FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS YAPIS PAPUA 2023 1. Bagan Alur Persidangan Tingkat Pertama Perkara Pidana
2. Penjelasan Bagan Alur Persidangan Tingkat Pertama Perkara Pidana
a. Pada tahap pertama ini jaksa yang merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, serta memiliki wewenang lain yang berdasarkan undang-undang melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri melalui Panitera Muda Pidana ; b. Tahap kedua Panitia Muda Pidana memberikan tanda terima pelimpahan berkas; c. Tahap ketiga petugas pendaftaran memberikan nomor perkara dan mempersiapkan semua formulir dan dokumen yang dibutuhkan ke dalam berkas perkara; d. Tahap keempat Panitera/sekretaris memeriksa berkas, waktu yang dijalani dari tahap pertama sampai tahap keempat ini yaitu selama 2 (dua) hari ; e. Setelah Panitera/sekretaris memeriksa berkas, ketua PN memerlukan waktu selama 3 (tiga) hari kerja untuk menunjuk Majelis Hakim; f. Setelah penunjukan Majelis Hakim ,Panitera/Sekretaris menunjuk panitera pengganti; g. Tahap Ketujuh ,Petugas Pendaftaran memberikan berkas perkara kepada ketua majelis yang telah ditunjuk yang telah ditunjuk oleh ketua PN. h. Jelang sehari Ketua Majelis memeriksa dan mempelajari berkas,menetapkan hari sidang pertama paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya berkas.Pemberian berkas kepada Ketua Majelis paling lama 3 hari setelah penunjukan majelis hakim. i. Tahap kedelapan, Ketua Majelis melimpahkan ke Hakim Anggota untuk mempelajari perkara dan Penitera Pengganti menerima berkas perkara dan memberikan salinan penetapan hari kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan terdakwa; j. Tahap kesembilan, Jaksa Penuntut Umum memberitahu kepada terdakwa jadwal persidangan dan menghadirkan terdakwa pada Hari Persidangan yang telah ditentukan. k. Tahap terakhir pada persidangan tingkat pertama perkara pidana ,para pihak hadir pada jadwal yang telah ditentukan untuk sidang pertama.
a. Tahap pertama diawali dengan Majelis Hakim memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk membacakan surat dakwaan; b. Setelah pembacaan surat dakwaan, terdakwa ditanya apakah telah mengerti dan akan mengajukan eksepsi. c. Dalam terdakwa atau melalui Penasehat Hukumnya mengajukan eksepsi, maka diberi kesempatan untuk penyusunan eksepsi/keberatan dan kemudian Majelis Hakim menunda persidangan. d. Setelah pembacaan eksepsi terdakwa, dilanjutkan dengan tanggapan Penuntut Umum atas eksepsi; e. Selanjutnya Majelis Hakim membacakan putusan sela; f. Apabila eksepsi ditolak, maka persidangan dilanjutkan dengan acara pemeriksaan pokok perkara (pembuktian) g. Pemeriksaan saksi-saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum (dimulai dari saksi korban); h. Dilanjutkan saksi lainnya; i. Apabila ada saksi yang meringankan diperiksa pula, saksi ahli Witness/expert j. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap terdakwa; k. Setelah acara pembuktian dinyatakan selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara pembacaan Tuntutan (requisitoir) oleh Penuntut Umum; l. Kemudian dilanjutkan dengan Pembelaan (pledoi) oleh terdakwa atau melalui Penasehat Hukumnya; m. Replik dari Penuntut Umum; n. Duplik o. Putusan oleh Majelis Hakim.
a. Pemohon banding mengajukan banding pada petugas pendaftaran dan memberikan Memori Banding (apabila ada) dan apabila terdakwa dalam tahanan,maka mengirim Surat Permohonan Banding yang telah ditandatangani oleh Pemohon dan diketahui oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan ke PN; b. Setelah pemohon mengajukan banding petugas pendaftaran mencatat pendaftaran Permohonan Banding; c. Sehari kemudian Panitera Muda memeriksa Permohonan Banding; d. Kemudian panitera/sekretaris memeriksa permohonan banding dan menandatanganinya; e. Setelah permohonan banding diperiksa dan ditandatangani, petugas pendaftaran mengirim pemberitahuan banding, memori banding (apabila ada) dan Inzaghe (pemeriksaan berkas); f. Setelah 14-21 hari ,Petugas pendaftaran menerima kontra memori banding (apabila ada) dan Termohon dan mengirimkan salinan kepada Pemohon; g. Setelah 14 hari ,Petugas Pendaftaran mengirim burdel perkara ke pengadilan Tinggi .
Permohonan kasasi diajukan oleh pemohon kepada Panitera selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari sesudah putusan Pengadilan Tinggi diberitahukan kepada terdakwa/Penuntut Umum dan selanjutnya dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera. a. Permohonan kasasi yang melewati tanggang waktu tersebut, tidak dapat diterima,s elanjutnya Panitera membuat Akta Terlambat mengajukan Permohonan Kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. b. Dalam tanggang waktu 14 hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan mnemori kasasi (jika ada). Untuk ini petugas membuat Akta tanda terima memori kasasi/tambahan memori kasasi. c. Dalam pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hokum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alas an ia mengajukan permohonan tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya. d. Panitera memberitahukan dan menyerahkan memori kasasi/tambahan memori kasasi kepada pihak lain, dan dibuatkan relaasnya. e. Dalam hal pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, untuk itu panitera membuatkan aktanya dan berkas tidak dikirim ke MA, Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan surat Keterangan yang disampaikan kepada Pemohon Kasasi (SEMA No. 7 Tahun 2005). f. Terhadap perkara pidana yang diancam pidana paling lama 1 (satu) tahun dan / atau denda, putusan praperadilan tidakd apat diajukan kasasi. g. Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat format selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari setelah tenggang waktu mengajukan kontra memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi sudah dikirim ke Mahkamah Agung. h. Dalam hal permohonan kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam tahanan, Pengadilan Negeri paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya permohonan kasasi tersebut segera melaporkan kepada MA melalui surat atau dengan sarana-sarana elektronik. i. Selama perkara kasasi blm diputus oleh MA, pemohon kasasi dapat mencabut permohonannya. Dalam hal pencabutan dilakukan oleh Kuasa hokum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari terdakwa dan Panitera membuat Akat Pencabutan yang ditanda tangani oleh Pemohon Kasasi dan Panitera serta diketahui oleh KPN, selanjutnya Akta penccabutan kasasi tersebut dikirim ke MA. j. Dalam hal perkara telah diputus oleh MA, salinan putusan dikirim kepada Pengadilan Negeri untuk diberitahukan kepada terdakwa dan Penuntut Umum, untuk itu Panitera membuat relaas pemberitahuan putusan, dan foto copy relaas pemberitahuan putusan tersebut dikirim ke MA. k. Petugas buku register harus mencatgat dengan cermat dalam register terkait semua kegiatan yang berkenan dengan perkara kasasi dan pelaksanaan putusan.