Anda di halaman 1dari 25

AGUMENTASI HUKUM

(LEGAL REASONING)

PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT


KERJASAMA DPN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA DENGAN
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA
Januari 2021

AGUS EKA PUTRA


DPC PERADI DENPASAR
Ilmu Hukum Sebagai Ilmu “Sui Generis”

Ilmu Hukum Memiliki Kepribadian yang Khas


KARAKTER NORMATIF ILMU HUKUM :   

HUKUM BERISI NORMA . KARAKTER NORMA  ADALAH MENGHARUSKAN


(PRESKRIPTIF) DAN BUKAN DESKRIPSI. DENGAN DEMIKIAN HUKUM
BUKANLAH GEJALA YANG DAPAT  DIAMATI OLEH PANCA INDERA (PM
HADJON)

SEBAGAI ILMU YANG BERSIFAR PRESFEKTIF, Ilmu hukum mempelajari


tujuan hukum, nilai – nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep – konsep
hukum, dan norma – norma hukum
PM HADJON

ADA 4 CIRI  KARAKTER NORMATIF  BERDAMPAK PADA METODA PENELITIAN ILMU HUKUM

1. TIDAK MEMERLUKAN  HIPOTESA;

2. RUMUSAN MASALAH UMUMNYA DISKRIPTIF, BERANGKAT DARI  CONFLICT OF NORM,


VACUM OF NORM/LEEMTEN, VAGUE OF NORM (Kabur) ;

3. TIDAK MEMERLUKAN POPULASI DAN SAMPLING;

4. TIDAK MENGENAL DATA TAPI BAHAN HUKUM.

ARGUMENTASI HUKUM

Argumentasi hukum yang juga disebut dengan legal reasoning merupakan


suatu proses berpikir berdasarkan alur logika hukum untuk memperkuat
atau menolak suatu pendapat, yang meliputi jenjang filsafat hukum, teori
hukum, hukum normatif/hukum positif pada kenyataan hidup
bermasyarakat.

Legal Reasoning adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason”


tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim
memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang pengacara meng-
argumentasi-kan hukum dan bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum
(Sudikno Mertokusumo)

Argumentasi Hukum Tidak Terpaku Pada Peraturan Perundang-undangan.


FILSAFAT HUKUM
TEORI HUKUM
ILMU HUKUM NORMATIF
PRAKTEK HUKUM
KEKHUSUSAN ARGUMENTASI HUKUM :

1.Tidak ada Hakim atau Advokat berargumentasi dari suatu keadaan hampa.
a) Argumentasi  hukum selalu dimulai dari hukum positif ;
b) Hukum positif  bukan merupakan  suatu  keadaan yang tertutup ataupun statis tetapi
merupakan suatu perkembangan yang berkanjut;
c) Dari suatu  ketentuan hukum positif, yurisprudensi akan menentukan norma – norma baru ;
d) Orang dapat bernalar dari ketentuan  hukum positif dari asas – asas yang terdapat dalam
hukum positif untuk mengambil keputusan – keputusan baru.;
2. Meliputi tiga lapisan argumentasi hukum:
a). Lapisan logika;
! Lapisan ini untuk struktur intern dari suatu argumentasi ;
!Lapisan ini merupakan logika  tradisional ;
!Isu yang muncul  berkaitan dengan premis – premis yang digunakan dalam menarik kesimpulan yang 
logis dan langkah – langkah dalam menarik kesimpulan . Misalnya diduksi analogi : A = B, B = C, A = C

b). Lapisan dialektika;


!Lapisan ini membandingkan argumentasi  baik pro maupun kontra
!Dari dialektika menuju ke retorika, yaitu teknik untuk meyakinkan, dan usaha menarik simpati.

c). Lapisan Prosedur.(struktur, acara penyelesaian sengketa)


