Smester : VI Mitra
Dosen MK : Indi Nuroini, SH.,SHI.,MH.
15 April 2020
2. Menurut sifatnya, ada tiga macam Putusan akhir, yaitu sebagai berikut:
a. Putusan Declaratoir
Putusan ini bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum. Misalnya si A si B
merupakan suami istri yang telah meninggal, dari pernikahannya lahir 3 orang anak yaitu C,
D dan E. Ketiga anak tersebut kemudian mengajukan permohonan penetapan ahli waris ke
pengadilan agama. Putusan majelis hakim menyatakan bahwa ahli waris dari pasangan suami
istri A dan B yang telah meninggal adalah C,D dan E.
b. Putusan Consistutif
Putusan ini meniadakan suatu keadaan hukum atau menimbulkan suatu keadaan hukum baru.
misalnya yaitu dalam perkara gugatan cerai antara si A dan si B yang telah terikat secara
hukum sebagai suami istri. Setelah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan dan diputuskan
oleh majelis hakim untuk dikabulkan gugatannya, maka hubungan hukum perkawinan diatara
keduanya menjadi hilang dan timbul suatu keadaan hubungan hukum baru yaitu bukan lagi
sebagai suami istri, maka diantara keduanya sudah tidak memiliki hak dan kewajiban sebagai
suami istri.
c. Putusan condemnatoir
Putusan yang berisi penghukuman. Misalnya Tergugat dihukum untuk menyerahkan atau
membayar sejumlah uang kepada Penggugat.
Jika diperhatikan secara keseluruhan suatu putusan pengadilan agama maka ada enam
bagian yang tersusun secara kronologis dan saling kait mengkait satu sama lain yaitu;
1. Kepala Putusan Yang berisikan nomor perkara, dan kalimat Bismillahirrah
maanirohiim serta kalimat Demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa.
2. Nama pengadilan agama yang memutus dan jenis perkara. Kalimatnya seperti “
Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang memeriksa, mengadili perkara perdata pada
tingkat pertama dan telah menjatuhkan putusan dalam perkara permohonan izin ik
rar talak yang diajukan oleh ”
3. Identitas para pihak. Dijelaskan siapa penggugat dan siapa tergugat. Pemisahan
kedua pihak tersebut ditulis dalam baris sendiri dengan kalimat ber bunyi : ” Lawan”
4. Duduk perkaranya. (bagian posita). Pada bagian ini biasanya dikutip dari gugatan
penggugat, jawaban, replik, duplik dan alat bukti lainnya yang diajukan oleh para
pihak.
5. Tentang Pertimbangan hukumnya. Bagian ini menggambarkan tentang alasan
memutus (pertim bangan) hukum terhadap perkara yang disidangkan yang biasanya
dimulai dengan kata “ menimbang” dan dari dasar memutus biasanya dimulai
dengan kata “ mengingat” .
6. Diktum/amar putusan Diktum atau amar putusan adalah kesimpulan akhir yang
diperoleh oleh hakim atas perkara yang diperiksanya untuk mengakhir sengketa
antara penggugat/pemohon dengan ter gugat/termohon. Bagian ini diawali dengan
kata “ mengadili” yang diletakan ditengah-tengah dalam baris sendiri yang se
muanya ditulis dengan huruf kapital.