1
Pokok Bahasan
Pengertian penelitian
Pandangan Filsafat tentang Ilmu Pengetahuan (IP)
Fungsi Penelitian
Ilmu Hukum sebagai IP
Paradigma Hukum Positip
Penelitian Hukum untuk Praktek hukum
Penelitian Hukum untuk Penulisan Ilmiah
2
BAHAN PUSTAKA
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian
Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1996
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,
Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2005
Soerjono Sokanto dan Sri Mamudji, Penelitian
Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, CV.
Rajawali, Jakarta, 1986
Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian
Hukum Normatif, Bayumedia Publishing,
Malang, 2005
3
METODE dan METODOLOGI
Method cara, a tool of, the way how to get ….
Logos ilmu, pengetahuan
Metodologi pengetahuan tentang cara ilmu
pengetahuan mencari kebenaran
4
PENGERTIAN PENELITIAN
Research re and search
Re again
Search pencarian
S O S Search or Save
“upaya untuk menemukan kembali” apa ?
“kebenaran”
5
Ilmu Pengetahuan
1. Ontologi membicarakan
hakikat (segala sesuatu), ini
berupa pengetahuan tentang
hakikat segala sesuatu ( objek
nya).
2. Epistemologi membicarakan cara
memperoleh pengetahuan itu.
3. Aksiologi membicarakan guna
pengetahuan itu.
6
Syarat lmu Pengetahuan
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian
yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar
maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena
masih harus diuji keberadaannya.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan
untuk meminimalisasi kemungkinan
terjadinya penyimpangan dalam mencari
kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini
adalah harus terdapat cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran.
7
3. Sistematis. Dalam perjalanannya
mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis
sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu , mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut
objeknya.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah
kebenaran universal yang bersifat umum (tidak
bersifat tertentu). Contoh: semua pencuri harus
dihukum. 8
Fungsi Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu pengetahuan itu menjelaskan (explaining,
Describing) Fungsi ilmu pengetahuan dalam menjelaskan
memiliki 4 bentuk:
- Deduktif, yaitu ilmu harus dapat menjelaskan sesuatu
berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan
sebelumnya
- Probabilistik, Ilmu pengetahuan dapat menjelaskan
berdasarkan pola pikir induktif dari sejumlah kasus yang
jelas, sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak
mutlak) yang bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti.
- Fungsional, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan letak
suatu komponen dalam suatu sistem secara menyeluruh,
- Genetik, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan suatu faktor
berdasarkan gejala-gejala yang sudah sering terjadi
sebelumnya.
9
Fungsi Ilmu Pengetahuan
2. Meramalkan (prediction)
Ilmu pengetahuan harus dapat menjelaskan
faktor sebab akibat suatu peristiwa atau
kejadian, misalnya apa yang akan terjadi jika
harga naik.
3. Mengendalikan (controlling)
Fungsi Ilmu pengetahuan dalam mengendalikan
harus dapat mengendalikan gejala alam
berdasarkan suatu teori misalnya bagaimana
mengendalikan kurs rupiah dan harga.
10
Apakah Ilmu Hukum itu ?
Aspek Filsafat Ilmu (ontologi, epistimologi dan
aksiologi)
11
Filsafat Ilmu
Pandangan Positivistik ilmu empiris ilmu
hukum empiris sociological jurisprudence, socio-
legal jurisprudence
Pandangan Normatif ilmu hukum dogmatik/ilmu
hukum normatif
12
Ilmu Hukum dan Penelitian Hukum
13
PARADIGMA Hukum Positif
pada dasarnya ditetapkan oleh kekuasaan
(berwenang)
memiliki karakter “zakelijk & obyektif” (umum dan
wajar)
hukum berkaitan dengan tindakan dan perilaku
manusia yang dapat diamati (visible)
14
PARADIGMA Hukum Positif
memiliki keberadaaan tertentu : moral; - sosial; -
yuridis
memiliki bentuk tertentu, suatu struktur formal : -
norma hukum; -figur hukum; - lembaga hukum
Obyek dan Isi Hukum berkaitan dengan tujuan
rechtsidee adanya dalam filsafat hukum
15
Tujuan Penelitian Hukum
PENELITIAN Skripsi, Tesis,
HUKUM UNTUK Disertasi,
KEPENTINGAN Makalah
AKADEMIS
Pendapat Hukum,
PENELITIAN
Dakwaan dan Tuntutan
HUKUM UNTUK
Perjanjian/Kontrak
KEPENTINGAN
Gugatan, dll.
