Anda di halaman 1dari 4

Nama : Safitri

NPM : 1713032036

Kelas : Genap (B)

Mata Kuliah : Hukum Acara Perdata

Contoh Kasus tentang Hukum Acara Perdata :

Kasus Perdata Perceraian Rani Anggraeni.

       Rani Anggraeni menikah di Jakarta dengan suaminya 6 tahun yang lalu (th 2005).
Dikaruniai 1 orang putra berumur 4 tahun. Sudah lama sebenarnya Rani mengalami
kekerasan dalam rumah tangga, Suaminya adalah mantan anak orang kaya yang tidak jelas
kerjanya apa dan sering berprilaku sangat kasar pada Rani, seperti membentak, berkata kotor,
melecehkan dan yang terparah adalah sering memukul. Sehingga akhirnya Rani sering tidak
tahan sampai berpikir untuk bercerai saja. Adanya musyawarah dan pertemuan keluarga
sudah diadakan beberapa kali tapi tetap tidak merubah prilaku suaminya tersebut. Bahkan
sedemikian parahnya dimana si suami melepas tanggung-jawabnya sebagai seorang suami
dan ayah karena sudah 2 tahun ini si suami tidak memberikan nafkah lahir untuk sang Istri
dan anaknya. Sampai akhirnya, Rani merasa terancam jiwanya dimana terjadi kejadian pada
bulan April 2011, Rani dipukul / ditonjok matanya sampai biru yang berujung pada kekerasan
terhadap anak semata wayangnya juga. Setelah kejadian itu Rani memutuskan untuk bercerai
saja. Proses Perceraian dilakukan sesuai Pasal 1 Bab I Ketentuan Umum PP No 9/1975
tentang Pelaksanaan UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Prosedur dalam Hukum Acara Perdata:

1. Pendaftaran dan Pengajuan gugatan

Menentukan Pengadilan Mana yang Berwenang, Rani harus menentukan Pengadilan


Agama mana yang harus di daftarkan olehnya. Karena bila salah mendaftarkan gugatan
cerai di Pengadilan yang tidak berwenang maka gugatannya tersebut dapat ditolak oleh
hakim. Dalam Undang-undang diatur Bila yang mengajukan gugatan cerai si istri
(beragama Islam) maka Pengadilan Agama yang berwenangnya adalah Pengadilan Agama
di wilayah yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal terakhir si istri. Bila yang
mengajukan gugatan cerai si suami (beragama Islam) maka Pengadilan Agama adalah
Pengadilan Agama di wilayah yang sesuai dengan wilayah tempat tinggal si istri.

Catatan : Jadi Pengadilan Agama yg berwenang memproses perkara perceraian adalah


Pengadilan Agama yg sesuai dari wilayah si istri, bukan-lah harus Pengadilan Agama yg
sesuai dari KTP si istri / suami atau bukanlah berdasarkan Pengadilan Agama sesuai
wilayah dimana mereka dulu menikah (baik yang mengajukan cerai istri maupun suami).
Bila Rani tinggal di Luar Negeri, gugatan diajukan di PA wilayah tempat tinggal suami.
Bila Rani dan suami tinggal di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengadilan
Agama di wilayah tempat anda berdua menikah dulu, atau kepada Pengadilan Agama
Jakarta Pusat (Pasal 73 UU No 7/89 tentang Peradilan Agama) .

Di Jakarta ada 5 Pengadilan Agama (PA), untuk menentukan secara tepat PA mana yang
berwenang memproses perkara cerai antara lain :

a. Pengadilan Agama Jakarta Pusat ; Jl. K.H. Mas Mansyur, Gg. H. Awaludin II/2, Tanah
Abang, Jak-Pus.
b. Pengadilan Agama Jakarta Selatan ; Jl. Harsono RM No. 1, Ragunan, Pasar Minggu,
Jak-Sel (Samping Gedung Pertanian arah Kebun Binatang).
c. Pengadilan Agama Jakarta Timur ; Jl. Raya PKP, No. 24, Kelapa Dua Wetan,
Ciracas,Jak-Tim.
d. Pengadilan Agama Jakarta Utara ; Jl. Plumpang Semper, No. 3, Tanjung Priok, Jak-Ut
e. Pengadilan Agama Jakarta Barat ; Jl. Flamboyan II, No. 2, Cengkareng, Kalideres, Jak-

Maka Rani harus mengetahui persis alamat tempat tinggalnya yang saat ini ia tinggali,
yakni alamat tepatnya di bilangan Tanah Abang ( Jakarta Pusat ). Jadi pengadilan yang
tepat mengadili perkara cerai Rani adalah PA Jakarta Pusat. Rani mencari alamat PA
Jakarta Pusat, yaitu di Jl. K.H. Mas Mansyur, Gg. H. Awaludin II/2, Tanah Abang, Jakarta
Pusat. Menyiapkan surat-surat yangdibutuhkan kan Setelah menentukan untuk tidak
menggunakan jasa pengacara selanjutnya Susan mengumpulkan semua catatan informasi
tentang perceraian dari Pengadilan Agama. Sekaligus Informasi berapa biaya pendaftaran
gugatan cerai di pengadilan tersebut, karena umumnya setiap Pengadilan Agama berbeda-
beda biaya daftar gugatannya. Membuat kronologis permasalahan, selanjutnya membuat
gugatan cerai berdasarkan kronologis yang dibuatnya tadi. Berkas gugatan cerai Rani akan
dikirim oleh pihak pengadilan ke alamat suaminya sekaligus dengan surat resmi dari
pengadilan untuk menghadiri sidang pertama. Begitupula dengan Rani, setelah pendaftaran
gugatan didaftarkan, Rani tinggal menunggu datanganya surat panggilan sidang dari
pengadilan.

a. Tahap Mediasi
Pegawai pengadilan sudah memanggil rani, sidang akan dimulai jika si suami juga
sudah hadir. Jika suami tidak hadir maka sidang akan diundur selama 1-2 minggu.
Sidang dimulai, Rani dan suami dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan
persis berhadapan dengan para Hakim. Kursi di sisi kanan untuk Penggugat (Rani),
kursi di sisi kiri untuk Tergugat (suami). Total ada 3 hakim dan 1 orang panitera yang
duduk dibelakang para hakim; Sidang pertama isinya adalah: Hakim akan berusaha
mendamaikan istri dan suami. Hakim akan menanyakan tentang masalah yang dialami
dan memberikan waktu untuk si suami-istri berpikir-pikir dulu. Bilamana perdamaian
tak tercapai maka Hakim membacakan isi gugatan cerainya. Sidang ditunda (biasanya)
2 minggu guna melihat adanya kemungkinan rujuk/damai. Dalam hal ini para Hakim
memang diwajibkan mendamaikannya dahulu sesuai dengan peraturan yang sudah
diatur negara dalam PERMA No. 1 Th. 2008, mengatur adanya kewajiban diadakan
mediasi sebelum sidang sebenarnya dijalankan.
b. Tahap Pembacaan Gugatan
Setelah Majelis Hakim telah mendapatkan pernyataan mediasi gagal dari mediator,
maka pemeriksaan perkara akan dilanjutkan ke tahap pembacaan surat gugatan.
Kesempatan pertama diberikan kepada pihak penggugat untuk membaca dan juga
mempperbaiki surat gugatan jika terdapat kesalahan sepanjang tidak merubah pokok
gugatannya, sebelum tergugat mengajukan jawaban.
Setelah itu tergugat diberikan kesempatan untuk membacakan jawabannya berisikan
dalil-dalil gugatan. bantahan dalam eksepi dan dalam pokok perkara. Acara jawab-jawab
ini akan dilanjutkan sampai dengan  Replik  dari pihak Penggugat dan Duplik  dari pihak
Tergugat. Replik  merupakan penegasan dari dalil-dalil Penggugat setelah ada Jawaban dari
Tergugat, sedangkan  Duplik  penegasan dari bantahan atau Jawaban Tergugat setelah
ada  Replik  dari Penggugat. Dengan terusnya acara yang bertanggung jawab-jawab ini  hingga
duplik, akan menjadi jelas apa yang sebenarnya menjadi pokok perkara antara pihak Penggugat
dan Tergugat.
 Jika Jawaban Tergugat termasuk Eksepsi tentang pengadilan, yaitu pengadilan yang mengadili
perkara tersebut, maka tidak diperlukan pemeriksaan perkara yang disetujui, maka sesuai
dengan ketentuan Pasal 136 HIR atau Pasal 162 Rbg Majelis Hakim akan mengajukan Putusan
Sela terhadap Eksepsi tersebut. Putusan Sela dapat terdiri mengabulkan Eksepsi dengan
memilih perkara lolos dari pemeriksaannya, dan dapat pula Eksepsi ditolak dengan
mempertimbangkan pemeriksaan perkara akan dilanjutkan dengan memasang berikutnya.
c. Tahap pembuktian
Sidang pembuktian saksi adalah sidang terpenting dari proses perceraian di pengadilan,
dimana dalam sidang ini adalah pembuktian adanya keretakan dalam rumah tangga itu
benar adanya. Oleh sebab itu segala macam bentuk bukti-bukti dan saksi-saksi
pendukung haruslah disiapkan dengan matang.
Untuk membuktikan suatu peristiwa yang diperkarakan, Hukum Acara Perdata telah
menentukan alat-alat pembuktian yang dapat diajukan oleh Para Pihak di Persidangan,
yaitu memenangkan di dalam Pasal 164 HIR atau Pasal 284 Rbg yaitu: Surat; Saksi;
Persangkaan; Pengakuan; dan Sumpah.
d. Tahap Kesimpulan
Sidang kesimpulan adalah sidang penyerahan surat kesimpulan dari proses sidang-
sidang sebelumnya. Dari adanya surat gugatan, jawaban, replik, duplik, keterangan para
saksi dan kesimpulan diambil intisari-nya saja untuk dijadikan suatu kesimpulan. Pada
sidang kesimpulan ini dilaksanakan hanya 1 hari saja dimana Penggugat dan Tergugat,
keduanya menyerahkan surat kesimpulan secara bersamaan dalam 1 hari yang
ditentukan oleh Hakim.
e. Tahap Putusan
Sidang Putusan adalah sidang terakhir dari proses persidangan perceraian. Pada tahap
ini kedua-belah pihak diwajibkan hadir (atau bisa diwakilkan pengacaranya jika
memang diwakili oleh seorang pengacara). Hakim akan membacakan isi putusan,
apakah gugatan cerai Rani dikabulkan atau tidak. Seperti biasa, dalam sidang ini para
pihak dipersilahkan duduk dihadapan hakim lalu hakim membacakan isi putusannya
tersebut. Setelah Akta Cerai didapat, maka Rani sudah menjadi seorang yang “single”
lagi, dia dapat menentukan hidupnya sendiri. Namun tentunya adanya bunyi putusan
yang tertera dalam (salinan) Putusan Cerai itu wajib dilaksanakan oleh para pihak.
Misalkan dalam putusannya itu si Susan yang mendapatkan hak pengasuhan kedua
anaknya, maka si Suami wajib meng-ikhlaskan kedua anaknya untuk tinggal
bersamanya. 

Anda mungkin juga menyukai