Anda di halaman 1dari 3

TAHAPAN SUATU PERKARA DALAM PROSES

PENANGANAN PERKARA
1. Setelah perkara didaftarkan, Pemohon atau Penggugat dan pihak Termohon
atau Tergugat serta Turut Termohon atau Turut Tergugat menunggu Surat
Panggilan untuk menghadiri persidangan.
2. Tahapan Persidangan :
A. Majelis Hakim memeriksa identitas Anda dan suami
B. Jika Anda dan suami hadir, maka Majelis Hakim berusaha mendamaikan
anda dan suami, baik langsung maupun melalui proses mediasi.
C. Majelis Hakim berusaha mendamaikan anda dan suami dalam setiap kali
sidang, namun anda punya hak untuk menolak untuk berdamai dengan
suami.
D. Anda dan suami boleh memilih mediator yang tercantum dalam daftar yang
ada di Pengadilan tersebut.
E. Bila upaya damai tidak berhasil, Majelis Hakim akan memulai pemeriksaan
perkara dengan membacakan gugatan Penggugat.
F. Tahap keenam,  kesempatan Tergugat untuk menjawab gugatan Penggugat,
baik secara lisan maupun tertulis.
G. Tahap ketujuh, kesempatan Penggugat untuk menanggapi jawaban
Tergugat baik secara lisan maupun tertulis.
H. Tahap kedelapan, Kesempatan Tergugat untuk menjawab kembali
tanggapan (replik) Penggugat, baik secara lisan maupun.
I. Pada kesembilan, Penggugat akan dimintakan bukti untuk menguatkan dalil-
dalil gugatannya dan Tergugat akan dimintakan bukti untuk menguatkan
bantahannya.
J. Tahap kesepuluh, Penggugat dan Tergugat menyampaikan kesimpulan
akhir terhadap perkara yang sedang diperiksa.
K. Tahap kesebelas, Majelis Hakim akan bermusyawarah untuk mengambil
keputusan mengenai perkara yang sedang diperiksa.
L. Tahapan terakhir yaitu, Majelis Hakim akan membacakan putusan hasil
musyawarah Majelis Hakim.
3. Setelah perkara diputus, pihak yang tidak puas atas putusan tersebut dapat
mengajukan upaya hukum (verzet, banding, dan peninjauan kembali) selambat-
lambatnya 14 hari sejak perkara diputus atau diberitahukan.
4. Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk perkara permohonan
talak, Pengadilan Agama :
A. Menetapkan hari sidang ikrar talak;
B. Memanggil Pemohon dan Termohon untuk menghadiri sidang ikrar talak;
C. Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan sidang ikrar 
talak, suami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidang,
maka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut dan perceraian tidak
dapat diajukan berdasarkan alasan hukum yang sama.
5. Setelah pelaksanaan sidang ikrar talak, maka dapat dikeluarkan Akta Cerai.
6. Setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, untuk perkara cerai gugat,
maka dapat dikeluarkan Akta Cerai.
7. Untuk perkara lainnya, setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap, maka
para pihak yang berperkara dapat meminta salinan putusan.
8. Apabila pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan obyek sengketa,
kemudian tidak mau menyerahkan secara sukarela, maka pihak yang menang
dapat mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Agama yang memutus
perkara tersebut.
Sebagaimana diatur dalam hukum acara perdata pada umumnya, bahwa
pemeriksaan atau persidangan suatu perkara adalah ditempuh dengan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan upaya perdamaian
2. Tahapan menempuh proses mediasi
3. Pembacaan surat gugatan
4. Jawaban dari pihak tergugat/ termohon
5. Tanggapan atau replik dari penggugat/ pemohon
6. Jawaban kedua atau duplik dari tergugat/ termohon
7. Re-replik ( bila diperlukan)
8. Re-duplik ( bila diperlukan)
9. Upaya pembuktian dari pihak penggugat / pemohon
10. Upaya pembuktian dari pehak tergugat / termohon
11. Pemeriksaan setempat (bila diperlukan)
12. Kesimpulan masing-masing pihak
13. Musyawarah majelis hakim
14. Pembacaan / Pengucapan putusan
TATA URUTAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA
GUGATAN DI PENGADILAN NEGERI
1.Sidang dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum;
2.Para pihak (penggugat dan tergugat) diperintahkan memasuki ruang sidang;
3.Para pihak diperiksa identitasnya (surat kuasanya), demikian pula diperiksa surat
ijin praktik dari organisasi advokat;
4.Apabila kedua belah pihak lengkap maka diberi kesempatan untuk menyelesaikan
dengan perkara secara damai;
5.Ditawarkan apakah akan menggunakan mediator dari lingkungan PN atau dari
luar (lihat PERMA RI No.1 Tahun 2008);
6.Apabila tidak tercapai kesepakatan damai maka sidang dilanjutkan dengan
pembacaan surat gugat oleh penggugat/kuasanya;
7.Apabila perdamaian berhasil maka dibacakan dalam persidangan dalam bentuk
akta perdamaian yang bertitel DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN
YME;
8.Apabila tidak ada perubahan acara selanjutnya jawaban dari tergugat; (jawaban
berisi eksepsi, bantahan, permohonan putusan provisionil, gugatan rekonvensi);
9.Apabila ada gugatan rekonvensi tergugat juga berposisi sebagai penggugat
rekonvensi;
10.Replik dari penggugat, apabila digugat rekonvensi maka ia berkedudukan
sebagai tergugat rekonvensi;
11.Pada saat surat menyurat (jawab jinawab) ada kemungkinan ada gugatan
intervensi (voeging, vrijwaring, toesenkomst);
12.Sebelum pembuktian ada kemungkinan muncul putusan sela (putusan
provisionil, putusan tentang dikabulkannya eksepsi absolut, atau ada gugat
intervensi);
13.Pembuktian
14.Dimulai dari penggugat berupa surat bukti dan saksi;
15.Dilanjutkan dari tergugat berupa surat bukti dan saksi;
16.Apabila menyangkut tanah dilakukan pemeriksaan setempat;
17.Kesimpulan
18.Musyawarah oleh Majlis Hakim (bersifat rahasia);
19.Pembacaan Putusan;
20.Isi putusan: a. Gugatan dikabulkan, b. Gugatan ditolak, c. Gugatan tidak dapat
diterima;
21.Atas putusan ini para pihak diberitahu hak-haknya apakah akan menerima, pikir-
pikir atau akan banding. Apabila pikir-pikir maka diberi waktu selama 14 hari;
22.Dalam hal ada pihak yang tidak hadir maka diberitahu terlebih dahulu dan dalam
waktu 14 hari setelah pemberitahuan diberi hak untuk menentukan sikap.
Apabila waktu 14 hari tidak menentukan sikap maka dianggap menerima
putusan.

Anda mungkin juga menyukai