LANJUTAN KULIAH BULAN

KEDUA
PENEMUAN HUKUM
PASCASARJANA ILMU HUKUM
PERTIBA BABEL
HERMENEUTIKA DALAM DIMENSI
SEJARAH
 ZAMAN KLASIK ( dlm ilmu hk , salah satu
aliran filsafat alternatif, suatu metode
penemuan hk interpretasi teks)

 ZAMAN ABAD PERTENGAHAN

 ZAMAN ERA KOMTEMPORER

 ZAMAN KLASIK
 ARISTOTELES 384-322 DALAM BUKUNYA DE
INTERPRETATIONE HERMENUNETIKA
BERHUB DGN BAHASA,
 SETIAP SUKU, BANGSA PUNYA BAHASA DAN
DIALEK YANG BERAGAM DAN BERBEDA
MISALNYA MENYATAKAN RASA SAKIT:
ADUUH, AACHH, OH MY GOT, INNALILLAHI
WAINNAILAIHI RAJI’UN
 UNTUK MAKSUD ITU MAKA PENTING
HERMEUNITIKA MENGURAIKAN MAKNA DAN
EKSPRESI
 HERMENEUTIKA SEBAGAI
METODE ATAU SENI
 UNTUK MENAFSIRKAN NASKAH-
NASKAH SEJARAH KUNO SERTA KITAB
SUCI
 YANG PALING BANYAK MENGGUNAKAN
HERMENUTIKA YAITU ILMU TAFSIR
SEPERTI TAURAT, ZABUR, INJIL DAN
ALQULRAN; DGN ISTILAH TA’WIL,
SYARH, ATAU BAYAN
 BAGI TRADISI AGAMA YAHUDI TAFSIR ATAS
TEKS TAURAT (TORA) DILAKUKAN PARA AHLI
KITAB, MENAFSIRKAN HUKUM-HUKUM
AGAMA.
 BAGI TRADISI KRISTIANI MENERAAPKAN
TEKS PERJANJIAN LAMA
 KRISTEN PURBA MENAFSIRKAN HASILNYA
PERJANJIAN BARU DAN BERLANJUT PADA
REFORMASI SATU SISI GOLONGAN
PROTESTAN; SOLA SCRIPTURA ( HANYA
BERDASARKAN KITAB SUCI)
 GREJA KATOLIK: KITAB SUCI DITAFSIRKAN
 ABAD PERTENGAHAN (ABAD 7 -
17)
 ZAMAN KEMANDEKAN
 BAGI AGAMA ISLAM TAFSIR ATAU TA’WIL
TELAH DIGUNAKAN ZAMAN TABI’IN SATU
GENERASI SETELAH NABI MUHAMMAD SAW,
DENGAN IISTILAH IJTIHAD BI AL-RAY
(PEMAHAMAN BERDASARKAN OPINI) ADA
JUGA KONSEP QIYAS (ANALOGI)
 DARI QIYAS LAHIRLAH METODE DEDUKSI
HUKUM
 TAFSIR ALQUR’AN DAN HERMENEUTIKA
BUKAN DUA METODOLOGI YANG
PERSIS SAMA, KARENA LATAR
BELAKANG BERBEDA;’ YANG PERTAMA
DATNG DARI STUDI KEISLAMAN, YANG
KEDUA BERNGKAT DARI FILSAFAT
YUNANI
 KEDUANYA DISATUKAN OLEH OBJEK
YANG SAMA TEKS / WAHYU. ILMU
TAFSIR OBJEKNYA ALQUR’AN JUGA
HADIST, SEDANGKAN HERMENEUTIKA
MENYANGKUT APA SAJA TERUTAMA
HASIL KARYA MANUSIA
 ADA 3 PENDEKATAN DALAM
HERMENEUTIKA ALQUR’AN
 PENDEKATAN BAYANI STUDI FILOSOFIS
YANG MENEMPATKAN WAHYU SEBAGAI
KEBENARAN MUTLAK,
 PENDEKATAN BURHANI PENDEKATAN
RASIONAL ARGUMENTATIF = LOGIKA
 PENDEKATAN IRFANI BERTUMPU PADA
PENGALAMAN
 HERMENUTIKA ERA
KONTEMPORER
 TATKALA HERMENEUTIKA TIDAK LAGI
MENJADI MONOPOLI KAUM PENAFSIR KITAB
SUCI ATAU TEKS-TEKS KLASIK
 SUDAH MULAI MENGARAH PADA DISIPLIN
ILMU BERDIRI SENDIRI
 DIRINTIS OLEH FRIEDRFICH
SCHLEIERMACHER YAITU DIVINATORISCHES
VERSTEHEN (PEMAHAMAN INTUITIF)
 ABAD 20 HERMENEUTIKA MENGARAH PADA
 KE ONTOLOGI DAN EPISTEMOLOGI
 MENURUT RICOER PADA DASARNYA
SEMUA FILSAFAT SEBUAH
HERMENEUTIKA MEMBACA MAKNA
TERSEMBUNYI DALAM TEKS.
 JADI PENGERTIAN HERMENEUTIK
PADANAN HERMENEUTIC TANPA S,
TERM ARTINYA:
* ILMU PENAFSIRAN
 ILMU UNTUK MENGETAHUI MAKSUD
TERKANDUNG DALAM KATA-KATA
 PENAFSIRAN SECARA KHUSUS
MENUNJUK KEPADA PENAFSIRAN ATAS
TEKS ATAU KITAB SUCI
 HERMENEIA DARI BHS YUNANI SECARA
HARFIAH ARTINYA PENAFSIRAN ATAU
INTERPRETASI
 HERMES DALAM MITOS YUNANI KUNOP
SEORANG DEWA YANG
MENYAMPAIKAN DAN MENJELASKAN
PESAN KPD MANUSIA
 OBJEK KAJIAN HERMENEUTIKA

