Pengertian
■ pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian
dasar tentang bagaimana seorang hakim
memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang
pengacara meng-argumentasi-kan hukum dan
bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum.
Pengertian
Suatu kegiatan untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu
peristiwa hukum, baik yang merupakan perbuatan hukum (perjanjian, transaksi
perdagangan, dll) ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (pidana,
perdata, ataupun administratif) dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum
yang ada.
Pengertian
Reasoning untuk mencari substansi hukum untuk diterapkan dalam
masalah yang sedang terjadi.
Reasoning dari substansi hukum yang ada untuk diterapkan terhadap
putusan yang harus diambil atas suatu perkara yang terjadi.
Reasoning tentang putusan yang harus diambil oleh hakim dalam suatu
perkara, dengan mempertimbangkan semua aspek.
PROSES BERNALAR
Proses nalar merupakan proses berpikir yang sistemik untuk memperoleh kesimpulan
berupa pengetahuan. Dari proses bernalar, maka penalaran dibagi atas :
a. Penalaran induktif yaitu proses penalaran untuk menarik kesimpulan dari prinsip/sikap
yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus (induksi)
b. Penalaran deduktif, kebalikan dari penalaran induktif yaitu; menarik kesimpulan dari
prinsip/sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta-fakta yang umum (deduktif)
PROSES BERNALAR
■ Dalam proses menulis paragraf dapat digunakan penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Paragraf deduktif menempatkan kalimat utama pada awal
paragraf. Sedangkan paragraf induktif menempatkan kalimat utama pada
akhir paragraf.
■ Penalaran juga dapat digunakan untuk membuat analogi. Sedangkan yang
dimaksud dengan analogi adalah kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala,
ditarik berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang
bersamaan.
PROSES BERNALAR
Sifat Induktif dan Deduktif Dalam Legal Reasoning
Suatu kata-kata telah disusun di dalam undang-undang, hal ini tidak dapat dipandang
ringan karena kata-kata tersebut merupakan kemauan pembuat undang-undang
(legislatif). Pihak legislatif mungkin saja menyimpan suatu kasus tertentu di dalam
pikirannya, tetapi yang dikeluarkan adalah kata-kata yang berbentuk terminologi
umum.
Penalaran Dalam Pertimbangan Hukum
Penalaran merupakan suatu proses berpikir logis,
artinya berpikir menggunakan cara atau metode
tertentu yaitu logika. Pada dasarnya penalaran
hukum merupakan kegiatan berpikir problematis,
sehingga kegiatan berpikir berada dalam wilayah
penalaran praktis.
Langkah Penalaran Hukum
Menurut Kenneth J. Vandevelde, secara epistimologis penalaran hukum terdiri dari lima
langkah, yaitu:
1. Mengidentifikasi sumber hukum yang mungkin, biasanya berupa peraturan perundang-
undangan dan putusan pengadilan (identify the applicable sources of law)
2. Menganalisis sumber hukum tersebut untuk menerapkan aturan hokum yang mungkin
dan kebijakan dalam aturan tersebut (analyze the souces of law)
Langkah Penalaran Hukum
3. Mensintesiskan aturan hukum tersebut ke dalam struktur yang koheran, yakni strktur
yang mengelompokkan aturan-aturan khusus di bawah aturan umum (synthesize the
applicable rules of law in to a coherent structure)
5. Menerapkan struktur aturan tersebut kepada fakta-fakta untuk memastikan hak atau
kewajiban yang timbul dari fakta-fakta itu dengan menggunakan kebijakan yang terletak
dalam aturan-aturan hukum dalam hal memecahkan kasus-kasus sulit (apply the structure
of rules to the facts)
Langkah Penalaran Hukum
Penalaran hukum merupakan keseluruhan tahapan berpikir dari ; identifikasi perkara, aturan
hukum, pengujian dengan teori kebenaran serta membuat formulasi konklusi dan solusi.
Penalaran hukum digunakan sebagai alat menyusun argumen-argumen pada pertimbangan
hukum putusan.
Argumen-argumen tersebut menggiring alur pikir yang dibangun hakim untuk menjatuhkan
putusan, sebagaimana yang tertuang dalam amar putusan. Penerapan penalaran hukum dalam
pertimbangan hukum dapat membimbing para pencari keadilan untuk mengetahui, memahami
pemikiran dan pendapat hakim dalam memutus perkara
Argumentasi Dalam Pertimbangan Hukum
Argumentasi dalam pertimbangan hukum, merupakan alasan dan dasar bagi hakim dalam
menjatuhkan putusannya, baik karena menggunakan pendekatan normatif, yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maupun karena sifatnya sosiologis
(pendekatan kemanfaatan) dan sifatnya folosofis (pendekatan keadilan).
Argumentasi Dalam Pertimbangan Hukum
Argumentasi hukum merupakan jenis penalaran yang melibatkan proses intelektual insan
hukum dalam menjustifikasi rasionalita, konsistensi logika dan konsistensi doktrinal untuk
mencapai kesimpulan dalam memutuskan suatu problem permasalahan (perkara).
Argumentasi hukum yang rasional (Drie niveaus van rationale juridische argumentatie),
terdiri dari tiga lapisan antara lain
Argumentasi Dalam Pertimbangan Hukum
Menurut Pasal 50 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 ; ”Putusan pengadilan selain
harus memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili”.
Lapisan Rasional Argumentasi Hukum
1. Lapisan logika, lapisan ini merupakan struktur intern dari suatu argumentasi, juga
bagian dari logika tradisional. Isu yang muncul berkaitan dengan premis-premis yang
digunakan dalam menarik suatu kesimpulan logis dan langkah dalam menarik kesimpulan,
misalnya deduksi dan analogi
2. Lapisan dialektik, lapisan ini membandingkan argumentasi pro dan argumentasi yang
kontra. Ada dua pihak yang berdialog atau berdebat, yang bisa saja pada akhirnya tidak
menemukan jawaban karena sama-sama kuatnya
Lapisan Rasional Argumentasi Hukum
Jadi penalaran adalah sarana untuk memecahkan dan menemukan sesuatu yang baru dari
sebuah masalah, sehingga kita dapat menarik sebuah kesimpulan.
Fungsi dan Kegunaan
Penalaran juga dapat digunakan dalam membuat silogisme. Silogisme merupakan sebuah
bentuk cara berpikir di mana dua premis/statemen dihubungkan satu sama lain untuk
kemudian sampai pada suatu kesimpulan.
Contoh ;
a. Semua cendikiawan adalah manusia pemikir
b. Semua ahli filsafat adalah cendikiawan
c. Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.
Kegunaan
Bagi para hakim berguna dalam mengambil pertimbangan
untuk memutuskan suatu kasus.