Anda di halaman 1dari 5

1

A. KONSEP NEGARA KESEJAHTERAAN (WELFARE STATE) DALAM


HUBUNGANNYA DENGAN PERATUN
B. DASAR HUKUM PERATUN
C. ORGANISASI PERATUN
(Pasal 18 UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman)

UU No 3 Th 2009
MAHKAMAH AGUNG

Peradilan Peradilan Peradilan PERATUN


Umum Agama Militer

SUSUNAN PERATUN

MAHKAMAAH AGUNG
Ps. 2 UU No 5 Th 2004

PT.TUN
Ps 8 (2) UU No 9 Th 2004

PTUN
Ps. 8 (1) UU No 9 Th 2004

D. Pengertian Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara


Hukum Acara Peratun adalah rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara
bagaimana orang harus bertindak terhadap dan di muka Pengadilan (PERATUN) dan
cara bagaimana Pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan
2

berjalannya peraturan Hukum Tata Usaha Negara (Hukum Administrasi Negara),


dengan kata lain yang dimaksud Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara adalah
hukum yang mengatur tentang cara-cara bersengketa di Peratun, serta mengatur hak
dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dalam proses penyelesaian sengketa tersebut.

E. Subjek dan Objek Sengketa di Peradilan Tata Usaha Negara


1. Subjek Sengketa
a. Penggugat / Pemohon
1) Subjek Hukum Penggugat
2) Badan/Pejabat Pemerintahan Dapat Menjadi Pemohon.
b. Tergugat
c. Pihak Ketiga yang berkepentingan
2. Objek Sengketa.

F. Asas-Asas Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara


1. Asas Praduga Rechtsmatig ( vermoeden van rechtmatigheid = praesumptio iustae causa
).
2. Asas Pembuktian Bebas
3. Asas Keaktifan Hakim (Dominus Litis)
4. Asas Putusan Pengadilan mempunyai Kekuataan mengikat “Erga Omnes”.

G. Alur / Jalur Bersengketa Di PERATUN

1. Sebelum Diundangkan UU Nomor 30 Tahun 2014 (UU-AP)


2. Setelah diundangkannya UU Nomor 30 Tahun 2014 (UU-AP)
3. Setelah diterbitkan Peraturan Makamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh
Upaya Administratif.

H. KOMPETENSI ABSOLUT PERATUN ( Kewenangan Mutlak dari segi Objek


Sengketa )
Unsur-unsur sengketa TUN :
1. Sengketa yang timbul dalam bidang TUN
2. Antara orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat TUN;
3

3. Sebagai akibat dikeluarkannya KTUN, termasuk sengketa kepegawaian,


berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Negara berdasarkan Pasal 1 angka 3 dan


Penjelasannya UU Nomor 5 Tahun 1986, adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Tertulis
b. Dikeluarakan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
c. Berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara
d. Bersifat kongkrit, individual dan final

I. HAK GUGAT DALAM PERATUN


1. Yang mempunyai hak gugat adalah orang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu KTUN. Berarti harus ada hubungan hukum antara
orang/BHP dengan suatu KTUN.
2. Gugatan harus dalam bentuk tertulis, dan berisi tuntutan (petitum) pokok agar KTUN yang
disengketakan dinyatakan batal atau tidak sah, sedangkan tuntutan (petitum) tambahan
berupa tuntutan ganti rugi dan atau rehabilitasi.

J. Alasan-Alasan Menggugat Dan Dasar Pengujian KTUN


Dirumuskan dalam Pasal 53 Ayat (2) UU No 9 Tahun 2004 yaitu:
1. Alasan Gugatan : KTUN yang digugat bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Alasan Gugatan : KTUN yang digugat bertentangan dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik (AUPB).

TUGAS DAN WEWENANG PERATUN


4

Menilai apakah suatu KTUN


mempunyai sifat melanggar hukum atau tidak

yang dinilai meliputi:


. wewenang
.prosedur/formalitas
.materi/subtansi

tolok ukur untuk menilai:


1. Peraturan perundang-undangan
2. AUPB

KTUN dinyatakan BATAL atau TIDAK SAH

K. Kompetensi Relatif Peratun


Kompetensi relatif berhubungan dengan kewenangan pengadilan untuk mengadili suatu
perkara sesuai dengan wilayah hukumnya.
Pengaturan kompetensi relatif Peradilan Tata Usaha Negara terdapat dalam Pasal 6 UU
Nomor 9 Tahun 2004 dan Pasal 54 UU No. 5 Tahun 1986.

L. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN GUGATAN


5

Tenggang waktu mengajukan gugatan diatur dalam Pasal 55 UU Nomor 5 Tahun 1986
yang menentukan : “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat TUN.”
Bagi pihak yang namanya tersebut dalam KTUN yang digugat, maka tenggang waktu 90
hari dihitung sejak hari diterimanya KTUN yang digugat.
Kaitan antara tenggang waktu mengajukan gugatan dengan Perma Nomor 6
Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan
Setelah Menempuh Upaya Administratif.
Tenggang waktu mengajukan gugatan ke Peratun dalam kaitannya dengan adanya
permohonan untuk mendapatkan keputusan dan/atau tindakan Badan atau Pejabat
TUN. (Keputusan/Tindakan Fiktif-Positif).
Ketentuan mengenai hal ini diatur dalam Pasal 53 UU Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan (UU-AP) Jo. Perma Nomor 8 Tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai