Hukum Acara Pidana adalah hukum yang mengatur bagaimana cara menjamin
ditaatinya hukum pidana materiil dengan perantaraan hukum. Hukum Acara Pidana selain
merupakan mekanisme/tata cara proses suatu perkara pidana, tetapi juga memuat hak dan
kewajiban para pihak yang ada dalam suatu proses perkara pidana.
Asas Praduga Tak Bersalah (Presumption of innocent), artinya setiap orang yang
disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dana tau dihadapkan di muka siding pengadilan,
wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan
kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
Asas Miranda Rule, artinya kepada seorang tersangka, sejak saat dilakukan
pengangkapan atau penahanan wajib diberitahu dakwaan dan dasae hukum apa yang
didakwa, kepadanya, juga wajib diberitahuka haknya itu termasuk hak untuk menghubungi
dan meminta bantuan penasihat hukum.
Penyidikan: Pasal 1 butir 2 KUHAP “Penyidikan adalah serangkaian tindakan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.”
Penyelidikan: Pasal 1 butir 5 KUHAP “Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan.
Upaya Paksa
1. Penangkapan (Pasal 16-19 KUHAP)
2. Penahanan (Pasal 2-31 KUHAP)
3. Peggeledahan (Pasal 32-37 KUHAP)
4. Penyitaan (Pasal 38-46 KUHAP)
5. Pemeriksaan Surat (Pasal 47-49 KUHAP)
6. Penetapan Tersangka (Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 24 April 2015, No.
21/PUU-XII/2014 – Harus dengan 2 alat bukti)