Anda di halaman 1dari 55

HUKUM ACARA

PENGADILAN TATA
USAHA NEGARA

Lawy
er-pana.png
UNDANG-UNDANG PERADILAN TATA USAHA
NEGARA:
1. UNDANG-UNDANG
NO. 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA U
SAHA NEGARA
2. UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2004 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 5 TAH
UN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEG
ARA
3. UNDANG-UNDANG NO. 51 TAHUN 2009 TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NO
. 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAH
A
NEGARA
Undang Undang Mahkamah Agung:

1.
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 t Undang-Undang No. 48 Tah
entang Mahkamah Agung un 2009 tentang Kekuasaa
n Kehakiman

2. Undang-Undang No. 30 Tah


Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 te un 2014 tentang administra
ntang Perubahan atas Undang-Undan siinistrasi Pemerintahan
g No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahka
mah Agung
.

3. Undang-Undang No. 3 Tahun 2009


tentang Perubahan Kedua atas Unda
ng-Undang No. 14 Tahun 1985 Tentan
g Mahkamah Agung
 Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara (HAPTUN) adalah
Peraturan Hukum yang mengatur
proses penyelesaian perkara TUN
melalui pengadilan (hakim), sejak
pengajuan gugatan sampai dengan
putusan pengadilan (hakim).
 HAPTUN disebut juga hukum
formal yang berfungsi
mempertahankan berlakunya
Hukum administrasiinistrasi
Negara (HAN) sebagai
hukum material.
Isu Hukum Materil TUN
SENGKETA PROSES PEMILU / TATA USAHA
PERTANAHAN NEGARA PEMILIHAN DAN PELANGGARAN
administrasiINISTRASI PEMILIHAN
MEMPEROLEH PUTUSAN
ATAS PENERIMAAN PENILAIAN USNUR
PERMOHONAN PENYALAHGUNAAN
WEWENANG

KEPEGAWAIAN Pembangunan untuk


kepentingan umum
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
OLEH BADAN DAN/ATAU INFORMASI PUBLIK
PEJABAT PEMERINTAH

perijinan
Asas-asas Hukum Acara Peratun
a. Asas praduga sah menurut hkm (persumtion
isutia causa)
b. Asas pembuktian bebas
c. Asas keaktifan hakim
d. Asas erga omnes (harus segera dilksnkan krn
untk kepentingan publik)
e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana
f. Asas kesatuan beracara
g. Asas musyawarah
h. Asas kekuasaan kehakiman yang merdeka
i. Asas keterbukaan
j. Asas putusan adil
Komptensi Relatif: Pengaturan
kompetensi relatif peradilan tata usaha
negara terdapat dalam Pasal 6 dan
Pasal 54.

Pasal 6 UU No. 5 Tahun 1986 jo UU No.


9 Tahun 2004 menyatakan :
(1) Pengadilan Tata Usaha Negara
Kompetensi absolut berkedudukan di ibukota
berkaitan dengan Kabupaten/Kota, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah
kewenangan Peradilan Tata
Kabupaten/Kota.
Usaha Negara untuk (2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha
mengadili suatu perkara Negara berkedudukan di ibukota
menurut obyek, materi Provinsi dan daerah hukumnya
atau pokok sengketa. A meliputi wilayah Provinsi.
Unsur Keputusan Tata Usaha Negara
UU 51/2009 PS. 87 UU 30 /2014 Pasal 1 angka 7 dan 8 UU
No 30 Tahun 2014

