TENGGANG WAKTU
PENGAJUAN GUGATAN
1. Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara (Pasal 55 UU PTUN);
2. Perhitungan tenggang waktu sembilan puluh hari tersebut adalah :
dituju Keputusa dihitung sejak yang bersangkutan pertama kali mengetahui keputusan
yang merugikan kepentingannya;
Dalam hal terdapat upaya administratif, maka tenggang waktu dihitung sejak
1. TATA CARA
PENDAFTARAN GUGATAN
1. Penggugat/kuasanya datang ke Kepaniteraan pengadilan dan menghadap
Petugas Meja I (satu) dengan menyerahkan :
1. Surat gugatan paling sedikit 6 (enam) eksemplar;
2. Soft file gugatan dan compact disk (CD);
3. Fotokopi kartu tanda penduduk prinsipal;
4. Fotokopi surat keputusan yang digugat apabila ada pada
penggugat;
5. Surat kuasa khusus (apabila diwakili kuasa hukum) dengan
melampirkan fotokopi kartu advokat, kartu tanda penduduk dan
berita acara sumpah
2. Petugas Meja I memeriksa kelengkapan berkas, dan meneruskan berkas
yang telah
4. Setelah Penggugat menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas
layanan bank, Penggugat meyerahkan slip bank dan SKUM kepada Petugas Meja
I/kasir.
4. Penggugat juga dapat membayar panjar biaya perkara melalui mesin EDC
(mesin gesek kartu debit/kredit) merchand BRI yang tersedia di kasir/petugas meja
I, dengan ketentuan apabila pembayaran tidak menggunakan kartu BRI, maka
akan dikenakan pemotongan biaya transaksi sesuai kebijakan
4. Pemegang kas setelah meneliti slip bank atau mencetak struk bukti
transaksi EDC, kemudian memberi tanda lunas dalam SKUM dan menyerahkan
kepada
10. Nomor Perkara sesuai dengan nomor pada SKUM, yaitu: “nomor urut”/G/tahun
daftar/PTUN-Dps., dan apabila termasuk dalam gugatan lingkungan hidup maka
diberikan kode khusus, yaitu : “nomor urut”/G/LH/tahun daftar/PTUN-Dps.
10. Petugas Meja I menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan yang telah
diberi nomor register kepada
10. Pendaftaran gugatan selesai, kepada para pihak akan dipanggil melalui surat
tercatat agar menghadap ke pengadilan untuk acara dismissal proses,
pemeriksaan persiapan atau acara persidangan untuk acara
“alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik.”
Suatu Keputusan Tata Usaha Negara dinilai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
apabila keputusan itu:
Misalnya: suatu keputusan ditingkat banding administratif, yang dengan salah, menyatakan bahwa
gugatan penggugat diterima, atau tidak diterima.
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat
diterimanya atau diumumkannya keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.”
Ketentuan ini berarti, sesudah tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung saat diterimanya atau
diumumkannya keputusan Badan atau Pejabat TUN dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvakelijk
verklaard) oleh pengadilan, dan keputusan TUN yang dianggap melawan hukum atau merugikan
orang atau badan hukum perdata dinyatakan sah, dan tidak dapat diubah lagi melalui proses hukum.
Khusus terhadap keputusan yang dianggap ada berdasarkan pasal 3 (2) Undang-Undang Peratun,
maka tenggang waktu 90 hari tersebut terhitung setelah lewatnya tenggang waktu yang ditentukan
peraturan dasarnya.
Misalnya:
Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian: “Dalam hal
pengesahan permintaan akte pendirian ditolak, alasan penolakan diberikan kepada pendiri secara
tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan”.
Ketentuan Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang No 25 Tahun 1992: “Pengesahan akta pendirian
diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan
pengesahan”.
Contoh:
Permintaan diterima pada tanggal 1 April 2007, badan atau pejabat Tata Usaha Negara wajib
memberikan keputusan terhadap permohonan tersebut palng lambat pada tanggal 1 Juni 2007
(keputusan tersebut dapat menolak atau mengabulkan permintaan). Apabila permintaan ditolak,
maka gugatan atas penolakan itu adalah 29 Agustus 2007. Sesudah itu permintaan tersebut tidak lagi
mempunyai hak untuk diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.
“Dalam hal terdapat kekurangan dalam kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Direktorat Jenderal meminta agar kelengkapan persyaratan tersebut dipenuhi dalam waktu
paling lama 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman surat permintaan untuk memenuhi
kelengkapan persyaratan tersebut”.