Anda di halaman 1dari 42

UPAYA HUKUM

BIASA & LUAR BIASA

Dr. Tri Mulyani, S.Pd., S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
TAK ADA GADING YANG TAK RETAK
Tak Ada Putusan Yang Sempurna
Sehingga putusan dapat saja terjadi kesalahan, maka perlu alat atau sarana hukum
untuk dapat memperbaiki putusan yaitu sering dinamakan UPAYA HUKUM

UPAYA HUKUM YANG DIMAKSUD:


1)UPAYA HUKUM BIASA
a.Perlawanan Terhadap Penetapan Dismissal
b.Banding
c.Kasasi
2) UPAYA HUKUM LUAR BIASA
a. Peninjauan Kembali
b. Kasasi Demi Kepentingan Hukum
1. UPAYA HUKUM BIASA

a. PERLAWANAN TERHADAP PENETAPAN DISMISSAL


Upaya hukum ini telah di kemukakan pada BAB IX tentang ACARA
PEMERIKSAAN SINGKAT

b. BANDING

PEMOHON : DASAR HUKUM : PASAL 122


Yang mengajukan permohonan pemeriksaan di tingkat banding kepada PT. TUN
adalah:
 Penggugat
 Tergugat
 Pihak ketiga yang masuk dalam sengketa TUN dan dikabulkan permohonannya
oleh pengadilan sebagai Penggugat Intervensi, dapat pula mengajukan
permohonan pemeriksaan di tingkat banding
PUTUSAN PENGADILAN YANG DAPAT DIPERIKSA DI TINGKAT
BANDING
DASAR HUKUM : Pasal 122,
Putusan yang dapat diperiksa di tingkat banding adalah “putusan PTUN” , baik
putusan akhir maupun bukan putusan akhir.
Dengan catatan : jika bukan putusan akhir, pengajuannya permohonan
pemeriksaan banding hanya dapat diajukan bersama – sama dengan putusan
akhir.

TENGGANG WAKTU PENGAJUAN BANDING


DASAR HUKUM : PASAL 123 AYAT (1)
Permohonan pemeriksaan di tingkat banding harus diajukan dalam tenggang waktu
14 hari menurut tanggal kalender setelah putusan PTUN diberitahukan secara
sah kepada Penggugat atau Tergugat
TATA CARA PENGAJUAN BANDING
Permohonan diajukan secara tertulis kepada PTUN yang menjatuhkan putusan,
yang dimohonkan pemeriksaan di tingkat banding.

DALAM PRAKTIK : jika Penggugat dan / atau Tergugat menagjukan


permohonan pemeriksaan ditingkat banding, maka Penggugat dan / atau
Tergugat MENGISI FORMULIR YANG TELAH DISEDIAKAN OLEH
PANITERA PTUN

Setelah itu, pemohon harus terlebih dahulu MEMBAYAR UANG MUKA BIAYA
PERKARA yang besarnya dataksir oleh Panitera.

Setelah membayar uang muka biaya perkara, PERMOHONAN PEMERIKSAAN


DI TINGKAT BANDING DICATAT OLEH PANITERA dalam daftar perkara

SELAMBATNYA 30 HARI SESUDAH PERMOHONAN PERIKSAAN DI


TINGKAT BANDING DICATAT, Panitera memberitahu Penggugat dan
Tergugat bahwa mereka dapat melihat berkas perkara di kantor PTUN .
Para pihak dapat MENYERAHKAN memori banding dan/atau kontra memori
banding, serta surat keterangan dan bukti kepada Panitera PTUN dengan ketentuan
bahwa salinan memori diberikan kepada pihak lainnya dengan perantara
PANITERA PENGADILAN

Selanjutnya SELAMBATNYA 60 Hari setelah pernyataan permohonan


pemeriksaan di tingkat banding, surat gugatan, jawaban, replik, duplik, kesimpulan,
alat-alat bukti, salinan putusan PTUN, berita acara sidang dan surat-surat lain yang
bersangkutan dengan berkas perkara, oleh panitera PTUN sudah HARUS DIKIRIM
kepada PT. TUN
PEMERIKSAAN BANDING