 PERTAMA : TEKS, LONTAR, ATAU AYAT/

WAHYU TUHAN
 KEDUA : TEKS NASKAH NASKAH KUNO,
DOKUMEN RESMI NEGARA, KONSTITUSI
NEGARA (PENAFSIR ITU BISA LEMBAGA
NEGARA, BADAN HUKUM, ATAU
INDIVIDU
 KETIGA : DOKTRIN
HERMENEUTIKA SEBAGAI “METODE
DAN DASA KEFILSAFATAN
 SEBAGAI METODE INTERPRETASI MENCOBA
MENGGALI MAKNA , BAGAIMANA TEKS ITU
DILAHIRKAN OLEH PENAGRANGNYA ATAU
MUATAN APA YANG MASUK OLEH
PENGARANG ATAU PEMBUAT KE DLM TEKS
YANG DIBUATNYA
 SELAIN ITU PENAFSIR BERUSAHA
MELAHIRKAN KEMBALI MAKNA TERSBUT
SESUAI DGN SITUASI DAN KONDIDI DIBACA
ATAU DIPAHAMI
 SEBAGAI LANDASAN
KEFILSAFATAN ILMU HUKUM
 FILSAFAT TENTANG BAGAIMANA
MENGERTI DAN MEMAHAMI HUKUM
 INGAT KODIFIKASI CORPUS IURIS
IUSTINIANI
 HERMENEUTIKA HUKUM BERKEMBANG
ABAD KE 16
TUJUAN HERMENEUTIKA HUKUM

