Mohamad Nasir
Fakultas Hukum Universitas Balikpapan
Balikpapan, 7 November 2021
• Mengapa argumentasi hukum penting bagi
advokat?
1 Pengertian
2 Kegunaan
3 Jenis AH
4 Aturan dalam AH
5 Kesesatan dalam AH
6 Tahapan AH
#1_Pengertian
• Cara advokat dan hakim
membicarakan hukum di
ruang publik
an effort to Merupakan • bahasa dan penalaran
establish keterampilan hukum memperlihatkan
belief by a ilmiah dalam apakah putusan hukum
course of rangka pemecahan imparsial atau partisan,
reasoning masalah-masalah legitimate atau tidak, tepat
Legal hukum (legal atau tidak
Reasoning problem solving)
@Carter dan Burke, 2002,
Reason in Law, Chicago and
London, The University Of Chicago
Press
membantu para
menjamin kesahihan praktisi hukum,
merupakan MAHKOTA
suatu argumentasi lawyer, para jaksa
dan JANTUNG
dan salah satu jalan dan hakim,
keterampilan para
untuk mendekatkan menganalisis,
praktisi dan akademisi
diri pada kebenaran merumuskan, dan
hukum
dan keadilan mengevaluasi fakta,
data
Deduktif Induktif
• Probabilitas:
• Mencari hubungan merupakan konsep
• Merumuskan kausalitas (sebab sentral dalam
fakta: merangkum penalaran induktif;
akibat), yang
• Probabilitas dlm
semua fakta tergantung pd jenis
hukum tergantung
(peristiwa, hukumnya : Pidana, standar pembuktian
perbuatan atau Perdata, Adminstrasi (alat bukti& beban
keadaan) fakta Negara, Tata Usaha pembuktianya.
yuridis in concreto; Negara dll. Perdata: dalil & bukti,
Pidana: Keyakinan
Hkm & bukti.
• Konklusi
penalaran
induktif bukan
Aturan mana ketentuan hukum ‘benar’ (truth)
melihat yang yang dapat melainkan
kesamaan diterapkan diaplikasikan kemungkinan
dalam kasus kedua
antar kasus pada kasus atau kasus lain (mendekati
pertama yang serupa kebenaran),
meskipun bukan
salah.
#4_Aturan AH
1 Aturan interpretasi
Aturan-aturan penyimpulan 2
Berguna untuk menyimpulkan konsekuensi
dari aturan-aturan hukum, aturan-aturan
penalaran: per analogiam (a simili), a
contrario, a fortiori
3 Aturan tentang kontradiksi
Menolak/menerima
Dalam hukum hal ini bisa dibenarkan/bukan
argumen tidak
merupakan “kesesatan” misalnya dalam Pasal
didasarkan pd benar
185 ayat (6) huruf d KUHAP:
atau salahnya
• Dalam menilai kebenaran keterangan
penalaran, tapi lebih
seorang saksi, hakim harus dengan sungguh-
disebabkan keadaan
sungguh memperhatikan cara hidup dan
pribadi yang
kesusilaán saksi serta segala sesuatu yang
menyampaikan
pada umumnya dapat mempengaruhi dapat
argumentasi.
tidaknya keterangan itu dipercaya.
• Menerima/menolak
argumentasi hanya krn
ancaman dan
menimbulkan perasaan
takut.
• Dalam bidang hukum,
Argumentasi ini tidak
sesat jika digunakan u/
mengingatkan orang ttg
suatu peraturan (sosialisasi
peraturan).
Contoh:
Kekeliruan berpikir karena Saya heran mengapa banyak
menganalogikan dua pengacara yang membela
koruptor, kalau begitu kita
permasalahan yang terlihat
tidak usah belajar hukum
mirip tetapi sebenarnya karena hanya akan menjadi
berbeda secara mendasar pembela para koruptor
o Pasal 250 BW
• Kekeliruan berpikir
Setiap anak yang dilahirkan selama perkawinan,
karena menetapkan
maka suami dari perempuan yang melahirkan
kebenaran suatu adalah ayahnya
dugaan o Persangkaan hakim yang menjadi yurisprudensi
• Dalam hukum ini adalah dalam perkara perceraian yang didasarkan
terkait erat dengan alasan perzinahan, bahwa dalam hal seorang laki-
laki dan perempuan yang bukan suami istri
asas pra duga tak
bersama-sama menginap dalam satu kamar di
bersalah (Pidana)
mana hanya ada satu tempat tidur, maka
atau alat bukti dipersangkakan mereka telah melakukan
persangkaan perzinahan
Analisis
4
5 Kesimpulan
Metode
F
FACT
Identifikasi apakah fakta yang dimaksud
I adalah fakta biasa atau fakta hukum.
Fakta Hukum :
ISSUE
Peristiwa Hukum: kelahiran, kematian,
R daluarsa
RULE Perbuatan: Pencemaran LH, perusakan LH,
Korupsi, PMH
A Keadaan: di bawah umur, di bawah
ANALYSIS
pengampuan, gangguan ingatan
C
CONCLUSION
I (Badan/Pejabat TUN)
ISSUE
• Pidana
• Administrasi
R Isu Hukum
Kualifikasi
perbuatan
pelanggaran terhadap
ketentuan perat per uuan,
AAUPB
RULE • Perdata (wan prestasi atau
PMH)
A
ANALYSIS
• Kerugian
C
CONCLUSION
Akibat • Potensi Kerugian
I
ISSUE
Klasifikasi
Inventarisasi
R dokumen
Bahan
Hukum
Analisis
RULE
A
ANALYSIS
C
CONCLUSION
C
CONCLUSION
1 2 3 4 5
Identifikasi Klasifikasi
Bahan Hukum & Bahan Hukum
Dok Hukum Dok. Hukum
#1_Identifikasi Isu Hukum dan Bahan Hukum
Gregory Churchill, 1988, “Petunjuk Penelusuran Literatr Hukum Indonesia”, Jurnal Baca Vol. 13, No.1- 2
1
Barang atau hal apa yang
dipersoalkan: Mis: apakah tanah, 2 Dasar Tuntutan atau
Pembelaan yang diajukan:
harta, kedudukan, wewenang? apakah janji, kelalaian,
tanggung jawab, persyaratan
dsb
Tindakan Subyek
3 Upaya hukum yang dikehendaki: 4 Orang atau pihak yang terlibat:
apakah ganti rugi, bantuan, apakah perorangan atau
hukuman, pelaksanaan janji, kelompok orang, badan hukum,
penertiban, dsb. dll
#2_Inventarisasi bahan hukum
1 2 3
Metode Metode Metode
Sistematis Bola salju Kombinasi
#3_Klasifikasi Bahan Hukum
Bahan Hukum
2 Sekunder
Evaluatif : melakukan
penilaian/mengevaluasi
Deskriptif : teknik dasar
tepat atau tidak tepat, benar
analisis yang tidak dapat
atau tidak benar, salah atau
dihindari penggunaannya. Interpretatif:
tidak salah terhadap suatu
Deskripsi, berarti uraian menggunakan
pandangan, proposisi,
apa adanya terhadap jenis-jenis
pernyataan-pernyataan,
suatu kondisi atau posisi penafsiran
rumusan norma, keputusan
dari proposisi-proposisi
baik yang tertera dalam
hukum atau non-hukum
bahan hukum primer
maupun sekunder