Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK PTUN

Junaedi, S.H.,M.Si.,LL.M.

Karateristik PTUN
Peranan Hakim yang aktif dalam rangka mencari kebenaran materiil (sifat dominus litis); Adanya kompensasi kedudukan yang tidak seimbang antara penggugat dan tergugat (pemeriksaan persiapan);

Asas pembuktian yang mengarah pada sistem bebas terbatas (vrij bewijs);
Gugatan tidak mutlak bersifat menunda pelaksanaan keputusan yang digugat (presumption justae causa);

Putusan Hakim tidak boleh bersifat ultra petita (melebihi tuntutan penggugat), tetapi reformatio in peius (membawa penggugat dalam keadaan yang lebih buruk) dimungkinkan;

Karateristik PTUN (Contd)


Putusan pengadilan bersifat erga omnes (berlaku bagi para Pihak); Dalam melakukan persidangan berlaku asas audi et alteram partem ;

Ada kepentingan, ada hak menggugat (point dinteret, point daction)


Kebenaran yang dituju adalah kebenaran materiil; Pemanggilan dan pemberitahuan putusan dilakukan dengan surat tercatat dan/ atau melalui juru sita. (Pasal 39a 39e UU No. 9 Tahun 2004); Mengenal prosedur penolakan (dismissal proces) yaitu sebelum pemeriksaan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang menyatakan gugatan tidak dapat diterima.

Pasal 1 Angka 3 PTUN


Keputusan Tata Usaha Negara (Pasal 1 angka 3 UU No.9 Tahun 2004)
yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Makna Pasal 1 Angka 3


keputusan Tata Usaha Negara yang dapat diuji keabsahannya di Peradilan Tata Usaha Negara harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
Penetapan tertulis

Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara


Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara/administrasi Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bersifat konkret, individual dan final


Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata

KTUN Negatif Fiktif


FICTITIOUS ADMINISTRATIVE DECISIONS
NEGATIF? FIKTIF?

FICTITIOUS ADMINISTRATIVE DECISIONS

Keputusan yang bersifat fiktif negatif adalah sikap diam Pejabat atau Badan Tata Usaha Negara yang tidak mengeluarkan keputusan Tata Usaha Negara yang dimohonkan oleh orang atau badan hukum perdata, dalam kurun waktu tertentu, sedangkan hal tersebut menjadi kewajibannya. Sikap diam ini dapat diuji keabsahannya di peradilan Tata Usaha Negara, dan apabila penolakan dengan sikap diam tersebut mengundang cacat hukum, maka pengadilan menyatakan batal atau tidak sah atau memerintahkan agar pejabat atau badan Tata Usaha Negara untuk menerbitkan atau mengeluarkan keputusan sebagaimana dimohonkan oleh penggugat.

FICTITIOUS ADMINISTRATIVE DECISIONS

Objek gugatan ini adalah tidak berwujud, tetapi suatu sikap tidak mengeluarkan Keputusan yang telah dimohonkan kepadanya sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, dan terhadap sikap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dijadikan sebagai objek gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara.

Excluded AD
Art. 2
Art. 49

PENGGUGAT (PTUN)?
Penggugat
Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara [Pasal 53 ayat 1 UU No.9 Tahun 2004]

Badan hukum perdata di sini adalah murni badan yang menurut pengertian hukum perdata berstatus sebagai badan hukum. Jadi bukan lembaga hukum publik yang berstatus sebagai badan hukum, seperti propinsi, kabupaten, departemen dan sebagainya. Apabila penggugat meninggal dunia, maka ahli warisnya dapat melanjutkan gugatannya sepanjang dapat membuktikan adanya kepentingan untuk itu.

TERGUGAT (PTUN)?
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya, yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata [Pasal 1 butir 6 UU No.9 Tahun 2004]. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. [Pasal 1 butir 2 UU No.9 Tahun 2004] Urusan Pemerintahan?

URUSAN PEMERINTAHAN
Yang dimaksud dengan urusan pemerintahan adalah kegiatan yang bersifat eksekutif. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan yang bersifat eksekutif tersebut terutama yang masuk dalam pengertian kegiatan legislatif dan yudikatif tidak masuk di dalam pengertian urusan pemerintahan.
Urusan pemerintahan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yaitu semua peraturan yang bersifat mengikat secara umum yang dikelurakan Badan Perwakilan Rakyat bersama pemerintah baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang juga bersifat mengikat secara umum.

KOMPETENSI PTUN
ABSOLUT

RELATIF

Kompetensi Absolut
Pasal 51 Pasal 50 Pasal 48

Kompetensi Relatif
Pasal 54 Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang meliputi tempat kedudukan tergugat. Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum Pengadilan, gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.

Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum pengadilan tempat kediaman penggugat, maka gugatan dapat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau Pengadilan Negeri terdekat yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengadilan yang berwenang.

Sidang Tertutup
Pada asasnya sidang dilakukan terbuka untuk umum kecuali untuk persidangan yang objek sengketanya menyangkut ketertiban umum atau keselamatan negara dapat dilakukan dengan sidang tertutup untuk umum, namun pembacaan putusan dilakukan di depan sidang terbuka untuk umum (Pasal 70 UU No.9 Tahun 2004).

Anda mungkin juga menyukai