Anda di halaman 1dari 8

NAMA : RAFLI ADITYA

KELAS : A

NIM : 1800024126

UJIAN TENGAH SEMESTER

(HUKUM ACARA PERDATA)

1. A. Alur pemeriksaan perkara perdata :

1. Diawali karena adanya gugatan masuk ke pengadilan. Gugatan tersebut diproses

dahulu di bagian panitera perdata yaitu mulai dengan mendaftarkan surat kuasa

khusus (bagi yang menggunakan kuasa hukum), kemudian membayar panjar biaya

perkara ke Bank yang ditunjuk, penetapan nomor register perkara, disampaikan ke

Ketua Pengadilan, Ketua Pengadilan menetapkan Majelis Hakim, selanjutnya Majelis

Hakim menetapkan hari sidang dan memerintahkan melalui panitera agar pihak

penggugat dan tergugat dipanggil sesuai dengan hari sidang yang telah ditentukan.

2. Pada persidangan pertama jika Penggugat atau wakilnya tidak pernah hadir setelah

dipanggil secara patut dan sah selama 3 kali berturut-turut maka majelis hakim akan

memberikan putusan gugatan gugur. Sebaliknya jika Tergugat tidak hadir setelah

dipanggil secara patut dan sah selama 3 kali berturut-turut maka majelis hakim akan

memberikan putusan Verstek. Namun demikian jika Penggugat dan Tergugat hadir,

maka majelis hakim akan menanyakan dahulu apakah gugatannya ada perubahan, jika

ada diberikan kesempatan untuk merubah dan dicatat panitera pengganti. Jika tidak

ada perubahan majelis Hakim akan melakukan mediasi untuk berdamai paling lama

30 hari (Perma No. 1 Tahun 2016) dan dapat diperpanjang 30 hari lagi.

3. Jika selama mediasi tersebut mediasi atau damai tidak tercapai, maka persidangan

selanjutnya adalah pembacaan gugatan oleh Penggugat. Dalam prakteknya


pembacaan gugatan selalu tidak dilakukan yang terjadi adalah gugatan dianggap

dibacakan sepanjang antara Penggugat dan Tergugat sepakat. Hal ini untuk

menghemat waktu. karena pada dasarnya gugatan tersebut sudah dibaca oleh

Tergugat ketika gugatan disampaikan pengadilan (juru sita) minimal 3 hari sebelum

persidangan pertama dimulai.

4. Setelah pembacaan gugatan selesai atau dianggap dibacakan, Majelis Hakim

menanyakan kepada Tergugat apakah ada tanggapan baik lisan maupun tertulis.

Apabila lisan majelis hakim pada persidangan tersebut akan mencatat dan apabila

tertulis biasanya diberi kesempatan 1 minggu untuk menanggapinya yang disebut

dengan JAWABAN Tergugat atas Gugatan Penggugat. Dalam jawaban tergugat ini

tergugat dapat melakukan bantahan, mengakui dan tidak membantah dan tidak

mengakui (referte) serta mengajukan eksepsi (formil dan materil) dan rekonvensi

(gugatan balik).

5. Pada persidangan selanjutnya adalah menyerahkan Jawaban Tergugat. Dalam

prakteknya jawaban tergugat tidak dibacakan tetapi diberi kesempatan kepada

Penggugat secara tertulis untuk menanggapi Jawaban Tergugat yang disebut dengan

REPLIK Penggugat (Tanggapan terhadap Jawaban Tergugat). Replik Penggugat

isinya sebenarnya harus mempertahankan dalil-dalil isi gugatan adalah benar

sedangkan dalil-dalil dalam jawaban tergugat adalah salah. Replik juga bisa lisan

tentunya jika lisan jawaban harus dibacakan agar Penggugat tahu yang mana yang

akan ditanggapinya.

6. Pada persidangan berikutnya adalah menyerahkan Replik Penggugat Dalam

prakteknya Replik Penggugat juga tidak dibacakan tetapi diberi kesempatan kepada
Tergugat secara tertulis untuk menanggapi Replik Penggugat yang disebut dengan

DUPLIK Tergugat (Tanggapan terhadap Replik Penggugat). Duplik Tergugat isinya

sebenarnya harus mempertahankan dalil-dalil jawaban Tergugat adalah benar

sedangkan dalil-dalil dalam Replik Penggugat adalah salah. Duplik juga bisa lisan

tentunya jika lisan Replik harus dibacakan agar Tergugat tahu yang mana yang akan

ditanggapinya.

7. Pada persidangan berikutnya, adalah menyerahkan Duplik Tergugat yaitu tanggapan

terhadap Replik Penggugat.

8. Setelah Duplik, majelis hakim akan melanjutkannya dengan agenda pembuktian.

Dalam hal ini penyerahan alat-alat bukti tertulis Penggugat. Kemudian Tergugat

diminta juga menyerahkan alat-alat bukti tertulis kepada majelis hakim.

9. Setelah penyerahan alat bukti tertulis selesai, jika penggugat merasa perlu

menghadirkan saksi-saksi dan ahli untuk mendukung alat bukti tertulisnya, maka

majelis hakim memberikan kesempatan dan dilakukan pemeriksaan saksi dan ahli

untuk diminta keterangannya sesuai perkara. Setelah itu baru diberi kesempatan juga

pada Tergugat untuk menghadirkan saksi dan ahli untuk dimintai keterangannya.

10. Setelah pemeriksaan alat bukti selesai, jika diperlukan dalam hal perkara tanah

dilanjutkan dengan pemeriksaan setempat (PS) yaitu Majelis Hakim akan datang ke

lokasi objek sengketa (tanah) untuk melihat fakta apakah antara isi gugatan dengan

fakta dilapangan mempunyai kesesuaian.

11. Apabila pemeriksaan setempat selesai, dilanjutnya dengan kesimpulan oleh

penggugat maupun tergugat.


12. Terakhir adalah putusan hakim (vonnis). Jika eksepsi diterima putusannya adalah

gugatan tidak dapat diterima (NO), jika gugatan dapat dibuktikan oleh penggugat

putusan hakim adalah mengabulkan baik seluruh maupun sebagian serta jika gugatan

tidak dapat dibuktikan oleh Penggugat, putusan hakim adalah menolak gugatan.

(CATATAN : SEBELUM VONIS HAKIM DIJATUHKAN, PERDAMAIAN

MASIH DAPAT DILAKUKAN, BAHKAN PERDAMAIAN TERSEBUT HARUS

SELALU DITAWARKAN HAKIM PADA SETIAP TAHAP PERSIDANGAN).

13. Terhadap putusan hakim, jika para pihak merasa keberatan dapat melakukan upaya

hukum verzet terhadap verstek, Banding ke Pengadilan Tinggi. Pernyataan banding

tersebut dapat dilakukan pada saat putusan dijatuhkan atau pikir-pikir setelah 14 hari

sejak putusan dijatuhkan.

B. 1. Asas beracara dikenakan biaya

Berperkara di pengadilan tentu diperlukan biaya. Asasnya biaya ringan,sehingga

dapat ditanggung oleh masyarakat.

Biaya perkara meliputi,biaya kepaniteraan,biaya pemanggilan para pihak maupun

para saksi,biaya meterai dan sebagainya.

2. Asas Mendengar Kedua Belah Pihak ( audi et alteram partem )

Kedua belah pihak yang bersengketa ,baik penggugat maupun tergugat harus

didengar keterangannya secara sama dan adil,hakim tidak boleh memihak dan

berat sebelah dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim harus obyektif,adil

dan fair dalam memperlakukan para pihak yang bersengketa“ Pengadilan

mengadili menurut hukum dan tidak membeda-bedakan orang ( Pasal 4 ayat (1)

UU No.48 Tahun 2009).


3. Asas Putusan hakim Harus Disertai Alasan-alasan

Segala putusan Pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan

tersebut,memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundangan yang

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk

mengadili ( Pasal 50 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 )”

2. A.

Penggugat, umur 36 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir -, pekerjaan Wiraswasta,

tempat kediaman di Perum Puri Kenari 8 - A RT 10/03, Desa Caturtunggal, Kecamatan

Depok, Kabupaten Sleman. Berdasarkan surat kuasa yang telah terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Sleman Nomor 374/2015 tanggal 06 November 2015 telah

memberikan kuasa kepada HERU ISWADI, SH. & ANDRE PANCA FEBRIANTO P,

SH., keduanya beralamat kantor di JI.Pramuka 78 Yogyakarta 5163, selanjutnya disebut

sebagai Penggugat.

melawan

Tergugat, umur 42 tahun, agama Katholik, pendidikan terakhir -, pekerjaan Wiraswasta,

tempat kediaman di Perum Puri Kenari 8 - A RT 10/03, Desa Caturtunggal, Kecamatan

Depok, Kabupaten Sleman. Berdasarkan surat kuasa yang telah terdaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Sleman Nomor 430/2015 tanggal 16/12/2015 A.SIGIT HARTAKA,

S.H., dan SETYOKO, S.H, para advokat yang berkantor di Jalan Gedongkiwo No 6

Yogyakarta, selanjutnya disebut sebagai Tergugat.

B.

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan secara sah di KUA

Kecamatan Tanjungpriuk, Jakarta Utara, pada Hari Sabtu, 4 Nopember 2006 M,


bertepatan dengan tangal 12 Syawal 1427 H, sebagaimana tercatat dalam Kutipan Akta

Nikah No. 2001/31/XI/2006;

2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal bersama dirumah

orang tua Tergugat di Perum. Puri Kenari 4 — A Desa Caturtunggal Rt 10 RW 03,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, selama kurang lebih tujuh tahun, kemudian

pindah kontrak rumah tidak jauh dari rumah orang tua Tergugat, sampai sekarang.

3. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melakukan perbuatan sebagimana layaknya

suami istri pada umumnya dan telah dikaruniai satu orang anak bernama Darius Zavier

Kuntjoro Bin Rendra Kuntjoro, lahir di Jakarta tanggal, 6 Nopember 2007;

4. Bahwa sejak awal perkawinan, antara Penggugat dan Tergugat sudah mulai terjadi

peselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus sampai sekarang dan nampaknya sudah

tidak ada harapan lagi akan hidup rukun dalam rumah tangga;

C.

PRIMAIR: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan secara

hukum " Perkawinan Penggugat/ Anisa Ria Juwita Binti Soegijono dan Tergugat/

Tergugat putus karena Perceraian "; 3. Memutuskan hak asuh anak hasil perkawinan

Penggugat dan Tergugat bernama Darius Xavier Kontjoro Bin Rendra Kuntjoro ada pada

Penggugat; 4. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sesuai peraturan yang ada;

SUBSIDAIR: Apabila Majelis Hakim perpendapat lain mohon putusan yang seadil-

adilnya Bahwa pada hari dan tanggal yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tergugat

telah hadir sendiri; Bahwa kepada para pihak telah diberi kesempatan untuk melakukan

mediasi dengan bantuan seorang mediator dari kalangan hakim Pengadilan Agama

Sleman, yaitu Drs. Muhammad Asnawi; Bahwa mediator dalam laporannya kepada
majelis hakim pada tanggal 06 Januari 2016 telah menyatakan mediasi telah gagal

mencapai kesepakatan ; Bahwa oleh Ketua Majelis telah diusahakan perdamaian pada

setiap kali sidang namun tidak berhasil, lalu pemeriksaan dilanjutkan dengan

membacakan surat gugatan Penggugat tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh

Penggugat;

3. A.

Dasar kompetensi relatif Pengadilan Agama adalah Pasal 118 Ayat 1 HIR atau Pasal 142

R.Bg jo Pasal 73 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama. kewenangan Pengadilan Agama yang satu tingkat atau satu jenis berdasarkan

wilayah.  Dalam hal ini antara Pengadilan Agama Kabupaten Sleman dan Pengadilan

Agama Kota Yogyakarta adalah satu jenis dalam satu lingkungan dan satu tingkatan yaitu

tingkat pertama.

B.

Akibatnya adalah gugatan itu disebut sebagai gugatan yang obscuur libel atau tidak jelas

sehingga menyebabkan gugatan “tidak dapat diterima”. Pasal 123 ayat (1) Herzien

Inlandsch Reglement (HIR). Adapun arti gugatan yang cacat formil menurut Yahya

adalah:

- gugatan tidak memiliki dasar hukum;

- gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi atau plurium litis consortium;

- gugatan mengandung cacat atau obscuur libel; atau

- gugatan melanggar yurisdiksi (kompetensi) absolute atau relatif dan sebagainya.

4. A.
2. Menyatakan Perjanjian Pengangkatan sebagai Grosir Representative No.

006/YOG/III/96 pada tanggal 1 Maret 1996 yang dibuat oleh PENGGUGAT dengan

TERGUGAT telah berakhir demi hukum ;

3. Menyatakan TERGUGAT telah melakukan Ingkar Janji (Wanprestasi) karena tidak

memperbaharui Perjanjian dan tidak mengirim barang – barang meskipun telah menerima

Jaminan tambahan berupa Seritifikat Hak Milik No.815/Giwangan atas nama

Ny.MINARNI LISTYOWATI SURYO SUNANDAR (PENGGUGAT) seluas 4.779 m2

yang terletak di Desa Giwangan, Kec.Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Propinsi

D.I.Yogyakarta ;

4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar kerugian materiil maupun immaterial

kepada PENGGUGAT sebesar Rp. 5.700.000.000,- + Rp. 1.000.000.000,- = Rp.

6.700.000.000,- (enam milyar tujuh ratus juta rupiah) secara tunai dan sekaligus setelah

putusan ini berkekuatan hukum tetap ;

5. Menghukum TERGUGAT untuk mengembalikan dan menyerahkan jaminan berupa

Sertipikat Hak Milik No. 815/Giwangan atas nama Ny. MINARNI LISTYOWATI

SURYO SUNANDAR (PENGGUGAT) seluas 4.779 m2 yang terletak di Desa

Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Propinsi D.I.Yogyakarta kepada

PENGGUGAT ;

B.

sita revindicatoir (terhadap milik penggugat), karena tergugat meminta penggugat

diminta untuk menyerahkan jaminan diluar Bank Garansi sebagaimana diatur dalam

perjanjian

Anda mungkin juga menyukai