Penetapan tertulis Penetapan tertulis yang Ketetapan tertulis dan


juga mencakpun Tindakan Tindakan
faktual
dikeluarkan oleh Keputusan Badan Badan dan/atau Pejabat
badan atau pejabat dan/atau Pejabat Tata Pemerintahan
tata usaha negara Usaha Negara

berisi tindakan hukum lingkungan eksekutif, penyelenggaraan


tata usaha negara legislatif, yudikatif, dan pemerintahan
penyelenggara negara
lainnya

berdasarkan peraturan berdasarkan ketentuan


perundangundangan perundang-undangan
yang berlaku dan AUPB

bersifat konkret, individual, Keputusan yang berlaku


KATUN YANG BUKAN OBJEK SENGKETA TUN

Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-
Undang ini:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan
badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai
hasil pemilihan umum.
Pengajuan Gugatan dan
Tenggang Waktu
 Gugatan diajukan kepada pengadilan untuk
mendapatan putusan (Psl. 5 UU No 5/1986)
 Isi gugatan terbatas pada suatu macam
tuntutan pokok, yaitu agar
keputusan/penetapan/ketetapan/Tindakan
Pejabat/badan TUN batal/tidak sah.
 Menurut Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986, gugatan hanya dapat diajukan
hanya dalam tenggang waktu 90 hari
terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang bersangkutan
 Tidak setiap KTUN dapat langsung digugat melalui
PTUN. Menurut UU No. 5/1986, terhadap KTUN yang
mengenal upaya administrasiinistratif disyaratkan
lebih dahulu menempuh saluran
administrasiinistratif yang tersedia. KTUN yang tidak
mengenal upaya administrasiinistratif, gugatan
langsung ditujukan kepada PTUN tingkat pertama.
Jika
tidak ada peraturan perundang-
undangan yang menyediakan upaya
administrasiinistratif, sengketa TUN
dapat langsung diajukan kapada PTUN.

Pengadilan Tata Usaha Negara berwenang


memeriksa, memutus, dan menyelesaikan
sengketa TUN di tingkat pertama.
 Gugatan hanya dapat diajukan oleh seseorang
atau Badan hukum perdata, dan tidak
dimungkinkan terjadi gugat menggugat antar
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
 Isi gugatan hanya terbatas pd suatu macam tuntutan
pokok, yaitu agar KTUN yang disengketakan batal
atau tidak sah.
 Tuntutan pokok dapat juga disertai dengan
tuntutan ganti kerugian. Khusus untuk pegawai
negeri selain tuntutan di atas dapat juga
ditambah dengan tuntuan rehabilitasi.
 Rehabilitasi adlh pemulihan hak penggugat
dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan
martabatnya sbg pegawai negeri sipil seperti
semula sblm ada keputusan yang disengketakan
dan termasuk juga pemulihan terhadap hak2
yang ditimbulkan oleh kemampuan, kedudukan,
dan harkatnya sbg sbg pegawai negeri sipil.
Gugatan diajukan kepada pengadilan yang berwenang
yang daerah hkmnya meliputi tempat kedudukan
tergugat. Jika tergugat lbh dari satu Badan atau
Pejabat TUN dan berkedudukan tidak dalam satu
daerah hkm pengadilan, maka gugatan diajukan
kepada pengadilan yang daerah hkmnya meliputi
tempat kedudukan slh satu Badan atau Pejabat
tersebut.
Jikatidak berkedudukan didaerah hukum
pengadilan penggugat, maka gugatan
dapat diajukan kepada pengadilan yang
daerah hukumnya meliputi kedudukan
penggugat untuk selanjutnya diteruskan
kepada pengadilan yang bersangkutan.
 Pada dasarnya para pihak yang berperkara
harus menghadap sendiri dalam perkara di
persidangan PTUN, baik yang bertindak sbg
penggugat naupun sbg tergugat.
 Tetapi jika penggugat dan tergugat asli tidak mau
menghadap sendiri, perkaranya itu dapat
diwakilkan secara lisan kepada orang lain sbg
kuasa di persidangan. Jika yang bersangkutan
tidak dapat hadir, perkaranya harus diwakilkan
secara tertulis dengan surat kuasa.
Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam
gugatan adalah:
 KTUN yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Badan atau Pejabat TUN pd waktu mengeluarkan
keputusan telah menggunakan wewenang untuk
tujuan lain dari maksud diberikan wewenang
tersebut.
Badan atau Pejabat TUN pada waktu mengeluarkan
atau tidak mengeluarkan keputusan setelah
mempertimbangkan semua kepentingan yang
tersangkut dengan keputusan itu seharusnya tidak
sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan
keputusan tersebut.
Penundaan Pelaksanaan KTUN yang digugat
• KTUN selalu dianggap sah menurut hkm selama ti dak ada
keputusan hakim yang menyatakan sebaliknya, oleh karena itu:
• Gugatan ti dak menunda atau menghalangi
dlaksanakannya keputusan Badan atau Pejabat TUN
Penggugat dapat mengajukan permohonan
agar pelaksanaan KTUN itu ditunda
selama pemeriksaan sengketa TUN
sedang berjalan, sampai ada keputusan
pengadilan yang memperoleh kekuatan
hkm tetap.
Permohonan dimaksud dapat diajukan sekaligus
dalam gugatan dan dapat diputus lbh dahulu dari
pokok sengketa. Namun jika permohonan tersebut
baru diajukan setelah tingkat pembuktian selesai
akan sulit diterima krn pd tingkat pemeriksaan itu
sdh saatnya untuk menentukan dikabulan atau
tidak permohonan penundaan KTUN itu.
• Untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai
permasalahanya, ketua pengadilan atau majelis hakim dapat
memanggil para pihak yang bersengketa, sanksi- sanksi, saksi
ahli, ahli penerjemah, atau juru bahasa.
• Para pihak dapat juga membawa saksi atau saksi ahli.
 Agar permohonan penundaan pelaksanaan KTUN
dapat diterima maka permohonan yang diajukan
secara terpisah, harus memenuhi syarat formal
yang berlaku untuk surat gugatan.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN
harus hanya berkaitan dengan gugatan pokok
yang telah dimasukan dan jelas masuk dalam
kompetensi pengadilan tersebut.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu
tidak menyangkut kepentingan umum.
 Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN itu blm
pernah diputuskan oleh pengadilan.
 Jika permohonan spt itu sdh pernah ditolak oleh
pengadilan, tentu saja permohonan ulang tidak
dapat diterima.
Pemeriksaan administrasiinistratif dan
pemeriksaan Persiapan
Pemeriksaan Administratif
1. Penggugat
2. Objek gugatan
3. Ringakasan alasan gugatan
4. Tuntutan (pembatalan, rehabilitasi, ganti rugi)
5. Kuasa yang mewakili / kuasa substitusi

Rapat Permusyawaratan pemeriksaan administartif:


menilai fakta yang dijadikan dasar gugatan
termasuk kompetensi PTUN; syarat dan alasan
pengajuan gugatan.

- Tidak dapat diterima / tidak berdasar


- Tidak termasuk dalam wewenang PTUN
(belum waktunya / lewat waktu)
Pemeriksaan dengan
Acara Biasa, Acara
Cepat, Acara singkat
Tindakan administrasi Negara yang
dituangkan dalam ketetapan itu bersifat
melawan hkm (onrechtmatige
overheidsdaad)

menyalahgunakan wewenang
(detournement de pouvoir), atau karena
berti ndak sewenang-wenang (abus de
droit).

Permintaan agar
keputusan/Tindakan/ketetapan/penetapan
agar dinyatakan batal atau ti dak sah.
Acara Biasa Acara Cepat Acara Singkat
1. Pemeriksaan 1. Ada permohonan untuk melaksanakan 1. Terjadi perlawanan atas
Persiapan pemeriksaan acara cepat penetapan yang diputuskan
2. Prosedur Dismisal 2. kepentingan penggugat sangat oleh ketua pengadilan dalam
3. Pemeriksan sidang mendesak, apabila kepentingan itu rapat permusyawaratan
di Pengadilan : menyangkut KTUN yang berisikan 2. Tenggang waktu permohonan
Pembacaan misalnya perintah pembongkaran 14 (hari) sejak penetapan
gugatan, jawaban, bangunan atau rumah yang ditempati dismissal.
replik, duplik, penggugat. 3. Pemeriksaan singkat
pembuktian, 3. Jangka waktu 14 hari untuk menerima terhadap: a. penetapan Ketua
kesimpulan, dan mengabulkan permohonan acara PTUN, sebagaimana diatur
pembacaan cepat. Penolakan penetapan acara cepat dalam Pasal 62 ayat (3), ayat
putusan tidak dapat diigunakan upaya hukum (4), ayat (5) dan ayat (6) UU
4. Diperiksa majelis 4. Penetapan acara cepat dikabulkan, maka No 5 tahun 1986 b) Gugatan
hakim Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 7 perlawanan oleh pihak ketiga
(tujuh) hari setelah dikeluarkannya terhadap pelaksanaan
penetapan menentukan hari, tempat, putusan yang telah
dan waktu sidang tanpa melalui prosedur mempunyai kekuatan hukum
pemeriksaan persiapan tetap, sebagaimana diatur
5. Tenggang waktu untuk jawaban dan dalam Pasal 118 UU No 5
pembuktian bagi kedua belah pihak, tahun 1986.
masing-masing ditentukan tidak melebihi
14 (empat belas) hari

Upaya Hukum Vonis


 Apabila terdapat kepenti ngan penggugat yang cukup
mendesak yang harus dapat disimpulkan dari alasan
permohonanya, penggugat dalam gugatannya dapat
memohon kepada pengadilan supaya pemeriksaan sengketa
dipercepat.
 Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah
diterimanya permohonan pemeriksaan acara cepat,
mengeluarkan penetapan tentang dikabulkan atau tidak dikabulkannya
permohonan tersebut. Terhadap penetapan tersebut tidak dapat
digunakan upaya hukum.
 Jika dikabulkan, Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
setelah dikeluarkannya penetapan menentukan hari, tempat, dan
waktu sidang tanpa melalui prosedur pemeriksaan persiapan
 Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah
pihak, masing-masing ditentukan tidak melebihi 14 (empat belas)
 Setelah majelis hakim menganggap perkara tersebut
sudah cukup untuk melihat berkas perkara, maka
hakim ketua ketua sidang lalu menetapkan hari
sidang akan dilasanakan.
 dalam menentukan hari sidang, hakim harus
mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal
kedua belah pihak dari tempt persidangan.
 Jangka waktu antar pemanggilan dan hari sidang
ti dak boleh kurang dari 6 hari kecuali dalam hal
sengketa harus diperiksa dengan acara cpat.
pembuktian adalah penyajian alat-alat bukti yang
sah menurut hukum kepada hakim yang
memeriksa suatu perkara guna memberikan
kepastian tentang kebenaran peristiwa yang
dikemukakan
a) Fakta Hukum; yaitu kejadian-kejadian atau keadaan-
keadaan yang eksistensinya (keberadaannya)
tergantung dari penerapan suatu peraaturan
perundang-udnangan

