A.Pra Peradilan
Setelah Jaksa Penuntut Umum menyerahkan berkas perkara ke pengadilan negeri tingkat
pertama,Pengadilan Negeri Tingkat Pertama yang berada di wilayah hukum tempat terjadinya perkara
berhak mengadili dan memutus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.Pengajuan PraPeradilan
oleh pihak tersangka harus menyertakan alasan yang jelas,jika tersangka terbukti tidak bersalah dirinya
berhak mendapatkan ganti kerugian dan rehabilitasi.Namun jika sebaliknya,perkara akan disidangkan di
pengadilan negeri dan status tersangka berubah menjadi terdakwa.
B.Persidangan
Pada saat perkara telah masuk dalam persidangan,kwtua pengadilan akanmenunjuknhakim yang akan
bertugas sebagai hakim ketua sidang.Selanjutnya hakim yang ditunjuk berhak menetapkan hari
pelaksanaan sidang.Hakim ketua sidang selanjutnya memanggil terdakwa untuk melakukan pemeriksaan
perkara.Dakam sidang pertama,saat semua anggota sidang telah hadir,baik terdakwa,JPU,saksi maupun
penasihat hukum,hakim ketua kemudian membuka jalannya sidang dengan didampingi dua hakim
anggota dan panitera.Tahapan berikutnya dalam persidangan pada acara pemeriksaan biasa adalah:
Setelah hakim ketua menanyakan identitas terdakwa,selanjutnya hakim ketuameminta kepada JPU untu
membacakan surat dakwaan yang berisi penjelasan dan fakta- fakta perbuatan mengenai tindak pidana
yang dilakukan terdakwa serta penjelasan unsur- unsur yuridis berupa pasal yaang dilanggar beserta
deliknya.
Terdakwa dapat mengajukan nota keberatan terhadap dakwaan JPU dalam hal dakwaan tidak
memenuhi syarat formil dan materiil sesuai pasal 143 ayat 2 huruf a dan b KUHAP pada surat dakwaan
Pemberian kesempatan kepada JPU untuk menanggapi eksepsi dan terdakwa atau kuasa hukumnya
4. Putusan Sela
Jika ada eksepsi ,majelis hakim mengeluarkan putusan sela yang isinya menerima eksepsi dari pihak
terdakwa atau tidak,jika diterima perkara terebut tidak dilanjutkan.Jika ditolak pemeriksan perkara
dilanjutkan.
5.Pembuktian
Dalam tahap ini,JPU maupun terdakwa diberi keempatan umtuk menunjukkan sekurang-kurangnya dua
alat bukti.Menurut pasal 184 ayat 1 KUHAP alat bukti yang sah adalah keterangan saksi,keterangan
ahli,surat,petunjuk,dan keterangan terdakwa
6.Pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum
8.Replik
9.Duplik
10.Putusan hakim
Majelis hakim menjatuhkan putusan kepada terdakwa berdasarkan proses pembuktian dan tanya jawab
selesai.Pemidanaan atas dasar KUHP dan UU diluar KUHP.Bila terdakwa keberatan dengan keputusan
hakim, maka dapat dilakukan upaya banding pada Pengadilan Tinggi,Jika di Pengadilan Tinggi terdakwa
mengalami kekalahan ,maka bisa dilanjutkan dengan upaya Peninjauan Kembali di tingkat Mahkamah
Agung