DASAR HUKUM : PASAL 127 AYAT (1)


Ditentukan bahwa PT. TUN memeriksa dan memutus perkara banding sekurang-
kurangnya 3 orang hakim, artinya bisa lebih dari 3 hakim (kalau di PTUN tidak
boleh lebih dari 3 hakim)

YANG DIPERIKSA DALAM PEMERIKSAAN TINGKAT BANDING


Adalah berkas perkara yang dikirim oleh Panitera PTUN, yang berupa : surat
gugatan, jawaban, replik, duplik, kesimpulan, memori banding, alat-alat bukti,
salinan putusan PTUN, berita acara sidang dan surat-surat lain yang bersangkutan
dengan berkas perkara
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
1)Jika PT. TUN berpendapat bahwa pemeriksaan PTUN kurang lengkap, maka PT.
TUN dapat mengadakan sidang sendiri untuk mengadakan pemeriksaan tambahan
atau memerintahkan PTUN yang bersangkutan melaksanakan pemeriksaan
tambahan itu

2)Terhadap PTUN yang menyatakan tidak berwenang memeriksa perkara yang


diajukan kepadanya, sedang PT. TUN berpendapat lain, PT. TUN dapat memeriksa
dan memutus sendiri perkara itu atau memerintahkan PTUN yang bersangkutan
melaksanakan pemeriksaan tambahan itu
PUTUSAN BANDING
Sebelum permohonan pemeriksaan di tingkat banding diputus oleh PT. TUN,
Permohonan tersebut dapat dicabut kembali oleh Pemohon.

Namun, apabila dalam hal permohonan pemeriksaan di tingkat banding dicabut,


maka tidak dapat diajukan lagi, meskipun jangka waktu untuk mengajukan belum
lampau.

Setelah PT. TUN menjatuhkan putusan, maka dalam waktu 30 hari setelah putusan,
Panitera PT. TUN wajib mengirim salinan putusan PT. TUN beserta berkas
perkaranya kepada PTUN yang memutus dalam pemeriksaan tingkat pertama
ADA PERTANYAAN ?

SILAHKAN !!!

Terima Kasih
C. KASASI
DASAR HUKUM : PASAL 131 AYAT (2)
Menunjuk Pasal 55 ayat (1) UU N0. 14/1985 JO. UU N0. 5/2004 jo. UU No.
3/2009 tentang MA yang menentukan bahwa pemeriksaan di tingkat kasasi untuk
perkara yang diputus oleh pengadilan di lingkungan peradilan TUN dilakukan
menurut UU N0. 14/1985 Jo. UU N0. 5/2004 jo. UU No. 3/2009 tentang MA

PEMOHON KASASI : DASAR HUKUM : PASAL 44 AYAT (1) UU N0.


14/1985 JO. UU N0. 5/2004 jo. UU No. 3/2009 tentang MA huruf a.
Yang mengajukan permohonan pemeriksaan di tingkat Kasasi adalah:
Penggugat atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu
Tergugat atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu
Pihak ketiga dalam hal ini adalah Penggugat Intervensi dalam pemeriksaan di
tingkat banding
PENGAJUAN PERMOHONAN KASASI

DASAR HUKUM : PASAL 143 UU MA


Permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah
menggunakan upaya hukum banding, kecuali ditentukan lain oleh UU.

PUTUSAN PENGADILAN YANG DAPAT DIPERIKSA DI TINGKAT KASASI


DASAR HUKUM : PASAL 131 AYAT (1)
“Putusan yang dapat diperiksa ditingkat kasasi adalah putusan tingkat terakhir pengadilan
(PT. TUN)

TENGGANG WAKTU PENGAJUAN KASASI


DASAR HUKUM : PASAL 46 AYAT (1) MA
Permohonan kasasi harus diajukan dalam tenggang waktu 14 hari setelah putusan PT. TUN
diberitahukan kepada pemohon DENGAN SURAT TERCATAT oleh Panitera.

Jika tenggang waktu 14 hari terlewati, tanpa ada permohonan kasasi dari pihak yang
berperkara, maka berdasarkan Pasal 46 ayat (2), DIANGGAP MENERIMA PUTUSAN
ALASAN PENGAJUAN PERMOHONAN KASASI :
DASAR HUKUM : PASAL 143 UU MA
MA dalam tingkat kasasi membatalkan putusan pengadilan dari semua lingkungan
peradilan, karena :
1)Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang
2)Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku
3)Lalai memenuhi syarat – syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang –
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan

YANG DINILAI DALAM PEMERIKSAAN DI TINGKAT KASASI


Adalah masalah hukumnya saja, sedangkan masalah yang lainnya tidak dinila dan
tetap seperti yang terdapat dalam putusan PT. TUN yang dimohonkan pemeriksaan
di tingkat kasasi

DALAM PRAKTIK : masing – masing alasan kasasi dikembangkan dan


ditafsirkan oleh hakim kasasi, sehingga kadang sulit bagi yang berperkara untuk
dapat menangkap alasan kasasi yang mana yang digunakan sebagai dasar
pembatalan putusan pengadilan tingkat banding yang dimohonkan kasasi
TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KASASI : PASAL 46 UU MA
Permohonan kasasi diajukan tertulis kepada MA melalui Panitera PTUN yang telah memutus
perkaranya.

DALAM PRAKTIK : Penggugat atau Tergugat mengajukan pemeriksaan di tingkat kasasi,


Penggugat atau Tergugat mengisi formulir yang disediakan oleh Panitera.

Setelah itu, Penggugat atau Tergugat harus membayar biaya perkara.


Setelah dibayar, maka permohonan pemeriksaan di tingkat kasasi di catat oleh Panitera
dalam daftar perkara.

Selambatnya dalam tenggang waktu 30 hari setelah permohonan kasasi terdaftar, panitera
memberitahukan secara tertulis mengenai permohonan pemeriksaan di tingkat kasasi tersebut
kepada pihak lawan pemohon.

Pemohon dalam waktu 14 hari setelah di catat dalam buku daftar perkara wajib mengajukan
Memori kasasi yang di dalamnya dicantumkan alasan-alasan untuk pengajuan permohonan
pemeriksaan di tingkat kasasi
Setelah Panitera menerima memori kasasi dari pemohon, selanjutnya panitera
mengirimkan salinan memori kasasi kepada pihak lawan dari pemohon.

Pihak lawan dari pemohon, mempunyai hak untuk mengajukan surat jawaban atau
kontra memori kasasi kepada panitera dalam tenggang waktu 14 hari sejak tanggal
diterimanya salinan memori kasasi

Setelah menerima memori kasasi dan kontra memori kasasi, panitera mengirimkan
permohonan pemeriksaan di tingkat kasasi beserta berkas perkaranya ke MA dalam
waktu selambatnya 30
PEMERIKSAAN PERKARA DI TINGKAT KASASI
PASAL 40 AYAT (1) UU NO. 14/85 UU N0. 14/1985 JO. UU N0. 5/2004 jo. UU
No. 3/2009 tentang MA
MA memeriksa perkara dan memutus perkara sengketa TUN di tingkat kasasi
sekurang-kurangnya 3 hakim.

Pemeriksaan di tingkat kasasi dilakukan oleh MA berdasarkan surat – surat atau


berkas perkara saja dan HANYA Jika dipandang perlu, MA dapat mengambil
tindakan :
1)Mendengar sendiri para pihak atau para saksi, atau
2)Memerintahkan pengadilan tingkat pertama atau pengadilan tingkat banding yang
memutus perkara tersebut mendengar para pihak atau para saksi

Apabila MA membatalkan putusan pengadilan dan mengadili sendiri perkara


tersebut, maka dipakai hukum pembuktian yang berlaku di pengadilan tingkat
pertama
PENCABUTAN PERMOHONAN
DASAR HUKUM : PASAL 49 AYAT (1) UU N0. 14/85 UU N0. 14/1985 JO.
UU N0. 5/2004 Jo. UU No. 3/2009 tentang MA
Sebelum permohonan pemriksaan di tingkat kasasi diputus, permohonan tersebut
dapat dicabut kembali oleh pemohon.