PRAKTIS
16
Tujuan Penelitian Hukum
Penelitian untuk kepentingan Praktis
menyelesaikan masalah/kasus konkrit; menyusun
Legal Opinion
Penelitian untuk kepentingan akademis menyusun
tulisan ilmiah untuk dibaca banyak orang; untuk
bahan diskusi
17
Penelitian Hukum untuk Praktek Hukum
Uraian Fakta Hukum
Analisa Aturan Hukum
Simpulan
Saran Tindakan
18
Uraian Fakta Hukum
Peristiwa Pencurian, Pembunuhan, Tabrak-lari,
Jual-beli, Sewa-menyewa.
Perbuatan siapa yang berbuat, siapa yang
mengetahui, siapa yang turut serta
Keadaan banjir, malam hari, sakit, mabuk dll
19
Analisa Aturan Hukum
Inventarisasi aturan hukum yang terkait dengan fakta
hukum
Klasifikasi aturan hukum dan buat sistematika
pengaturannya
Deskripsikan konsistensi, kontradiksi pada aturan
hukum
Pilih aturan hukum yang paling tepat
20
Hasil Analisa Aturan Hukum
1. Kekosongan Hukum melakukan interpretasi
Penemuan Hukum
2. Antinomi (pertentangan/konflik norma Hukum)
penyelesaian secara asas hukum atau penyelesian
secara Praktikal
3. Norma yang kabur interpretasi penemuan
hukum
21
KONFLIK ATURAN
Penyelesaian dengan Penyelesaian secara
menggunakan Asas Praktek hukum
Hukum - Disavowal/pengingkaran
- Asas Lex specialis
- Reinterpretation
- Asas Lex Posterior /merekontruksi
- Asas Lex Superior - Invalidation/pembatalan
- Remedy/pemulihan
22
Penggunaan Asas Hukum dalam Konflik Norma
Perhatikan sifat pengaturan (bersifat
umum atau khusus) dalam aturan
Perhatikan bentuk hukum (herarkghi) dari
aturan
Perhatikan pengundangan dan atau
pengumuman (lama atau baru) dari aturan
hukum
23
Penyelesain Secara Praktikal
Disavowal Pengingkaran, yaitu dengan
cara tidak menggunakan aturan tersebut
tetapi aturan lainnya
Invalidation pembatalan
- formal membatalkan yang satu dan
menyatakan yang lainnya yang berlaku
- Non application tidak menerapkan
24
Simpulan dan Saran
Buat rumusan simpulan atas fakta dan aturan
hukumnya
Usulkan beberapa langkah penyelesaian dengan
menjelaskan keuntungan dan kerugiannya.
25
Oleh THEA FARINA
26
Pokok bahasan
1. Pengertian Istilah
2. Jenis Penelitian
3. Langkah penelitian
4. Pengolahan & Analisa bahan penelitian
5. Penulisan Laporan Penelitian
27
Pengertian Istilah
Data
Bahan Hukum
Populasi
Sampel
Induktif
Deduktif
Deskripsi
Klasifikasi
28
Data Penelitian
Lazim digunakan dalam Penelitian Sosial, sebagian
juga penelitian hukum (UNDIP, UI, INIBRAW)
Data datum bahan sediaan yang berupa
informasi bagi peneliti untuk dianalisa
Jenis Primer, Sekunder dan Tersier
29
Jenis Data
Data Primer data diperoleh dari lapangan secara
langsung
Data Sekunder data yang telah tersedia dari olahan
instansi
Data Tersier data yang diambil dari data yang telah
pernah disajikan oleh penulis lain.
30
Bahan hukum
Lazim digunakan oleh Penelitian Normatif
Bahan berupa aturan dan kepustakaan lainnya yang
menjadi sumber informasi penelitian hukum
Jenis Bahan Hukum Primer dan Sekunder
31
Jenis Bahan Hukum
Bahan hukum Primer bahan yang ada atas dasar
kewenangan (Authoritative sources) bentuknya :
aturan dan Keputusan Hakim
Bahan Hukum Sekunder non Authorirative
kamus, buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya.
32
Populasi dan Sampel
Populasi jumlah, besaran obyek penelitian yang
mempunyai ciri2 tertentu .
Sampel contoh, dari sebuah populasi yang terpilih
sebagai obyek penelitian
Tehnik Sampling tehnik untuk mengambil sampel
dari populasi (Random dan Non Random)
33
Tehnik Random Sampling
Simple Random Sampling pengambilan sampel
secara acak karena obyek homogen
Systematic Random Sampling pengambilan sampel
dengan menetapkan kategori tertentu yang sifatnya
given
Stratified Random Sampling pengambilan sampel
dg kategori yang kita tetapkan untuk kebutuhan
penelitian
34
Logika Induktif
Proses berfikir ilmiah dari hal yang khusus umum
Dari penelitian/observasi lapangan membangun
teori
Dari praktikum di laboratorium teori
Dari analisa fakta hukum merumuskan delik
35
Logika Deduktif
Proses berfikir ilmiah dari hal yang umum khusus
Dari rumus/teori menguji fakta
Dari rumus/teori ke praktikum
Dari Pasal-pasal fakta hukum yang konkrit
36
Deskripsi
Paparan/gambaran
Menjelaskan suatu keadaan/fakta
Penjelasan sistematis mengenai suatu keadaan
tertentu
Bentuknya : grafik, tabulasi, atau klasifikasi.
37
Klasifikasi
Tetapkan kelas/kategori sebagai instrumen pembagi
Semakin banyak kategori maka semakin sedikit yang
bisa masuk
Jenis kelamin, usia, pekerjaan, jumlah pendapatan,
dll.
Semua obyek harus habis terbagi
38
Teori-Teori Kebenaran
Kebenaran Korespondensi: menerangkan bahwa
kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti
benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud
suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang
dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat
tersebut.
Kebenaran Koherensi :menganggap suatu pernyataan
benar bila di dalamnya tidak ada per#tentangan,
bersifat koheren dan konsisten dengna pernyataan
sebelumnya yang telah dianggap benar. Dengan
demikian suatu pernyataan dianggap benar, jika
pernyataan itu dilaksanakan atas pertimbangan yang
konsisten dan pertimbangan lain yang telah diterima
kebenarannya.
39
Kebenaran Pragmatis: menganggap suatu pernyataan,
teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki
kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia.
Kebenaran Sintaksis/Gramatikal : suatu pernyataan
bernilai benar apabila pernyataan tersebut mengikuti
aturan-aturan sintaksis/ tata bahasa yang baku.
Dengan kata lain apabila sebuah proposisi keluar dari
yang disyaratkan maka proposisi tersebut tidak
mempunyai arti.
Kebenaran Simantis :kebenaran semantik suatu
proposisi memiliki nilai benar ditinjau dari segi arti
atau makna. Arti ini dengan menunjukkan makna
yang sesungguhnya dengan menunjuk pada referensi
atau kenyataan, juga arti yang dikemukakan itu
memiliki arti yang bersifat definitif
40
Jenis Penelitian
Penelitian Hukum Normatif/Doktrinal
Penelitian Hukum Sosiologis/Empiris
41
Penelitian Hukum Normatif
Penelitian Inventarisasi Hukum Positip
Penelitian Asas-asas Hukum
Penelitian Hukum Klinis/Hukum yg Konkrit
Penelitian tentang Sistematika Hukum Positip
Penelitian tentang Sinkronisasi Hukum Positip
Penelitian Perbandingan Hukum
Penelitian Sejarah Hukum
42
Penelitian Hukum Sosiologis
Penelitian tentang berlakunya hukum
Penelitian tentang Efektivitas hukum
Penelitian dampak hukum
Penelitian Identifikasi Hukum Tidak Tertulis
43
Langkah-langkah Penelitian
44
Perumusan Judul
Penelitian Hukum Normatif
- Sekurang-kurangnya dua Proposisi
- Harus ada sekurang-kurangnya 1 konsep hukum
Penelitian Hukum Empiris/sosiologis
- Sekurang-kurangnya dua Variabel adalah suatu
besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga
dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil
penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita
dapat dengan mudah memperoleh dan
memahami permasalahan.
