Anda di halaman 1dari 5

ALASAN GUGATAN DALAM PERSEPEKTIF PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Berdasarkan Pasal 53 ayat 2 UU No. 5 Tahun 1986 Tentang PTUN, alasan-alasan yang dapat
dilakukan gugatan ke PTUN terdiri dari:

1)    Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

2)    Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan keputusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud
diberikannya wewenang tersebut;

3)    Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan atau tidak mengeluarkan
keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah mempertimbangkan semua kepentingan
yang tersangkut dengan keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak
pengambilan keputusan tersebut.

Kepentingan dalam hubungannya dengan Keputusan Tata Usaha Negara yang bersangkutan,
Penggugat harus dapat menunjukan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang digugatnya itu
merugikan dirinya secara langsung.
REPORT THIS AD

Mengenai apa yang dimaksud dengan “Kepentingan” berkaitan dengan sengeketa di PTUN,
maka yang dimaksud yang memililk “kepentingan” adalah Pemohon. Kepentingan Penggugat
yang dirugikan harus bersifat “langsung terkena”, artinya kepentingan tersebut tidak boleh
terselubung di balik kepentingan orang lain.

Berkaitan dengan permohonan gugatan perkara di PTUN, apabila putusan badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara tidak menguntungkan bagi pemohon maka Pemohon dapat melakukan
gugatan.

Sebagai permohonan sudah tentu tidak setiap gugatan harus diterima oleh pengadilan di
lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, jika syarat-syarat formal dari gugatan belum atau tidak
dipenuhi, hal tersebut harus diperhatikan oleh Penggugat, agar syarat-syarat formal dalam
perkara sengketa pendaftaran tanah wajib terpenuhi agar permohonan gugatan diterima.

Apabila seandainya gugatan diterima, belum tentu gugatan tersebut dikabulkan, karena
dikabulkan atau tidak dikabulkannya gugatan, sangat tergantung dari dapat atau tidak dapat
dibuktikannya gugatan dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti berdasarkan keyakinan
hakim.
SYARAT MEMBUAT GUGATAN PERSPEKTIF PERADILAN TATA USAHA
NEGARA
1. Syarat Formal
Pasal 56 (1) UU no 5 tahun 1986 Jo uu no 9 tahun 2004 menentukan bahwa suatu gugatan harus
memuat

a.        Identitas Penggugat


1).     Nama lengkap Penggugat
2).     Kewarganegaraan Penggugat
3).     Tempat Tinggal penggugat
4).     Pekerjaaan penggugat

b.       Identitas Tergugat


1).     Nama., Jabatan, Misalnya : Kepal Dinas…, Bupati…., Gubenur…., Menteri…, Camat…,
Lurah….dan sebgainya
2).     Tempat kedudukan tergugat

c.        Tenggang waktu mengajukan gugatan


Gugatan terhadap suatu Keputusan/Penetapan tertulis atau yang disamakan dengan itu, hanya
dapat dilakukan dalam tenggang waktu 90 hari terhitung sejak keputusan itu:
1.       Setelah diterima atau dikeluarkan SK.
2.       Setelah 4 bulan dilakukan permintaan dikeluarkan SK.
3.       Setelah banding administratif.
Sehubungan dengan masalah tenggang waktu mengajukan gugatan ini, juga agar diperhatikan
ketentuan dalam Pasal 3 UU No. 5 Tahun 1986 Jo. UU No. 9 Tahun 2004, yakni dalam hal
Pejabat atau Badan Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara yang
menjadi kewajibannya, maka setelah lewat jangka waktu yang diatur dalam perundang-undangan
dimaksud dapat diajukan gugatan Tata Usaha Negara. Peghitungan tenggang waktu daluwarsa
mengajukan gugatan dalam hal demikian, adalah sejak lewat waktu yang diatur dalam
perundang-undangan dimaksud dapat diajukan gugatan Tata Usaha Negara. Perhitungan
tenggang waktu daluwarsa mengajukan gugatan dalam hal demikian, adalah sejak lewat waktu
yang diatur dalam perundang-undangan tersebut. Atau kalau tidak ada ketentuan tenggang
waktu, maka setelah lewat waktu tiga bulan.

d.       Diberi Tanggal


Suatu gugatan biasanya diberi tanggal, hal ini berkaitan dengan tenggang waktu untuk
mengajukan gugatan. Dari tanggal surat gugatan akan diketahui apakah gugatan sudah
daluwarsa, maka hendaknya ada uraian dalam gugatan tentang kapan keputusan yang digugat itu
disampaikan atau diketahui oleh Penggugat ini untuk menghilangkan daluwarsa, akan tetapi hal
itu harus dibuktikan kemudian dalam acara pembuktian Demikian juga gugatan yang premature
(belum saatnya diajukan gugatan) akan diketahui dari tanggal gugatan itu.

e.        Ditandatangani
Suatu surat gugatan haruslah ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh kuasanya yang sah untuk
itu. Surat gugatan tidak perlu diberi materai, karena biaya materai tersebut telah dihitung dalam
biaya perkara (SEMA No. 2 Tahun 1991).