Dan jika dicabut, maka pemohon tidak dapat lagi mengajukan permohonan
pemeriksaan di tingkat kasasi dalam perkata tersebut, meskipun tenggang waktu
pengajuan kasasi belum lampau.

DASAR HUKUM PENGAMBILAN PUTUSAN : PASAL 52 UU MA


MA tidak terikat pada alasan – allasan yang diajukan oleh pemohon kasasi dan
dapat memakai alasan – alasan hukum lain.

Alasan hukum lain adalah alasan hukum yang tidak dipergunakan sebagai dasar
hukum dalam mengajukan permohonan pemeriksaan di tingkat kasasi oleh
pemohon seperti yang terdapat dalam memori kasasinya, tetapi masih terbatas pada
alasan yang dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) UU MA
PASL 53 AYAT (1) & (2) :
Setelah MA menjatuhkan putusan terhadap permohonan pemeriksaan di tingkat
kasasi yang diajukan oleh pemohon, maka salinan putusan MA dikirimkan kepada
ketua pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.

Selanjutnya putusan MA oleh pengadilan tingkat pertama diberitahukan kepada


kedua belah pihak selambatnya 30 hari setelah putusan dan berkas perkara diterima
oleh pengadilan tingkat pertama tersebut.
ADA PERTANYAAN ?

SILAHKAN !!!

Terima Kasih
2) UPAYA HUKUM LUAR BIASA

a. Peninjauan Kembali
DASAR HUKUM : PASAL 132 ayat (2) UU PTUN menunjuk pada Pasal
77 ayat (1) UU MA :
Yang menentukan bahwa dalam pemeriksaan peninjauan kembali
dipergunakan UU MA.
LANJUTAN

PEMOHON :
DASAR HUKUM : PASAL 68 ayat (1) UU MA
Yang mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali adalah:
 Penggugat atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara khusus
dikuasakan untuk itu
 Tergugat atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara khusus
dikuasakan untuk itu
PUTUSAN PENGADILAN YANG DAPAT DIAJUKAN PEMERIKSAAN
PENINJAUAN KEMBALI
DASAR HUKUM : Pasal 132 ayat (1) UU MA
Putusan yang dapat diajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali adalah
“putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap”
ALASAN PENGAJUAN PEMERIKSAAN PENINJAUAN KEMBALI
DASAR HUKUM : Pasal 67 huruf a, b, c, d, e dan f UU MA
Putusan perkara sengketa TUN yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, hanya dapat
diajukan berdasarkan alasan :
a.Apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti2 baru yang kemudian oleh
hakim pidana dinyatakan palsu
b.Apabila perkara setelah diputus, ditemukan surat2 bukti yang bersifat menentukan yang
pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
c.Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih daripada yang dituntut
(Ultra Petita)
d.Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan
sebab-sebabnya
e.Apabila antara pihak2 yang sama, mengenai suatu hal sama, atas dasar yang sama oleh
pengadilan yang sama atau sama tingkatannya telah diberikan putusan yang bertentangan
satu dengan yang lain (ne bis in idem).
f.Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang
nyata
Keterangan
Ad. a.
Untuk dapat mempergunakan alasan suatu kebohongan atau tipu muslihat untuk
mengajukan permohonan PK, putusan pengadilan tersebut adalah putusan yang
DIJATUHKAN ATAS DASAR KEBOHONGAN atau TIPU MUSLIHAT, yang
dilakukan oleh PIHAK LAWAN PEMOHON.

