Anda di halaman 1dari 3

CATATAN MATA KULIAH PRAKTEK PERADILAN PERDATA

Hukum Perdata : orang dengan orang, orang dengan badan hukum, badan hukum dengan
badan hukum
Hukum Pidana : adanya unsur pelibatan negara (Polisi & Jaksa)

Jajaran Hakim yang duduk di depan, Hakim Ketua, Hakim Anggota, Panitera Pengganti,
Rohaniawan/diwakili oleh Panitera Pengganti.

Dalam praktek peradilan hukum perdata, tidak akan lepas dari hukum perdata sebagai
materiil, dan hukum acara perdata sebagai tata cara mempertahankan hukum materiil.

Suatu putusan dapat menjadi NO Niet Ontvankelijke Verklaard apabila terdapat kesalahan
Subyek atau salah Objek.

 Eksepsi : Sanggahan tergugat antara lain : Locus Delicti tidak sesuai, Kurangnya
Subjek (tidak Jelas), Kurangnya Objek (tidak jelas)
 Rekonvensi : Kedudukan dimana tergugat menjadi tergugat, rekonvensi terjadi
karena gugatan kabur.
 Jawaban atas gugatan adalah satu tahapan dalam proses pemeriksaan perkara
perdata dan dilakukan setelah gugatan dibacakan penggugat dalam persidangan.
Jawaban atas gugatan penggugat merupakan upaya bagi tergugat untuk
mempertahankan hak- haknya terhadap dalih dan dalil penggugat.
 Konvensi : Gugatan Asli
 Intervensi : suatu perbuatan hukum oleh pihak ketiga yang mempunyai kepentingan
dalam gugatan tersebut dengan jalan melibatkan diri

Putusan Sela : putusan yang terlebih dahulu di putus sebelum putusan perkara pokok

Dalam mengajukan gugatan, syarat sebuah gugatan adalah :


1. Apa yang menjadi dasar gugatan harus diajukan diawal melalui e-Court
2. Jika menggunakan Kuasa maka Surat Kuasa diuji terlebih dahulu, untuk
mendapatkan rekomendasi dari Bagian Perdata dan diberikan Nomor.
3. Jika tidak menggunakan kuasa maka tidak dibutuhkan pengujian dan pengajuan
Nomor Kuasa.
4. Biaya, Gugatan baru boleh diperiksa ketika Panjer Biaya Perkara telah dibayarkan
lunas melalui bank BRI
5. Biaya tergantung dari : Jumlah tegugat & penggugat, Jarak untuk juru sita, alamat.
6. Harus ada Bukti didalam Compact Disk
7. Jika semua sudah terpenuhi, baru dapat dilakukan pemanggilan
8. Pemanggilan dilakukan oleh Juru Sita
9. Yang menugaskan Juru Sita adalah Panitera Pengganti
10. 3x berturut2 tidak hadir maka dilakukan pengumuman melalui papan pengumuman
di pemerintahan dan koran (Verstek)
11. Jika pengadilan Verstek tidak boleh melakukan banding/kasasi, Verstek atau
Putusan Verstek adalah putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim tanpa hadirnya
Tergugat dan tanpa adanya alasan yang sah meskipun telah dipanggil secara resmi
dan patut.
12. Verzet merupakan suatu upaya hukum untuk melakukan perlawanan terhadap
putusan verstek. Tergugat yang dihukum sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak
menerima putusan verstek dapat mengajukan perlawanan atas putusan tersebut. 
13. Sidang 1 : melihat
14. Panitera masuk pertama keruangan, menaruh berkas perkara di meja berkas
15. Panitera kemudian memanggil penggugat dan duduk dimeja kanan
16. Panitera kemudian memanggil tergugat dan duduk dimeja kiri
17. Kemudian Panitera melaporkan ke Hakim
18. Hakim masuk keruangan sidang, seluruh Pihak Berdiri
19. Hakim membuka Persidangan dan menyatakan apakah persidangan terbukan untuk
umum ataukah tertutup (Sidang dinyatakan terbuka dan dibuka untuk umum, Sidang
dinyatakan tertutup dan ditutup untuk umum)
20. Panitera menyerahkan berkas ke Hakim Ketua.
21. Hakim menanyakan Identitas para pihak
22. Hakim menyatakan, sesuai dengan hukum acara para pihak wajib untuk mediasi
23. Memilih Hakim Mediator : Kepala Pengadilan, Salah Satu Hakim atau Seseorang yang
dipercaya oleh para pihak
24. Proses Mediasi selama 40 Hari
25. Selama Mediasi dipimpin oleh Hakim Mediasi
26. Pada saat melakukan mediasi bagi yang mengkuasakan perkara, pemberikuasa harus
hadir minimal 1 kali
27. Pada saat pemeriksaan perkara pokok, pemberikuasa hadir kalau diperlukan
28. Mediasi ada 2 cara : Mediasi Non Litigasi sebelum saat persidangan, Mediasi Litigasi
melalui proses pengadilan
29. Dalam Mediasi masing-masing pihak membuat berupa usulan untuk damai yang
menguntungkan masing-masing pihak dengan syarat dari masing-masing para pihak
dilakukan oleh Prinsipal masing-masing.
30. Mediasi Berhasil, penggugat dan tergugat sama-sama menyetujui usulan bersama,
dan merubah usulan awal menjadi usulan baru sesuai hasil mediasi yang kemudian
dijadikan Berita Acara Mediasi, dalam hal kesepekatan tidak tertulis maka panitera
yang mencatatkan dan perkara pokok tidak dilanjutkan.
31. Dalam hal mediasi berhasil hakim mediator dibubarkan, jika berhasil hakim wajib
menerbitkan putusan bahwa perkara telah diselesaikan dengan cara mediasi.
32. Mediasi Gagal, perkara pokok dilanjutkan sebagaimana Hukum Acara Perdata
33. Putusan perdamaian tidak dapat lakukan banding, kasasi, PK 1 dan PK 2
34. Putusan Biasa dapat melakukan banding, kasasi, PK 1 dan PK 2
35. Perkara yang sudah pernah diajukan tidak dapat diajukan kembali (Ne Bis In Idem :
perkara dengan obyek, para pihak dan materi pokok perkara yang sama, diputus
oleh pengadilan dan telah berkekuatan hukum tetap baik mengabulkan atau
menolak, tidak dapat diperiksa kembali untuk kedua kalinya)
36. Mediasi tidak pernah ditutup sepanjang perkara, selama para pihak sama2
mengajukan sepakat untuk berdamai.
37. Mediasi Gagal dilanjutkan ke Perkara Pokok.
38. Hakim menanyakan kepada tergugat Apakah saudara sudah menerima gugatan?
39. Hakim menanyakan kepada tergugat saudara mengerti tentang isi gugatan?
40. Hakim menanyakan kepada tergugat apakah gugatan ini perlu dibacakan oleh
penggugat? Kalau perlu, sidang ditunda pada sidang berikutnya dengan acara
pembacaan gugatan oleh penggugat.
41. Pada sidang selanjutnya, kembali persidangan dibuka oleh Hakim
42. Hakim memberikan kesempatan kepada penggugat untuk membacakan gugatan.
43. Setelah dibacakan, hakim menanyakan kepada tergugat, apakah saudara tergugat
sudah mengerti?
44. Hakim menanyakan kepada tergugat butuh waktu berapa lama untuk sidang
berikutnya?
45. Hakim menunda persidangan dengan agenda pembacaan jawaban gugatan.

Anda mungkin juga menyukai