1. PEMBUKTIAN BEBAS b) Fakta Biasa; yaitu kejadian-kejadian atau


a) Hakim dapat menentukan siapa keadaan-keadaan yang juga ikut menentukan
yang harus membuktikan dan apa adanya fakta hukum tertentu
yang harus dibuktikan.
b) Hal mana yang harus
dibuktikan oleh para pihak dan
hal mana yang harus dibuktikan
oleh hakim
c) Hakim dapat menentukan alat
bukti mana yang harus
ditambahkan
d) Hakim dapat menentukan
Alat bukti ialah : a) surat atau
kekuatan pembuktian tulisan; b) keterangan ahli; c)
keterangan saksi; d)
2. PEMBUKTIAN TERBATAS pengakuan para pihak; e)
Bukti memiliki nilai jika terdiri pengetahuan Hakim.
dari 2 alat bukti
Putusan Peradilan tata Usaha Negara
 Putusan pengadilan dapat berupa gugatan ditolak,
gugatan dikabulkan, gugatan tidak dapat
diterima, atau gugatan gugur.
 Gugatan ditolak artinya memperkuat Keputusan
yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN .
 Gugatan dikabulkan artinya tidak membenarkan
Keputusan yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat TUN baik sebagian atau seluruhnya.
 Gugatan tidak dapat diterima artinya gugatan
itu tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
 Gugatan gugur artinya apabila para pihak atau
kuasanya semua tidak hadir pd persidangan
yang telah ditentukan dan telah dipanggil
secara patut.
dalam hal gugatan dikabulkan oleh pengadilan,
maka dalam putusan sekaligus dittpkan kwjiban
yang harus dilakukan oleh Badan atau Pejabat
TUN yang mengeluarkan kptsn berupa:
 Pencabutan KTUN yang bersangkutan;
 Pencabutan KTUN yang bersangkutan ditambah
dengan kwjban untuk menerbitkan kptsn yang
baru; atau
 Penerbitan KTUN apabila gugatan didasarkan
pd adanya sikap diam yang disamakan dengan
kptsn penolakan pd Ps. 3 UU No. 5 th 1986.
 Putusan hakim tidak semua dapat dilaksanakan
dalam arti yang sebenarnya secara paksa oleh
pengadilan. Hanya putusan penghukuman
yang dapat dilaksanakan, sedangkan putusan
pernyataan (deklaratoir) dan putusan
penciptaan (contitutive) tidak memerlukan
sarana pemaksa untuk melaksanakanya.
 Krn tidak memuat hak atas suatu prestasi,
maka terjadinya akibat hkm tidak tergantung
pd bantuan atau kesediaan dr pihak yang
dikalahkan.
 Krn itu, tidak diperlukan sarana pemaksa
untuk menjalankanya.
 Putusan Pengadilan yang tidak mengindahkan
syarat2 yang ditentukan undang2 akibatnya batal
demi hkm.
 Se lambat2nya 30 hari stelah putusan itu
diucapkan, hakim yang memeriksa perkara dan
panitera yang ikut bersidang harus
menandatanganinya.
 Apabila hakim ketua sidang berhalangan
menandatangani, maka putusan ditandatangani oleh
ketua pengadilan dengan menyatakan
berhalanganya hakim ketua sidang.
 Apabila yang berhalangan adlh hakim anggota
majelis, putusan ditandatangani oleh keta majelis
dengan menyatakan berhalanganya hakim anggota
majelis itu
Setiap perkara yang diputus pengadilan
memerlukan biaya.
Pihak yang kalah lazimnya dihukum
untuk membayar biaya perkara, baik
untuk seluruhnya atau sebagian.
Biaya perkara tersebut dibebankan kepada
pihak yang kalah meliputi:
a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai
yang diperlukan untuk perkara itu.
b. Biaya saksi, ahli, dan alih bahasa yang
diperlukan dalam perkara termasuk biaya
penyumpahanya, dengan catatan bahwa pihak
yang meminta pemeriksaan lbh dari 5 orang
saksi harus membayar biaya untuk saksi yang
lbh itu meskipun pihak tersebut dimenangkan.
c. Biaya pemeriksaan ditempat lain dari ruang
sidang dan biaya lain yang diperlukan bagi
pemutusan sengkea atas perintah hakim
ketua sidang.
 Agar ada kepastian hukum, jumlah biaya perkara
yang dibebankan kepada pihak yang kalah harus
dimuat dalam amar putusan akhi pengadilan.
 dalam hal pelaksanan putusan yang berisi kewajiban
kepada Badan/Pejabat TUN untuk memberikan
rehabilitasi, dikirim kepada para pihak dalam
