Anda di halaman 1dari 3

Resume Mata Kuliah Praktek Peradilan Perdata

A. Pengertian Sistem Peradilan Perdata


B. Tahapan Suatu Perkara Dalam Proses Penanganan Perkara
C. Ciri-Ciri Hukum Perdata
D. Contoh Kasus Perdata Di Indonesia

A. PENGERTIAN SISTEM PERADILAN PERDATA


Sistem peradilan perdata adalah keadilan yang diberikan oleh hakim selama dalam
persidangan sampai menjatuhkan putusan sesuai tugas pokok hakim untuk memeriksa,
mengadili dan memutuskan perkara yang diajukan kepadanya.
Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum orang, hukum keluarga,
hukum benda, hukum waris, hukum perikatan, serta hukum pembuktian dan kadaluarsa.

B. TAHAPAN SUATU PERKARA DALAM PROSES PENANGANAN PERKARA


Setelah perkara didaftarkan, Pemohon atau Penggugat dan pihak Termohon atau Tergugat
serta Turut Termohon atau Turut Tergugat menunggu Surat Panggilan untuk menghadiri
persidangan
Tahapan Persidangan :
Majelis Hakim memeriksa identitas Anda dan suami
Jika Anda dan suami hadir, maka Majelis Hakim berusaha mendamaikan anda dan
suami, baik langsung maupun melalui proses mediasi.
Majelis Hakim berusaha mendamaikan anda dan suami dalam setiap kali sidang, namun
anda punya hak untuk menolak untuk berdamai dengan suami.
Anda dan suami boleh memilih mediator yang tercantum dalam daftar yang ada di
Pengadilan tersebut
Bila upaya damai tidak berhasil, Majelis Hakim akan memulai pemeriksaan perkara
dengan membacakan gugatan Penggugat.
Tahap keenam, kesempatan Tergugat untuk menjawab gugatan Penggugat, baik secara
lisan maupun tertulis.
Tahap ketujuh, kesempatan Penggugat untuk menanggapi jawaban Tergugat baik secara
lisan maupun tertulis.
Tahap kedelapan, Kesempatan Tergugat untuk menjawab kembali tanggapan (replik)
Penggugat, baik secara lisan maupun
Pada kesembilan, Penggugat akan dimintakan bukti untuk menguatkan dalil-dalil
gugatannya dan Tergugat akan dimintakan bukti untuk menguatkan bantahannya.
Tahap kesepuluh, Penggugat dan Tergugat menyampaikan kesimpulan akhir terhadap
perkara yang sedang diperiksa.
Tahap kesebelas, Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan
mengenai perkara yang sedang diperiksa
Tahapan terakhir yaitu, Majelis Hakim akan membacakan putusan hasil musyawarah
Majelis Hakim.
Setelah perkara diputus, pihak yang tidak puas atas putusan tersebut dapat mengajukan
upaya hukum (verzet, banding, dan peninjauan kembali) selambat-lambatnya 14 hari sejak
perkara diputus atau diberitahukan.
Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk perkara permohonan talak,
Pengadilan Agama :
Menetapkan hari sidang ikrar talak;
Memanggil Pemohon dan Termohon untuk menghadiri sidang ikrar talak;
Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan sidang ikrar talak, suami
atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidang, maka gugurlah kekuatan
hukum penetapan tersebut dan perceraian tidak dapat diajukan berdasarkan alasan hukum
yang sama.
Setelah pelaksanaan sidang ikrar talak, maka dapat dikeluarkan Akta Cerai.
Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk perkara cerai gugat, maka dapat
dikeluarkan Akta Cerai.
Untuk perkara lainnya, setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka para
pihak yang berperkara dapat meminta salinan putusan.
Apabila pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan obyek sengketa, kemudian tidak
mau menyerahkan secara sukarela, maka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan
eksekusi ke Pengadilan Agama yang memutus perkara tersebut.
Sebagaimana diatur dalam hukum acara perdata pada umumnya, bahwa pemeriksaan atau
persidangan suatu perkara adalah ditempuh dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan upaya perdamaian
2. Tahapan menempuh proses mediasi
3. Pembacaan surat gugatan
4. Jawaban dari pihak tergugat/ termohon
5. Tanggapan atau replik dari penggugat/ pemohon
6. Jawaban kedua atau duplik dari tergugat/ termohon
7. Re-replik ( bila diperlukan)
8. Re-duplik ( bila diperlukan)
9. Upaya pembuktian dari pihak penggugat / pemohon
10. Upaya pembuktian dari pehak tergugat / termohon
11. Pemeriksaan setempat (bila diperlukan)
12. Kesimpulan masing-masing pihak
13. Musyawarah majelis hakim
14. Pembacaan / Pengucapan putusan

C. CIRI-CIRI HUKUM PERDATA


Yang membedakannya dengan jenis hukum lain, yaitu:

 Hukum perdata mengatur hubungan satu orang dengan orang lainnya


 Hukum perdata mengatur hukum keluarga, tentang harta warisan dari hasil perkawinan
 Hukum perdata mengatur tentang hukum hutang piutang
 Hukum perdata mengatur tentang warisan pada keluarga yang berhak dikarenakan pemilik
sah harta tersebut telah meninggal dunia
 Proses pengadilan didasarkan pada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan
 Tersangka berlaku sebagai tergugat
 Pengadu berlaku sebagai penggugat

D. CONTOH KASUS PERDATA DI INDONESIA


Untuk Dikaji Dan Dicermati Lebih Dalam:

1. Kasus Hukum perdata Ruben Onsu terkait akun channel youtube si Z yang dianggap telah
mencemarkan nama baik dan merugikan usaha yang dikelola Ruben.
2. Kasus Nenek Minah yang berusia 55 tahun dipenjara selama 1 bulan 15 hari di PN
Purwokerto hanya karena mencuri 3 buah kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan
(RSA) di Banyumas.
3. Kasus Mantra Desa bernama Misran yang menolong kehidupan orang lain tetapi dianggap
salah karena Misran bukanlah seorang dokter. Misran dipenjara selama 3 bulan oleh
pelaporan PN Tenggarong pada tahun 2009 silam.

Anda mungkin juga menyukai