 JAMES ROBINSON : MEMPERJELAS

“SESUATU” YG TDK JELAS SUPAYA
JELAS.
 SELANJUTNYA PERBEDAAN TUGAS
AHLI HUKUM DAN SEJARAH HUKUM
ANTARA LAIN:
 AHLI HUKUM
 MEMAHAMI MAKNA HK DARI KASUS
AKTUAL DAN DEMI KASUS AKTUAL ITU
 MENYELARASKAN MAKNA HUKUM
DENGAN AKTUALITAS KHIDUPAN SKRG
 MEMAHAMI MAKNA SECARA BENAR
 MEMAHAMI DAN MENAFSIRKAN
SESUATU MENUJU OBJEKTIFITAS
HISTORIS
 MENEGASKAN MAKNA ORISINIL DARI
HK
 DEFINISI AHLI HUKUM LEBIH
KOMPREHENSIF DAN MELIPUTI TUGAS
SEJARAWAN HUKUM
 SEJARAWAN HUKUM
 BERPIKIR BERDASARKAN SEJARAH HK
 MEREKONTRUKSI MAKNA ORISINAL
DARI RUMUSAN HUKUM
 MELIHAT NILAI HISTORISNYA
 BERPALING KEBUDAYAAN HUKUM
MASA LALU YANG TIDAK ADA
HUBUNGAN DENGAN MASA KINI.
DUA MAKNA HERMENENEUTIKA
HUKUM
 PERTAMA: METODE MEMAHAMI SUATU
NASKAH NORMATIF
 KEDUA: TEORI PENEMUAN HUKUM
 PROSES PENEMUAN HK LAZIMNYA
DILAKUKAN OLEH HAKIM (TIDAK HANYA
MENERAPKAN HK, JG MENCIPTAKAN DAN
MEMBENTUKKAN HUKUM
 PARA JAKSA, POLISI, DAN ADVOKAT
HERMENEUTIKA SAAT MEREKA MEMBUAT
TUNTUTAN, DAKWAAN, PENYIDIKAN,
MEMBUAT PEMBELAAN
 BAGI PEMBUAT UU ATAU
PERATURAN KEBIJAKAN
 MULAI DARI PERENCANAAN, PERANCANGAN,
PEMBAHASAN, PUTUSAN SAMPAI PADA
SOSIALISAI HUKUM
 PADA ILMUAN HUKUM JUGA BERPERAN JG
HERMENEUTIKA PADA SAAT JADI SAKSI AHLI,
 JG SETIAP ORANG SAAT KOMUNIKASI HK
DENGAN ORANG LAIN MISALNYA; MEMBUAT
PERJANJIAN JUAL BELI, DAN LAIN
SEBAGAINYA
 TEORI PENEMUAN HUKUM:
 PENAFSIRAN HUKUM DAN KONTRUKSI
HUKUM
 AKIBATNYA ADA PERBEDAAN ANTARA
SIATEM EROPA KONTINENTAL DAN
ANGLO SAXON
 SISTEM EROPA KONT: TIDAK MEMISAH
ANTARA METODE INTERPRETASI DG
KONTRUKSI
 SISTEM ANGLO SAXON
 MEMISAHKAN ANTARA INTERPRETASI DAN
KONTRUKSI
 ALASAN YANG MEMISAHKAN:
 INTERPRETASI:” DILAKUKAN DLM HAL
PERATURAN YG ADA TAPI TIDAK JELAS PADA
PERISTIWA KONKRIT
 KONTRUKSI: TIDAK ADA PERATURANNYA
(KEKOSONGAN HUKUM) BIASANYA
MENGGUNAKAN ANALOGI, ARGUMENTUM A
CONTRARIO , PENGKONKRITAN HK, FIKSI
 ADA 11 PENAFSIRAN HUKUM
 GRAMTIKAL, HISTORIS, SIATEMATIS
 SOSIOLOGIS ATAU TELEOLOGIS,
KOMPARATIF, FUTURISTIK,
 RESKRIKTIF,
 EKSTENSIF,
 OTENTIK, RESMI, INTERDISIPLOINER
 MULTIDISPLINER
 KONTRUKSI
 ANALOGI ( MENCARI ESENI YANG LEBIH
UMUM
 ARGUMENTUM A CONTRARIO ( KEBALIKAN)
JANDA MAU NIKAH SETELAH CERAI ADA MAS
IIDAH 130 HARI KARENA KEMATIAN, 90 HARI (
3 X SUCI) CERAI HIDUP, SETELAH
MELAHIRKAN BAGIN JANDA YANG HAMIL
 METODE PENYEMPITAN ATURAN YANG
ABSTRAK , PERNUATAN MELAWAN HK?
TAHUN 1919 ADALAH PERBUATAN MELAWAN
uu , MELANGGAR HAK SUB JEK HK Lain,
beretentangan dgn nilai kepatutan
 Fiksi hukum
 MELANGGAR HUKUM (1365
BW)
 BERBUAT ATAU TIDAK BERBUAT;
MELANGAR HAK SUBJEK HUKUM LAIN;
BERTENTANGAN DENGANKEWAJIBAN
HK DARI SI PELAKU; BERTENTANGAN
DENGAN KEPATUTAN
 FIKSI HUKUM
 ASAS IN DUBIO PRO REO ; ARTINYA
SETIAP ORANG DIANGGAP MENGATHUI
UNDANG-UNDANG
 APAKAH BENAR ASAS TERSEBUT ?
JAWABNYA…………………
 FIKSI HK, METODE PENEMUAN HUKUM
YANG MENGEMUKAKAN FAKTA BARU K
SEHINGGA TAMPIL PERSONAFIKASI
 FIKSI HK
 PEMBENTUK UU SADAR MENERIMA
SESUATU YANG BERTENTANGAN
DENGAN KENYATAAN SEBAGAI
KENYATAAN YANG NYATA
ARGUMENTUM a CONTRARIO
 COCOK DENGAN CARA BERPIKIR
SISTEM HK EROPA KONTINENTAL YAITU
HAKIM CENDRUNG BERPIKIR DARI
UMUM –KHUSUS LANDASANNYA UU
_LEGISME
 SEBALIKNYA DLM ANGLO SAXON
CENDRUNG BERPIKIR INDUKTIF DARI
KHUSUS KE UMUM, MELALUI PUTUSAN-
PUTUSAN HAKIM SEBELUMNYA
 Lanjutan kuliah pertemuan III
 DARI BERBAGAI METODE DAN TEORI
PENEMUAN HUKUM YANG ADA MUNCUL
PERTANYAAN ?
 BAGAIMANAKAH UPAYA BANGSA DAN
PEMERINTAH RI MEMBANGUN HUKUM
YANG IDEAL ?
 FAKTOR-FAKTOR APA SAJA YANG
MEMPENGARUHI HUKUM YANG IDEAL ?
 BAGAIMANAKAH ARAH PEMBANGUNAN
HUKUM NASIONAL INDONESIA ?
 BIDANG APA SAJA YANG MENJADI
PRIORITAS HUKUM ?
 UNTUK MENJAWAB BEBERAPA
PERTANYAAN DI ATAS, DAPAT
DILAKUKAN DENGAN BERBAGAI
PENSEKATAN YAITU:
 UPAYA-UPAYA
 PEMBANGUNAN SDM BANGSA
INDONESIA DIDASARKAN PADA
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI, MORAL,
AGAMA, SEJARAH DAN IDEOLOGI
BANGSA SEJAK PRA SEKOLAH SAMPAI
PASCA KERJA
 PEMBANGUNAN KEDISIPLINAN
 MENSOSIALISASIKAN TEKNIK DAN ILMU
PERUNDANG-UNDANGAN
 PARA PARTAI POLITIK DAN CALEG DAN
ANGLEG DIBERIKAN BEKAL
PENGETAHUAN KEJUANGAN BANGSA
DAN PENGETAHUAN TEKNIK PERUU
 LEPASKAN KEPENTINGAN
PARTAI/FRAKSI DALAM PROSES
PEMBENTUKAN UU, PERDA / HUKUM,
UTAMAKAN KEPENTINGAN BANGSA
DAN NEGARA SERTA MASYARAKAT
 TINGKATKAN PEMBIAYAAN DI BIDANG
PEMBANGUNAN HUKUM
 TINGKATKAN KESEJAHTERAN
MASYARAKAT TERUTAMA PENEGAK
HUKUM TERUTAMA HAKIM DAN JAKSA
SERTA ORANG YANG BERGERAK
DIBIDANG PERANCANGAN PERUU
 SERING DAN TINGKATKAN PELATIHAN-
PELATIHAN ATAU SEMINAR DI BIDANG
PERANCANGAN PERUU BAIK ITU SDM
DI EKSEKUTIF MAUPUN DI LEGISLATIF
DAN YUDIKATIF
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBANGUNAN HK
 FAKTOR KETERAMPILAN DAN
PENGETAHUAN
 FAKTOR “MENATALITAS DAN
MORALITAS”
 FAKTOR KOMITMEN DAN
KEBERPIHAKAN TERHADAP
KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA
DARI PADA KEPENTINGAN KELOMPOK
DAN GOLONGAN LAINNYA
 FAKTOR KESEJAHTERAAN DAN
PENDAPATAN
 FAKTOR PENGUASAAN MATERI HUKUM
 FAKTOR WAWASAN YANG,SISTEMIK,
VISIONISTIK DAN FUTURISTIK
ARAH PEMBANGUNAN HUKUM
 WAWASAN NUSANTARA
 NASIONALIS DAN INTERNASIONALIS
 OTONOMIS DAN DESENTARLISTIS
 KOMPREHENSIF
 KOORDINATIF DAN BERENCANA
 SKALA PRIORITAS
 KERAKRAYATAN