ALASAN YANG TIDAK DAPAT DIPERGUNAKAN SEBAGAI ALASAN UNTUK


MENGAJUKAN PERMOHONAN PK Sbb:
Pihak lawan dari pemohon dalam proses pemeriksaan di sidang pengadilan memang
benar telah melakukan kebohongan atau tipu muslihat, tetapi putusan pengadilan tidak
sampai dijatuhkan atas dasar kebohongan atau tipu muslihat yang telah dilakukan oleh
pihak lawan dari pemohon
Putusan pengadilan yang diajukan permohonan pemeriksaan PK, dijatuhkan tidak
semata-mata atas dasar kebohongan atau tipu muslihat yang telah dilakukan oleh pihak
lawan dari pemohon
Kebohongan atau tipu muslihat yang dilakukan oleh pihak lawan dari pemohon telah
diketahui oleh pemohon sebelum perkaranya diputus
ADANNYA KEBOHONGAN ATAU TIPU MUSLIHAT, PERLU TERLEBIH
DAHULU ADA PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI
KEKUATAN HUKUM TETAP
Keterangan
Ad. b.
Untuk dapat mempergunakan alasan bahwa perkara setelah diputus,
ditemukan surat – surat bukti yang bersifat menentukan yang pada waktu
perkara diperiksa tidak dapat ditemukan, sebagai alasan PK, harus dipenuhi
syarat – syarat sbb :
Surat – surat bukti ditemukan setelah perkara diputus
Artinya surat – surat bukti ditemukan setelah putusan terhadap perkara
tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap

Surat – surat bukti sifatnya menentukan


Artinya terbukti atau tidak terbuktinya perkara tersebut tergantung semata –
mata dari adanya surat – surat bukti yang dimaksud
Ad. c.
Keterangan
Untuk dapat mempergunakan alasan bahwa telah dikabulkan suatu hal yang tidak
dituntut atau lebih daripada yang dituntut, INDROHARTO menyimpulkan bahwa
Hakim TUN tidak dapat memutus ULTRA PETITA (memutus lebih dari yang dituntut
dalam surat gugatan).

CATATAN :
Hakim TUN pada dasarnya tidak boleh memutus tentang hal – hal yang berada di luar
batas permasalahan dan isi dari keputusan Badan atau Pejabat TUN yang digugat itu.

Hakim TUN hanya dapat memeriksa dan memutus tentang hal2 yang langsung terkait
dengan permasalahan pokok yang digugat, walaupun hal itu tidak dimohonkan untuk
diputus oleh penggugat.

Yang menjadi dasar pertimbangan apakah keputusan Badan atau Pejabat TUN itu
sejalan dengan tatanan hukum yang ada dan berlaku, namun apabila menyimpang,
maka hakim TUN berkewajiban untuk membatalkan keputusan yang digugat,
walaupun hal itu tidak dimohonkan untuk diputus oleh penggugat.
PENYIMPANGAN HARUS DILURUSKAN OLEH HAKIM
Keterangan
Ad. d
Untuk dapat mempergunakan alasan bahwa mengenai sesuatu bagian dari
tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya, artinya adalah
sesuatu bagian dari tuntutan tambahan yaitu tuntutan ganti rugi dan/atau
tuntutan rehabilitasi

INDROHARTO, mengemukakan bahwa sekalipun penggugat itu jelas bukan


orang yang berhak atas ganti rugi maupun rehabilitasi, tetapi apabila dalam
gugatannya ada tuntutan yang sedemikian, hakim wajib memutuskannya dan
menyebutkan putusannya itu dalam diktum putusan akhir
Keterangan
Ad. e
Untuk dapat mempergunakan alasan bahwa antara pihak – pihak yang sama, mengenai
suatu hal sama, atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama atau sama
tingkatannya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain (ne bis
in idem).

Syaratnya:
Para pihak dalam perkara sengketa TUN yang sudah diputus adalah sama dengan
para pihak dalam perkara sengketa TUN yang diputus kemudian
Yang dituntut, yaitu KTUN yang diselengketakan yang terdapat dalam perkara TUN
yang sudah diputus dengan yang terdapat dalam perkara sengketa TUN yang diputus
kemudian adalah sama
Pengadilan yang menjatuhkan putusan terhadap perkara sengketa TUN adalah sama
atau sama tingkatannya dengan pengadila yang menjatuhkan putusan kemudian
Jika permohonan PK atas dasarnya adalah adanya PERTENTANGAN PUTUSAN
YANG LAMA DENGAN YANG BARU DIBENARKAN, maka dalam pemeriksaan
PK, putusan yang baru akan dibatalkan dan para pihak dikembalikan dalam keadaan
sebelum putusan yang baru dijatuhkan
Keterangan
Ad. f
Untuk dapat mempergunakan alasan bahwa dalam suatu putusan terdaat suatu
kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Dalam hal ini tidak dimaksudkan untuk memberi peluang ditafsirkan bawa
apabila majelis PK berbeda pendapat atau berbeda dalam penilaian mengenai
soal hukum, lalu dibenarkan untuk menganggap bahwa majelis hakim yang
putusannya dimohonkan PK telah berbuat khilaf atau melakukan suatu
kekeliruan yang nyata.
TENGGANG WAKTU PENGAJUAN PEMERIKSAAN PENINJAUAN
KEMBALI
DASAR HUKUM : PASAL 69 UU MA
Permohonan pemeriksaan peninjauan kembali harus diajukan dalam tenggang
waktu 180 hari untuk :
a.Alasan mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 huruf a UU No. 14/1985 tentang MA, dihitung sebagai
berikut :
Sejak diketahui adanya kebohongan atau tipu muslihat, atau
Sejak putusan hakim pidana memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah
diberitahukan kepada para pihak yang beperkara

b. Alasan mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b UU No. 14/1985 tentang MA,
dihitung sejak ditemukan surat – surat bukti yang bersifat menentukan yang pada
waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan
c. Alasan mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf c, d, dan f UU No. 14/1985
tentang MA, dihitung sejak putusan memperoleh hukum tetap dan telah
diberitahukan kepada para pihak yang berperkara

d. Alasan mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf e UU No. 14/1985 tentang MA,
dihitung sejak putusan terakhir dan bertentangan itu memperoleh kekuatan
hukum tetap dan telah diberitahukan kepada pihak yang beperkara
TATA CARA PENGAJUAN PENINJAUAN KEMBALI
Permohonan diajukan oleh pemohon kepada MA melalui Ketua Pengadilan yang memutus
perkara dalam tingkat pertama, dengan membayar biaya perkara yang diperlukan (Pasal
70)

Permohonan diajukan secara tertulis dengan menyebutkan sejelas2nya alasan yang dijadikan
dasar permohonan itu, dan dimasukkan di Kepaniteraan Pengadilan yang memutus dalam
tingkat pertama (Pasal 71).

Jika pemohon tidak dapat menulis, dapat menguraikan permohonannya secara lisan di
hadapan ketua pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama, atau hakim
yang ditunjuk untuk membuat catatan tentang permohonan tsb

Setelah Ketua Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama menerima
permohonan PK, maka dalam waktu 14 hari memberikan atau mengirimkan salinan
permohonan tersebut kepada pihak lawan dari pemohon, dengan maksud :
 Dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 huruf a atau huruf b agar pihak lawan mempunyai kesempatan
untuk mengajukan jawabannya
 Dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas salah satu alasan yang
tersebut pada Pasal 67 huruf c sampai dengan f, agar dapat diketahui
Tenggang waktu bagi pihak lawan untuk mengajukan jawaban sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf a, adalah 30 hari setelah tanggal diterimanya salinan
permohonan peninjauan kembali

Surat jawaban diserahkan atau dikirimkan kepada pengadilan yang memutus


perkara dalam tingkat perama dan pada surat jawaban itu oleh panitera dibubuhi
cap, hari serta tanggal diterimanya jawaban tersebut, yang salinannya disampaikan
atau dikirimkan kepada pihak pemohon untuk diketahui.

Permohonan tersebut lengkap dengan berkas perkara beserta biayanya, oleh


panitera dikirimkan kepada MA selambatnya dalam jangka waktu 30 hari
PEMERIKSAAN PENINJAUAN KEMABALI

MA berwenang memerintahkan pengadilan yang memeriksa dalam tingkat pertama


atau pengadilan tingkat banding, untuk mengadakan pemeriksaan tambahan atau
meminta segala keterangan serta pertimbangan dari pengadilan yang dimaksud

Pengadilan setelah melaksanakan perintah MA tersebut segera mengirimkan berita


acara pemeriksaan tambahan serta pertimbangannya ke MA

Dalam hal MA mengabulkan permohonan peninjauan kembali, MA membatalkan


putusan yang dimohonkan peninjauan kembali tersebut dan selanjutnya memeriksa
serta memutus sendiri perkaranya

MA menolak peninjauan kembali dalam hal MA berpendapat bahwa permohonan


itu tidak beralasan
PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Setelah MA menjatuhkan putusan, maka salinan putusan MA tersebut dikirimkan
kepada pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama dan selanjutnya panitera
menyampaikan salinan putusan itu kepada pemohon serta memberitahukan putusan
itu kepada pihak lawan dari pemohon dengan memberikan salinannya selambatnya
dalam waktu 30 hari
ADA PERTANYAAN ?

