Anda di halaman 1dari 29

Menulis dengan Metode IRAC

Bivitri Susanti
Keterampilan Inti untuk Berpikir Kritis

Sumber: Facione, 2015. Ilustrasi: www.rasmussen.edu


Keterampilan Berpikir
Kritis
1. Memahami hubungan-hubungan logis
antar gagasan
2. Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan
mengevaluasi argumen
3. Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan
umum dalam pemberian alasan
4. Memecahkan masalah secara sistematis
5. Mengidentifikasi relevansi dan
kepentingan gagasan
6. Merefleksikan kebenaran keyakinan dan
nilai-nilai diri sendiri
… berbicara tentang hubungan logis
antar gagasan, mari kita melihat Rule
of Inference: Penalaran atau cara
menyimpulkan
Penalaran – Logika

• N: Kenapa bajaj tidak boleh


lewat sini?
• P: Karena bajaj roda tiga, pak.
• N: Karena bajaj roda tiga tidak
boleh lewat sini?
• P: Iya pak.
• N: Bah, semua bajaj kan roda
3?
Rule of Inference/ Penalaran/ cara
menyimpulkan
•Deduksi: berangkat dari
proposisi umum

•Induksi: berangkat dari


proposisi khusus
Penalaran Dari proposisi Dari proposisi
Deduktif umum ke umum ke
umum khusus

Penalaran Dari proposisi Dari proposisi


Induktif khusus ke khusus ke
umum khusus
Contoh penalaran deduktif:

Dari proposisi umum ke umum → sangat jarang.

Dari proposisi umum ke khusus (silogisme):


• Premis pertama: semua manusia akan mati
• Premis kedua: Nagabonar adalah manusia
• Kesimpulan: maka, Nagabonar akan mati

Pernyataan deduktif selalu benar secara definitif


Contoh penalaran induktif

Dari khusus ke umum (generalisasi induktif; “generalisasi”)


• Premis pertama: Kehadiran Polisi Didi membuat semua
pengemudi kendaraan di Jalan Sudirman mematuhi peraturan lalu
lintas
• Premis kedua: Kehadiran Polisi Dudu membuat semua pengemudi
kendaraan di Jalan Sudirman mematuhi peraturan lalu lintas
• Premis ketiga: Kehadiran Polisi Dede membuat semua pengemudi
kendaraan di Jalan Sudirman mematuhi peraturan lalu lintas
• Premis keempat: dan seterusnya
• Kesimpulan: kehadiran polisi membuat semua pengemudi
kendaraan di Jalan Sudirman mematuhi peraturan lalu lintas.

Ada faktor ketidakpastian.


Penalaran hukum

Menggunakan deduktif dan induktif


• Membuat norma hukum (dalam
peraturan) dibuat dengan
menggunakan generalisasi
induktif.
• Prinsip-prinsip hukum yang
relevan diterapkan pada fakta-
fakta dalam suatu perkara dengan
deduksi.
Argumen yang BAIK
Argumen (baik deduktif maupun
induktif) yang baik (atau tepat)
adalah argumen yang valid (benar)
dan memiliki premis-premis yang
benar.
Ada masalah!
Dalam dunia hukum, proposisi-proposisi
cenderung dianggap benar karena dianggap
“perintah”, bukan “proposisi”, padahal dia
sebenarnya dalam dunia ilmu adalah proposisi
(yang harus dibuktikan validitasnya)

Dalam Penalaran hukum, penafsiran dilakukan


terhadap norma peraturan.
Seorang jaksa ingin mengajukan upaya
hukum peninjauan kembali. Apakah hal
ini dapat dibenarkan?
Pasal 263 KUHAP: (1)
Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya
dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali
kepada Mahkamah Agung.

Silogisme:
• Semua terpidana dan ahli waris adalah pihak yang
berhak mengajukan PK.
• Jaksa adalah bukan terpidana dan ahli waris.
• Jaksa adalah pihak yang tidak berhak mengajukan PK.
Pasal 263 KUHAP: (1) Terhadap putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
kecuali putusan bebas atau lepas dari segala
tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat
mengajukan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung.

Silogisme
• Semua pihak yang berkepentingan adalah orang
yang berhak mengajukan PK.
• Jaksa adalah salah satu pihak yang berkepentingan.
• Jaksa adalah orang yang berhak mengajukan PK.
Ada masalah lagi!

Bagaimana bila ada perdebatan atas premis-


premisnya sehingga ia mungkin saja sebenarnya
bisa melahirkan kesimpulan berbeda?

Itulah gunanya penyelidikan, penyidikan, dan


kelanjutan tahap pembuktian di persidangan.
Menuangkan Penalaran
dengan Metode IRAC
Argumen

Untuk bisa meyakinkan, argumen tidak hanya harus


didukung oleh premis-premisnya yang benar, tetapi
juga valid atau berkaitan antara premis-premis
dengan kesimpulan.
Panduan Menulis Secara Logis:
IRAC
Bagian Isi
Issue Pengenalan; penjelasan ringkas mengenai
hal yang dibahas
Rule Peraturan dan prinsip-prinsip hukum apa
saja yang relevan untuk masalah ini dan
uraian fakta-fakta.
Analysis Gambaran keterkaitan fakta-fakta dengan
prinsip hukum, peraturan, serta faktor-
faktor lain yang berpengaruh.

Conclusion Kesimpulan
Mengapa IRAC?

Mengorganisasikan penalaran hukum yang


sudah kita lakukan agar pembaca memahami
logika penalaran kita, dari awal sampai akhir.

Foto: http://www.elkedagvakantie.nl
Caranya?
Contoh kasus

Baiq Nuril, seorang guru honorer di Mataram, mendapat pesan


teks berbunyi mesum dari atasannya. Karena atasannya ini
sudah sering mengajaknya berbuat mesum, ia kemudian
menyimpan pesan teks itu untuk melaporkannya. Namun
kemudian pesan itu menyebar. Akibatnya, Baiq Nuril diancam
dengan tindak pidana dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE, yang berbunyi
• Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
Issue (Isu Hukum)
Nyatakan dengan jelas pertanyaan atau masalah yang Anda akan
jawab.
• Bentuknya dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
• Nyatakan isu secara spesifik, jangan hanya berupa pertanyaan
yang umum, seperti “apakah jaksa akan memenangkan kasus ini?

Dari contoh kasus:


• Apakah tindakan menyimpan pesan teks yang bernada pelecehan seksual dapat
dikualifikasi sebagai tindak pidana dalam Pasal 27 ayat (3) UU ITE?
Rule (Pengaturan)
Nyatakan segala pengaturan (peraturan
perundang-undangan, peraturan kebijakan,
putusan pengadilan) terkait serta teori yang
relevan.
Dari contoh kasus, misalnya:
• UU ITE
• UU Ketenagakerjaan
• Putusan terdahulu: Kasus Prita Mulyasari
• Teori-teori mengenai kekerasan seksual
• Sebenarnya, dalam “common law,” rule bukan hanya
membuat daftar peraturan, namun membuat
“struktur” dari sebuah “rule” yang terdapat dalam
sebuah putusan pengadilan.
• Karena itulah elemen menentukan “rule” dianggap
sebagai sebuah keahlian tersendiri.
• Namun dalam konteks Indonesia, “rule” atau elemen-
elemen dari sebuah peraturan dapat lebih mudah
ditemukan. Sehingga seringkali hanya berupa daftar
peraturan.
• Bisa juga, dalam “rule” kita jabarkan unsur-unsur
norma, namun biasanya analisis mengenai unsur norma
dimasukkan ke bagian Analisis.
Analysis (Analisis)

Terapkan pengaturan yang Anda temukan pada isu


hukum.
• Nyatakan bukti-bukti dan penjelasan mengapa Anda nanti bisa
sampai pada kesimpulan Anda.
• Praktikkan penafsiran hukum Anda (analogi, konstruksi hukum,
teleologis, dll).
• Jelaskan unsur-unsur dalam pasal.
• Bila memungkinkan, gali berbagai pendapat yang berbeda dan
kalahkan pendapat lainnya untuk menguatkan argumen Anda.
Conclusion/ Kesimpulan
Nyatakan dengan jelas kesimpulan Anda. Jangan
membuat pernyataan yang tidak Anda terangkan
sebelumnya dalam analisis.
Dari contoh kasus (asumsinya analisis sudah dibuat lengkap):
“Pengadilan akan menemukan bahwa ada kesalahan menerapkan UU ITE
Pasal 27 ayat (3), karena tujuan Nuril menyimpan teks itu bukanlah untuk
tujuan seperti yang dimaksud dalam UU ITE, melainkan untuk melindungi
dirinya sebagai penyintas kekerasan seksual yang dilakukan atasannya.”
Latihan

Baca lembar latihan Setiap kasus: 5 menit.


yang dibagikan, Tidak perlu ditulis,
kemudian tentukan I, cukup dicoret2 dan
R, A, dan C nya. sebutkan.
• Baca Cepat (skimming)
Buku Anotasi Putusan hlm.
1 (Anotasi pertama,
Kriminalisasi “Trading in
Influence” melalui
Ketentuan Suap (Analisis
Putusan Perkara Tindak
Pidana Korupsi
No.38/PID.SUS/TPK/2013/P
N.JKT.PST atas Terdakwa
Luthfi Hassan Ishaaq), oleh
Andreas Nathaniel.
• Waktu: 5 menit, fokus pada
awal-awal I, R, A, dan C
saja, tidak perlu membaca
analisis secara detail.
• Apakah ada pertanyaan
mengenai IRAC?

Anda mungkin juga menyukai