7.Apabila pemohonan dinilai belum lengkap, Panitera memberitahukan kepada Pemohon tentang
kelengkapan permohonan yang harus dilengkapi dan Pemohon wajib melengkapinya dalam
waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan berkas belum lengkap.
8.Dalam hal kelengkapan permohonan tidak dipenuhi, maka Panitera mengembalikan berkas
permohonan kepada Pemohon dan menyatakan bahwa permohonan tersebut tidak diregistrasi
dalam buku register perkara disertai dengan pengembalian berkas permohonan.
9.Permohonan dapat diajukan kembali dengan permohonan baru disertai dengan kelengkapan
permohonan.
10.Permohonan yang sudah lengkap dan memenuhi persyaratan dicatat dalam Buku Register
Perkara dan diberi nomor perkara dengan kode penomoran.
11. Panitera memberikan akta sebagai bukti pencatatan permohonan.
12.Dalam permohonan yang telah diregister kemudian dicabut, maka Panitera menerbitkan Akta
Pencabutan Permohonan dan diberitahukan kepada Pemohon disertai dengan pengembalian
berkas.
ALUR PEMERIKSAAN
1.Panggilan sidang pertama disertai dengan :
Penetapan Hakim Ketua Majelis yang membuat jadwal persidangan;
Perintah bagi Pemohon untuk melengkapi bukti-bukti lain;
Perintah untuk mempersiapkan saksi dan/atau ahli yang akan diajukan dalam persidangan
sesuai jadwal persidangan yang telah ditetapkan, dalam hal pemohon bermaksud mengajukan
saksi dan/atau ahli
2.Pemeriksaan persidangan dilakukan tanpa melalui proses dismissal dan pemeriksaan persiapan.
3.Pemeriksaan sidang terdiri dari: pemeriksaan pokok permohonan; pemeriksaan bukti surat atau
tulisan; mendengar keterangan saksi; mendengar keterangan ahli; pemeriksaan alat-alat bukti lain
yang berupa informasi elektronik atau dokumen elektronik.
4.Terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara dapat diajukan banding ke Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara dalam tenggang waktu 14 (empat belas hari) kerja setetah putusan dibacakan
atau diberitahukan secara sah.
5. PutusanPengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bersifat final dan mengikat.
Dalam hal ini telah memilih domisili hukum di kantor kuasanya di bawah ini, dengan ini memberikan kuasa
sepenuhnya baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-cama kepada:
1. Nicole, S.H. M.Hum.
2. Miryam, S.H.
Kewarganegaraan Indonesia, para Advokat dari Kantor Advokat Pengacara NICOLE - MIRYAM, beralamat
Kantor di Tempua No.52, Surabaya 21222, INDONESIA delangutnya didebut sebagni PENERIMA
KUASA
KHUSUS
Bertindak untuk dan atas nama serta mewakili PEMBERI KUASA, sebagai penggugat untuk mengajukan
gugatan dalam perkara Tata Usaha Negara melalui Pengadilan
TUN Surabaya melawan Wali kota Surabaya berkedudukan di Jalan Beo, Surabaya, Surabaya Barat, sebagni
TERGÜGAT , untuk melakukan pencabutan izin pendirian Nomor: 27/530 / KP-EP/AGE-V/111/2032 tentang
pemberian kuasa Pertambangan elsploitasi tanggal 10 Maret 2022 atas nama PT
Maju Berani di Wilayah Gurabay- Timur.
Untuk keperluan tsb, penerima kuasa diberi hak termasuk untuk menyampailan bukti dan saksi sehubungan
dgn perkara yg di maksud menurut UU.
UUPTUN
Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara
atau Keputusan Administrasi Negara yang selanjutnya disebut Keputusan adalah
ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
(Pasal 1 angka 7)
Terkandung unsur :
1. Ketetapan tertulis
2. Dikeluarkan oleh Badan dan /atau Pejabat Pemerintahan.
3. Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan.
perluasan makna keputusan tun
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha
negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata
usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pasal 1 butir 1
Kompetensi Peradilan TUN
Kompetensi TUN mengenai penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Pejabat pemerintahan
tidak diatur
UU AP
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan
hukum perdata.
(Pasal 1 angka 9)
Ketentuan tersebut mengandung unsur :
1. Penetapan tertulis.
2. Diterbitkan oleh Badan/Pejabat Tata usaha Negara
3. Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara,
4. Bersifat konkrit,
5. Individual dan
6. Final
7. Menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum perdata
Tindakan Administrasi Pemerintahan yang selanjutnya disebut Tindakan adalah
perbuatan Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya untuk melakukan
dan/atau tidak melakukan perbuatan konkret dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan. Pasal 1 butir 8
Pasal 21 UU AP.