SILAHKAN !!!

Terima Kasih
2) UPAYA HUKUM LUAR BIASA

b. KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM


PEMOHON :
DASAR HUKUM : PASAL 45 ayat (1) UU No. 14/1985 tentang MA
Yang mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum
HANYA JAKSA AGUNG karena jabatannya saja

Dengan demikian, penggugat atau tergugat tidak mempunyai hak untuk


mengajukan pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum

Permohonan pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum hanya dapat diajukan


1 kali saja
PUTUSAN PENGADILAN YANG DAPAT DIAJUKAN PEMERIKSAAN
KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM

DASAR HUKUM : Pasal 45 ayat (1) UU No. 14/1985 tentang MA


Yang dapat diajukan pemeriksaan kasasi demi kepentingan hukum adalah HANYA
PUTUSAN PENGADILAN TINGKAT PERTAMA atau TINGKAT BANDING
saja.

Akan tetpi, putusan pengadilan tersebut harus telah mempunyai kekuatan hukum
tetap
TENGGANG WAKTU PENGAJUAN KASASI DEMI KEPENTINGAN
HUKUM

Tidak ada ketentuan tentang tenggang waktu yang harus dipenuhi oleh JAKSA
AGUNG karena jabatannya jika mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi
demi kepentingan hukum

Ketentuan tenggang waktu yang ada, hanya ketentuan tenggang waktu untuk
mengajukan permohonan pemeriksaan di tingkat kasasi yang bukan demi
kepentingan hukum

Dengan demikian, dapat saja JAKSA AGUNG karena jabatannya mengajukan


permohonan pemeriksaan kasasi demi hukum lewat waktu 14 hari setelah adanya
pemberitahuan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
ALASAN PENGAJUAN KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM

Alasan yang dipergunakan oleh JAKSA AGUNG untuk mengajukan permohonan


kasasi adalah DEMI KEPENTINGAN HUKUM

Oleh karena itu, alasan dari JAKSA AGUNG untuk mengajukan permohonan
kasasi demi kepentingan hukum tidak terikat pada hanya alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) UU NO. 14/85 JO. UU NO. 4/2004 saja

Dikatakan demi kepentingan hukum karena putusan yang diajukan permohonan


kasasi tersebut, sama sekali tidak akan mempengaruhi sah atau tidak sahnya KTUN
yang disengketakan, karena putusan perkara sengketa TUN yang berkaitan dengan
KTUN tersebut, putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Permohonan kasasi demi kepentingan hukum diajukan, KARENA DALAM


PUTUSAN PENGDILAN TERDAPAT KESALAHAN YANG JIKA TIDAK
DIADAKAN PERBAIKAN, DIKHAWATIRKAN AKAN DIIKUTI OLEH
PENGADILAN YANG LAIN
TATA CARA PENGAJUAN PENGAJUAN KASASI DEMI KEPENTINGAN
HUKUM
Tata cara untuk mengajukan permohonan kasasi demi kepentingan hukum adalah
SAMA DENGAN TATA CARA MENGAJUKAN KASASI bukan demi
kepentingan hukum

PEMERIKSAAN
Pemeriksaan terhadap adanya permohonan kasasi demi kepentingan hukum adalah
SAMA DENGAN PEMERIKSAAN KASASI bukan demi kepentingan hukum

PUTUSAN
Putusan kasasi demi kepentingan hukum mengikuti ketentuan tentang putusan
kasasi yang bukan demi kepentingan hukum
Hanya saja putusan kasasi tersebut tidak boleh sampai merugikan pihak yang
beperkara
ADA PERTANYAAN ?

SILAHKAN !!!

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai