Anda di halaman 1dari 4

1.

Aspek Yuridis (written law)


Undang-Undang PTUN yang berlaku saat ini adalah UU Republik Indonesia No.9 Tahun
2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986.
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009

Tentang
PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986
TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA
Pada Pasal 4 dikatakan bahwa, Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa Tata Usaha Negara.
Pasal 6 ayat (1) Pengadilan TUN berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah Kabupaten/Kota. Pasal 6 ayat (2) Pengadilan Tinggi TUN
berkedudukan di ibukota Provinsi dan daerah hukumnya meliputi daerah Provinsi

2. Apa yang dimaksud dengan PTUN


Hukum Acara PTUN rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana harus
bertindak satu sama lain, untuk melaksanakan berjalannya peraturan Tata Usaha Negara
atau Administrasi Negara. Hukum ini mengatur cara bersengketa di Peradilan TUN serta
mengatur hak dan kewajibandari pihak terkait dalam proses penyelesaian sengketa

3. Apa yang dimaksud dengan Pejabat TUN


Pengertian Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dirumuskan dalam Pasal 1 angka 2
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986, yang menyatakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Wewenagnya dilakukan melalui atribusi, mandate dan delegasi


Atribusi : pemberian kewenangan kepada
Delegasi : pelimpahan wewenang
Mandate :
Siapa yang bertanggung jawab pada masing-masing atribusi delegasi mandate
Tanggung jawab jabatannya bagaimana

Mandate maka tanggung jawab tetap kepada pemberi mandate


Delegasi tangung jawab beralih kepada yang menerima delegasi,

4. Apa yang dimaksud dengan Beschiking / Putusan


Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking) menurut Guru Besar Hukum Tata
Negara UGM, Prof. Muchsan adalah penetapan tertulis yang diproduksi oleh Pejabat Tata
Usaha Negara, mendasarkan diri pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,
bersifat konkrit, individual dan final.
Keputusan Tata Usaha Negara (beschikking), menurut Pasal 1 angka 3 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986, didefinisikan sebagai berikut:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.”

Sengketa TUN merupakan akibat dikeluarkannya Beschiking

5. Apa saja unsur-unsur Beschiking


Jika kita melihat definisi tersebut, maka terdapat 4 (empat) unsur Keputusan Tata Usaha
Negara, yaitu:
1. Penetapan tertulis;
2. Dibuat oleh Pejabat Tata Usaha Negara;
3. Mendasarkan diri kepada peraturan perundang-undangan;
4. Memiliki 3 (tiga) sifat tertentu (konkrit, individual dan final).

Memberikan akibat

Sebagai syarat sahnya putusan, PTUN harus memuat unsur-unsur tertentu dalam putusan
(Pasal 109 Ayat (1)):

1. Kepala surat berbunyi “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal
ini menurut Pasal 4 Ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970 bahwa peradilan dilaksanakan
sesuai dengan bunyi rumusan kepala putusan tersebut.
2. Identitas para pihak meliputi: nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman, atau
tempat kedudukan para pihak.
3. Ringkasan gugatan dan jawaban tergugat jelas. Ini membuktikan bahwa alasan-alasan
yang dikemukakan kedua belah pihak sesuai dengan asas audi et alteram partem, telah
menjadi bagian dari putusan tersebut dan secara adil dan objektif dijadikan sebagai
dasar pertimbangan putusan.
4. Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal yang terjadi dalam
persidangan selama sengketa tersebut diperiksa. Pertimbangan merupakan dasar dari
pengambilan keputusan.
5. Alasan yang menjadi dasar putusan. Argumen yuridis harus dicantumkan sehubungan
dengan sengketa yang diperiksa.
6. Amar keputusan tentang sengketa dan biaya perkara. Amar merupakan tanggapan atau
jawaban terhadap petitum yang diajukan oleh penggugat. Biaya perkara meliputi biaya
kepaniteraan, biaya materai, biaya saksi, biaya ahli dan ahli bahasa, biaya pemeriksaan
diluar sidang, dan biaya yang diperlukan untuk pemutusan sengketa atas perintah hakim
ketua. Jumlah biaya perkara oleh penggugat atau tergugat harus dicantumkan dalam
amar putusan akhir pengadilan.
7. Hari, tanggal putusan, nama hakim yang memutuskan, nama panitera, keterangan hadir
atau tidak hadirnya para pihak. Selambat-lambatnya 30 hari sesudah putusan
pengadilan diucapkan maka harus ditandatangani oleh majelis hakim yang memutus
dan panitera yang turut bersidang.

6. Apa yang dimaksud Keputusan yang bukan putusan TUN


UU No. 9/2004 Tentang Perubahan UU No. 5/1986 merubah bunyi Pasal 2 sehingga
menjadi:
"Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-
Undang ini:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
Contoh : perjanjian
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum;
contoh perwal kepada seluruh pegawai
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
contoh : skorsing oleh kepala dinas, bias diajukan ke walikota
d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturan
perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan
peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil
pemilihan umum.

Bersifat rechmattegh : putusan tatanegara harus dianggap benar sebelum ada keputusan
Ergoomnes : untuk judicial review ke MA atau MK

Prinsip fiktif positif : jika suatu pejabat TUN tidak menanggappi permohonan maka
dianggap mengabulkan.
Daluarsa 90 hari sejak keputusan itu diterima penggugat

Dismissal process : proses dimana layak tidaknya perkara ini dilanjutkan, berkaitan dengan
keputusan TUN yang bukan putusan TUN, atau sudah daluwarsa

Intervensi
Atas keinginan sendiri
Atas permintaan hakim
Atas permintaan salah satu pihak

Berkaitan dengan gugatan


1. Keputusan TUN bertentangan dengan peraturan perundnag-undangan
2. Keputusan TUN bertentangan dengan azas-azas umum pemerintahan yang baik
cirinya

Anda mungkin juga menyukai