- tidak harus konsep hukum
45
Contoh Judul
1. Keabsahan Rambu Lalu-lintas pada Kawasan Tertib
Lalu Lintas di Kab…….
2. Penerapan Asas Pidana Minimal pada Kasus Tindak
Pidana Korupsi.
3. Kepatuhan Pengemudi Angkutan Umum terhadap
batas maksimum Kecepatan.
4. Berlakunya Batas usia perkawinan pada Masyarakat
Pantai Utara Kab………….
46
Perumusan Masalah
Dalam Penelitian Normatif, sekurang-kurangnya
harus ada 2 permasalahan
Masalah akan menjadi Judul Bab/Sub-bab dalam
Laporan/Penulisannya
Dalam Penelitian Sosial, cukup dengan menggunakan
kata Benarkah.
Judul penelitian tinggal menegasikan
47
Kerangka Teori
Uraian tentang berbagai pemikiran teoretik yang
dipakai sebagai penjelasan konsep-konsep dasar
dalam penelitian
Pemikiran dipaparkan secara sistematis berdasarkan
koherensi yang ada
Teori/Doktrin/Konsep juga bisa dijadikan bahan
analisis dalam penelitian
Teori juga boleh dikritisi
48
Analisa Data/Bahan hukum
Bahan hukum Aturan dilakukan Inventarisasi,
Sistematisasi, Analisis
Bahan hukum Putusan Pengadilan susun uraian
fakta/posita, Pertimbangan Hakim, Dictum Putusan
Bahan Hasil pengamatan buat tabulasi, klasifikasi,
analisis
Bahan Buku buat urutan penerbitan
Kamus Hukum
49
PENDEKATAN MASALAH
Perundang-undangan (Statute Approach)
Konsep (Conceptual Approach)
Kasus (Case Approach)
Perbandingan (Comparative Approach)
Sejarah (Historical Approach)
50
Penulisan Tesis
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah.
2. Rumusan Masalah
3. Kerangka Teori ( harus ada grand teori dan midle teori
/teori pendukung)
4. Tinjauan Yuridis
5. Metode Penulisan
6. Sistematika penulisan
Bab II ------- (permasalahan pertama)
Bab III ------ (permasalahan kedua) dst.
Bab IV Kesimpulan dan saran
51
oleh
THEA FARINA
52
Pokok Bahasan
1. Pengertian
2. Kerangka
3. Rumusan Masalah
4. Pembahasan
5. Simpulan
6. Penulisan
53
Pengertian
Skripsi karya tulis sebagai tugas akhir
menyelesaikan studi S1
Tesis karya tulis sebagai tugas akhir menyelesaikan
studi S2
Disertasi karya tulis sebagai tugas akhir
menyelesaikan studi S3
54
Judul Tesis
2 proposisi atau lebih ( Proposis adalah istilah yang
digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki
arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat
harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau
dibuktikan benar tidakny
Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah)
1 proposisi harus bersifat hukum (normatif)
komunikatif
Up to date
Dapat dikerjakan oleh penulis
Layak dan patut bagi masyarakat
55
Bab Pendahuluan
1. Latar belakang (harus relevan dengan
permasalahan)
2. Rumusan masalah
3. Kerangka Teori (ada grand Teori/teori hukum yang
utama dan ada midle Teori/ teori
hukumpendukung)
4. Tinjauan Yuridis
5. Metode
6. Penjelasan Sistematika
56
Latar belakang
Menjelaskan adanya dua proposisi yang kontradiktif
Menjelaskan adanya kesenjangan antara aturan
dengan kenyataan
Menjelaskan adanya kontradiksi regulasi
Menjelaskan adanya kontradiksi antara regulasi
dengan konsep hukum
57
Rumusan Masalah
Sekurang-kurangnya terdapat dua permasalahan
Dapat dikonstruksi langsung 2 rumusan masalah
berdasar latar belakang
Dapat berpolakan mean issues dan sub issues
Permasalahan akan menentukan jumlah bab
pembahasan
58
Kerangka Teori
berisikan uraian tentang telaah teori yang
terdahulu, yang memuat teori –teori yang Relevan
dalam menjelaskan masalah yang sedang diteliti .
Dimana kerangka teori merupakan landasan ber pikir
yang menunjukan sudut pandangmana peneliti
menyoroti masalah yang diteliti.
- Grand Teori : serangkaian teori utama yang
menjadi landasan berpikir peneliti.
- midle teori :serangkaian ide/gagasan yang saling
berhubungan pada dimensi yang terbataqs artinya
terfokus dan lebih sempit memberikan gagasan.
59
Kajian Yuridis
Berisikan Uraian mengenai konsep, definisi
dan proposisi yang mendukung
permasalahan penelitian. . Fungsinya
menerangkan meramalkan, memprediksi
dan menemukasten ketertautan fakta –
fakta sistematis.
60
Metode
Tipe Penelitian : normatif atau empiris
Pendekatan (approach) : statute approach,
conceptual approach, case approach, comparative
approach, historical approach.
Sumber bahan hukum :
- bahan hukum primer
- bahan hukum sekunder
61
Sistematika Penulisan
Uraian tentang isi masing-masing bab
Singkat, jelas dan runtut
Mempermudah menyusun sub bab dari masing-
masing bab
Mempermudah bagi pembaca untuk mengikuti alur
berpikir penulis
62
Pembahasan
Jumlah babnya bergantung pada jumlah masalahnya
Setiap bab dipergunakan untuk menjawab satu
rumusan masalah
Berurutan sesuai dengan urutan dalam permasalahan
63
Isi pembahasan
Penjelasan tentang regulasi yang ada
Penjelasan tentang fakta yang terjadi
Analisa sesuai dengan pendekatan yang dipilih oleh
penulis.
sekurang-kurangnya dua pendekatan untuk
memberikan eksplanasi atas pembahasan
64
Simpulan dan saran
Jumlah simpulan sesuai dengan jumlah rumusan
masalah dan bab-bab pembahasan
Singkat dan jelas
Saran (tidak wajib ada)
Jumlahnya sesuai dengan jumlah simpulan atas
pembahasan
65
Tehnik penulisan
1. Kutipan
2. Footnote
3. Endnote
4. Bahan Bacaan
66
Kutipan Langsung
ejaan dan tanda baca sesuai dengan aslinya
jika kurang dari lima baris penulisan
diintegrasikan dalam naskah dan diberi tanda
baca “ ….. “
Jika panjangnya lima baris atau lebih diketik
berspasi satu, dimulai setelah 7 ketuk dari margin
kiri, tanpa tanda kutip, jarak antara kutipan
dengan naskah tetap dua spasi
67
Kutipan tidak Langsung
Adalah bentuk kutipan yang sifatnya
mengemukakan : esensi dari isi atau maksud bukan
brntuknya
Dicantumkan sumber kutipan dalam bentuk footnote
Sedapat mungkin disebutkan pendapat/pemikiran
siapa yang dikutip
Jika merujuk pendapat tidak perlu mencantumkan
gelar akademis
68
Kutipan Perundang-undangan
Berpolakan kutipan langsung.
Diketik dalam format satu spasi.
Langsung disebutkan sumbernya, khususnya jika
UU atau Peraturan Pemerintah (Lembaran Negara
RI Tahun No. … - TLN No. …)
Tudak perlu ada footnote
69
Footnote (catatan kaki)
Dituliskan berurutan dalam seluruh naskah
Berjarak dua spasi dari garis batas naskah
Dimulai 9 ketuk dari margin kiri
Nama, judul buku, edisi, penerbit, tahun terbit,
halaman
70
Endnote
Disebutkan nama penulis, tahun dan halaman
(Padmo Wahyono, 2004 : 123)
dituliskan pada akhir bab
Diberikan penjelasan yang bersifat kritis terhadap
pendapat yang dirujuk
71
Bahan Bacaan
Teks Book
- urutan abjad nama penulis
- nama, tahun buku, judul buku, edisi,
kota.
Majalah/Jurnal
Perundang-undangan
72