Anda di halaman 1dari 4

HUKUM PERDATA

Hukum publik : hukum yang mengatur tentang negara dengan warga negara. Subjek hukumnya, negara
dengan warga negara. Misalnya; HTN, HAN, Hukum Pidana, dll

Hukum Privat : mengatur kepentingan orang yang satu dg yang lain. Misalnya; Hukum Perdata, Hukum
dagang.

HUKUM PERDATA : Hukum yang mengatur hubungan warga negara satu dengan warga negara yang lain.
Tampak menonjol pada pola hubungan Perikatan (satu pihak punya hak dan satunya ada kewajiban).

Hukum perdata materiil

Hk perdata yang mengatur hubungan hukum antara WN satu dengan WN lain.

Untuk mewujudkan hk materiil ini perlu namanya hukum acara perdata formill.

Hukum Perdata termasuk ke dalam hukum privat, dimana hukum ini mengatur hubungan antar
penduduk/ warga negara sehari hari.

HUKUM ACARA PERDATA

Hk acara perdata yaitu peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum
perdata materiil dengan perantara hakim(pengadilan)

Sumber Hukum Acara Perdata

1. HIR khusus jawa dan madrasah


2. RBg, luar jawa dan madrasah
3. Rv, khusus golongan Eropa
4. BW, buku IV tentang Pembuktian dan Daluwarsa
5. UU no. 20 tahun 1947 tentang Bandung untuk daerah jawa dan madura
6. UU no 4 tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman
7. UU no 3 tahun 2009 jo. UU no. 5 tahun 2004 jo. UU no 14 tahun 1985 tentang MA
8. UU no 8 tahun 2004 jo. UU no 2 tahun 1986 tentang Peradilan Umum
9. Yurisprudensi-yurisprudensi tentang Hukum acara perdata
10. Doktrin doktrin yang dikemukakan oleh para sarjana.

Asas Asas Hukum Acara Perdata

1. Hakim bersifat menunggu


Inisiatif mengajukan tuntutan hak keperdataan diserahkan sepenuhnya kepada yang
berkepentingan.
“Ius curia novit”, Hakim dianggap mengetahui hukum (tidak boleh menolak perkara).
Hakim dilarang menuntut diluar gugatan.
2. Hakim bersifat pasif
Hakim tidak dapat memperluas/ mengurangi ruang lingkup atau luas dari pokok sengketa.
3. Hakim bersifat aktif
Hakim harus aktif sejak perkara dimasukkan ke pengadilan, memimpin sidang, melancarkan
jalannya persidangan, membantu para pihak dalam mencari kebenaran, penjamahan putusan,
sampai dengan pelaksanaan putusan(eskekusi).
4. Sifat Terbukanya Persidangan
Persidangan dibuka secara umum. Sehingga setiap orang boleh hadir menyaksikan Persidangan
dengan tujuan memberi perlindungan HAM. Sehingga terwujudnya pemeriksaan yang fair, tidak
memihak dan adil.
Nnamun dalam kepentingan kesusilaan, Hakim dapat menyimpang dari asas ini. Misalnya, dalam
perkara perceraian karena perzinaan .
5. Mendengar Kedua Belah Pihak
6. Putusan harus disertai alasan
7. Beracara dikenakan biaya
8. Tidak ada keharusan mewakilkan
Tidak dapat diwakilkan tapi bisa dibantu oleh kuasanya yang merupakan advokat.

Alur Perkara Perdata Di Pengadilan

1. Pendaftaran gugatan
Dilakukan oleh penggugat pada Pengadilan negeri dan membayar biaya perkara.
2. Pemanggilan para pihak
Majelis Hakim memerintahkan memanggil para pihak
3. Sidang 1
Majelis hakim memerintahkan para pihak untuk melakukan proses Meditasi
4. Meditasi
Pihak berpekara menempuh proses Mediasi dengan mediator yang terdaftar di PN dalan jangka
waktu tertentu(paling lama 40 hari)
5. Jawab jinawab
Apabila setelah Mediasi belum mendapatkan kesepakatan, dilakukan proses jawab jinawab.
6. Pembuktian
Para pihak tergugat mengajukan alat bukti masing masing untuk memperkuat dalih.
7. Kesimpulan
Hakim menutup proses Pembuktian dan mempersiapkan para pihak menyusun kesimpulan
8. Putusan
Setelah para pihak selesai membacakan kesimpulannya. Majelis Hakim akan menjatuhkan
putusannya
9. Upaya hukum
Apabila ada pihak yang keberatan atas putusan hakim, maka pihak yang keberatan dapat
mengajukan Upaya hukum (banding,kasasi, dan peninjauan kembali)
10. Eksekusi
Apabila para pihak telah menyetujui maka pihak yang dimenangkan oleh putusan dapat
memohonkan pelaksanaan Eksekusi.

