NPM : 203300516039
Putusan constitutief adalah putusan yang menciptakan suatu keadaan hukum baru.
Contoh: putusan perceraian yang meniadakan keadaan/hubungan hukum antara
isteri dan suami.
3. Upaya hukum yang dapat dilakukan jika tidak puas dengan putusan hukum adalah
Upaya hukum biasa meliputi
a. Verzet dapat dilakukan dalam tempo/tenggang waktu 14 hari (termasuk
hari libur) setelah putusan putusan verstek diberitahukan atau disampaikan
kepada tergugat karena tergugat tidak hadir.
b. Banding pernyataan banding harus sudah diterima oleh terbanding paling
lama 14 hari sesudah pernyataan banding tersebut dibuat.
c. Kasasi Pemohon atau Termohon dalam perkara permohonan dapat
mengajukan kasasi dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah penetapan
diberitahukan kepadanya.
Upaya hukum luar biasa meliputi :
a. Peninjauan Kembali apabila terdapat hal-hal atau keadaan-
keadaan yang ditentukan dengan undang-undang, terhadap
putusan pengadilan yang telah berkekuatan huikum tetap dapat
dimintakan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung dalam
perkara perdata dan pidana oleh pihak-pihak yang
berkempentingan. apabila dalam satu putusan terdapat suatu
kekhilafan hakim/suatu kekeliruan yang nyata.
Tenggang waktu pengajuan 180 hari setelah putusan berkekuatan
hukum tetap.
b. Denderverzet Terjadi apabila dalam suatu putusan pengadilan
merugikan kepentingan dari pihak ketiga, maka pihak ketiga
tersebut dapat mengajukan perlawanan terhadap putusan tersebut.
4. Jawaban :
a. Eksekusi merupakan pelaksanaan putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap atau pasti. Artinya putusan tersebut telah final karena tidak ada
upaya hukum dari pihak lawan perkara sehingga yang dieksekusi dapat berupa
putusan : Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Kasasi dan/atau Peninjauan
Kembali.
b. Eksekusi diperlukan dalam perkara perdata karena putusan hakim merupakan
perintah hukum yang harus dilaksanakan dan diterima oleh masing-masing pihak
yang bersangkutan. Tanpa adanya eksekusi, putusan hakim hanya akan menjadi
kata-kata belaka dan tidak akan memiliki nilai hukum yang sanggup memaksa
pelaksanaan
c. Putusan yang dapat dilakukan eksekusi pada dasarnya hanya putusan yang telah
berkekuatan hukum tetap karena dalam putusan tersebut telah terkandung wujud
hubungan hukum yang tetap (res judicata) dan pasti antara pihak yang berperkara.
d. tahap tahapan pelaksanaan eksekusi :
Penyampaian putusan hakim yang telah berkekuatan tetap kepada pihak-pihak
yang bersangkutan.
Penetapan pejabat eksekusi oleh hakim yang memeriksa dan memutus
perkara.
Penetapan jenis eksekusi yang akan dilakukan, seperti eksekusi benda,
eksekusi surat berharga, atau eksekusi harta kekayaan.
Penyampaian surat perintah eksekusi oleh pejabat eksekusi kepada pihak yang
harus melakukan pelaksanaan.
Pelaksanaan eksekusi oleh pihak yang harus melakukan pelaksanaan, seperti
penyerahan benda, pembayaran uang, atau pemindahtanganan harta kekayaan.
Penyelesaian eksekusi, yaitu setelah pelaksanaan eksekusi selesai dilakukan
dan diterima oleh pihak yang berkepentingan.
5. Peradilan agama memiliki kewenangan yang ditentukan oleh hukum untuk memeriksa
dan memutuskan perkara-perkara yang berkaitan dengan agama dan kehidupan
beragama. Berikut adalah beberapa kewenangan utama peradilan agama:
Memutuskan perkara perceraian
Memutuskan masalah warisan
Memutuskan masalah ibadah
Memutuskan masalah keagamaan
Menetapkan hukuman bagi pelanggar hukum agama
Memutuskan masalah kepemilikan tanah
Memutuskan masalah yang berkaitan dengan hak-hak keagamaan