!Suatu aturan dialog harus berdasarkan  pada aturan manin yang sudah ditetapkan dengan syarat –
syarat prosedur yang rasional dan syarat penyelesaian  sengketa yang jelas;
!Dengan demikian terdapat  saling keterkaitan antara lapisan dialektik dan lapisan prosedural;
PENALARAN
1. PENALARAN DEDUKSI
Adalah Suatu bentuk dari cara memperoleh konklusi yang ditarik dari
proposisi demi meraih kebenaran, bukan semata-mata untuk menyusun
argumentasi dalam suatu perdebatan, melainkan juga sebagai metode
dasar bagi pengembangan semua bidang ilmu pengetahuan (M. Solihin)
Penggunaan penalaran deduksi ini berpangkal dari pengajuan premis
mayor, kemudian diajukan premis minor. Dari kedua premis ini (mayor dan
minor) selanjutnya ditarik suatu kesimpulan atau conclusion.
Contoh Penalaran Deduksi :
- Perkawinan adalah sah menurut hukum apabila dilakukan
menurut Agama dan Kepercayaan Masing-masing (Premis
Mayor)
- Ani dan Budi menikah menurut tatacara Agama Islam
(Premis Minor)
- Ani dan Budi telah menikah secara sah (Kesimpulan)
Penalaran Deduksi mendorong penemuan
hukum karena ada kalanya Undang
undang tidak dibuat secara sempurna.
2. PENALARAN INDUKSI
yakni cara berfikir untuk menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang
bersifat individual.

Menurut Abdul Kadir Muhammad, bahwa proses berfikir induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

Penalaran induksi dalam hukum.


Penanganan perkara  di pengadilan  selalu berawal dari langkah  induksi .

Langkah pertama adalah merumuskan fakta, mencari hubungan sebab akibat, mereka –
reka probabilitas

Merumuskan Fakta
" merangkum semua fakta (peristiwa, perbuatan atau keadaan) fakta yuridis in concreto.
Hubungan kausal
!Hubungan kausal memegang peranan penting dalam  penanganan perkara
!Hubungan kausal dalam hukum  sangat tergantung pada jenis hukum atau macam – macam hukum

Hubungan causal dalam hukum pidana


!Hubungan kausal diperlukan  terhadap
a.Delik materiel
b.Delik yang dikwalifisir oleh kaibatnya
Contoh: kelakuan      mati
                sebab          akibat
Yurisprudensi kita menganut
a.Akibat langsung
b.Teori adequat ( secara wajar dapat diduga menimbulkan akibat)
Hubungan kausal dalam hukum perdata
Contoh : perbuatan melanggar hukum     kerugian
                                                  sebab      akibat

Dalam hukum perdata dikenal teori hubungan kausal


a.Teori conditio sinequa non (tindakan menimbulkan akibat tertentu)
b.Teori cause proxima ( sebab terdekat)
c.Teori adequat (secara wajar dapat diduga dapat menimbulkan akibat)
Probabilitas
!Probabilitas  merupakan konsep sentral dalam penalaran  induktif ;
!Probabilitas dalam hukum  tergantung dari standar pembuktian;
!Standar pembuktian didukung oleh alat – alat bukti pembuktian
Perdata: dalil & bukti,
Pidana: Keyakinan Hakim & bukti.
PERSIAPAN PEMBUATAN ANALISIS HUKUM
" Pelajari Kasus atau Transaksi dengan sebaik-baiknya
" Cari dan Pelajari Dasar Hukumnya
" Cari dan Pelajari Landasan Teoritiknya
LANGKAH LANGKAH ANALISIS HUKUM
1.Pengumpulan Fakta
•Fakta hukum dapat berupa perbuatan, peristiwa, atau keadaan;
#Pembunuhan adalah perbuatan hukum ;
#Kelahiran adalah peristiwa hukum ;
#Dibawah umur adalah suatu keadaan

•Pengumpulan  fakta hukum didasarkan pada ketentun tentang alat bukti


•Seorang Advokat  pertama kali  harus mendengar paparan klien mengenai fakta hukum
•Sikap lawyer terhadap klien adalah sikap skeptik dalam rangka mengorek fakta hukum yg dipaparkan
klien
•Dengan berhati lawyer mengajukan pertanyaan  untuk menguji  sekaligus menggali fakta hukum secara
lengkap ;
•Untuk dapat mengajukan pertanyaan  tentunya harus didasarkan pada  ketentuan – ketentuan dan asas –
asas hukum  yang relevan;
Contoh:Andai kata  fakta hukum berkaitan dengan  perbuatan melanggar hukum , tentunya lawyer
dalam mengajukan pertanyaan  beranjak dari ketentuan  Pasal 1365 BW
2.Klasifikasi Hakekat Permasalahan Hukum Pembagian Hukum Positif

•Hukum Publik dan Hukum Privat

•Hukum Publik :
– Hukum Tata Negara
– Hukum Administrasi
– Hukum Internasional Publik

•Hukum Privat
– Hukum Dagang
– Hukum Perdata

•Hakekat permasalahan hukum dalam sistem peradilan kita berkaitan dengan lingkungan peradilan yg
berkaitan dgn kompetensi absolut pengadilan
3.Identifikasi dan Pemilihan Isu Hukum yg Relevan
- Isu hukum berisi petanyaan tentang fakta dan pertanyaan tentang hukum ;
- Pertanyaan tentang fakta hukum pada akhirnya menyimpulkan fakta hukum yang
sebenarnya yang didukung oleh alat – alat bukti;
- Isu tentang hukum dalam civil law system diawali dengan statue approach yang
kemudian diikuti dengan konseptual approach
- Dengan demikian identifikasi isu hukum berkaitan dengan konsep hukum ;
-Dari konsep hukum yang menjadi dasar dipilah – pilah eleman – elemen pokok

Contoh: Malpraktek Wanprestasi atau PMH


Isu Hukum Konsep Wanprestasi

• Analisis pada dasarnya mengandung makna pemilahan unsur-unsur yang lebih kecil.
• Unsur2 isu wanprestasi :
- Adakah hubungan kontraktual dlm hubungan dengan pasien?
- Adakah cacat prestasi

Untuk isu PMH pertanyaannya :


• Apakah tindakan dokter merupakan suatu perbuatan hukum ?

• Apakah tindakan dokter merupakan suatu perbuatan melanggar hukum ?


- Apa kriteria melanggar hukum ?
- Apa kerugian yg diderita pasien?
• Masing2 isu dibahas dgn mendasarkan pada fakta (hub dokter-pasien) dikaitkan dgn
hk dan teori serta asas hk

•Tiap isu hrs dibahas dgn cermat


Simpulan :
Ada tidaknya wanprestasi atau

Ada tidaknya PMH


4. Penemuan hukum yang berkaitan dengan Isu Hukum

Penelusuran peraturan perundang – undangan;


Mengidentifikasi norma, rumusan norma merupakan suatu proposisi
Memahami konsep (conceptual  approach);

Contoh:
Norma Pasal 1365  BW setiap perbuatan melanggar hukum  yang menimbulkan
kerugian  itu untuk membayar ganti kerugian 
Dalam norma tersebut konsep-konsep utama yang harus dijelaskan adalah :
1. Konsep Perbuatan
Contoh: gempa bumi, perbuatan siapa dan siapa yg bertanggung jawab

2. Konsep Melanggar Hukum


• Yurisprudensi perdata :
–Melanggar hak orang lain –Bertentangan dengan kewajiban hukum –Melanggar kesusilaan
– Konsep Kerugian

3. Unsur-unsur kerugian meliputi :


- Schade : kerusakan yang diderita - Winst : keuntungan yg diharapkan - konsten : biaya yg
dikeluarkan

4. Korelasi Perbuatan dengan Kerugian sebagai sebum sebab akibat.


5. Penerapan hukum
!Setelah menemukan norma kongkrit, langkah berikutnya adalah
penerapan pada fakta hukum

Anda mungkin juga menyukai