KEKUASAAN KEHAKIMAN DAN SUSUNAN DI PENGADILAN

Ketentuan Kekuasaan kehakiman diatur dalam UU no 48 tahun 2009


Peradilan Umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan,
dilaksanakan di Pengadilan negeri,

pengadilan tinggi (Pasal 2 uu no. 49 th 2009)

Pengadilan negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara pidana
dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 25 ayat 2 UU No. 48 th 2009)

Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakim, panitera,
sekretaris, dan juru sita.

Hakim pengadilan adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman. Pengawasan dan
pembinaan thdp hakim dilakukan oleh MA.

Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara. Putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya
perkara, uang titipan pihak ketiga, surat berharga, barang bukti, dan Surat surat lainnya.

Jurusita bertugas; melaksanakan semua perintah ketua sidang, menyampaikan pengumuman, teguran,
protes, pemberitahuan putusan pengadilan, melakukan penyimpanan atas perintah ketua PN.

Petitum adalah apa yang diminta atau dituntut oleh pihak yang mengajukan gugatan/penggugat,
sementara posita adalah dasar/ alasan/ fakta-fakta yang mendukung tuntutan tersebut.

KUMPULAN SOAL SOAL HUKUM ACARA PERDATA


1. Yang berwenang untuk melaksanakan (mengeksekusi) putusan yang telah berkekuatan hukum
tetap ialah : Ketua Pengadilan negeri yang bersangkutan dimana perkara tsb diperiksa dan
diputuskan
2. Dalam praktek, sering dijumpai bahwa pembinaan dilakukan terhadap harta kekayaan milik
pihak ketiga tidak ada sangkut pautnya dengan perkara. Untuk mempertahankan hak dan
kepentingan atas harta miliknya, maka upaya hukum yang dapat dilakukan pihak ketiga terhadap
penyitaan tersebut adalah Derden verzet
Derden verzet ialah tindakan hukum yang diambil oleh pihak ketiga yang tidak terlibat dalam
suatu perkara, namun merasa hak atau kepentingannya terdampak oleh putusan pengadilan.
3. Terhadap putusan verstek dapat ditempuh upaya hukum, berupa : perlawanan/verzet
Verzet : upaya pihak yang kalah untuk mengajukan pembelaan setelah putusan dikeluarkan
tanpa kehadiran mereka dalam persidangan.
Verstek : putusan hakim dikeluarkan tanpa kehadiran pihak tergugat dalam persidangan
4. Tenggang waktu mengajukan perlawanan(verzet) terhadap putusan verstek : paling lama 14 hari
sejak hari pemberitahuan Putusan verstek diberitahukan kepada tergugat.
5. Testimonium de auditu adalah keterangan yang saksi peroleh dari orang lain.
6. Pemanggilan terhadap pihak pihak yang berperkara dianggap sebagai panggilan yang resmi dan
patut apabila dilakukan oleh Jurusita pengadilan yang bersangkutan
7. Masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang berlangsung dan menggabungkan diri
dengan salah satu pihak dalam perkara, disebut : veoging
8. Tussenkomst : masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang berlangsung tidak
memihak kepada pihak tergugat ataupun pihak penggugat, untuk membela haknya sendiri.
9. Vrijwaring : masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara yang sedang berlangsung, karena ditarik
oleh pihak tergugat.
10. Saksi yang membenarkan keterangan di sidang pengadilan tanpa di dukung oleh saksi lain
dikenal dengan azas Unus Testis Nullus Testis
11. Suppletoir, Aestimatoire, dan Decisoir merupakan tiga istilah yang dapat kita temukan dalam
Hukum Acara Perdata. Ketiga istilah ini merupakan klasifikasi sumpah sebagai salah satu alat
bukti.
a. Decisoir/sumpah pemutus yaitu sumpah yang oleh pihak satu (boleh penggugat atau
tergugat) diperintahkan kepada pihak yang lain untuk menggantungkan pemutusan
perkara atas pengucapan atau pengangkatan sumpah.
b. Suppletoir/sumpah tambahan yaitu sumpah tambahan atas perintah hakim kepada salah
satu pihak yang berperkara supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu
atau dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan.
c. Aestimatoire/sumpah penaksir adalah sumpah yang diterapkan untuk menentukan
jumlah ganti rugi atau harga barang yang digugat.
12. Seseorang yang bertindak sebagai hakim dalam suatu sengketa diluar peradilan, kemudian hasil
dari kesepakatan dimintakan penetapan ke pengadilan disebut sebagai Arbiter
Arbiter adalah orang perseorangan yang bertindak selayaknya hakim dalam memutuskan
penyelesaian sengketa melalui mekanisme/ prosedur Arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai