenangan absolut
harus diperhatikan sebelum me,buat permomohan atau gugatan yang di
ajukan ke pengadilan9
8
H. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2008).,hlm 28
9
Abdulah Tri Wahyudi,2004, Ibid. hal 131
10
H.A.Mukti Arto. Ibid. Hal 59
membayar biaya panjar perkara. Dengan membayar biaya panjar perkara
maka penggugat atau pemohon mendapatkan nomor perkara dan tinggal
menunggu panggilan siding.
Perkara yang telah terdaftar di pengadilan agama oleh panitera
diampaikan kepada ketua pengadilan agama untuk dapat menunjuk majelis
hakim yang memeriksa, memutus, dan mengadili perkara dengan suatu
penetapan ya g disebut penetapan majelis hokum (PMH) yang terdiri satu
orang hakim sebagai ketua majelis dan dua orang hakim sebagai hakim
anggota serta panitera siding. Apabila belum ditetapkan panitera yang
ditunjuk, majelis hakim dapat menunjuk panitera siding sendiri.11
11
H.A.Mukti Arto. Ibid. Hal 60
12
H.A.Mukti Arto. Ibid. Hal 60
atau tuntutan ganti rugi. Sita jaminan (Conservatoir Beslaag) ini diatur dalam
pasal 227 HIR. Conservatoir beslaag Adalah penyitaan terhadap harta benda
bergerak milik tergugat atas kehendak penggugat untuk menjamin gugatanya.13
Adapun mengenai proses permohonan sita jaminan adalah dilakukan
dengan:
a. Permohonan sita jaminan dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan,
oleh karena itu permohonan sita jaminan menjadi bagian dari pokok
gugatan yang assesoris (diletakkan) pada pokok gugatan. Karena itu pula
permohonan sita jaminan tidak boleh berdiri sendiri tanpa ada perkara
pokok dan perkara pokok bisa ada tanpa sita jaminan. Permohonan sita
jaminan itu biasanya dicantumkan pada bagian akhir “fundamentum
petendi” (tuntutan).
b. Permohonan sita jaminan dapat diajukan tersendiri asalkan didahului oleh
adanya gugatan pokok sebagai landasannya.
c. Permohonan sita jaminan dapat diajukan selama proses persidangan
berlangsung pada semua tingkat pengadilan.
Kesimpulan
Dari uraian dalam pembahasan, dapat disimpulkan beberapa sub pokok
pembahasan yang sesuai dengan rumusan masalah dalam makalah ini.
13
Kussunaryatun. Hukum Acara Perdata Pemeriksaan Perkara Perdata. (Surakarta : UNS Press.1995). hal
34
Surat gugatan adalah yang diajukan oleh penggugat kepada Ketua
Pengadilan yang berwenang, yang berisi tuntutan hak yang di dalamnya
mengandung suatu sengketa, dan merupakan dasar landasan pemeriksaan
perkara dan pembuktian kebenaran suatu hak.
Perbedaan dari gugatan dan permohonan adalah bahwa permohona itu
tuntutan hak perdata yang didalam kepentingannya itu bukan suatu perkara
sedangkan gugatan adalah surat yang diajukan oleh penggugat terhadap tergugat
yang menuntut tuntutan hak yang yang didalamnya berisi suatu perkara. Alam
gugatan inilah yang disebut dengan pengadilan yang sesungguhnya dan produk
hokum yang dihasilkan adalah putusan hukum.
Daftar Pustaka