tempo 3 hari stelah putusan mempunyai kekuatan
hkm tetap.
Apabila tergugat tidak dapat atau tidak
sempurna melaksanakanya sbb telah
terjadi perubahan keadaan, maka dia
wajib memberitahukan kepada Ketua
Pengadilandan Penggugat.
 Kemungkinan suatu putusan PTUN tidak
dilaksanakan oleh pejabat administrasi negara,
krna alasan teknis yuridis dan sikap tindak pejabat
administrasi negara.
 Dari segi teknis yuridis, dalam UU No 5 th 1986 serta
beberapa asas dalam hkm administrasi memang
tidak diatur instrumen yang dapat memaksa pejabat
administrasi negara untuk melaksanakan putusan
PTUN.
 Pejabat yang tidak melaksanakan
putusan PTUN berarti tidak
menghormati prinsip2 negara hkm dan
tidak menyadari bahwa jabatan sbg
pekerjaan yang mengemban kepentinga
Untuk dapat menerobos hal ini diperlukan dan
umum.
diciptakan yurisprudensi oleh para hakim
PTUN.
Upaya hkm thdp putusan PTUN
 Jenis upaya hkm:
a. Upaya hkm biasa yang berupa pengadilan
tingkat banding dan peradilan tingkat kasasi.
b. Upaya hkm luar biasa, yaitu perlawanan pihak
ketiga dan peninjauan kembali.
 Perlawanan pihak ketiga
a. Mencabut keputusan yang digugat dalam
perkara itu. Misalnya pencabutan izin usaha
akan menimbulkan kerugian penduduk
sekitarnya,
b. Mencabut kptsn yang digugat dalam perkara
itu dan menerbitkan KTUN yang baru.
Misalnya pencabutan izin usaha tersebut
disertai mengeluarkan izin serupa untuk
luar daerah, tentu ketetapan baru akan
merugikan kepentingan penduduk yang
dahulu sdh menguntungan
c. Menerbitkan KTUNbaru dalam hal gugatan
yang dikabulkan mengenai keputusan yang
fiktif.
d. Membayar suatu ganti kerugian.
e. Mereka dilitir penggugat dalam kedudukan
semula.
bahasa inggris disebut appeal,
pemeriksaan tingkat kedua, yaitu
memeriksa perkara baik mengenai fakta
maupun penerapan hkmnya dan
merupakan pemeriksaan tingkat terakhir
(judex facti).
Permohonan kasasi
kasasi → pemeriksaan thdp keputusan pengadilan
am
dal tingkat peradilan yang terakhir apakah ada
kesalahan atau kekeliruan dalam penerapan hkmnya.
 Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi dapat
menggunakan 3 alasan untuk membatalkan
alasan pengadilan bawahan (judex facti) yaitu:
a. Karena melampaui batas wewenangnya
b. Salah menerapkan/melanggar km yang
berlaku
c. Lalai memenuhi syarat2 yang diwajibkan oleh
UU yang mengakibatkan batalnya putusan
yang bersangkutan
 Peninjauan Kembali → Permohonan peninjauan
Kembali thdp putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hkm tetap merupakan
wewenang eklusif Mahkamah Agung.
 Mahkamah Agung akan memutuskan permohonan PK
pd tingkat pertama da terakhir.
 Setelah diputuskan dalam tingkat PK tidak
terbuka lagi upaya hkm apapun.
 Alasan2 PK diatur dalam Pasal 67-75 UU No. 14
tahun 1986 sbb:
a. Apabila putusan didasarkan pada suatu
kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang
diketahui stelah perkaranya diputus atau
didasarkan pada bukti2 perdana dinyatakan palsu
b. Apabila stelah perkara diputus ditemukan surat2
bukti yang bersifat menentukan yang pd waktu
pekara diperiksa tidak dapat ditemukan
c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak
dituntut atau lbh daripada yang dituntut
d. Apabila mengenai suatu bagian dr tuntutan
blm diputus tanpa dipertimbangkan seab2nya
e. Apabila antara pihak2 yang sama
mengenai soal yang sama atas dasar
yang sama, oleh pegadilan yang sama,
atau sama tingkatnya telah diberikan
putusan yang satu dengan lainnya
f. Apabila dalam suatu putusan trdapat ketentuan2
bertentangan
yang bertentangan satu dengan yang lainya.
Penyelesaian sengketa TUN
 Upaya administrasiinistratif → Prosedur yang
ditentukan dam
l suatu peraturan per-uuan tuk
menyelesaikan suatu sengketa TUN yang
dilaksanakan di lingkungan pemerintahan sendiri

Anda mungkin juga menyukai