2. Syarat Material/Substansial:
Syarat material (substansial) suatu gugatan Tata Usaha Negara, meliputi :
1.       Obyek Gugàtan
Dasar gugatannya: Keputusan TUN berupa
-    Penetapan tertulis Pejabat TUN (menyangkut formalnya dalam pembuktian sèhingga
memo/nota dapat memenuhi syarat tertulis, asalkan jelas Pejabat yang mengeluarkan, isinya
kepada siapa ditujukan.
-    Berisikan tindakan hukum TUN (Mengeluarkan keputusan/Beschikking yang bersifat Konkret
(nyata tidak abstrak,misalnya keputusan pengosongan rumab,ijin usaha atau pemecatan
pegawai). Individual (yang dituju perorangan. kalaupun umum maka nama-nama disebutkan).
Final (sudah definitive sehingga menimbulkan akibat hukum, kalau masih memerlukan
persetujuan atasan atau instansi lain belum menunjukkan hak dan kuwajiban).
-    Objek gugatan harus disebutkan secara jelas di dalam surat gugatan. Misalnya dalam Perkara
Tata Usaha Negara No. 01/G/l 994/PTUN-MDN, tanggal 14 November 1994, objek gugatanya
adalah Sertifikat Tanali Hak Guna Bangunan (HGB) No. 22 tertanggal 7 Januari 1982 atas nama
M.KADIRAN.
2.       Posita.Gugatan
Posita atau dasar-dasar gugatan, benisikan dalil Penggugat untuk mengajukan gugatan. yang
diuraikan secara ringkas dan sederhana. Posita ini, meliputi :

ØFakta Hukum Fakta Hukum berisi fakta-fakta secara kronologis tentang adanya hubungan hukum
antara Penggugat dengan Tergugat maupun dengan objek.gugatan. Dalam fakta hukum ini juga
harus diuraikan kapan keputusan yang menjadi obyek gugatan dikeluarkan, atau diberitahukan
kepada penggugat atau kapan mulai merasa kepentingan terganggu karena adanya keputusan
tersebut
ØKualifikasi Perbuatan Tergugat, Dalam gugatan harus diuraikan secara ringkas dan tegas serta
jelas tentang kualifikasi kesalahan dari tergugat. Sebagaiman dimaksud dalam pasal 53 (2) UU
no 5 tahun 1986 Jo II No 9 tahun 2004 misalkan dalam perkara tata usaha Negara no 01/G/1994/
PTUN –MDN merumuskan kualifikasi perbuatan / kesalahan tergugat, sebagai berikut:
Bahwa Perbuatan tergugatr menerbitkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No 22 tahun
1982 atas nama rektor universitas Grahandika sedangkan tanah tersebut selama ini dikuassi oleh
penggugat.tanpa adanya ganguan dari pihak manapun adalah jelas sesuatu yang bertentangan
dengan hukum atau perbuatan yang sewenag-wenang yang sangat merugikan penggugat

ØUraikan Kerugian Penggugat


Seandainya akibat perbuatan tergugat menerbitkan keputusan yang disengketakan itu telah
menimbulkan kerugian bagi penggugat, maka hal itu dapat digugat dalam Gugatan Tata Usaha
Negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 1991 ganti rugi itu maksimum sebesar
Rp. 15.000.000,-. (Lima Belas Juta Rupiah), oleh karenanya diuraikan secara rinci tentang
kerugian yang timbul tersebut.

Ø  Petitum
Adalah kesimpulan gugatan yang berisikan hal-hal yang dituntut oleh penggugat untuk
diputuskan oleh hakim. Petitum itu umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
-          Mengabulkan/ menerima gugatan Penggugat seluruhnya
-  Menyatakan perbuatan Tergugat adalah perbuatan yang sewenwg-wenang atau pernbutan yang
bertentangan dengan Undang- Undang
-          Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan No…. Tanggal …… yang dikeluarkan oleh
tergugat:
-          Menghukun tergugat untuk membayar ganti kerugian sebesar Rp……………. Kepada
Penggugat (Jika ada)
-          Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini untuk
semua tingkatan

Petitum (apa yang menjadi tuntutan/ yang diminta)


Ada 3 (tiga) alternatif:
1.       Pembatalan atau menyatakan tidak sah SK yang dikeluarkan Tergugat.
2.       Ganti rugi
3.       Rehabilitasi
4.       Bisa mengajukan penangguhan pelaksanaan SK

Dalam hal ada gugatan privisi maka hal tersebut harus diuraikan terlebih dahulu setelah identitas
para pihak dan objek gugatan diuraikan. Gugaatn provisi itu dapat menyangkut tindakan tertentu
yaitu: menunda pelaksanaan keputusan Usaha Negara yang disengketakan sampai ada putusan
Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Atau untuk megizinkan penggugat berperkara secara
prodeo atau Cuma-Cuma.atau mungkin juga untuk meminta suatu perkara diperiksa dengan
acara cepat, Untuk itu harus dikemukakan alasan-alasanya dalam gugatan provisi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai