Anda di halaman 1dari 5

Nama : DINA AL-KARIMAH

Kelas : 5A/PAGI

Npm : 1974201001335

LEGAL OPINION

( PENDAPAT HUKUM )

Pasuruan, 15 juni 2011

Kepada, Yang Terhormat

Kepada Yang Terhormat

Para Pihak

Bapak Peserta Pelatihan Legal Opinion selaku Klien kami

Di Pasuruan

Hal : Pendapat hukum mengenai kasus Gugatan cerai

Dengan Hormat

Berdasarkan pertanyaan saudari langsung kepada saya mengenai proses perceraian yang sedang
saudari hadapi di Pengadilan Agama Pasuruan, maka bersama ini saya sampaikan penjelasan dan
jawaban singkatnya:

DIPOSISI KASUS

Bahwa pada hari selasa tanggal 12 Januari 1994, telah dilangsungkan Perkawinan antara Mariani dan
MU’IN sebagaimana terdapat dalam kutipan Akta Nikah No:02/04/III/1994 tertanggal 12 Januari
1994 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan. Agama (KUA) Kecamatan Sekerat Kota Pasuruan.
Setelah Perkawinan tersebut, Mariani dan Mu’in tinggal bersama orang tua Mu’olin yang beralamat
di Kampung Tambaan kec. Gading Rejo kota Pasuruan selama 1 tahun dan kemudian pindah ke Jl.
Halmahera gg 11 RT. 05 RW. 05.

Pada awal nya perkawinan yang dilangsungkan berdasarkan perjodohan dikarena kan sebuah adat
yang sudah ada di kampung halaman Mariani dan pada awal perkawinan Mariani dan Mu’in hidup
bahagia meski perkawinan berdasarkan perjodohan. Namun kebahagian itu tidak berlangsung lama
pada saat Mariani menganggung anak pertama pada tahun 1995 dikarenakan Mu’in tidak siap untuk
menjadi seorang ayah oleh karena itu timbul beberapa pertikaian-pertikaian kecil hingga sampai
anak pertama lahir berjenis kelamin perempuan tetapi pertikaian tersebut terus berlangsung hingga
akhirnya mariani kembali kerumah orang tua nya yang ada di Desa podokaton dikarenakan tidak
tahan dengan pertikaian tersebut dengan suami nya.

Setelah itu Mu’in yang sudah ditinggal istri nya kembali kerumah orang tua nya perlahan mulai
tersadar Atas kesalahannya sehingga mu’in menyusul istrinya ke rumah orang tua nya untuk
meminta maaf dan mengajak mariani kembali kerumah nya. Perkawinan tersebut kembali membaik
hingga mariani mengandung anak ke dua sampai proses lahiran juga berjenis kelamin laki-laki
perkawinan tersebut masih tetap membaik sampai Hamil anak ketiga dan sampai proses lahiran
anak ketiga yang berjenis kelamin perempuan hingga pada saat pertengahan perkawinan tersebut
yang anak ketiga masih berusia 2 tahun pertikaian tersebut kembali terhadi dan kini mu’in mulai
untuk pertama kalinya menampar mariani. Mariani yang tidak suka dengan perlakuan mu’in kembali
ke rumah orang tuanya lagi dengan membawa semua anak-anak nya. Yang tidak tahan dengan mu’in
akhirnya mariani mengajukan gugatan cerai terhadap suami (mu’in).

Dan kini 2 sidang yang mariani jalani yaitu sidang pertama suami tidak datang, kemudian sidang
ditunda. Sidang kedua juga suami akhIrnya datang.

PERTANYAAN:

1. Bagaimana selanjutnya dengan persidangan ini?


2. iapa dan bagaimana orang yang dapat dijadikan saksi-saksi dalam perkara ini?

JAWABAN

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan proses perceraian, tergantung apakah saudari
diwakilkan oleh kuasa hukum/pengacara/advokat atau tidak.

Bila tidak didampingi advokat/pengacara:

 Mempersiapkan surat gugatan, (kalau saudari sudah mengajukan perkara ini ke Pengadilan
Agama berarti surat gugatan sudah selesai dibuat tentunya saudari sudah meminta saran
serta nasihata dari oknum Pengadilan Agama itu yang memahami soal perceraian), sehingga
saya tidak perlu jelaskan lagi.
 Menyiapkan uang administrasi.
 Mempersiapkan apa yang akan diajukan pada pengadilan, tentang rencana perceraian
tersebut.
 Mempersiapkan bukti-bukti (seperti buku nikah asli dan potocopy,Akte Kelahiran Anak jika
ada, Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, dan surat-surat yang berhubungan
dengan proses perceraian) dan saksi-saksi untuk diajukan dalam proses pembuktian
dipersidangan.

TAHAP- TAHAP PERSIDANGAN:

1.  Sidang pertama

Dalam sidang pertama yang telah ditetapkan, dan para pihak telah dipanggil untuk hadir dalam
sidang tersebut, maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi, yaitu:

Tergugat tidak hadir, apabila hal ini terjadi pada sidang pertama, maka hakim dapat menunda
persidangan untuk memanggil tergugat sekali lagi. Kemudian, apabila Tergugat telah dipanggil lagi
untuk kedua kalinya atau lebih, namun tetap tidak hadir, maka dapat dijatuhkan putusan verstek
terhadapnya. (Putusan Verstek artinya putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya si Tergugat di
persidangan meski telah dipanggil secara resmi layak dan patut). 

2.  Proses Perdamaian;

Proses perdamaian terjadi apabila Tergugat hadir dalam persidangan setelah dipanggil secara resmi.
(Jika, hakim tidak dapat mendamaikan para pihak yang berselisih, maka tahap berikutnya adalah
pembacaaan surat gugatan)

3. Perubahan dan pencabutan gugatan;


Jika hakim tidak dapat mendamaikan para pihak yang berselisih, maka tahap berikutnya adalah
pembacaan surat gugatan. Dalam prakteknya, kadangkala pihak penggugat yang telah memasukkan
gugatannya di kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah, merasa bahwa masih terdapat sejumlah
kekurangan dalam gugatan yang telah diajukannya tersebut. Pada prinsipnya, perubahan atau
penambahan gugatan, diperkenankan bila diajukan pada hari sidang pertama, dimana para pihak
hadir. Perubahan gugat yang diperkenankan antara lain mengenai perbuhan yang bersifat
menyempurnakan, menegaskan atau menjelaskan surat gugatan, serta mengurangi tuntutan.
sedangkan perubahan gugatan yang tidak diperkenankan adalah perubahan yang menyangkut dasar
pokok gugatan. Yaitu yang dapat mengakibatkan perubahan mengenai materi dari sebab perkara
antara kedua belah pihak.

4. Pembacaan gugatan;

Apabila gugatan dianggap lengkap dan benar, maka dibacakan di muka persidangan.

5.  Jawaban tergugat;

Setelah gugatan dibacakan, maka diberi kesempatan kepada Tergugat untuk memberikan jawaban.
Pada tahap ini ada beberapa kemungkinan yang terjadi yaitu:

a.Tergugat menyampaikan eksepsi/tangkisan

b. Mengakui gugatan Penggugat secara bulat-bulat

c. Membantah gugatan Penggugat

d. Referte/jawaban berbelit-belit

e. Rekonvensi/gugat balik.

6. Putusan sela.

Putusan majelis hakim diluar pokok perkara terhadap eksepsi yang diajukan oleh Tergugat.

7. Replik.

Apabila dalam putusan sela majelis hakim tersebut, hakim memutuskan bahwa pengadilan yang
memeriksa perkara perceraian tersebut berwenang mengadili, maka dilanjutkan dengan pemberian
kesempatan kepada Penggugat untuk menanggapi dan menjawab dalil-dalil Tergugat dalam surat
jawaban.disamping itu pula, Penggugat dapat menegaskan kembali surat gugatannya yang disangkal
oleh Tergugat, untuk mempertahankan dalil-dalilnya.

8. Duplik.

Duplik adalah tangkisan yang diajukan leh pihak Tergugat terhadap replik yang diajukan oleh
Penggugat.

9. Pembuktian.

Pada tahap ini, baik Penggugat maupun Tergugat diberi kesempatan yang sama untuk mengajukan
bukti.

Macam-macam alat bukti:

-  Alat bukti surat

-  Alat bukti saksi


- Alat bukti persangkaan

- Alat bukti pengakuan

- Alat bukti sumpah

Teknis kesempatan dalam pembuktian, terlebih dahulu diberikan kepada Penggugat.

10. Kesimpulan;

Pada tahap ini pemeriksaan proses kesimpulan, baik Penggugat maupun Tergugat dapat mengajukan
kesimpulan secara lisan maupun tulisan terhadap proses pemeriksaan alat bukti di persidangan.

11. Putusan;

Setelah semua proses diselesaikan, maka proses akhir dari persidangan adalah memberikan putusan
oleh hakim.

MENGENAI SAKSI

Alat bukti kesaksian diatur dalam pasal 139-152, 168-172 HIR, (ps.165-179 Rbg), 1895 dan 1902-1912
BW.

Kesaksian adalah kepastian yang diberikan kepada hakim di persidangan tentang peristiwa yang
disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh orang yang bukan salah
satu pihak dalam perkara yang dipanggil di persidangan, jadi harus diberitahukan sendiri dan tidak
dapat diwakilkan serta tidak boleh dibuat secara tertulis. Jadi, yang dapat didengar sebagai saksi
adalah pihak ketiga dan bukan salah satu pihak yang berperkara.

Kesaksian ayah dan ibu atau pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan Penggugat dan
Tergugat dapat/diperbolehkan untuk didengar sebagai saksi dalam perkara perceraian. (Pasal 22
ayat 2 PP No.9 Tahun 1975) maka pilihan untuk bersumpah atau tidak bersumpah terserah kepada
saksi tersebut. Kalau tanpa sumpah secara analogi nilainya hanya sebagai penjelasan saja, tetapi
kalau atas sumpah mempunyai kekuatan bukti saksi.

Kesaksian merupakan alat bukti yang wajar, karena keterangan yang diberikan kepada hakim di
persidangan itu berasal dari pihak ketiga yang melihat atau mengetahui sendiri peristiwa yang
bersangkutan. Sehingga, pihak ketiga pada umumnya melihat peristiwa yang bersangkutan lebih
objektif daripada pihak yang berkepentingan sendiri.

Betapa pentingnya arti kesaksian sebagai alat bukti tampak dari kenyataan bahwa banyak peristiwa-
peristiwa hukum yang tidak dicatat atau tidak ada alat bukti tertulisnya. Sehingga, oleh karena itu
kesaksian merupakan satu-satunya alat bukti yang tersedia.

Dalam setiap kesaksian harus disebut sebab pengetahuannya. Tidaklah cukup kalau saksi hanya
menerangkan bahwa ia mengetahui peristiwanya. Ia harus menerangkan bagaimana ia sampai dapat
mengetahuinya. Artinya sebab musabab samapai ia dapat mengetahui peristiwanya harus
disebutkan. Pada asasnya setiap orang yang bukan salah satu pihak yang berperkara dapat di dengar
sebagai saksi.

Ada tiga kewajiban bagi seorang saksi yaitu kewajiban untuk menghadap di persidangan pengadilan,
kewajiban untuk bersumpah dan kewajiban untuk memberikan keterangan. Dalam pembuktian
dengan saksi, hal ini baru dianggap sempurna apabila ada dua orang saksi atau lebih.
KESIMPULAN

- Abang kandung atau orang-orang terdekat Penggugat dapat menjadi saksi, intinya seorang saksi
harus melihat, mendengar atau mengalamai sendiri peristiwa tersebut.

- Yang paling penting ketika pemeriksaan saksi, sebaiknya saksi-saksi yang diajukan di depan
persidangan tidak terlalu melebar ketika memberikan keterangan.agar tidak ada celah bagi lawan
untuk masuk.

Demikian legal opini ini saya perbuat dan sampaikan kepada Saudari Nurmiati. Semoga dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam menyelesaikan perkara saudari. Atas kepercayaan yang saudari
beri kepada saya. Mewakili Biro Bantuan Hukum-Sentral Keadilan (BBH-SK) Banda Aceh, saya
mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

(DINA AL-KARIMAH)

Advokat

Anda mungkin juga menyukai