Anda di halaman 1dari 7

Nama : Elsi fatiya rahmadila

Nim : 2110112035

Kelas : hukum ptun 2.5

1. sebutkan dan jelaskan para pihak di PTUN.


menjadi Subjek di Peradilan Tata Usaha Negara (PERATUN) adalah Seseorang atau
Badan Hukum Perdata sebagai Penggugat, dan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
sebagai Tergugat.

2. Jelaskan apa yang merupakan objek gugatan atau pangka sengketa di PTUN.
Obyek sengketa di PTUN adalah Keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud
Pasal 1 angka 3 dan Keputusan fiktif negatif berdasarkan Pasal 3 UU No. 5 Tahun
1986 jo UU No. 9 Tahun 2004.

3. Untuk Apa PTUN dibentuk jelaskan.


untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dengan warga negaranya dan
pembentukan lembaga tersebut bertujuan mengkontrol secara yuridis (judicial control)
tindakan pemerintahan yang dinilai melanggar ketentuan administrasi
(maladministrasi) ataupun perbuatan yang bertentangan dengan hukum (abuse of
power)

4. apa yang dimaksud sengketa TUN dan kemukakan unsur-unsurnya,


a. sengketa TUN
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jo
Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
sengketa TUN adalah sengketa yang timbul antara orang atau Badan Hukum
perdata baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkan Keputusan
Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku

Berikut ini Jenis-Jenis Perkara / Klasifikasi Perkara yang merupakan


Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung adalah sebagai berikut :
A. GUGATAN :

1. Pertanahan

2. Kepegawaian

3. Perizinan

4. Lingkungan Hidup

5. Tender/Pengadaan Barang Jasa

6. Badan Hukum / Partai Politik

7. Kepala Desa Dan Perangkat Desa

8. Kepala Daerah

9. Proses Pemilihan Umum

10. Pergantian Antar Waktu

11. Ketenagakerjaan

12. Sengketa Informasi Publik / KIP

13. Pengadaan Tanah

14. Fiktif Positif

15. Penyalahgunaan Wewenang

16. Tindakan Administrasi Pemerintahan

17. Merk

18. Lain-lain

B. PERMOHONAN :

1. Fiktif Positif.

2. Permohonan Pengujian Unsur Penyalahgunaan Wewenang.

b. Unsur-unsur sengketa TUN

o Bidang hukum TUN


o Orang/badan hukum perdata
o Badan /penjabat TUN
o Pusat daerah
o Keputusan TUN
o Sengketa kepegawaian
o Peraturan perundang-undnangan yang berlaku

5. jelaskan pengecualian dan objek sengekata TUN.


Adapun yang menjadi obyek sengketa Tata Usaha Negara adalah Keputusan tata
usaha negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986 UU
No. 9 Tahun 2004
Pengecualian :
1. keputusan TUN yang merupakan perbuatan hukum perdata
2. keputusan TUN yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
3. keputusan TUN yang merupakan persetujuan
4. keputusan TUN yang dikeluarkan berdasarkan KUP dan KUHAP atau peraturan
perundang undangan yang bersifat hukum pidana
5. keputusan TUN yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan peradilan
berdasarkan ketentuan peraturan peraturan perundang undangan yang berlaku
6. keputusan TUN mengenai tata usaha TNI
7. keputusan KPU baik dipusat maupun didaerah mengenai hasil pemilu

6. Jelaskan secara lengkap alur penyelesaian sengekta TUN.


a) Upaya Administratif
Upaya administratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh oleh seorang
atau badan hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatu Keputusan Tata
Usaha Negara. Prosedur tersebut dilaksanakan di lingkungan pemerintahan
sendiri dan terdiri atas dua bentuk

a. Keberatan
Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata
Usaha Negara.

b. Banding Administratif

Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan oleh instansi atasan
atau instansi lain dari Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan
Keputusan Tata Usaha Negara, yang berwenang memeriksa ulang Keputusan
Tata Usaha Negara yang disengketakan .

7. sebutkan dan jelaskan muatan suatu gugatan.


1.Pencantuman tanggal gugatan,
2. Pencantuman alamat Ketua Pengadilan,
3. Pencantuman lengkap dan terang nama dan alamat para pihak
, 4. Penegasan para pihak dalam perkara,
5. Uraian posita atau dalil gugat,
6. Perumusan hal-hal yang bersifat assesor,
7. Pencantuman permintaan untuk dipanggil dan diperiksa,
8. Petitum

8. kemudkan juga isi suatu surat gugatan.

1.Pencantuman tanggal gugatan,
2. Pencantuman alamat Ketua Pengadilan,
3. Pencantuman lengkap dan terang nama dan alamat para pihak
, 4. Penegasan para pihak dalam perkara,
5. Uraian posita atau dalil gugat,
6. Perumusan hal-hal yang bersifat assesor,
7. Pencantuman permintaan untuk dipanggil dan diperiksa,
8. Petitum
6. Jelaskan bagaimana jika seseorang tidak mampu membiayai suatu perkara dan
untuk apa saja guna biaya perkara itu ?.

Maka berhak untuk memperoleh bantuan hukum. Bantuan hukum tersebut


meliputi menjalankan kuasa, mendampingi, mewakili, membela, dan/atau melakukan
tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum Penerima Bantuan Hukum,

Guna biaya perkara :

Mengapa berperkara di pengadilan harus membutuhkan biaya?

Tujuan pembayaran biaya perkara melalui bank adalah untuk penertiban pembayaran


serta transparansi keuangan pengadilan. Apabila di wilayah pengadilan tempat Anda
berperkara tidak terdapat bank, maka tindakan pegawai pengadilan yang menerima
pembayaran biaya perkara dan menyerahkan kuitansi dapat dibenarkan

9. Sebutkan dan jelasankan alsanan yang dapat digunakan dalam gugatan di PTUN.

 Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud pada


Ayat (1) adalah: a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Keputusan Tata Usaha
Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik.

10. Jelaskan pula Petitum atau tuntutan

ialah apa yang oleh Penggugat diminta atau diharapkan agar diputuskan oleh hakim.
Untuk memudahkan para pihak khususnya Penggugat dalam pembuatan surat kuasa
khusus dan surat gugatan dibuat keseragaman model/format surat kuasa khusus dan
surat gugata

11. Jelaskan apa yang dimasud dengan fase sub iudice.

 (fase sub iudice), yaitu suatu masa periode penelitian dan pemeriksaan dimana suatu
gugatan atau perkara yang masuk itu dibuat masuk untuk dapat diperiksa atau
disidangkan di muka sidang yang terbuka untuk umumPemeriksaan pendahuluan
meliputi penelitian yang bersifat administratif oleh staf Kepaniteraan (Panitera, Wakil
Panitera, Panitera Muda Perkara) dilanjutkan dengan pengumpulan naskah-naskah
resmi yang berkaitan dengan perkara, pengumpulan keterangan-keterangan, dilakukan
pemeriksaan oleh para ahli atau pejabat tertentu dengan tukar menukar pendapat dalil-
dalil dan pendapat masing-masing pihak diharapkan akan diperoleh gambaran yang
makin jelas mengenai perkaranya.

12. Dimana diatu rapat permusyawaran dan jelaskan segala hal tentang itu.

Rapat permusyawaratan diatur dalam pasal 62 Undang-undang nomor 5 Tahun 1986


yang menyatakan kewenangan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara untuk
memutuskan dengan suatu penetapan untuk tidak menerima dan menyatakan tidak
berdasar suatu surat gugatan dalam hal :

a. Pokok gugatan tidak termasuk wewenang Pengadilan untuk memeriksa

b. Syarat Gugatan tidak dipenuhi sebagaimana dimuat dalam pasal 56 Undangundang


Nomor 5 Tahun 1986

c. Tidak didasarkan dengan alasan yang layak

d. Tuntutan ternyata telah dipenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara tersebut

e. Telah lewat masa waktu yaitu 90 hari sejak Keputusan Tata Usaha Negara tersebut
diketahui

13. Jelaskan tentang pemeriksaan Persiapan

Pemeriksaan Persiapan merupakan tahapan pendahuluan sebelum pemeriksaan pokok


sengketa dalam Peradilan Tata Usaha Negara atau suatu tahapan untuk mematangkan
perkara. Dalam hukum Acara Tata Usaha Negara ada kewajiban bagi Hakim untuk
mengadakan Pemeriksaan Persiapan sebelum memeriksa pokok sengketanya.
14. Jelaskan tentang asas Presumtio iuste causa, dimana di atur dan apa norma tentang
itu.

Asas presumtio iustae causa mengungkapkan, yakni demi kepastian hukum, setiap


KTUN yang dibuat harus dipandang benar berdasar hukum, sehingga bisa diterapkan
dahulu sepanjang belum ada pembuktian kebalikannya dan diputuskan oleh hakim
administrasi selaku keputusan yang sifatnya melawan hukum.

Diatur dalam :

Asas Presumptio Iustae Causa dianut dalam prinsip umum Pasal 67 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, 

15. Kemukan dasar hukum pengaturan PTUN di Indonesia. apa norma ketentuan itu

Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Anda mungkin juga menyukai