Anda di halaman 1dari 18

KEPUTUSAN TATA

USAHA NEGARA

Dosen:
M. IRVITA, S.E., S.H.
A. PENGERTIAN

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu


Penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang bersifat Konkret, Individual
dan Final yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
(Pasal 1 Angka (3) UU No. 5 Tahun 1986).
KONKRET

Objek yang diputuskan dalam keputusan


TUN itu tidak abstrak tetapi berwujud,
tertentu atau dapat ditentukan. Kemudian,
dalam hal apa dan kepada siapa KTUN itu
dikeluarkan, harus secara jelas disebutkan
dalam keputusan tersebut. Artinya objek dan
subjeknya harus disebutkan secara tegas
dan jelas dalam keputusan itu.
INDIVIDUAL

Artinya KTUN itu tidak ditujukan untuk


umum, tetapi tertentu baik alamat maupun
hal yang dituju. Jika yang dituju lebih dari
seorang maka tiap-tiap orang yang terena
keputusan harus disebutkan namanya satu
persatu. Sebaliknya, apabila keputusan itu
tidak bersifat individual tetapi bersifat umum
(abstrak) dapat disebut sebagai peraturan
(regeling).
FINAL

Keputusan itu tidak memerlukan persetujuan


badan lain.
Sehingga yang bukan termasuk keputusan
TUN adalah keputusan:
1. Keputusan yang bersifat keperdataan;
2. Bersifat umum;
3. Keputusan yang masih memerlukan
persetujuan, Keputusan TUN yang dibuat
berdasarkan KUHP dan KUHPerdata;
Keputusan Tata Usaha Negara pertama kali
diperkenalkan oleh Otton Meyer, seorang sarjana
asal Jerman dengan istilah verwaltungsakt dan
kemudian di Belanda dikenal dengan istilah
beschikking oleh Van Vollenhoven dan C.W. van
der Pot. Di Indonesia, para pakar banyak yang
mengartikan istilah beschikking dengan dua asal
kata terjemahan, yaitu “keputusan” serta
“ketetapan”.
Pengertian Beschikking menurut beberapa
ahli :

1. E-UTRECHT:

 Ketetapan ialah suatu perbuatan hukum public yang


bersegi satu yang dilakukan oleh alat-alat pertahanan
berdasarkan suatu kekuasaan istimewa.

2. W. F. PRINS :
 Keputusan suatu tindakan hukum sepihak dalam
lapangan pemerintahan yang dilakukan oleh alat
pemerintahan berdasarkan kewenangan yang ada
pada alat atau organ tersebut..
3. Van Der Pot
 Keputusan perbuatan hukum yang dilakukan alat
pemerintahan dan pernyataan – pernyataan alat-alat
pemerintahan dalam menyelenggarakan hal istimewa
dengan maksud mengadakan perubahan dalam
perbuatan hukum.
UNSUR – UNSUR BESCHIKKING

1. Perbuatan hukum public (Sepihak)


2. Dilakukan oleh Pejabat TUN
3. Kewenangan
4. Hubungan hukum
SYARAT PEMBUATAN KEPUTUSAN / KETETAPAN

1. Material
Bahwa organ yang membuat keputusan harus
berwenang, keputusan tidak boleh mengandung
kekurangan-kekurangan yuridis, keputusan
harus berdasarkan suatu keadaan tertentu dan
keputusan harus dapat dilaksanakan tanpa
melanggar peraturan-peraturan lain.
2. Formal
Berupa pemenuhan syarat-syarat yang
berhubungan dengan persiapan dan cara
membuat keputusan, keputusan harus dibentuk
sesuai yang ditentukan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar dikeluarkannya
keputusan tersebut, syarat yang berhubungan
dengan pelaksanaan keputusan harus dipenuhi
serta jangka waktu yang harus ditentukan
antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan
dibuatnya dan diumumkannya keputusan
tersebut harus diperhatikan.
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (TUN)
YANG FIKTIF-NEGATIF

Pasal 3, Undang-Undang Nomor 5 tahun


1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara:

1. Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha


Negara tidak mengeluarkan keputusan,
sedangkan hal itu menjadi kewajibannya,
maka hal tersebut disamakan dengan
Keputusan Tata Usaha Negara.
2. Jika suatu Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon, sedangkan
jangka waktu sebagaimana ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan
dimaksud telah lewat, maka Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara tersebut
dianggap telah menolak mengeluarkan
keputusan yang dimaksud.
3. Dalam hal peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan tidak
menentukan jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), maka setelah
lewat jangka waktu empat bulan sejak
diterimanya permohonan, Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang
bersangkutan dianggap telah
mengeluarkan keputusan penolakan.
 Objek sengketa TUN adalah berupa surat
keputusan yang bersifat tertulis, konkret,
individual dan final. Hal ini telah diatur di
dalam Pasal 1 butir 3 UU. No. 5 tahun 1986.
Namun, ada kalanya yang menjadi objek
sengketa TUN adalah bukan merupakan
suatu surat keputusan TUN yang bentuknya
nyata tertulis sebagaimana yang disyaratkan
oleh Pasal 1 butir 3 tersebut, melainkan
berupa suatu sikap diam dari Badan atau
Pejabat TUN.
FIKTIF
 Menunjukkan bahwa Keputusan TUN
yang digugat sebenarnya tidak
berwujud. Ia hanya merupakan sikap
diam dari Badan atau Pejabat TUN,
yang kemudian dianggap disamakan
dengan sebuah Keputusan TUN yang
nyata tertulis.
NEGATIF
 Menunjukkan bahwa Keputusan TUN
yang digugat dianggap berisi
penolakan terhadap permohonan
yang telah diajukan oleh Individu
atau badan hukum perdata kepada
Badan atau Pejabat TUN.

Anda mungkin juga menyukai