Anda di halaman 1dari 2

Rafli Aditya (1800024126)

Penggunaan peraturan kebijakan (beleidregel) mustahil dikontrol dengan pengawasan internal


dalam arti a priori (preventif) karena peraturan kebijakan di buat ketika pemerintah menghadapi
situasi kongkrit yang emergency dan aturan hukumnya belum ada (leemten in het recht), samar-
samar (vage norm), atau memberikan pilihan (choice) yang tidak diantisipasi sebelumnya.

Bila merujuk pada pendapat S.F. Marbun bahwa upaya administratif dikatakan sebagai bagian
dari sistem peradilan administrasi karena upaya administratif merupakan kombinasi atau bagian
atau komponen khusus yang berkaitan dengan peradilan administrasi yang sama-sama berfungsi
untuk mencapai tujuan memelihara keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan masyarakat atau kepentingan umum sehingga
tercipta hubungan yang rukun antara pemerintah dan rakyat dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 Secara yuridis keberatan atau
upaya administratif diatur dalam Pasal 48 UU PTUN yang berbunyi sebagai berikut:

(1) Dalam hal suatu badan atau pejabat tata usaha negara diberi wewenang oleh atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menyelesaikan secara administratif sengketa
Tata Usaha Negara tertentu, maka sengketa Tata Usaha Negara tersebut harus diselesaikan
melalui upaya administratif yang tersedia.

(2) Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesai-kan sengketa Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) jika seluruh upaya administratif yang
bersangkutan telah digunakan.

Rumusan norma di atas menunjukan bahwa setiap sengketa TUN yang menyediakan upaya
administratif baru dapat diajukan ke pengadilan administrasi setelah terlebih dahulu diselesaikan
melalui upaya administratif. Walaupun upaya administrasi termasuk pengawasan internal tetapi
bila dilihat dari segi waktu upaya administrasi dapat dikategorikan pengawasan yang bersifat
represif (á posteriori). Namun demikian, Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 1991
menyebutkan bahwa dalam hal upaya administratif yang bersedia hanya berupa keberatan,
sengketa administrasi dapat langsung diajukan ke Pengadilan administrasi tingkat pertama,
bukan ke pengadilan tinggi administrasi seperti ditentukan Pasal 48. SE a quo dapat dimengerti
sebagai upaya mempermudah penyelesaian sengketa tidak berlarut-larut pada badan pengawas
internal. Dengan demikian, keberatan atas diterbitkan suatu peraturan kebijakan (beleidregel)
yang menimbulkan kerugian juga dapat ditempuh melalui prosedur keberatan administrasi
tersebut. Upaya administratif yang selama ini dikenal adalah dalam bentuk banding dan
keberatan. Beberapa bentuk banding dan keberatan kemudian dijadikan contoh dalam penjelasan
Pasal 48 UU PTUN antara lain: Majelis Pertimbangan Pajak (MPP), Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK), Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) dan
Keputusan Gubernur mengenai UU Gangguan.

Eksistensi upaya administratif semakin penting dan strategis dalam sistem Peradilan
Administratif, karena menurut ketentuan Pasal 48 jo. Pasal 51 ayat (3) UU No. 5 Tahun 1986,
setiap sengketa tata usaha negara yang menyediakan upaya administratif harus lebih diselesaikan
lebih dahulu melalui upaya administratif. Akan tetapi yang menjadi kendala selama ini dalam
menempuh upaya administratif ialah sering ditemui ketiadaan hukum acara yang dapat dijadikan
pedoman dalam memeriksa dan menyelesaikan permohonan upaya administratif, kurangnya
informasi tentang adanya prosedur keberatan atau upaya administratif terhadap masyarakat, dan
berapa lama waktu yang diberikan kepada badan yang memeriksa upaya administratif untuk
menyelesaikan suatu permohonan yang diajukan kepadanya sehingga para pencari keadilan dapat
memperoleh kepastian. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu penelitian lebih lanjut guna
pengembangan upaya administratif kedepan sehingga prosedur keberatan dan upaya
administratif benar-benar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan mampu memberikan
perlindungan hukum bagi pencari keadilan termasuk juga yang dirugikan oleh berlakunya suatu
peraturan kebijakan (beleidregel).

Anda mungkin juga menyukai