PENGADILAN TATA
USAHA NEGARA
Lawy
er-pana.png
UNDANG-UNDANG PERADILAN TATA USAHA
NEGARA:
1. UNDANG-UNDANG
NO. 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA U
SAHA NEGARA
2. UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2004 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 5 TAH
UN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEG
ARA
3. UNDANG-UNDANG NO. 51 TAHUN 2009 TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NO
. 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAH
A
NEGARA
Undang Undang Mahkamah Agung:
1.
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 t Undang-Undang No. 48 Tah
entang Mahkamah Agung un 2009 tentang Kekuasaa
n Kehakiman
perijinan
Asas-asas Hukum Acara Peratun
a. Asas praduga sah menurut hkm (persumtion
isutia causa)
b. Asas pembuktian bebas
c. Asas keaktifan hakim
d. Asas erga omnes (harus segera dilksnkan krn
untk kepentingan publik)
e. Asas peradilan cepat, murah, sederhana
f. Asas kesatuan beracara
g. Asas musyawarah
h. Asas kekuasaan kehakiman yang merdeka
i. Asas keterbukaan
j. Asas putusan adil
Komptensi Relatif: Pengaturan
kompetensi relatif peradilan tata usaha
negara terdapat dalam Pasal 6 dan
Pasal 54.
Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-
Undang ini:
a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata;
b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturan yang bersifat umum
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukan persetujuan;
d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;
e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan
badan peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional Indonesia;
g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di pusat maupun di daerah mengenai
hasil pemilihan umum.
Pengajuan Gugatan dan
Tenggang Waktu
Gugatan diajukan kepada pengadilan untuk
mendapatan putusan (Psl. 5 UU No 5/1986)
Isi gugatan terbatas pada suatu macam
tuntutan pokok, yaitu agar
keputusan/penetapan/ketetapan/Tindakan
Pejabat/badan TUN batal/tidak sah.
Menurut Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986, gugatan hanya dapat diajukan
hanya dalam tenggang waktu 90 hari
terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkan Keputusan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara yang bersangkutan
Tidak setiap KTUN dapat langsung digugat melalui
PTUN. Menurut UU No. 5/1986, terhadap KTUN yang
mengenal upaya administrasiinistratif disyaratkan
lebih dahulu menempuh saluran
administrasiinistratif yang tersedia. KTUN yang tidak
mengenal upaya administrasiinistratif, gugatan
langsung ditujukan kepada PTUN tingkat pertama.
Jika
tidak ada peraturan perundang-
undangan yang menyediakan upaya
administrasiinistratif, sengketa TUN
dapat langsung diajukan kapada PTUN.
menyalahgunakan wewenang
(detournement de pouvoir), atau karena
berti ndak sewenang-wenang (abus de
droit).
Permintaan agar
keputusan/Tindakan/ketetapan/penetapan
agar dinyatakan batal atau ti dak sah.
Acara Biasa Acara Cepat Acara Singkat
1. Pemeriksaan 1. Ada permohonan untuk melaksanakan 1. Terjadi perlawanan atas
Persiapan pemeriksaan acara cepat penetapan yang diputuskan
2. Prosedur Dismisal 2. kepentingan penggugat sangat oleh ketua pengadilan dalam
3. Pemeriksan sidang mendesak, apabila kepentingan itu rapat permusyawaratan
di Pengadilan : menyangkut KTUN yang berisikan 2. Tenggang waktu permohonan
Pembacaan misalnya perintah pembongkaran 14 (hari) sejak penetapan
gugatan, jawaban, bangunan atau rumah yang ditempati dismissal.
replik, duplik, penggugat. 3. Pemeriksaan singkat
pembuktian, 3. Jangka waktu 14 hari untuk menerima terhadap: a. penetapan Ketua
kesimpulan, dan mengabulkan permohonan acara PTUN, sebagaimana diatur
pembacaan cepat. Penolakan penetapan acara cepat dalam Pasal 62 ayat (3), ayat
putusan tidak dapat diigunakan upaya hukum (4), ayat (5) dan ayat (6) UU
4. Diperiksa majelis 4. Penetapan acara cepat dikabulkan, maka No 5 tahun 1986 b) Gugatan
hakim Ketua Pengadilan dalam jangka waktu 7 perlawanan oleh pihak ketiga
(tujuh) hari setelah dikeluarkannya terhadap pelaksanaan
penetapan menentukan hari, tempat, putusan yang telah
dan waktu sidang tanpa melalui prosedur mempunyai kekuatan hukum
pemeriksaan persiapan tetap, sebagaimana diatur
5. Tenggang waktu untuk jawaban dan dalam Pasal 118 UU No 5
pembuktian bagi kedua belah pihak, tahun 1986.
masing-masing ditentukan tidak melebihi
14 (empat belas) hari