Jawaban
1.Hukum acara perdata adalah serangkaian kaidah, prosedur, dan peraturan hukum yang
mengatur tentang pelaksanaan formil hukum perdata dalam tata hukum positif sebuah
negara.
Menurut Abdul Kadir Muhammad hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang
mengatur proses penyelesaian perkara perdata lewat hakim (pengadilan) sejak diajukannya
gugatan sampai dengan pelaksanaan keputusan hakim.
2. Tujuan hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang menentukan bagaimana cara
menjamin atau menegakkan pelaksanaan hukum perdata materiil
3.Hukum acara perdata mulai berkembang pada masa penjajahan Belanda. Di bawah
hukum Hindia Belanda, lingkungan peradilan dibedakan untuk golongan Eropa dan yang
dipersamakan dengannya pada satu pengadilan, dan untuk golongan Pribumi dan Timur
Asing (Tionghoa dan Arab) pada satu pengadilan lain.
4.Yang dimaksud dengan hukum acara perdata Menurut Abdul Kadir Muhammad hukum
acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur proses penyelesaian perkara perdata
lewat hakim (pengadilan) sejak diajukannya gugatan sampai dengan pelaksanaan
keputusan hakim
5.Perkara dapat diartikan sebagai masalah atau persoalan yang memerlukan penyelesaian.
Secara teori, perkara dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
Beracara : adalah pelaksanaan tuntutan hak baik yang mengandung sengketa maupun yang
tidak mengandung sengketa yang diajukan oleh pihak yang berkepentingan. Pada umumnya
untuk beracara di pengadilan pada asasnya di kenakan biaya (pasal 182 HIR jo pasal 145
ayat 4 RBg.22 Feb 2014
6.Dalam Pasal 25 UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, ada empat
badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung. Keempat badan peradilan itu,
yakni badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan
militer, dan peradilan tata usaha negara.
Isi gugatan haruslah berdasarkan alasan-alasan dan fakta-fakta yang sebenarnya. Artinya
gugatan dapat dibuktikan kebenarannya dan sesuai dengan alat bukti yang diajukan.
8.Perwakilan atau pemberian kuasa ini diatur dalam Pasal 123 HIR, 147 RBg. Menurut
ketentuan pasal tersebut, pihak-pihak yang berperkara dapat menguasakan perkaranya
kepada orang lain dengan surat kuasa khusus (special authorization), sedangkan bagi
penggugat dapat juga dilakukan dengan mencantumkan pemberian kuasa itu dalam surat
gugatannya
9.secara umum, pengertian dari kuasa dapat dilihat dalam Pasal 1792 KUHPerdata yang
berbunyi : “Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seorang memberikan
kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan
10.Menurut Pasal 1975 KUHPer, surat kuasa khusus sendiri merupakan surat yang
digunakan untuk pemberian kuasa khusus pada satu atau lebih kepentingan tertentu.
Nantinya dalam surat tersebut akan berisi tindakan-tindakan rinci apa saja yang boleh
dilakukan oleh penerima kuasa dari pemberi kuasa
11.Putusan verstek merupakan putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim tanpa hadirnya
tergugat dan tanpa alasan yang sah meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut.
Putusan verstek ini merupakan pengecualian dari acara persidangan biasa sebagai akibat
ketidakhadiran tergugat atas alasan yang tidak sah.
12.Pasal 121 ayat (2) HIR jo. Pasal 145 ayat (2) RBg menentukan bahwa pihak tergugat
dapat menjawab gugatan penggugat baik secara tertulis maupun lisan. Namun dalam
perkembangannya, jawaban diajukan oleh pihak tergugat secara tertulis. Bila dikehendaki
jawaban yang diajukan tergugat secara tertulis itu dijawab kembali oleh penggugat secara
tertulis juga, yang disebut replik. Selanjutnya replik ini dapat dijawab kembali oleh pihak
tergugat, yang disebut duplik.
Jenis Jawaban Tergugat : Jawaban tergugat dapat terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Jawaban yang tidak langsung mengenai pokok perkara, yang disebut dengan
tangkisan atau eksepsi.
2. Jawaban yang langsung mengenai pokok perkara (verweer ten principale).
13.Gugatan rekonvensi merupakan hak yang diberikan kepada Tergugat untuk melawan
gugatan konvensi, maka pihak yang dapat ditarik sebagai Tergugat adalah hanya Penggugat
konvensi
14.intervensi adalah pihak ketiga yang semula tidak turut sebagai pihak dalam suatu perkara
yang sedang berjalan pada proses pemeriksaannya disidang Pengadilan, menerjunkan diri
sebagai pihak (penggugat intervensi) terutama untuk membela hak dan kepentingannya
sendiri, berhadapan penggugat dan tergugat semula.
15.Pembuktian dalam Perkara Perdata adalah upaya untuk memperoleh kebenaran formil
(formeel waarheid). Kebenaran formil didasarkan pada formalitas-formalitas hukum
sehingga akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat.
16.Sebagaimana diatur dalam pasal 164 HIR/284 RBG, alat-alat bukti yang sah menurut
hukum acara perdata terdiri dari:
Surat
Saksi-saksi
Persangkaan
Pengakuan dan
Sumpah.
17.Menurut pendapat Sudikno Mertokusumo, yang dimaksud dengan putusan Hakim adalah
suatu pernyataan yang oleh Hakim sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu,
diucapkan di persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu
perkara atau masalah antar pihak.
19.Bentuk dan susunan isi suatu putusan hakim secara singkat dan menyeluruh, dapat
dipahami memiliki beberapa bagian sebagai berikut, yaitu: bagian kepala Putusan; Nama
Pengadilan yang memutus dan jenis perkara; Identitas pihak-pihak; Duduk perkaranya
(bagian posita); Tentang pertimbangan hukum; Dasar hukum; Diktum
21.Eksekusi merupakan pelaksanaan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
atau pasti. Artinya putusan tersebut telah final karena tidak ada upaya hukum dari pihak
lawan perkara sehingga yang dieksekusi dapat berupa putusan : Pengadilan Negeri,
Pengadilan Tinggi, Kasasi dan/atau Peninjauan Kembali.
menurut M. Yahya Harahap Eksekusi adalah pelaksanaan secara paksa putusan pengadilan
dengan bantuan kekuatan umum apabila pihak yang kalah (tereksekusi atau pihak tergugat)
tidak mau menjalankan secara sukarela.